PRELUDE

naaadns

418K 19.7K 2.6K

" love you like crazy! " Aku tidak menganggap diriku gila sebelum mengenalmu. Aku normal... sangat normal Ka... Еще

Prolog
Pencarian part 1
Pencarian part 2
Rahasia -bagian 1-
Rahasia -bagian 2-
Rahasia -bagian 3-
Mr and Mrs Scandal -1-
Mr and Mrs Scandal -2-
Mr and Mrs Scandal -3-
Trouble Maker -1-
Trouble Maker -2-
Trouble Maker -3-
Just wild and young -1-
Insert (promotion) suami simpanan
Just wild and young -2-
Just wild and young -3-
You changed my world -1-
You changed my world -2-
You changed my world -3-
Criminal of Love -1-
Criminal of Love -2-
Criminal Of love -3-
Punishment and Loyalty -1-
Prelude...introduce part of characters
Punishment and loyalty -2-
Punishment and loyalty (part 2 complete)
Punishment and loyalty -3-
Please...remember me.. -1-
please ...remember me -2-
Please...remember me -3-
The choice -1-
The Choice -2-
The Choice -3-
Eternity -1-
Eternity -2-
Eternity -3-
Romeo and Juliet -1-
Romeo and juliet -2-
Romeo and Juliet -3-
lose
Almaqhvira (pengampunan)
it's you...
the last....(final) -1-
The last (final) -2-
Prelude season 1 -end-
ekstra and ....
prelude - iridescent and redemption part 1
prelude -iridescent and redemption part 2
prelude- iridescent and redemption part 3
prelude - iridescent and redemption part 4
prelude - iridescent and redemption part 5
prelude -iridescent and redemption part 5 / continue
Prelude - iridescent and redemption / part 6-
PRELUDE - iridescent and redemption part 7
PRELUDE - iridescent and redemption/ part 8
prelude-iridescent and redemption part 9

pencarian part 3

13.4K 525 17
naaadns

 Vanilla POV      

Aku tidak ingin menjadi bayangan kakakku, aku ingin orang-orang melihatku sebagai Vanilla..bukan Cateluna! Ya....aku selalu berharap itu.

Kami tidak sama...jelas berbeda, hanya karena sedarah dan wajah yang mirip bukan berarti aku adalah dia.

aku senang saat pria tampan sedikit aneh ini mengetahui perbedaan yang kumaksud, walau hanya berdasarkan  cover nya saja... tapi setidaknya dia melihat perbedaan antara aku dan kakak.

berdiri seperti tiang jemuran bukanlah gayaku, menjadi boneka dengan tatapan kosong juga bukan mauku..kehilangan kata-kata dan bingung mau bicara apa, sudah jelas itu bukan diriku.

Aku terjebak dihadapan pria yang sanggup menggetarkan hati banyak kaum gadis manapun tanpa tahu namanya.

Pria yang tak perduli bagaimana perasaan gadis disekeliling terhadapnya ini begitu santai melempar ribuan pesonanya yang sulit dibendung.

Bahkan semakin lama aku bisa merasakan aroma manis perfume berbaur dengan keringat jantan, menghidupkan daya pikat tersendiri jika terus bersamanya..

Oh Tuhan...jangan salahkan aku jika makhlukmu membuatku berfikir yang macam-macam hingga berdosa nantinya.

Sejak tadi aku ingin pergi, tekatku sudah bulat ketika mencium sesuatu yang tidak beres di antara mereka, aku yakin keduanya terlibat masalah pelik sampai-sampai kakakku yang cuek dan teramat tegar itu bersembunyi. entah apa alasannya,  aku tidak mau melangkah terlalu jauh untuk cari tahu...itu urusan mereka (menyebut kata mereka saja sejumput rasa iri tiba-tiba menaungi hatiku)

Ya. Intinya aku bersyukur kalau kakak masih menghormati ayah dan ibu, dugaanku kalau dia menikah tanpa izin atau restu orang tua ternyata salah membuatku merasa lebih baik.

Namun anehnya tubuh tidak bisa berbohong, mataku tak lelah membaca aura hangat mengumpat dibalik matanya yang mendominasi pembicaraan kami, pandangan bunglon itu membuatku menelan ludah dalam-dalam, gelora kuat menyembul dari setiap gerakanku.

Sial!

"aku harus pergi!"kataku melewatinya, aku bisa gila jika disajikan pemandangan yang terus menggerogoti pertahananku.

baru beberapa aku melangkah dia dengan santai menarik lenganku hingga aku nyaris terjerembab kalau saja aku tak pintar menjaga keseimbanganku berdiri.

    "aku bilang jangan pergi...kau tidak mendengarku?"pertanyaan itu seperti  ancaman namun manis rasanya.

     "aku bilang kau salah orang...aku bukan orang yang kau cari..."sanggahku dingin, mataku bergerak mengikuti gerakan matanya yang sulit dimengerti, pria itu menjilat bawah bibirnya lalu melepaskan cengkramannya.

     "teruslah berakting sampai kau lelah..tapi ingat sejauh apapun kau pergi, tidak akan ada jalan lolos lagi dari pengamatanku..."ujarnya sinis, tersenyum miring.

aku mengernyit heran, memutar acuh bola mataku, pria ini jelas butuh penjelasan agar ia tak malu nantinya saat tahu siapa diriku "apa kau tidak tahu kalau kakakku adalah..."

                                                                                            "Luna? Cateluna itu kau..?!"

      kata-kataku terhenti, suara itu bukan  karena pria ini, aku mendongak menatapnya yang hanya diam tanpa menyela dengan mata mengarah ke orang yang menyapaku, perlahan aku menoleh mencari arah suara yang masuk ke tengah percakapan kami, orang itu mendekat dan sosok keibuan dengan wajah kaget itu nampak bersyukur.

kantung plastik putih belanjaannya menyentuh lengan dan ia membelai puncak kepalaku. "oh ya ampun....kau benar-benar luna...kemana saja kau?!"
entah siapa wanita ini, tiba-tiba saja merangkul, bahkan tatapan sedih penuh rindu itu mengarah jelas padaku.

Astaga berapa banyak lagi orang yang mengira aku adalah cateluna?!

    Reflek aku menahan lengan wanita itu, sekali lagi menjaga jarak. Wanita berumur kira-kira 30 tahun lebih itu mengusap punggung tanganku dengan sayang, senyumnya terus melebar, aku melirik bingung pada pria disampingku yang hanya menjadi penonton.

"Kau pergi setelah kejadian malam itu...aku sangat khawatir..."ujarnya sedih.

Setelah kejadian malam itu lagi? Sebenarnya kejadian apa sih?

"Apa maksud anda...aku...tidak mengerti" kataku bingung mendengar pria itu menyeringai geli.

"Aku takut kau benar-benar pergi...malam itu fikiranmu sangat kacau... kau tidak ingat?"

Kakakku yang setenang dentingan air itu bisa kacau juga?! Dan bagaimana aku bisa ingat...aku bukan dia.

"Sudah satu bulan lamanya..kau tinggal dimana? Tante sangat mengkhawatirkanmu...kau tidak biasanya menghilang tanpa kabar...apa yang terjadi denganmu luna..."

Aku terdiam mencerna setiap perkataannya, dan rupanya tunangan kakaku pun ikut menyimak .

"Walaupun kau selalu diam...aku tahu kau butuh teman...."
belum apa-apa dia sudah menjelaskan alasan demi alasan mengapa kakakku pergi, astaga bagaimana aku melarikan diri dari mereka.

"Bagaimana tante tahu kejadian malam itu?"tanya pria itu menelisik. Rasa penasarannya mewakili keingin tahuanku.

Wajah wanita ini memucat, sadar kalau ucapannya sendiri adalah boomerang. Terlihat dari kepanikkan serta reaksinya menyalahkan mulutnya mengapa terlalu terang-terangan.

"Ya...Ma..malam itu..." dia berubah linglung, kata-katanya melambat. Aku seperti mendapat signal bahwa pergi bersama tante ini lebih baik dari pada ditekan gelombang pria yang menaruh rasa curiga padanya.

Aku meraih lengan wanita itu sambil tertawa bodoh "wah tante...aku ingat ada yang harus kubicarakan padamu..umh...ayo kita kerumah tante" usulku bersorak senang memotong suasana tegang berbumbu rasa penasaran disambut tatapan aneh pria tampan yang menyipitkan matanya.

"Apa? Kerumahku...kau mau kerumahku?" Ia pun terkejut mendengar usulanku.

"Tentu saja memangnya aku bisa kemana lagi"jawabku pelan seperti berbisik, membuat keduanya serentak melebarkan mata.

"Ah tidak maksudku...aku sudah lama tidak mengunjungi rumah tante..jadi ayo kita mengobrol dirumahmu" aku meralat ucapanku,  menatap tante dengan memohon agar ia mengerti maksudku.

Aku harus menjauh dari pria ini dan hanyalah inilah caranya. Ibarat sekali jalan dua pulau terlewati.. tante ini tentunya juga tahu banyak soal kak luna, aku bisa bertanya padanya walau jujur  tadinya aku sama sekali tak berminat... tapi bagaimanapun juga mendengar kabar dia hilang dari banyak pihak, nuraniku sebagai adik terketuk, aku harus tahu alasan kakakku menghilang, ibu dan ayahku bisa menggantungku sampai tahu putri kesayangan mereka hilang tanpa alasan.

Aku juga tidak perlu repot-repot menggali kuburku karena menahan sensasi menggoda dari pria yang sedari tadi menjadi bahan perhatian banyak orang yang berlalu lalang.

Memahami apa yang kumaksud wanita yang juga tak mengenalkan namanya siapa ini mengangguk ragu diselipi tawa canggung "ok...kalau begitu ayo!"seruku tak sabar melarikan diri.

"Hei kau mau kemana?!"dia kembali bersuara, nada tak rela itu menggelitik telingaku, membuatku seakan benar-benar dimiliki. Aku senang tapi selalu sadar kata-kata itu bukan untukku.

"Bukan urusanmu! Ayo tante" ku abaikan pandangan tajam dibelakangku, meninggalkannya yang terdiam tanpa niat mengejarku.

****prelude****

Javier version

Lagi lagi dia bersikap semaunya, wanita itu memang jadi sedikit aneh tapi setidaknya aku bisa menarik nafas lega mengetahui kondisinya baik-baik saja.

Sebulan sudah dia menghilang...

Masih teringat jelas dibenakku bagaimana wajah merah itu menangis hingga meluluh lantahkan egonya,  menenggelamkan kecantikkannya dalam lebur amarah, aku tak tega dan rasa bersalah itu membuatku nyaris lemah pada ambisinya.

Aku memandang sosoknya yang menjauh bersama tante yang rumahnya hanya berselisih dua nomor dari rumahnya. Ku lirik cctv yang sengaja kupasang diatas tiang guna mencari tahu keberadaan wanita itu dengan senyum puas. "Wah...benda itu memang berguna"

Flashback

Saat terbangun siang hari, kepalaku terasa berat melihat bayanganku sendiri di cermin. Aku tak merasa diriku lebih baik sejak berpisah dengan jeanita. Gadis yang sangat kucintai itu kucampakan dengan percuma hanya untuk menjaga rahasiaku.

Rahasia yang menjadi sumber penghancur hidupku dan sialnya hanya diketahui cateluna, entah bagaimana wanita itu bisa mengetahui semuanya. Yang kutahu dia memiliki segunung ambisi mengerikan dibalik wajah cantiknya yang benar-benar mengagumkan. Mudah baginya membuatku jadi bertekuk lutut, aku tak menyangka statusku sebagai anak adobsi menjadi jurang kematianku sendiri.

Aku bahagia ketika ibu angkatku mencintaiku dengan sangat tulus, rasa sayang yang tak pernah kujamah dari orang tua kandungku sendiri kudapatkan darinya, aku heran mengapa mereka sampai tega membuangku ke panti asuhan sejak saat umurku masih dua hari, begitulah yang kutahu dari ketua yayasan.

Ibuku mariana margot  mempunyai gangguan kejiwaan saat mengetahui putranya yang berumur 13 tahun mengalami kecekalaan tabrak lari hingga bagian kepalanya pecah dan fatal. Pemuda itu meninggal dan menorehkan luka mendalam pada keluarganya, dan pewaris dari margot corpotion itu sekarang menjadi milikku.

Satu-satunya penerus dari seluruh usaha serta pewaris mutlak dari harta kekayaan margot.

Ayahku william margot pengusaha ningrat yang masih sangat muda dan nyaris sama jika disandingkan denganku ini menemuiku kala aku tengah terkujur kaku dirumah sakit yang sama dengan putranya. Aku ingat pukulan-pukulan mentah nyaris mematikan itu hadiah dari para preman yang sering menindasku setiap hari. Si keparat itu membuatku mencekam dibalik tirai putih rumah sakit tanpa daya.

Hingga seseorang dengan sikap dingin namun berkharismatik itu mendatangiku yang tengah duduk terkulai diatas kursi roda, tulang kaki kananku sebagian mengalami patah tulang dan butuh therapy intens. Tapi siapa yang akan membiayai pengobatanku? Pihak Yayasan kah? Jelas mereka lebih kesusahan memberi makan saudaraku yang lain dari pada mengurusi calon mayat hidup sepertiku. Kutatap langit berarak sendu dengan tatapan kosong, daya hidupku benar-benar hilang bersama angin yang mungkin menjemput sang waktu untuk melemahkan jantungku dan mematikan aliran nafasku.

Aku ingin hidup normal...aku tidak ingin lumpuh dan membuat susah orang-orang yang mengenalku. Tapi bagaimana caranya?

Pertanyaan itu membenak pahit dikepalaku, aku menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku, tidak ada harapan untukku.
Sebuah ruas jemari menyentuh telapak tanganku hingga aku terkesiap menurunkan tanganku. Wajah tampan dengan potongan rambut rapih menatapku tajam, ia memperhatikanku cukup lama. Sampai aku tak nyaman dan bereaksi ketakutan, dengan sigap ia meraih pundakku untuk duduk tenang, lagipula aku tak bisa melawan kecuali meronta lalu berteriak.

"Kau mirip dengan putraku..." ucapnya mendesah berat, jemarinya bergerak cepat mengusap wajahku.
"A...apa?" Hanya itu yang keluar dari mulutku ketika aku tak mengerti arah pembicaraan ini.

Dari ujung matanya tersirat kepedihan yang amat sangat mendalam, tiba-tiba saja dia menangis dipangkuanku, bahunya bergetar memecah isak tangis yang membuatku merasakan kesedihan bukan hanya aku yang merasakannya.

Kami tidak banyak berbicara, ia hanya mengatakan aku mirip dengan putranya yang meregang nyawa di balik ruang operasi, tubuhku mengejang melihat wajah putranya yang sekilas benar-benar mirip denganku saat ia menunjukka foto di dompetnya, hanya kulitku lebih putih dan tubuhku lebih tinggi.

Kemudian william membawaku menusuri ruang lainnya, seorang wanita cantik dengan tubuh lemah bersandar tak berdaya dikursi tunggu, aku seperti melihat bayanganku sebelumnya pada wanita yang terdiam tanpa minat. William menjelaskan singkat tentang istrinya yang mengalami gangguan kejiwaan akibat kematian putra mereka.

William mendorong kursi rodaku mendekati tempat istrinya duduk, secercah rasa takut campur iba tak ayal menggelayut dihatiku. Namun kala jemariku dengan ragu berusaha menyentuh lengan halus yang tertumpu lemas dipangkuannya itu, sekelibat mempertemukan sepasang mata nanar bergerak kaku menatapku.

Air mata mengalir deras membelah wajah cantiknya, tangannya bergetar menyentuh wajahku seakan Tuhan menghidupkan kembali kesadarannya. Ia berteriak hysteris menyebut nama javier sambil meraih tubuhku kedalam pelukkannya. Menangis kencang diantara telingaku, kesedihan mariana tak pelak memicu air mataku keluar.

Ah....inikah pelukkan seorang ibu yang hanya ada dibayanganku selama ini? Hangat...benar-benar hangat.. jujur saja...ini pertama kalinya untukku...kelembutan ini mencair bersama keinginanku untuk membalas memeluknya, tetapi aku takut dihimpit ragu.
Dia bukan ibuku...dia hanya sosok yang kurindukan yang tidak pernah ada dalam hidupku, william mengangguk pelan memberiku isyarat untuk membalas pelukkan itu, memberiku sekali lagi kesempatan bahwa aku bisa merasakannya untuk beberapa saat.

Ketika kubelai hangat punggung kecil yang tengah bergetar hebat, saat itulah kata-kata pedih namun indah menggemma "aku percaya tuhan tidak akan merenggutmu dariku!" Teriakknya diiringi getiran disela isakan tangis. Jemari mariana menyisiri anak rambutku dengan rasa sayang yang takut akan kehilangan untuk kedua kalinya "jangan tinggalkan ibu lagi nak..jangan pernah tinggalkan ibumu..."

Ibu?

Bahuku semakin bergetar hebat, luka deritaku seakan sirna hanya mendengarnya menyebut kata ibu.

Tangis pecah itu mewarnai ruangan hening antara aku dan wanita yang kini menjadi ibuku.

Aku tak bisa lupa saat william datang dan membaur memeluk kami, memintaku untuk menjadi pengganti javier, putranya yang sudah tiada.

Menjadi obat dari kesedihan mariana  adalah hadiah terindah dalam hidupku. Meski sampai saat ini rahasia itu hanya milikku dengan william yang sekarang menjadi ayahku, tetapi melihat ibuku sehat dan semakin bergairah menjalani hidup membuatku merasa Tuhan masih melihatku.

Biarlah kami menelan rahasia ini berdua, karena tujuan hidupku sudah bulat. Aku akan membahagiakan mariana dan william dengan cara apapun, sekalipun melepaskan cinta pertamaku dengan sukarela, membiarkan jeanita dimiliki oleh orang lain.

Jeanita adalah cinta pertamaku sejak kecil, kami berada dipanti yang sama. Dia di adobsi oleh keluarga kaya raya tetapi berujung kepedihan, menjadi korban amukan para saudaranya membuatku miris dan ingin melindunginya, sampai suatu hari aku berniat menikahi jean..begitulah aku memanggil namanya, keinginanku tersebut sirna oleh kehadiran wanita asing bernama cateluna yang main masuk ke kehidupanku dan mengacak semua jalinan kebahagiaanku karena sebuah rahasia yang ia ketahui.

Wanita itu mengancamku akan memberitahukan semua rahasiaku pada ibuku jika aku tak menuruti semua keingannya. Mau tak mau aku meninggalkan jean yang kini dipersunting teman dekatku. Hidupku hambar...tapi aku tak siap jika kehilangan sosok ibu atau ayahku.

Aku tidak ingin berada diruang kosong seperti dulu tanpa pengharapan, tanpa kasih sayang tulus. Karena itulah dendam dan amarah menjadi niat besarku mematahkam segala ambisi cateluna.

Dia ingin menguasai semuanya milik keluarga margot, yah si rubah cantik itu akan menghalakan segala cara untuk bertahan sebagai tunanganku.

     Hidupku memang sempurna...aku memiliki segalanya, apa yang diinginkan semua wanita ada padaku. Mereka mungkin bisa memilikiku..tapi tidak hatiku. Jangan harap...semuanya sudah terpatri untuk gadis yang kucintai meski aku tak bisa memilikinya.

Aku sudah berjanji pada jean...sekalipun ia menikahi pria lain dan memiliki anak atau hidup bahagia. Kami tidak akan pernah putus...aku akan tetap mencintainya.

Segala cara akan kulakukan demi mengusir cateluna dari hidupku, tidak...tentunya dari lingkup keluarga margot.

"Hallo...ram....target sudah ditemukan, aku ingin semuanya berjalan lancar"selorohku mendidih. Ku genggam erat ponselku yang menimbulkan  suara rekat  "kau serius vier?! Hei dia tunanganmu...!"sambut ram dari sebrang sana.
"aku tidak pernah seserius ini.....jadi lakukan dengan benar...!"ku tekan setiap anak kataku, tatapan panas itu kembali tertuju pada rumah megah dihadapanku.

"Aku tidak akan membiarkanmu bahagia....aku berjanji...bersamaku...adalah penderitaanmu, luna ku sayang..."



















Продолжить чтение

Вам также понравится

REPUTATION shaanis.a

Любовные романы

718K 140K 46
Reputation [ rep·u·ta·tion /ˌrepyəˈtāSH(ə)n/ noun, meaning; the beliefs or opinions that are generally held about someone or something. ] -- Demi me...
Hidden Marriage Safira RM

Любовные романы

1.1M 55.6K 48
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
The Return of Villain Sister Alda

Любовные романы

321K 16.9K 48
Ravena Violet Kaliandra. Mendengar namanya saja membuat satu sekolah bergidik ngeri. Tak hanya terkenal sebagai putri sulung keluarga Kaliandra yang...
My Husband Is Actor. .

Любовные романы

4.8M 177K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...