NOT LOVE STORY - Destiny

By RheniNazlita

121K 19.6K 956

Yuki Kato, anak broken home akibat perceraian orang tuanya yang menyebabkan ia 'terbuang' dari hati sang Mama... More

PROLOG
BAB 1
1.1
1.2
1.3
BAB 2
2.1
2.2
2.3
2.4
BAB 3
3.1
BAB 4
4.2
BAB 5
5.1
5.2
5.3
BAB 6
6.1
BAB 7
7.1
7.2
7.3
BAB 8
8.1
8.2
8.3
8.4
BAB 9
9.1
9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
BAB 10
10.1
10.2
10.3
BAB 11
11.1
11.2
11.3
11.4
BAB 12
12.1
12.2
12.3
BAB 13
13.1
13.2
13.3
13.4
BAB 14
14.1
14.2
14.3
14.4
14.5
14.6
14.7
14.8
BAB 15
15.1
15.2
15.3
BAB 16
16.1
BAB 17
17.1
17.2
BAB 18
18.1
18.2
18.3
BAB 19
19.1
19.2

4.1

1.3K 244 10
By RheniNazlita


Yuki dan Stefan tak pernah terpisahkan, terbukti dari hasil nilai yang mengharuskan mereka untuk sekelas lagi. Mereka sudah duduk dibangku kelas XI bersama Vitha dan Fathir. Awal menjadi siswa senior membuat mereka lebih nyaman hingga berjalannya waktu. Musim ujian nasional membuat guru-guru memperhatikan anak kelas XII ketimbang mereka. Apalagi rencana pengadaan prom night dan pentas seni tiap tahunnya membuat seluruh kegiatan belajar mengajar sedikit terbengkalai.

Mereka dan dua sejoli tak terpisahkan dunia akhirat, Fathir dan Vitha berdiri didepan papan pengumuman dimana Stefan merangkul leher Yuki. Papan pengumuman itu semakin menyesakkan saat siswa siswi ikut nimbrung membaca hingga mereka beringsut menjauh.

"Snow White goes to School" Gumam Vitha membiarkan Fathir merangkul pinggangnya. Drama tentang Snow White tapi dalam versi anak sekolah yang akan dipentaskan saat Pensi.

"Casting untuk Snow White, Pangeran, Pengawal Pangeran, Mama Snow White, Papa Snow White, Prajurit, Pembantu..." Vitha membaca dengan serius membuat yang lain manggut-manggut mengerti "Dicari yang berbakat dan jadwal casting di Aula bersama ibu Nelly. Daftar diri dengan Maya wakil ketua Osis" Tambah Vitha mendadak semangat. Ia melihat dua sahabat dan kekasihnya yang bingung "Gue ikut!" Tandas Vitha spontan mereka langsung terbengong-bengong. "Iya, gue akan audisi" Imbuhnya serius membuat Yuki, Stefan dan Fathir menautkan alis seraya melirik bergantian sontak Vitha mengernyit heran.

"HAHAHAHA" Terdengar tawa keras dari Yuki dan Stefan yang terasa meledek Vitha.

"Sumpah geli banget, Vitha... main drama.... Hahaha" Cela Yuki tanpa pikir bahwa Vitha sudah tak sabar untuk menghajarnya karena meremehkan bakatnya.

Vitha yang kesal langsung menjewer telinga Yuki "ADUUUH!!!! VIT, LEPAS VIT! SAKIT TAU!!!" Yuki meringis kesakitan dan takut saat melihat tampang sobatnya yang begitu kesal.

"Lo gak papa kan?" Tanya Stefan kuatir

"Sakit..." Yuki mengadu pada Stefan "Sakit banget tau Vit" Sungutnya kemudian.

"Biar tau rasa! Sebel gue sama kalian gak ngedukung temen main drama, malah cencengin abis-abisan. Lo kira gue gak bisa main drama apa"

Yuki merasa bersalah "Ya sorry, gue gak cencengin elo kali.... gue cuma mati kata aja pas elo bilang mau ikut casting. Emang elo mau dapet peran apa?"

"Snow White!" Balas Vitha masih kesal

"Apa! Snow White?!" Yuki memastikan pendengarannya diikuti oleh Fathir dan Stefan kompak.

"Iya, Snow White"

"Gak boleh!" Fathir menolak tegas

"Kenapa gak boleh, Yang?"

"Soalnya aku gak mau ada cowok lain yang nyium bibir kamu!"

"Ya ampun... kalo gitu kamu ikut casting aja"

"Pengen sih, tapi masalahnya aku gak bisa akting" Tutur Fathir sendu

"Ntar aku ajarin, ijinin aku main ya sayang"

"Gak! Pokoknya gak boleh!"

"Iiih! Nyebelin, pokoknya aku harus ikut!"

"Aku bilang gak boleh, tetep gak boleh!"

"Mereka berantem lagi" Kata Yuki menyikut Stefan

Stefan berseringai licik "Satu mangkok bakso kalo Vitha minta putus"

"Gak bisa! Satu piring siomay buat Vitha yang minta putus"

"Kok elo pilih Vitha? Harusnya Fathir dong" Protes Stefan tak terima

"Ye... suka-suka gue dong. Judulnya kan taruhan, jadi terserah gue pilih siapa" Sahut Yuki gak kalah

Stefan melipat tangan ke dada "Tapi gue duluan yang pilih Vitha. Jadi elo pilih Fathir dong Ki"

"Ye.... tapi kan taruhannya beda, kalo elo semangkok bakso nah kalo gue sepiring siomay. Jadi elo pilih Fathir aja"

"Gak! Gue mau taruhan pake nama Vitha"

"Gue Vitha!"

"Gue!" Yuki dan Stefan bersikeras dengan pendapat masing-masing. Mereka tidak sadar jika disampingnya telah ada orang yang berniat memutilasi mereka. Fathir dan Vitha mendengus kesal sebab lagi-lagi teman akrab mereka mengambil kesempatan taruhan atas pertengkaran mereka.

"Pokoknya gue..." Yuki tak sengaja melihat Vitha dan Fathir yang meliriknya sinis. Perasaannya mendadak tak enak dan menyikut tangan Stefan untuk ikut melihat apa yang dilihat.

"O-o...."

"Kalian berdua...." Vitha dan Fathir kompak maju seketika Yuki dan Stefan mundur. Stefan menggenggam tangan Yuki "Waktunya kabur" Tuturnya langsung lari tunggang langgang.

"HEH! MAU KEMANA KALIAN!!! AWAS KALIAN BERDUA!!!!" Teriak Vitha menggelegar dan siswa lain memperhatikan mereka. Vitha yang kesal sering mengomel membuat Fathir menenangkannya agar tak jadi pusat perhatian.

"Udah, gak usah perduli tuh setan-setan. Kita ke kantin ya sayang" Hibur Fathir.

Vitha udah tenang dan menatap Fathir dengan sayang "Oke..." Balasnya bahagia. Ternyata dibalik sifat konyol Yuki dan Stefan, justru membuat Fathir dan Vitha baikan. Cara yang aneh...

Sekarang sedang jam kosong memberikan Yuki waktu yang longgar dan hanya diisi dengan tidur sampai bosan di kelas sambil sesekali melirik Stefan yang sibuk menulis dibuku. Yuki akhirnya nimbrung kegiatan bersama Stefan yang cuek dengannya saat ini. Ia tahu kalau Stefan sedang iseng membuat lagu dan Yuki sebal jika diacuhkan.

"Lo lagi ngapain?" Tanyanya basa basi

"......."

"Steeef, gue nanya elo dodol"

"........."

"Astaga, elo bener-bener nyuekin gue! Stefaaaaan!" Yuki mengguncangkan bahu Stefan membuat bukunya tercoret. Yuki kaget melihat coretan panjang itu lalu melirik Stefan sedang menghela nafas. "Oops..." Yuki memeletkan ujung lidah tak sengaja dan salah.

"Lo dihukum" Tutur Stefan tegas

"Dihukum?"

"Gue mau 1 mangkok bakso dan 1 piring siomay sekarang. Elo masih inget janji elo kan Yuk"

"Yang mana?" Tanya Yuki pura-pura lupa

"Gue bakal kasih kodok kalo lo bohong"

"Ampun! Iya.... gue inget. Harus sekarang nih?"

"Iya dong" Balas Stefan lalu menulis bukunya lagi

"Tapi ini jam kosong dan elo harus tau, ini akhir bulan Stefan. Gue lagi bokek" Jabar Yuki curhat berharap Stefan memaafkannya.

Stefan berhenti menulis dan menatap Yuki sekejap "BO.DO! Janji adalah janji, dan gue gak mau tau elo bokek atau ngga. Hukuman harus tetap dijalankan dan elo..... jangan ingkar, understand?"

"Iya," Balas Yuki pasrah meskipun sebenarnya Ia dongkol juga. "Elo nulis apa sih?" Imbuhnya basa basi.

"Lirik lagu baru,"

"Owh.... emm..... gimana kalo makan siomay sama baksonya ditunda awal bulan aja"

"No,"

"Stefan cakep deh, unyu-unyu.... ganteng, matanya indah, bikin para cewek klepek-klepek" Rayu Yuki tapi Stefan tetap saja gak tertarik.

"Huuuffffttt...." Yuki menghela nafas dan mulai berpikir sambil melihat keadaan kelas yang sangat membosankan tanpa ada kegiatan. Ada yang sibuk ngakak, bergosip, membaca novel, bahkan tidur. Yuki menjatuhkan kepala ke meja dan melihat jam dinding masih menunjukkan waktu lama untuk pulang. Ia menghela nafas panjang lalu melirik headset ponsel Stefan yang tergantung dileher. Mendadak ide muncul membuatnya Yuki tersenyum setan.

Stefan melirik Yuki sedang tersenyum menatapnya membuat keningnya berkerut rapat. "Elo mau gue ngapain?" Tanyanya malas karena tahu Yuki ingin sesuatu darinya

"Aaah... tau banget sih, makin cinta gue sama elo" Balas Yuki bahagia dan memeluk lengan Stefan intens namun sang pemilik lengan itu beringsut melepas "Udah... gak usah ngerayu segala, gak bakal gue cium juga"

"Lo yakin,"

"Lo mau nantang gue?"

"Piss..... gue cuma bercanda doang, tanggapan elo serius amat" Sungut Yuki lalu berdehem sebentar "Gini, berhubung kita baru masuk kelas baru dan kebetulan jam siang bolong gini gak ada guru. Gue mau kita...."

"Perasaan gue gak enak nih" Pikir Stefan mendadak membuatnya terkena cubitan.

"Sakit Yuk,"

"Habisnya elo rese sih"

"Iya maaf... terusin"

"Hehehe... kita taruhan ma anak kelas yuk! Gue sama elo berusaha buat anak-anak sekelas ketawa. Nah, kalo ada yang ketawa berarti dia kalah jadi wajib bayar. Anak kelas kita itu 35 orang, coba 1 kepala dikali seceng berarti 35.000. Bisa makan banyak kita di kantin" Terang Yuki semangat bak sales mempromosikan profit dari produknya.

Stefan berpikir sejenak dan Yuki menunggu penuh harap "1 kepala, 1000 berarti 35 kepala 35000 bagi 2 itu, Rp. 17.500, harga bakso pak Udin itu 6000 dan sepiring siomay 6000 jadi 12000. Dikit amat?!"

"Hah? Emang deh perut karet"

"Gimana kalo pembagiannya 60:40. 20.000 buat gue kalo elo 15.000 aja"

"Itu namanya gak adil, calon koruptor nih harus dibasmi!"

"Lo pilih gue gak ikut atau 40% nya aja" Tawar Stefan membuat Yuki tak punya pilihan.

"Oke, biar puas elonya. Heran, gak bisa diajak adil kalo sama elo" Tuturnya terpaksa

Stefan tersenyum puas menutup bukunya dan menatap Yuki mantap "Gue bisa bersikap adil tapi ntar-ntar aja kalo gue udah dewasa." Ia menghadap Yuki sekarang "Gue harus ngapain?" Tanya Stefan.

"Elo cukup buat mereka gagal dan gue perlu mp3 elo buat aksi kita. Punya lagu lucu gak?"

"Lagu lucu? Paling Ayu ting-ting"

"Kalo itu mah gak lucu Stefan, sini mp3 elo" Yuki meminta dan memeriksa lagu-lagu Stefan lalu tersenyum licik, "Ini ada, Pacar lima langkah sama.... Astuti?" Yuki heran ada lagu aneh di mp3 Stefan.

"Oh... itu lagunya Agung Hercules. Kata Maxime lagunya seru,"

"Adek sama Kakak ternyata sama-sama sengklek otaknya" cibir Yuki membuat Stefan meliriknya tajam "Damai... damai..." Yuki meminta maaf sebelum Stefan menghabisinya. Ia beralih mendengar lagu Astuti "Ini juga keren hihihihi.... dangdut criminal," Tuturnya menahan tawa dan meminjam mp3 itu. "Oke, kita beraksi!"

Yuki mengetuk meja dengan penghapus whiteboard dan semua memperhatikan "Ehem!!! EHEM!!!" Yuki memulai pidatonya dan tentu saja semua temennya menyimak."Gimana?" Tanyanya begitu selesai berpidato.

"Udah deh Yuk, siang bolong gini main permainan konyol gitu. Males banget" Protes Dira siswa jenius dengan IQ tinggi melirik kembali novel Hunger Gamesnya yang sedang dibaca.

"Lo takut ya? Cuma seribu aja kok dan yang ketawa aja wajib bayar" Tantang Yuki

Dira merasa tertantang akhirya "Oke, kita ikut! Siapa takut!"

"Oke!" Yuki senang karena Dira juga ikut taruhan. Ia tahu, kalau Dira sulit menahan tawa makanya Ia jadi tenang.

Yuki menyiapkan mp3 diatas meja guru dengan volume keras. Ia mengarahkan apa yang harus dilakukan Stefan spontan hanya bisa menghela nafas panjang dan menyanggupi meski terpaksa.

"Inget ya! Gak boleh ketawa! Ada yg ketawa wajib bayar seceng sesuai taruhan"

"OKE!" Teriak siswa siswi serempak.

Yuki menekan tombol play dari MP3 Stefan lalu terdengarlah irama musik koplo remix membuat semua siswa sudah siap menahan tawa termasuk Dira. Yuki berubah menjadi Uut Permatasari penyanyi sekaligus model video klip bersama Stefan sebagai partnernya. Yuki memperagakan layaknya operette menggoda Stefan yang merupakan pacar lima langkahnya. Semua yang melihat bermuka merah padam menahan tawa karena aksi total mereka berdua. Sampai saat irama koplo berubah menjadi alunan musik jaipong, Yuki malah berjaipong ria dengan Stefan sebagai pasangan jaipongnya sukses menghancurkan pertahanan beberapa anak-anak dikelas.

"Hihihihihuuahahahaha..." Dira tertawa terbahak-bahak melatahkan beberapa yang ikut menjadi korban. Yuki berhasil menjatuhkan 5 siswa karena aksinya.

"5000" Yuki menjetikkan jarinya sesuai perjanjian siswa-siswi yang gagal harus bayar.

Mereka yang gagal langsung menyerahkan duitnya kepada Yuki dengan tawa yang masih sesekali terdengar. Gimana tidak, cara Yuki berjaipong sungguh unik. Apalagi ketika Ia memaju mundurkan wajahnya sambil bergoyang membuat semua jelas tertawa.

"Bener-bener sakit lo Yuki, kocak parah" Puji Dira membuat Yuki tersenyum menang mengambil duit seribu dari tangan Dira "Ini baru pemanasan" Kata Yuki.

"Lagu kedua!" Seru Yuki melirik Stefan dengan senyum licik dan mendekatinya untuk melakukan tos bersama. Mereka bergaya bak Charlies Angel saling memunggungi dan melipat tangan ke dada masing-masing. Lagu kedua dimulai membuat semua menahan tawanya sambil menunduk gak tahan. Lagu kedua makin parah dimana lagu Agung Hercules – Astuti memantapkan aksi Stefan selanjutnya. Yuki yang mengistruksikan Stefan bergaya bak binaragawan dengan memamerkan otot-otot lengannya nyaris tak ada sontak membuat semua kalah, apalagi ditambah suara si Astuti yang dipraktekan oleh Yuki dengan maksimal buat ruangan kelas berisik dan penuh tawa.

"HAHAHAHAHAHA.... HUAHAHAHAHAHA... HAHAHAHAHA" Tawa terdengar keras membuat kelas jadi sangat berisik karena aksi duo koplak maut Yuki dan Stefan. Yuki menggebrak meja mensenyapkan suasana kelas seketika. Ia kemudian tersenyum "Kalian semua tertawa jadi ikhlaskan seceng kalian buat kami!" Tuturnya mengingatkan dan bahagia saat siswa-siswi mengantri untuk memberikan selembaran 1000-an buat mereka. Yuki dan Stefan kembali ke bangku menghitung jumlah uang yang terkumpul tanpa perduli siswa siswi yang mupeng memperhatikan hasil dari ide kreatif mereka.

"Weits!!! 40.000 Stef, kita kaya"

"Iya kaya dan gue tetap 60% dan elo 40%"

"Iya... 25.000 buat elo dan gue 15.000, puas lo!"

"Thanks," Stefan senang menerima duit tapi melihat Yuki setengah hati memberikan membuatnya menyisihkan beberapa lembar seceng untuk Yuki. "Nih, gue udah mau 17 tahun dan udah saatnya bersikap adil" Tuturnya dan Yuki tersenyum senang.

"Makasih ya,"

"Iya..."

=00=

Continue Reading

You'll Also Like

72.5K 4.3K 49
Cast : - Jeon Jungkook - Yoon (y/n) - Park Jimin - Kim Taehyung - dll Start : Sabtu , 8 Juni 2019 Fin...
12.5K 1K 25
happy readding! {kebenaran yg tak terungkap} {misteri}
28.1K 1.9K 42
Kebohongan terbodoh! ••• oyasumi •••
44K 8.7K 72
Tzuyu, gadis yang tak pernah membayangkan sama sekali akan terjebak diantara 2 makhluk mitos yang selama ini hanya bisa dia lihat dari buku-buku fiks...