New Romantics (Marc Marquez F...

By JojoChirathivat

346K 21.5K 666

Emma Watson, seorang jurnalis anyar yang baru saja lulus dari bangku perkuliahan ini dituntut untuk mengejar... More

Satu
Hola Spain!
Rendezvous I
Rendezvous II
Best Mistake
Sweetest Devotion
Remedy
Don't Let Me Down
Love You Longer
We Found Love
Wildest Dreams
AdiĆ³s Spain!
Chasing Pavement
Problem
12 Days of Loving You
Hey, I Didn't Mean to Break Your Heart!
Brokenhearted
Cervera
If I Ain't Got You
Hiding My Heart
3 Years Gone
Dangerous Woman
I Miss You
#IAM93
Met Gala I
Met Gala II
I Used To Love You
Say You Love Me
And I'm Telling You I'm Not Going
The Greatest
I LOVE U
Stand By You
It's Getting Complicated
Greatest Love Of All
Chocolate
Can't Keep My Hands To Myself
I'm Not The Only One
Lost Then Found
It Must Have Been Love
Love In The Dark
Where Do Broken Hearts Go?
Lost
I Can't Make You Love Me
Speechless
If I Let You Go
Fall Apart
Get Up and Try
Everything Has Changed
Prove
Hello
Just A Friend To You
I Look To You (Reposting)
Fall For You
Decisions
Waiting and Mean It
New Romantics
Love On Top
#TeamEmma&Marc
New Romantics Trivia
EXTRA PART
*Bonus*
*ANNOUNCEMENT*

Irreplaceable

3.5K 277 8
By JojoChirathivat

Sebelum memasuki rumah yang besar bercat putih itu, Emma memandang nya kagum. Betapa besarnya rumah sang direktur ini.
Ia berjalan dan memencet tombol bel yang tergantung tepat disamping kanan pintu. Halaman depannya terdapat air mancur dengan patung cupid berdiri di atasnya, air mancur itu seakan-akan membelah bagi dua jalan berbemtuk lingkaran untuk masuk dan keluarnya mobil. Halaman depan nya saja sebesar ini, apalagi dalam rumah nya. Hmmmzz.

Suara pintu terbuka membuat Emma sigap menoleh. Ia mendapati seorang wanita mengenakan pakaian dan clemek kecil khas babysitter. Tapi masa sih seorang Pak Alfred yang berusia 40 tahunan masih mempunyai bayi? Ah mungkin hanya pembantu nya saja batin Emma.

"Yes? Can I help you mam?" tanya wanita berambut kriting itu.

"Uhm, I'm looking for Mr. Alfred" balas Emma tersenyum dan memperbaiki posisi kacamata nya.

"Oh Nyonya Watson. Pak Alfred juga sudah menunggu anda. Silahkan masuk. Akan ku panggilkan" ucap wanita itu menggiring Emma untuk memasuki sebuah ruangan. Emma berani bertaruh, meja ini, semua almari itu, dan kursi kebesaran, pasti ini adalah ruang kerja Pak Alfred.

Emma berjalan mengitari ruangan itu. Ia melihat sebuah pemutar musik lama namun berbentuk gramofon. Sangat tua sekali pemutar musik ini. Emma menyalakannya dan terkejut karena memutarkan sebuah lagu populer dari tahun 2000 an. Aneh juga pikirnya.
Hentakan beat demi beat membuat kaki Emma bergerak dengan sendirinya. Naluri nya akan sebuah dansa mengalir kembali setelah sekian lama tidak ia asah. Dan pada akhirnya ia memberanikan diri untuk berdansa sendiri menuruti tiap hentakan beat musik.

"Woooo!" seru Emma mengibas-ibaskan rambutnya bak trio macan.
Tanpa Emma sadari ternyata telah berdiri seorang Tuan Alfred.

Dalam keadaan Emma masih berjoget ria, ia melihat Pak Alfred. Dalam sekali gerakan Emma menghentikan aksi nya dan merapikan pakaiannya yang lecek itu.

"Uhm, maaf." ucap Emma mematikan pemutar musik itu. Pak Alfred masih saja belum mengatupkan mulutnya yang menganga lebar karena gerakan berjoget Emma yang IYKWIM.
Tegsin tengsin tengsin, batin Emma merutuki diri.

"Aku tidak tau jika kau bisa menari seperti itu" ucap Pak Alfred memegang cerutu nya sembari berjalan menuju kursi kebesarannya.

"Yah. Naluri saja" balas Emma mengangguk pelan.

"Darimana saja kau selama ini? Tidak ada job film lagi?"

"Aku dipecat dari manajemenku. Dan inilah aku beberapa bulan. Menjadi seorang jurnalis" balas Emma menduduki kursi sofa yang ada di dekat nya.

"Hm? Best actress dipecat oleh manajemennya? Betapa bodohnya mereka" ejek Pak Alfred mengisap cerutunya dan mengeluarkan asap nya perlahan dari mulut.

"Kan sudah kubilang itu tidak masuk akal. Entah apa yang mereka pikirkan tentangku"

"Temanmu..." ucap Pak Alfred kembali menyalakan cerutunya yang tiba-tiba mati.

"Temanku? Siapa? Ada apa?"

"Dia penyebab semua ini. Teman mu yang dari Spanyol itu"

"Sorry but I don't understand" Emma mentautkan kedua alis nya. Jadi sebenarnya apa permasalahan pembicaraan ini?

"Teman mu yang bernama Andres, dia menghasut Esmeralda. Sedangkan Esmeralda adalah teman baik Irina. Kau pasti mengerti kan siapa dia?
Tak perlu kuperjelas lagi. Andres memang sudah merencanakan ini semua. Dia mendatangi Esme untuk membujuk Irina agar melakukan perusakan atas hubungan mu dengan Marc. By the way, aku terkesan bagaimana penampilanmu di press conference tadi siang. Kau begitu cantik--" Pak Alfred menggoda Emma dengan mengedipkan satu mata nya, Emma hanya bisa bergidik ngeri, "--Kembali ke topik"

"Sorry sir, bisa diperjelas?" pinta Emma.

"Dasar otak udang!" sebuah kertas brosur tipis melayang kearah kepala Emma. Ia tidak sempat menghindari lemparan itu. Walaupun tidak sakit tapi sukses membuat Emma bete.

"Karena rasa cinta nya Andres untukmu begitu besar, dia rela mempertaruhkan apapun untuk mendapatkanmu walau harus merebutmu dari Marc. Suatu hari, dia mengetahui jika umbrella girl Marc yang baru adalah sahabat karib nya Esmeralda. Pria perusak hubungan itu menemui Esmeralda dan dia mencuci otak Irina agar merusak hubunganmu dengan Marc. Terlebih lagi, Irina adalah wanita yang mempunyai dendam besar denganmu" jelas Pak Alfred pelan-pelan.

"Lalu, apa hubungannya dengan pemecatanku di manajemen?" tanya Emma tak sabaran.

"Irina adalah gadis yang multitalenta. Dia bisa berakting, menjadi model, menjadi penyanyi. Apapun itu. Dia mendaftar di manajemen yang sama dan di waktu yang sama denganmu. Bukan bermaksud menyinggungmu tetapi she's fail and out because of you. Dia berjanji pada dirinya sendiri untuk membalaskan dendamnya padamu. Dengan bantuan Andres yang menghasut Mr. Davis-mu itu, dia berhasil membuatmu dipecat. Gila saja aktris secantik dirimu dipecat tanpa adanya alasan yang jelas" ucapnya menekankan nama Mr. Davis. Pak Alfred memang seperti mempunyai dendam tersendiri dengan pria itu.

Hanya diam yang Emma bisa. Antara percaya dan tidak percaya terhadap apa yang dibicarakan pria paruh baya ini.
Andres, pria yang ia ketahui selalu berbuat baik terhadap nya ternyata adalah seorang pemain drama hebat. Wajah yang selalu pria itu tunjukkan hanyalah sebuah topeng penyamaran. Tunggu, lalu kenapa Pak Alfred bisa mengetahui semua hal ini?

"Kenapa anda bisa mengetahui ini semua? Apa manfaatnya untuk anda?" balas Emma dengan suara mulai serak.

"Ayolah Emma. Dari awal aku memang sudah tertarik padamu. Kau gadis yang sangat hebat. Masih ingat dengan pria tua yang kau beri tempat duduk sewaktu di cafe Bandara Changi Singapore 3 tahun yang lalu?" Pak Alfred berdiri dari duduknya dan mendekati Emma.

Emma kembali mengingat-ingat nya. Haaa 3 tahun yang lalu itu lumayan susah untuk diingat-ingat setiap kejadiannya. Pria tua yang ia beri tempat duduk 3 tahun yang lalu?
Otak Emma berpikir keras mencari memori nya yang dulu.

Sebelum Emma memulai mengetik laporan perjalanan nya, ia mempersiapkan diri untuk tetap terjaga selama mengetik. Karena ia tahu kebiasaannya adalah senang tidur dimana-mana walaupun di keramaian sekalipun.
Emma berfikir, apa yang membuatnya tetap terjaga? How about a cup of Coffee?

Emma segera beranjak dari duduknya dan memulai perjalanan untuk berburu kopi disini. Ah itu dia! Starbuck.
Tanpa babibu Emma memasuki cafe itu dan memesan. Emma mengedarkan pandangannya mencari tempat duduk yang kosong. Jam berapa ini? Masih saja ramai.

Ah ada satu! Emma harus bergegas sebelum orang lain mendudukinya.
Saat Emma ingin mendaratkan pantatnya ke kursi yang ada, seorang kakek ikut duduk dikursi itu. Kakek tua yang dilihat dari wajah dan perawakan tubuhnya tentu saja bukan berasal dari Singapura.

"Oh I'm sorry. Maaf aku telah menduduki kursimu" ucap kakek itu dengan aksen bahasa inggrisnya yang terdengar sedikit berbeda.

"Oh no please. Anda saja yang mendudukinya. Tidak apa" balas Emma.

Ia rela kursi yang ada dan satu-satunya itu ditempati orang yang tak ia kenal setelah Emma melihat kondisi kakek tua itu seperti kurang sehat.

"Please, this chair is belongs to you" ucap Emma tersenyum manis sebisa mungkin.

"Thank you. You're so kind, young lady" kakek tua itu duduk dan sesekali mengaduh sakit.

Jleb! Apakah pria itu yang Pak Alfred maksudkan? Emma sontak menoleh dan menatapnya dengan membelalakkan mata. Hanya anggukan kecil yang Pak Alfred lontarkan seolah-olah ia mengerti siapa yang ada di dalam pikiran Emma.

"Dia meninggal setelah sampai disini" ucap Pak Alfred menundukkan wajahnya. Langsung saja Emma terkejut dan menutup mulut nya.

"Ayahku mempunyai penyakit jantung dan diabetes. Setelah dia sampai disini, dia bercerita dengan ku bahwa dia bertemu dengan seorang gadis asia yang ia tau bernama Emma Watson dari name tag kemejamu dulu. Katanya, kau adalah gadis yang sangat baik dan ramah. Lalu kau memberinya duduk. Andai saja jika kau tidak memberi nya tempat duduk, mungkin aku tidak pernah bisa melihatnya untuk terakhir kali. Ia memang tidak boleh kelelahan. Setiap beberapa menit ia harus duduk walau harus di pinggir jalan. Selama disini pun aku tidak pernah mengijinkannya keluar.
Dan ucapan terima kasih ku, aku melakukan ini semua. Demi kebaikan mu juga" lanjut Pak Alfred.

"I'm so sorry. Aku turut berduka cita" mata Emma berkaca-kaca karena rasa di hati nya sungguh lah campur aduk antara rasa marah, kecewa, sedih dan tak percaya.

"Hey, aku menawari mu pekerjaan. Ada sebuah brand yang menginginkan dirimu untuk menjadi model fotografer mereka" tawar Pak Alfred mengalihkan topik.

"Benarkah?" kini rasa bahagia ikut nimbrung di dalam hati Emma.

"Ya. Datanglah ke alamat ini" ucap Pak Alfred memberikan sebuah amplop berwarna coklat terang.

Hanya sebuah alamat saja kenapa harus dibungkus dengan amplop sebesar dan setebal ini? Emma merasa curiga. Ia pun membuka nya tanpa persetujuan Pak Alfred.
Ia menemukan sebuah foto dan voice recorder di dalamnya. Foto yang menunjukkan Andres bersama seorang wanita dan beberapa diantara nya ada foto Irina. Jadi, ini bukti nya?

"Aku tau kau akan mencak-mencak seperti sapi beranak pada Andres nanti. Itu bukti nya" jelas Pak Alfred dengan tatapan sayu nya. Mungkin karena efek teringat ayahnya tadi.

"Tapi Pak, saya tidak lagi mempunyai manajer dan segala tetek-bengek nya" ucap Emma khawatir.

"Kau-harus-bekerja-sendiri-atas-kehendakmu" ucap Pak Alfred memenggal kalimatnya.

"Masalah manajer, aku yang akan menentukannya" lanjutnya.

Emma mengangguk dan ijin untuk pamit. Rasa marah nya sudah memuncak di ubun-ubun. Tujuannya setelah ini, menemui Andres dan memberi pria itu pelajaran habis-habisan.
Namun saat ia hampir melangkah melewati ambang pintu. Langkahnya terhenti karena Pak Alfred kembali memanggil nya.

"Emma.." yang dipanggil pun menoleh.

"Jangan salahkan Marc. Jangan salahkan perasaanmu padanya" sontak pernyataan itu membuat senyum Emma mengembang.

Continue Reading

You'll Also Like

195K 9.6K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
77.9K 9.8K 88
*** "Aku tidak masalah bila harus selamanya menjadi alat untuk mencapai tujuanmu... tapi kenapa rasanya itu tidak pernah cukup?" ~ L *** Start: 27 Se...
64.8K 5.9K 48
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...