BAB 9

1.3K 208 3
                                    


"Huuffftttt....." Yuki menghembuskan nafas dalam-dalam berusaha meleburkan rasa gugup yang mendera dan bersikap hati-hati dengan 3 buku diatas kepalanya. Ia melihat lakban hitam tertempel lurus menjulang didepan meningkatkan rasa takut dan detakan jantungnya sendiri. Ia menetralkan diri dengan merapikan buku di atas kepalanya namun tetap saja rasa takut itu belum hilang hingga berimbas mendelik sinis seseorang diseberang yang tengah berdiri santai sambil melipat kedua tangan ke dada bersama Shain dan Vega.

"Apa tidak berbahaya?" Tanya Shain kuatir kala melihat 3 buku tebal yang ada dikepala Yuki.

"Kalo dia lancar catwalk, usaha gue gak sia-sia dan dia boleh pergi sama teman-temannya" Tutur Joy menantang mata mendelik Yuki yang menghujamnya.

Ini adalah awal bulan kelima dan tinggal satu bulan lagi kompetisi akan diadakan. Selama 4 bulan terakhir Yuki terus diberi pembekalan yang matang untuk menghadapi pagelaran fashion week. Semenjak Joy menjadi penyelamat hidupnya, Yuki sulit untuk mendeskripsikan perasaannya. Hubungan mereka juga semakin dekat dan hal itu membuat Yuki nyaman berada dilingkungan Fashion. Seluruh siswa dan siswi disekolah juga mulai terbiasa dengan perubahan yang terjadi pada Yuki. Pembekalan jelas membuat sosok Yuki berubah lebih baik daripada sebelumnya.

Saat ini Ia sedang diuji untuk berjalan diatas catwalk dengan sepasang sepatu pump shoes dengan heels 12 cm. Wajar Yuki takut, karena Ia belum menguasai berbeda dengan sepatu stiletto 10 cm yang menemaninya latihan. Yuki melirik ujung tumit pump shoes yang dikenakannya lalu berusaha menelan ludah yang terasa sulit. Ia benar-benar takut tapi sorot tajam mata Joy membuatnya kesal hingga membulatkan tekadnya untuk maju. Cara Joy mengajarkannya memang terbilang aneh, Ia selalu memberi Yuki tantangan untuk melakukan apapun dengan gaya jutek dan dingin tapi hal itu tak menyurutkan langkah Yuki untuk maju.

"Do it! Waktu elo tinggal 15 menit lagi, elo mau Vitha batal jemput karena elo belum sampai dirumah, Yuki Kato?" Tantang Joy memancing kekesalan Yuki dan tentu saja selalu berhasil. Yuki yang manyun langsung merubah ekspresi wajahnya dan mempersiapkan diri untuk menjawab tantangan Joy yang tak bisa membuatnya mundur. Ia memposisikan diri lebih tegap, sedikit membusungkan dada dan dagunya menengadah agar kesan sombong tercermin sempurna. Yuki melangkah pelan menelusuri lakban hitam dihadapannya. Awalnya sempat terseok dan menjatuhkan buku diatas kepalanya namun Yuki langsung mengambil dan berjalan lagi menyusuri lakban sepanjang 1 meter didepannya sampai finish dan berhasil. Senyumnya spontan mengembang karena berhasil dan tersenyum menang pada Joy.

"Putar balik, elo harus lakuinnya 10 kali dan itu belum termasuk satu" Tutur Joy santai malah membangkitkan rasa dongkol dalam hati Yuki. Ia merasa ingin memutilasinya hidup-hidup dan mata sinisnya muncul.

"Elo gak akan bisa memaksa gue buat berhenti. Lakukan!" Perintah Joy menyadarkan Yuki dan menuruti kehendaknya. Yuki berjalan dengan lancar memuaskan Joy melihat kemajuan yang telah dilakukannya untuk memperbaiki Yuki menjadi sosok model yang tepat. Yuki yang penurut memudahkan Joy mengatur dan memberi arahan yang terbaik jadi tak perlu memaksanya lebih keras. Joy merasa Yuki sudah menguasai sepatu pumpshoes 12 cm dilihat dari cara berjalannya yang nyaman. Yuki terus berjalan lurus sampai diujung akhir lakban membuatnya semangat melangkah tanpa memperhatikan langkah kaki hingga saling berbenturan membuat keseimbangannya lenyap dan Joy dengan sigap menangkap Yuki agar tak jatuh kelantai. Cengkraman Joy yang begitu erat membuatnya kaget apalagi saat mata mereka tak sengaja bertemu satu sama lain. Ketakutan dan cara mereka bernafas yang sama membuat jantung Yuki berdetak lebih cepat dari biasanya.

"DEG.....DEG.....DEG...." Yuki masih merasakan detak jantungnya sendiri apalagi sekarang Ia bisa melihat lekat-lekat sorot mata tajam yang membayangi mimpi–mimpi malamnya akhir-akhir ini. Yuki kaku saat hembusan nafas Joy menyapu bibirnya sampai Ia sulit bernafas dan bulu kuduknya meremang.

NOT LOVE STORY - DestinyWhere stories live. Discover now