New Romantics (Marc Marquez F...

By JojoChirathivat

346K 21.5K 666

Emma Watson, seorang jurnalis anyar yang baru saja lulus dari bangku perkuliahan ini dituntut untuk mengejar... More

Satu
Hola Spain!
Rendezvous I
Rendezvous II
Sweetest Devotion
Remedy
Don't Let Me Down
Love You Longer
We Found Love
Wildest Dreams
Adiós Spain!
Chasing Pavement
Problem
12 Days of Loving You
Hey, I Didn't Mean to Break Your Heart!
Brokenhearted
Cervera
If I Ain't Got You
Hiding My Heart
3 Years Gone
Dangerous Woman
I Miss You
#IAM93
Met Gala I
Met Gala II
I Used To Love You
Say You Love Me
And I'm Telling You I'm Not Going
The Greatest
I LOVE U
Stand By You
It's Getting Complicated
Greatest Love Of All
Chocolate
Can't Keep My Hands To Myself
I'm Not The Only One
Lost Then Found
It Must Have Been Love
Love In The Dark
Where Do Broken Hearts Go?
Lost
I Can't Make You Love Me
Speechless
If I Let You Go
Fall Apart
Get Up and Try
Everything Has Changed
Prove
Hello
Irreplaceable
Just A Friend To You
I Look To You (Reposting)
Fall For You
Decisions
Waiting and Mean It
New Romantics
Love On Top
#TeamEmma&Marc
New Romantics Trivia
EXTRA PART
*Bonus*
*ANNOUNCEMENT*

Best Mistake

8.4K 507 10
By JojoChirathivat

Seperti biasa, Marc sebelum menjalankan race akan berdiam diri dan berkonsentrasi penuh. Mau tidak mau ia tidak ingin diganggu oleh siapapun. Bahkan lalat sekalipun.
Targetnya, ia harus berdiri diatas podium juara 1.

Marc mencoba mencari dimana keberadaan Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo. Dua rival beratnya.
Mata Marc menangkap sosok legenda Rossi sedang melakukan ritualnya juga. Yaitu berjongkok dan memegang salah satu bagian dari tubuh si kuda besi miliknya. Namun sayang, Marc tidak dapat menangkap sosok Lorenzo sekarang. Orang itu terlalu misterius.

Suara penonton riuh di tribun sana. Seperti biasa, penonton di sirkuit Jerez ini selalu melebihi kapasitas kursi yang disediakan.
Keantusiasan orang spanyol akan race MotoGP patut diacungi jempol.

"Hey jagoan! It's time to kick their ass!" seru Emilio. Entah sudah berapa lama Marc tidak melihat Emilio tapi kali ini ia merasa sangat rindu dengan manager nya itu.

"Baiklah." ucap Marc singkat dan beranjak pergi menuju pole start. RC213V nya pasti sudah menunggu Marc untuk mengendalikan keliarannya.

*************
"Bagaimana bisa?" tanya Emma masih tidak percaya jika ia bertemu Lucy disini. Bahkan Lucy adalah ibu Andres.

"Tuhan mengirim malaikat secantik dirimu untuk menghibur kami disini" canda Lucy masih sibuk menyiapkan sarapan.
Emma sekali lagi memperhatikan wajah Lucy, ia bahkan tidak terlihat seperti sudah memiliki anak sebesar Andres. Malahan Lucy lebih terlihat seperti kakak bagi Andres.

"Kenapa? Ibu ku awet muda kan?" celetuk Andres sembari menyuapkan sesendok makanan ke mulutnya.
Emma terkejut, apakah Andres dapat membaca pikiran Emma?

"Y-ya begitulah. Aku tidak percaya jika dia adalah ibumu. Lebih tepat jika dibilang kakakmu" balas Emma ikut menyuapkan makanan ke mulutnya.

Andres hanya tertawa. Begitu juga Lucy. Suara derap langkah kaki mendekat. Emma menoleh.

"Mama, si podía ir a jugar con un amigo? (Mah, apa aku bisa pergi bermain bersama teman laki-laki?)" tanya seorang gadis kecil berambut pirang memandang Lucy penuh harap.

"Oh itu adikku. Kami terpaut umur sangat jauh" ucap Andres tahu pikiran Emma yang sedang menanyakan sesosok gadis kecil ini.

"No! No le han familiarizado con la hermana de la derecha? Ven a presentarse, el desgaste Inglés. No puede hablar español. (Tidak, kamu belum berkenalan dengan kakak itu kan? Ayo perkenalkan dirimu, memakai bahasa inggris. Dia tidak bisa bahasa spanyol)" jawab Lucy. Tentu saja Emma tidak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan.

Namun tiba-tiba gadis kecil itu melirik Emma dan mendekatinya. Emma mulai mengerti apa yang dibicarakan Lucy tadi. Pasti Lucy memaksa gadis kecil ini untuk berkenalan dengannya.

"Hola little girls.." sapa Emma.

"Hello, my name is Alona Alonso. You can call me Alona. I'm 5 years old. I am a big fans of Marc Marquez because he is so handsome and he is amazing. What is your name?" ucap gadis yang diketahui bernama Alona dengan polosnya. Emma sepertinya mulai jatuh cinta dengan keimutan dan kepolosan Alona.

"Hay, my name is Emma Watson. You can call me Emma. I'm 22 years old. You are a big fans of Marc Marquez? Wow! So do I but I just adore him yesterday. Can you tell me all of about Marc Marquez please?" jawab Emma.

Mendengar jawaban Emma yang mengundang rasa senang bagi Alona. Alona tersenyum sumringah dan mulai mendudukkan dirinya di kursi tepat disamping Emma.
Kini, Alona mulai menjelaskan semua hal tentang Marc dari nama lengkap, tanggal dan tempat lahir bahkan sampai hal-hal kecil yang bahkan tidak semua orang tahu.
Emma kagum dengan 'kemampuan stalking' Alona yang bahkan lebih hebat dari kemampuan stalking mantan yang ditinggal kawin. Eh.

"Sayang, sudah ya. Biarkan kak Emma menghabiskan sarapannya dulu. Ia juga harus bekerja" celetuk Lucy. Alona menurut dan meninggalkan Emma.

"Do you want to hear more about Marc Marquez?" tanya Alona sebelum benar-benar pergi.

"Yes. Sure" Emma tersenyum semanis mungkin.

"Nanti malam di kamarku, akan aku ceritakan semuanya tentang Marc. Dadah kak Emma!" seru Alona benar-benar pergi.

"Dia sangat berbeda denganmu Andres" ucap Emma setelah kembali ke posisinya yang sebelumnya membungkuk agar sejajar dengan tubuh Alona.

"Ya begitulah" balas Andres tersenyum. Emma heran, kenapa Andres selalu tersenyum? Dimanapun dan kapanpun Andres berada, jika ditanya ataupun mengatakan suatu hal pasti diselingi dengan sebuah lengkungan senyum di bibir.

"Kau akan bekerja hari ini Emma?" tanya Lucy yang selesai mencuci piring dan bergabung ikut sarapan.
Mendengar pertanyaan itu Emma tertunduk lemas.

"Mama!" seru Andres mengingatkan. Namun Lucy menaikkan bahunya tanda tak mengerti apa-apa.

"Tidak apa. Aku akan bekerja hari ini. Bukankah nanti akan ada race di Jerez?"

"Bagaimana dengan.." belum selesai Andres berbicara, Emma menyela nya.

"Tidak apa. Kau tidak perlu ikut bersamaku. Tugasmu selesai kemarin kan? Setidaknya aku mempunyai dokumentasi atas kerja itu"

"Sebaiknya aku mengepak peralatan sekarang" ucap Emma pamit.
Namun Andres memegang pergelangan tangan Emma mencoba mencegah.

"No. Aku harus ikut bersamamu. Kalau ada apa-apa terjadi padamu, aku pasti akan menyalahkan diriku sendiri karena telah meninggalkanmu. Lagipula kau tidak tahu jalan kan?"
Deg! Benar juga apa kata Andres, Emma buta jalan. Untung saja Andres pengertian, kalau tidak Emma pasti akan tengsin karena harus meminta Andres mengantarkannya, atau yang lebih parah, Emma tersasar dan tak tahu arah jalan pulang.

Mereka sampai di sirkuit Jerez tepat saat balapan hampir selesai.
Emma tahu bahwa Marc masih memimpin juara 1 didepan.
Emma melirik Andres yang sedang terlihat larut dalam perbincangan dengan orang yang tak dikenal. Emma tidak tahu apa yang mereka bicarakan.

"Mereka mengatakan balapan masih ada 2 lap. Marc pasti akan memenangkannya kali ini" celetuk Andres tepat disamping telinga kanan Emma.

"Jadi, bagaimana aku bisa merekam wawancara nya?" balas Emma setengah berteriak karena saking riuhnya penonton di tribun.

"Rekamlah videonya dengan kameraku. Aku tidak akan memotret" jawab Andres.

Emma tersentuh dengan perjuangan Andres dalam menolong dirinya. Emma tahu, Andres sangatlah menyayangi kamera nya.
Bagaimana bisa ia bertemu dengan orang sebaik Andres ini? Tampan, pintar, penyabar, dan baik hati. Sungguh pacar idaman.
Emma jadi kesengsem. Tetapi, pernyataan bahwa ia bisa saja menjadi pacar Andres hanyalah mitos belaka. Sebelum berangkat kemari, ia melihat Andres sedang menelfon seseorang dengan nada-nada berdebat. Mungkin sedang berdebat dengan pacarnya yang tidak bisa menghabiskan weekend bersama Andres karena harus membantu Emma. Ya tuhan, Emma merasa bersalah sekali kali ini.

"Hey, kenapa bengong?" Andres melambaikan tangan kanannya didepan wajah Emma.

"Oh ehm tidak apa-apa. Oh my god, aku sangat-sangat berterimakasih padamu Andres, jika tidak ada kau mungkin aku akan berakhir mengenaskan disini" ucap Emma.

"Jangan bilang begitu. Aku hanya tidak ingin seorang turis Indonesia yang bekerja keras disini dan berakhir mengenaskan di negaraku karena gagal" canda Andres dan tertawa.
Emma ikut tertawa sampai menitikkan sedikit airmata. Ia terharu akan pertolongan Andres yang entah kenapa membuatnya merasa senang dan bangga.

2 lap selesai sudah. Seperti yang sudah diperkirakan, Marc Marquez menguasai sirkuit ini.

"Aku ingin memotret Marc saat berada di atas podium. Kau mau ikut?" tanya Andres.

"Tidak usah. Aku ada keperluan di kamar mandi hehehe" Emma meringis tak tau malu.

"Baiklah tidak apa-apa. Kita akan bertemu disini kembali. Atau tidak, di tempat parkir ya?" ucap Andres sebelum Emma ngloyor ke kamar mandi.

Emma iseng-iseng ingin mengetahui seluk beluk dari dalaman tempat ini. Ia pun berjalan menyelusuri dari satu lorong ke lorong lain dan dari satu pintu ke pintu lain. Hingga ia tidak sadar, bahwa dia sedang tersesat. Entah sudah berapa lama Emma berpetualang disini.
Lorong itu putih bersih dan ada beberapa jendela kecil di kanan yang membiarkan sinar matahari masuk.

Terang sekali di lorong itu, Emma berpikir mungkin ia sedang ada di lantai atas. Namun anehnya, ia mendengar suara teriakan dari balik dinding.

Hanya ada satu tangga menurun, mungkin ini adalah jalan keluar.
Aduh! Emma menepuk jidatnya sendiri, ia ingat bahwa ia tidak mungkin meninggalkan Andres mewawancarai Marc sendirian.
Andres tidak tahu menahu tentang jurnalistik. Ia hanya seorang photographer biasa.
Lalu, Emma berjalan menuruni lorong dengan berlari dan tergesa-gesa.

************
Marc Marquez menjadi juara di race sirkuit Jerez kali ini. Perayaan kemenangan dilakukan dengan sangat meriah, seperti biasa para juara berdiri di podium dan menyemprotkan champagne ke arah penonton yang hadir melihat mereka berdiri di singgasana terbesar itu maupun kepada paparazzi.

Andres celingak-celinguk mencari dimana keberadaan Emma. Sudah berkali-kali sebelum perayaan kemenangan dilakukan, Andres telah bolak-balik ke tribun penonton dan tempat parkir yang mereka jadikan sebagai tempat pertemuan. Namun nihil. Tak ada Emma di kedua tempat itu.

Ah sudahlah, Andres akan berusaha semampu mungkin untuk membantu Emma. Ia akan merekam apapun saat sesi interview bersama paparazzi lainnya.

Marc dan para juara lainnya telah selesai merayakan kemenangan di podium singgasana. Mereka satu persatu keluar. Namun, Marc mengambil jalan lain. Marc bermaksud untuk langsung menuju ke Pit Crew tim nya untuk mengucapkan banyak terimakasih.

Marc menuruni tangga pertama dan dikatakan berhasil. Namun saat ia akan menaiki tangga yang satu-satunya akses menuju lantai atas dimana tempat beristirahatnya para crew nya, saat Marc ingin berbelok ke kanan diujung tangga, Marc bertabrakan dengan seseorang. Lebih tepatnya ditabrak.

Emma berteriak saat dirinya tidak sengaja menabrak seseorang dengan sangat keras. Begitupun orang yang ditabraknya berteriak karena terkejut. Orang yang Emma tabrak sampai jatuh dari tangga atas sampai ke ujung dibawah.

Emma segera menuruni tangga untuk melihat siapa yang ia tabrak.
'Mati gue, mati gue' batin Emma merutuk dirinya sendiri.

Emma menyipitkan matanya untuk melihat siapa yang terjatuh. Emma takut orang tersebut kenapa-kenala karena semenjak Emma turun dari tangga, ia tidak melihat pergerakan orang itu.
Sampai akhirnya, Emma membelalakkan matanya setelah membalikkan orang itu.

"M-Marc Marquez?!!" seru Emma terkejut. Ia mengecek denyut jantung, takut detak jantung Marc tidak berdenyut.
Syukurlah masih ada. Sekarang, ia tidak mungkin meninggalkannya begitu saja, itu namanya tidak berperikemanusiaan.

"Aduh mati gue. Kok bisa pingsan sih!" Emma menepuk jidatnya.

---------

Multimedia : Emma Watson

Continue Reading

You'll Also Like

265K 17.1K 45
The most wanted sebagai pembunuh bayaran... The last princess sebagai pewaris sah tahta kekaisaran... Dia juga adalah adik perempuan sorang preside...
2.6M 151K 61
(SUDAH TERBIT) Ekstra part sudah DIHAPUS. {Teenfiction-spiritual} Galang Adhytama, seorang Hacker yang hobi nge-hack komputer sekolah, bikin ulah di...
115K 6.3K 43
"I don't believe in other girl but you. You're the only exception, Honey." Mimpi yang penuh intrik. Fazza : Once i was looking for one A thousand ca...
11K 2.6K 32
Harvleon, putra tunggal keluarga Alvonsio, terdesak oleh syarat dari keluarganya di Perancis yang mengharuskannya menikah secepat mungkin. Belle Morg...