New Romantics (Marc Marquez F...

By JojoChirathivat

347K 21.5K 666

Emma Watson, seorang jurnalis anyar yang baru saja lulus dari bangku perkuliahan ini dituntut untuk mengejar... More

Satu
Hola Spain!
Rendezvous I
Rendezvous II
Best Mistake
Sweetest Devotion
Remedy
Don't Let Me Down
Love You Longer
We Found Love
Wildest Dreams
Adiós Spain!
Chasing Pavement
Problem
12 Days of Loving You
Hey, I Didn't Mean to Break Your Heart!
Brokenhearted
Cervera
If I Ain't Got You
Hiding My Heart
3 Years Gone
Dangerous Woman
I Miss You
#IAM93
Met Gala I
Met Gala II
I Used To Love You
Say You Love Me
And I'm Telling You I'm Not Going
The Greatest
Stand By You
It's Getting Complicated
Greatest Love Of All
Chocolate
Can't Keep My Hands To Myself
I'm Not The Only One
Lost Then Found
It Must Have Been Love
Love In The Dark
Where Do Broken Hearts Go?
Lost
I Can't Make You Love Me
Speechless
If I Let You Go
Fall Apart
Get Up and Try
Everything Has Changed
Prove
Hello
Irreplaceable
Just A Friend To You
I Look To You (Reposting)
Fall For You
Decisions
Waiting and Mean It
New Romantics
Love On Top
#TeamEmma&Marc
New Romantics Trivia
EXTRA PART
*Bonus*
*ANNOUNCEMENT*

I LOVE U

5.5K 390 18
By JojoChirathivat

Emma memamerkan senyuman tiga jarinya di depan kamera-kamera handphone yang menjepretnya entah sudah berapa kali jepret.
Emma berpikir baru kali ini ia mendapat serangan fans nya yang memaksa dirinya untuk berfoto dengan mereka. Seakan-akan yang terpenting di acara itu bukanlah kebahagiaan sang pengantin, melainkan bertemu dengan sang aktris cantik. Inilah konsekuensinya, jika tidak ada mereka yang mendukung Emma, terutama fans, apalah arti seorang Emma dimata publik dunia bukan?

Sejujurnya, di pesta pernikahan ini, bukan hanya sang pengantin saja yang menjadi sorotan. Tetapi Emma pun menjadi headline utama disini. Didalam hati terdalamnya, Emma berdoa semoga ada malaikat penolong yang dapat mengeluarkannya dari kerumunan ini.
Tak lama kemudian, sebuah suara teriakan laki-laki memanggil nama Emma terdengar, bahkan teriakan itu menyebabkan semua yang sedang berselfie ria dengan Emma menoleh ke arah nya.

"Permisi saya ingin berbicara dengan sahabatku, Emma Watson" Andres berjalan memaksa diantara kerumunan. Tidak jarang dari mereka mengaduh kesakitan karena kakinya diinjak oleh Andres.

Andres menarik tangan Emma dan mengeluarkannya dari kerumunan. Tatapan tajam dari orang-orang yang diinjak kakinya tidak Andres hiraukan. Emma pasrah saja kemana ia akan dibawa. Harapan Emma tidak salah, ternyata beberapa saat setelah ia berdoa, datanglah seorang malaikat. Memang Andres ini pengertian sekali, batin Emma berteriak bahagia.

Emma memandang sekitar. Tidak jauh dari pesta pernikahan terdapat sebuah air mancur dimana ditengahnya berdiri sebuah patung bergambar cupid menuangkan air dari bejana. Dilengkapi dengan lampu berwarna putih terang. Menambah kecantikan artistik.

Andres berhenti dan memandang Emma lekat. Kini, perasaan Emma tidak enak. Cara menatap Andres juga berbeda dari biasanya. Lebih anehnya lagi, Andres memegang tangan Emma sangat erat. Hanya terdapat lampu penerangan dari patung cupid yang menyinari tatapan-tatapan mereka berdua.
Emma takut jika Andres sampai menyatakan cinta padanya. Bukannya Emma menolak sih, tapi mendadak banget. Dulu Emma memang kagum akan sosok Andres, namun kagum dengan rasa suka kan berbeda? Hooh.

Andres tersenyum manis pada Emma. Tatapan bahagia terpancar dari mata Andres saat masih menatap kedua bola mata Emma.
Tuh kan tuh kan, batin Emma menuduh.

"Ada apa? Kenapa kau membawaku kesini?" tanya Emma dengan nada semanis mungkin.

"Aku ingin mengucapkan bahwa aku...." Andres sengaja menggantungkan ucapannya.
Emma bertambah penasaran. Degup jantung Emma tak karuan.

"Ingin mengucapkan apa, Andres?" tanya Emma lagi tak sabar.

"Aku ingin mengucapkan bahwa pesta masih lama. Kau pasti capek, ingin pulang?" tawar Andres yang membuat rasa kepedean Emma runtuh seketika.

"Oh itu. Enggak. Aku masih ingin menikmati pesta nya" balas Emma dengan nada datar dan wajah jutek. Emma kira ini akan menjadi semacam momen romantis dimana Andres ternyata mempunyai perasaan terhadap Emma.

"Duduklah.." perintah Andres menunjuk sebuah bangku disamping mereka.

Bangku itu tepat membelakangi air mancur.
Emma duduk dan kembali memandang acara pesta pernikahan tersebut. Suara musik dari band yang sama masih terdengar sangat menghibur. Udara dingin menusuk kulitnya, Emma mengelus kedua lengannya sendiri.
Andres mengerti itu dan menanggalkan jasnya untuk dipakaikan pada Emma.

Emma terkejut akan tingkah Andres yang memakaikan jasnya pada tubuh Emma. Begitu romantis, pikirnya.

"Aku tahu kau pasti kedinginan" ucap Andres memandang Emma.

"Bagaiamana denganmu? Kau pasti kedinginan juga"

"Tidak apa. Aku sudah terbiasa dengan udara malam Spanyol" balas Andres kembali meneguk minuman soda yang dibungkus kaleng itu.

"Kau ingin kembali lagi dari awal setelah ini?" lanjut Andres.

"Yah. Begitulah. Beberapa minggu lagi aku akan kembali dalam pemutaran perdana film terbaruku" Emma mengeratkan jas Andres pada tubuhnya.

"Bagaimana dengan Marc?" mendengar Andres mengucapkan nama itu, Emma sontak mendelikkan matanya, "Sampai kapan kau bermain-main dengan nalurimu itu Emm?"

"Naluri? Aku tidak pernah bermain naluri pada Marc" bantah Emma cepat.

"Lalu, jika kau tidak bermain naluri kenapa kau selalu mencoba menghindar?" Andres menaikkan satu alisnya.

"Aku hanya merasa aku tidak pantas untuknya. Aku merasa dia lebih bahagia bila tidak bersamaku. Aku bingung, banyak wanita cantik disekelilingnya seperti saat kau memotret umbrella girl yang seksi itu, atau fansnya yang mengenakan pakaian model kekurangan bahan" balas Emma menerawang. Wajah Andres memerah seketika saat Emma menyebut dirinya pernah memotret umbrella girl-nya Marc.

"Kau tidak bisa menyerah pada seseorang hanya karena kau merasa tidak pantas. Sebuah hubungan yang hebat tidak akan hebat hanya karena tidak ada masalah. Justru sebuah hubungan akan hebat jika kedua pasangan itu saling peduli satu sama lain. Cinta bukan hanya tentang kebahagiaan semata, tetapi tentang sebuah pengorbanan yang kau lakukan untuk membuatnya luar biasa. Dengar, kutahu semua orang dapat membuatmu tertawa dan menangis, tetapi hanya ada satu orang yang dapat membuatmu tertawa bahagia sampai menangis. Jangan tanya padaku siapa dia, tetapi tanyakanlah hatimu sendiri. Berhentilah bermain-main dengan nalurimu. Gunakanlah perasaanmu. Kali ini dengarkan kata hati kecilmu" bijak Andres sembari menunjuk hati kecil Emma.

"Aku berharap suatu hari kau dapat memberikan hatimu pada seseorang dan akan menggenggamnya erat seakan-akan itu adalah miliknya. Aku berharap suatu hari kau terbangun dari tidurmu dan mempunyai sesuatu dan seseorang yang bisa kau andalkan. Aku berharap suatu hari kau dapat terlelap tidur dihiasi senyum indahmu itu tanpa ada beban di pundakmu. Aku berharap kau adalah pemenang dalam hidupmu sendiri. Aku berharap suatu hari kau dapat menemukan seseorang yang tau betapa cantiknya dirimu" lanjut Andres.

Emma tertegun dengan kata-kata Andres. Emma terlalu lelah untuk membantah bahwa tiap saat bayangan Marc selalu menghantuinya tiap kali ia terjaga dan terbangun di pagi harinya.
Emma terlalu lelah untuk terus membendungnya.

Andres berdiri dari duduknya dan menghembuskan nafas berat menatap langit malam yang bertabur bintang.
Pandangan Emma mengikuti arah gerakan Andres.

"Yah, itulah yang bisa kukatakan. Anggap saja sebagai ucapan terimakasihku karena kau telah menghidupkan kembali kesadaranku kemarin malam. Aku ingin kembali ke pesta. Kau mau?" Andres menyodorkan tangannya.

Namun Emma masih saja tertegun terdiam ditempatnya.
Andres menarik kembali tangannya. Baguslah jika ia sedang memikirkan kata-kataku, batin Andres.

"Jika kau ingin menemuiku. Aku ada di stand minuman" ucap Andres sebelum berlalu pergi meninggalkan Emma yang masih sibuk dengan pikirannya.

Hanya suara musik remang-remang dari tempat pernikahan. Emma tersadar dari lamunannya dan kembali memandang kedua pasangan yang menikah kala itu. Raul dan Camilla sedang berdansa ria ditengah-tengah beberapa tatapan sepasang mata para tamu.
Betapa lebarnya senyum yang mereka tampakkan.

Emma berdiri dan berjalan kembali ke area pernikahan. Semakin mendekat, lampu pesta itu menyinari wajah Emma.
Ia masih saja mengenakan jas hitam milik Andres. Emma melihat pertunjukkan penuh tawa dari Raul dan Camilla yang berdansa seenak jidat mereka. Tanpa sadar ternyata Emma sudah berada ditengah-tengah orang yang sedang berdansa dengan pasangan masing-masing.
Namun ia sendiri di tengah-tengah. Berdiri tanpa bergerak sedikitpun.

Marc beberapa kali memencet-mencet klakson mobil Alex. Entah ada apa tiba-tiba jalanan menjadi macet. Padahal sedikit lagi ia sampai di taman raya.
Ah masa bodo, Marc keluar dari mobil dan meninggalkannya di tengah-tengah kemacetan panjang. Toh itu mobil adiknya, bukan mobilnya.

Marc hafal betul jalan menuju taman raya. Ingatan masa kecil sewaktu pertama kali datang ke taman raya menuntun Marc. Tidak ada waktu lagi, Marc berlari secepat mungkin. Tapi perhitungan Marc salah, atau hanya perasaannya saja jika taman raya ternyata sangat jauh dari tempat mobilnya ia tinggalkan. Ah sial, umpat Marc.

Samar-samar ia mendengar sebuah suara musik band. Hampir dekat, Marc berasumsi jika itu pastilah tempat dimana pernikahan itu dilaksanakan.
Marc kembali mempercepat langkah berlarinya. Ia sudah terbiasa berlari kecil di treadmill, tapi rasanya berlari sungguhan itu melelahkan juga.

Marc sampai di tempat parkir mobil. Ternyata masih banyak space disini jika tidak meninggalkan mobil Alex di jalanan sana.
Marc melanjutkan berlari nya kearah pintu masuk.
Sesampainya ia di pintu masuk acara yang tergolong outdoor itu, ia menghentikan larinya. Banyak orang sedang berdansa ria didepan sebuah panggung band yang memainkan musik upbeat.

Marc berjalan kedalam. Nafasnya tersengal-sengal. Ia sudah tidak peduli dengan penampilannya yang buruk. Marc menoleh ke kanan dan kiri, berharap menemukan seseorang yang ia cari.
Namun pencariannya berhenti tatkala ia melihat sebuah gadis mengenakan gaun sederhana berwarna putih. Berbeda dengan wanita yang ia kenal sewaktu di pesta pasca gala kemarin. Inilah kesederhanaan Emma yang membuatnya terpesona. Marc melihatnya sedang berdiri sendiri diantara kerumunan kebahagiaan.
Marc mendekatinya. Semoga Emma mengerti akan kehadiran Marc yang sudah tiba disini.

Emma masih sibuk menikmati tontonan band indie gratis itu. Emma menoleh ke kanan dan kiri. Banyak sekali pasangan berbahagia disini. Emma dapat merasakan atmosfernya. Hingga saatnya ia mengedarkan pandangan ke belakang, dan menemukan Marc sedang menatapnya.

Emma kira, itu hanyalah bayangan yang dibuat oleh pikirannya saja. Namun semakin Emma menajamkan pandangannya, sosok itu semakin nyata.
Marc? Apa yang dilakukannya disini?
Tanpa dikomandoi, Emma berjalan mendekati pria itu.

"Marc? Apa yang kau lakukan disini?" tanya Emma.

"Lalu, kenapa kau ngos-ngosan seperti itu? Kenapa kau berkeringat? Kenapa jas dan kemejamu berantakan? Kenapa dasimu itu tidak rapi?" tanya Emma membombardir.

Marc mendekati Emma. Bahkan sampai ia dapat merasakan deru nafas Emma.

"Aku mencintaimu" balas Marc masih dengan nafas nya yang tak beraturan.

"Apa?" hanya itu yang keluar dari bibir Emma.

Dalam hati Marc mengaduh, ini yang salah siapa sih? Marc yang kurang keras atau Emma yang budeg?

Marc berlari menuju panggung. Emma terkejut akan aksi Marc yang menyerobot keatas panggung dan mengambil mic. Tidak hanya Emma, semua orang yang ada dibuat terkejut dengan kehadiran seorang Marc Marquez diatas panggung.
Camilla pun sama, kenapa ada seorang bintang motoGP di acara pernikahannya? Sejak kapan ia datang?

Marc memposisikan diri. Ini dia, ini saatnya. Ia kembali mengontrol nafas tersengalnya dan mulai berbicara.

"Emma Watson, aku sangat mencintaimu. Aku mencintaimu lebih dari jutaan kata cinta di dunia yang dapat menjabarkannya. Aku memikirkanmu lebih dari yang kau tau. Selamanya akan begitu, karena tidak akan ada seorang pun yang dapat mencintaimu seperti aku mencintaimu. Dahulu, hari-hariku begitu hebat dan kini hariku lebih berwarna sejak kau datang. Banyak orang yang memanggil dan menyerukan namaku, tetapi hanya ada satu orang yang dapat menyebut namaku so damn special! It's you. Seperti lagu yang kau nyanyikan saat menidurkanku saat aku sakit. Jika aku bisa memulai hidupku kembali, aku akan mencarimu lebih dahulu sehingga aku bisa mencintaimu lebih lama. I guess I was just your something, but the truth is you're my everything. Untukmu, aku tidak ingin hidup seperti madu yang membuatmu kecanduan akannya, tetapi aku akan menjadi sebuah racun yang akan membuatmu mati karenaku dan untukku.
Kau sangat berarti bagiku, kau adalah hal terakhir yang ingin aku lepaskan, kau adalah hal yang inginku selalu ada saat aku terjaga dan saat aku terlelap tidur, kau membuatku bahagia, jika kau berpikir berbeda, yah kau salah. Aku ingin kau terus ada di sisiku sampai kapanpun, dan pastikan kau tidak akan melupakan itu. Don't make me live without you Emma. My love for you is a journey, starting at forever ending at never.
Te amo Emma" ucap Marc panjang kali lebar kali tinggi.

Nafas Marc masih saja tersengal-sengal. Kini, semuanya hening. Tidak ada suara apapun. Semuanya terkagum akan ucapan Marc tadi.
Namun Marc tidak menghiraukan orang-orang. Satu yang ia perhatikan, Emma.

Emma menutup mulutnya. Mata Emma mulai berkaca-kaca. Seakan-akan ia tidak percaya pada apa yang Marc katakan. Betapa romantisnya seorang Marc Marquez, batin Emma.

Semua orang menoleh kearah Emma. Mereka menantikan jawaban yang akan Emma ucapkan. Sesaat ia akan menjawab, Emma terkagum dengan senyuman maut yang Marc keluarkan.
Emma mengerti. Ia sekarang mengerti.

"Kau tau Marc? Aku ingin bisa berbicara denganmu selama berjam-jam dan tidak akan pernah merasa lelah mendengar suara dan tawamu, tidak akan pernah lelah memandang senyummu, aku tidak akan pernah berpikir jika aku bisa lelah karenamu. I don't. 7 miliar orang di dunia dan senyum milikmu adalah favoritku. Sejujurnya, aku tidak ingin jatuh cinta. Tidak sama sekali. Tetapi pada satu titik dimana saat kau tersenyum padaku, oh sial! Persetan dengan semua itu. Aku tidak ingin mencintai siapapun, seperti aku mencintaimu" balas Emma dengan logat british-nya.

Marc tau, jika itu adalah tanda penerimaan akan cintanya. Senyumnya semakin lebar. Marc berlari kebawah dan memeluk Emma. Emma terlonjak kaget akan pelukan ini. Semua orang terdengar bertepuk tangan dan bersiul keras. Emma tidak menyangka jika Marc menyatakan cintanya didepan publik seperti ini. Emma harap semoga tidak ada yang merekam kejadian tadi dan mengunggahnya ke youtube. Emma merasakan pelukan Marc sangat erat.

"Bagaimana jika media tau akan ini?" bisik Emma ditelinga Marc.

"Entahlah, mungkin masing-masing fans kita akan membentuk fansclub baru dan membuat trending topic mengenai #TeamEmma&Marc" canda Marc tertawa.

Sekali lagi, Emma memandang senyum Marc. Senyum itu kini miliknya. Euforia di hati Emma sangat kentara. Inilah kebahagiaan. Saat kau mengagumi seseorang dimana pada akhirnya ia akan menjadi milikmu.

Continue Reading

You'll Also Like

69.6M 3.9M 88
#1 in Teen Fiction [PROSES PENERBITAN] Alister Reygan, ia adalah cowok yang selalu menjadi idaman para wanita. Bukan hanya sekedar tampan, ia juga me...
6.1M 325K 14
Ketika lelaki yang ia cintai menolak pernyataan cintanya, Caca bertekad untuk menaklukkan hati lelaki itu. Lagipula, sebelum janur kuning melengkung...