Cinta Sang Prajurit

Da zardnst

89.3K 7.2K 643

Ini hanya sebuah fiksi dan jangan sangkut pautkan kepada real life. Selamat membaca. Jangan lupa untuk voteny... Altro

Karakter
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
info
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Minta Saran
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Bab 41
Bab 42
Bab 43
Bab 44
Bab 45
Bab 46
Bab 47
Bab 48
Bab 49
Bab 50
Bab 51
Bab 52
info
Bab 53
Bab 54
Bab 55
Bab 56
Bab 57
Bab 58
Bab 59
bab 60
Bab 61
Bab 62
Bab 63
Bab 64
Bab 65
Bab 66
Bab 67
Bab 68
Bab 69
promosi
sad info
Bab 70
Bab 71
Bab 72
Bab 73
Bab 74
Bab 75
info info

Bab 17

1.1K 69 8
Da zardnst

Selamat membaca..
Maaf kalau banyak typonya hehe😁..


























Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti bulan.

Hari-hari gito sangat bahagia, kemana pun dia pergi selalu ada shani di sampingnya. Begitu juga sebaliknya, kemana shani pergi selalu gito yang mengawalnya.

Pov telepon

Cici sempurna

Assalamu'alaikum ci.

Wa'alaikumsalam to, kenapa?

Cici lagi sibuk gak?

Lagi gak sibuk sih to,
Cuma lagi ngelamun aja di ruangan.

Mau jalan-jalan gak ci?

Seriusan? Emang kamu gak sibuk to?

Baru selesai latihan ci,
sekalian makan siang
bareng kalau cici mau.

Yaudah ayok deh to.
Cici juga sudah lapar ini.
Pasien konsultasi pun sudah selesai
Paling nanti sesi 2 jam 2 siang.

Cici siap-siap gih,
aku jalan sekarang jemput cici.

Oke to cici tunggu.

Siap ci.

Tutt.

Telpon pun mati, gito langsung menuju baraknya untuk ngambil tasnya.

Gito pun berangkat membawa mobilnya, dia langsung menuju rumah sakit buat jemput shani.

Setelah menempuh waktu 25 menit, gito pun sampai ke rumah sakit lalu memarkirkan mobilnya diparkiran depan rumah sakit.

Gito pun turun, dia berjalan menuju ruangan shani untuk menjemput cici kesayangannya.

Saat mau mengetuk pintu ruangan shani, gito dikejutkan kedatangan adiknya dibelakang gito.

"Hayoo mau ngapain ke ruangan ci shani." Ucap gito mengagetkan gito.

"Astaghfirullah gita, bisa gak sih gak usah ngagetin gitu." Ucap gito kaget sambil megang dadanya untuk mengatur detak jantungnya yang memburu.

"Hahaha lagian abang ngapain jam segini kemari sih." Ucap gita terkekeh.

Tiba-tiba shani keluar karena mendengar suara ribut diluar ruangannya.

"Kalian ngapa- eh gito udah sampai kamu?" Tanya shani kaget.

"Iya ci baru nyampe, bentar aku ngatur nafas dulu huh huh huh huh." Ucap gito yang mencoba menetralkan pernapasannya.

"Lah kamu kenapa git?" Tanya shani.

"Ini gita, ngagetin tadi aku ci. Bikin jantung pengen copot aja." Ucap gito.

"Ada-ada aja kamu git." Ucap shani.

"Lagian bang gito datang make masker sama topi gini, ya aku curiga dong ci. Kayak orang jahat kelihatannya." Ucap gita membela dirinya.

"Matamu orang jahat, untung abang gak ada riwayat sakit jantung ya gita." Ucap gito sedikit kesal.

"Hahahaha ya maaf bang." Gita terkekeh seperti gak bersalah.

"Oh iya, cici sama bang gito mau kemana? Kok rapih banget? Tumben juga bang gito gak make pakaian dinasnya?" Tanya gita yang heran melihat gito sama shani.

"Tolong ya dr. Freygita normandia argantara. S.K., SP.PD kalau bertanya satu persatu." Ucap gito kesal dengan banyaknya pertanyaan gita.

"Kita mau makan siang git, abang kamu ngajak cici makan siang bareng soalnya." Ucap shani lembut.

"Wah ada kemajuan si kaku ini ternyata ci, bagus deh kalian mau makan siang bareng. Awas aja macam-macam kamu bang sama ci shani, ku potong burungmu." Ucap gita sedikit mengancam.

"Astaghfirullah git, gak motong itu juga dek. Lagian 1 macam aja." Ucap gito jahil dan sedikit takut sama ancaman gita.

"ABANGGGGGG." teriak gita kesal sama ucapan gito.

"Gak usah teriak di rumah sakit dek." Ucap gito menutup mulut gita.

"Makanya, jangan macam-macam sama ci shani." Ucap gita.

"Iya, tenang saja abang jagain kok ci shani. Kalau mau macam-macam juga pasti abang di mutilasi bunda sama mami melodi." Ucap gito tersenyum.

"Baguslah bang." Balas gita.

"Yaudah kalau gitu, aku mau ke ruangan bunda kalau gitu bg. Hati-hati kalian kalau mau kencannya." Ucap gita meledek lalu lari agar tidak dikejar gito.

Shani hanya tertawa melihat tingkah gita, sedangkan gito geleng-geleng kepala melihat kelakuan gita itu.

Mereka pun pergi meninggalkan rumah sakit, gito mengajak shani jalan-jalan mencari makanan makan siang.

Mata tertuju pada jajanan pinggir jalan, mereka makan mie ayam. Karena itu makanan kesukaan shani sama gito.

Mereka berdua walaupun anak orang kaya, tetap saja mereka makannya lebih suka di pinggir jalan. Ya meskipun tidak bisa dibilang higenis, tapi mereka tidak peduli sama sekali.

"Eh git.." Panggil shani.

"Hmm kenapa ci?" Tanya gito yang selesai makan mie ayamnya.

"Lihat kesana deh, itu ada yang tawuran deh. Eh bukan kayak dikeroyok gitu." Ucap shani menunjukkan ke arah seorang wanita yang lagi dikepung 8 lelaki.

"Yaudah, cici tunggu sini. Biar aku yang kesana." Ucap gito.

Shani menurut aja, karena gito gak mau terjadi sesuatu sama shani kalau ikut sama gito untuk menyelamatkan wanita yang dikepung tersebut.

Saat gito mendekat, dia baru sadar kalau wanita itu adiknya sendiri.

"Kenapa dek?" Tanya gito.

"Bang lihat, ada om om mesum yang berhentiin mobil atin." Ucap kathrin pura-pura takut.

"Lu siapa? Serahin wanita itu pada kita kalau lu gak mau mati ditangan kita semua." Ucap preman itu dengan remehnya.

"Om, ingat istri sama anak anda dirumah. Kalau istri anda di perkosa orang, lu terima aja kah atau lu ikutan bareng pemerkosa itu hahaha." Ucap gito mengetawain preman tersebut.

"Gak usah banyak bacot, siniin wanita itu dan lu mending pergi aja dari sini." Ucap preman tersebut.

"Dih kok maksa, lagian siapa juga yang mau ikut sama lu om. Udah jelek, buncit, dekil, hidup lagi. Lagian kalau gua ikut sama lu, yang ada derajat gua jatuh sampai inti bumi." Ucap kathrin dengan songongnya.

"Banyak bacot lu." Ucap preman itu.

"SERANGGG." perintah dia ke anak buahnya.

Bugh

Bugh

Bugh

Bugh

Bugh

Bugh

Bugh

7 orang anak buah preman itu terkapar ditanah akibat pukulan keras yang diberikan kathrin kepada mereka.

"Gimana om? Tinggal lu sendiri aja nih. Mau gua patahin tangan sama kaki lu, atau mau gua potong burung lu. Hah." Ancam kathrin.

Gito yang mendengar itu ikut ngeri sambil melindungi asetnya, dia hanya menonton dari tadi dan duduk diatas mobilnya kathrin.

"Berani juga lu." Ucap preman itu.

Si preman maju menyerang kathrin, setiap pukulan yang preman itu lakukan. Semuanya dihindari sama kathrin, satu pun gak ada yang mengenainya.

Kathrin yang mulai bosan sama preman itu, karena dia meresa setiap pukulan preman tersebut gak ada yang mengenainya. Kathrin pun memberi sebuah pukulan mentah.

Bugh..

Pukulan itu mendarat tepat di hidung si preman, kathrin yang awalnya kesal langsung memukul preman itu membabi buta. Itu cara dia meluapkan rasa bosannya tadi.

"Tin, udah biarin aja jangan lanjutin." Ucap gito menepuk pundak kathrin.

Kathrin yang mendengar itu langsung menyelesaikan pukulannya.

"Ngeselin banget bang lihat dia." Ucap kathrin sebal.

"Kan udah selesai, lagian kamu mau kemana sih?" Tanya gito.

"Mau ke rumah sakit bang, mau main aja ke tempat bunda hehe." Jawab kathrin sambil cengengesan.

"Yaudah bang, atin pamit ya." Ucap kathrin berpamitan dan masuk ke mobilnya.

"Hati-hati dek." Ucap gito dan dibalas kathrin dengan klakson saja lalu menjalankan mobilnya menuju Argantara Hospital..

Gito yang selesai, dia langsung kembali ke tempat shani yang sedang menunggu dia.

"Gimana to?" Tanya shani.

"Aman ci, preman itu salah milih lawan." Ucap gito dengan santainya.

"Maksud kamu?" Tanya shani bingung.

"Itu ci, cewek yang dikepung 8 orang preman tadi. Dia atin yang sedang jalan menuju rumah sakit untuk ketemu bunda. Ya kamu tahulah ci atin, dia pukulin 8 orang preman itu sampai semuanya pingsan ditanah tuh." Jelas gito sambil menunjuk ke arah preman itu pingsan.

Shani yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala saja, karena dia tahu kalau kathrin itu ahli bela diri makanya dia bisa mengalahkan 8 preman tersebut.

"Oh iya ci, siap ini kita mau kemana lagi?" Tanya gito.

"Kita balik aja to, 30 menit lagi jadwal konsultasi pasien cici soalnya." Ucap shani yang baru melihat jam tangannya.

"Yaudah yuk, cici langsung ke mobil aja." Ucap gito dan dibalas anggukan oleh shani.

"Berapa pak semuanya?" Tanya gito.

"40 ribu dek sama minum dan makanan tambahannya." Ucap si penjual

"Ini pak." Ucap gito memberikan 1 lembar uang merah.

"Sebentar dek kembaliannya." Ucap si bapak penjual.

"Sudah pak, ambil saja kembaliannya." Ucap gito lalu pergi menuju mobilnya.

"

Terimakasih nak." Ucap si bapak.

"Sama-sama pak." Balas gito dan berjalan menuju mobilnya.

Gito pun membawa shani kembali ke rumah sakit, setelah 30 menit diperjalanan akhirnya mereka sampai di parkiran rumah sakit.

Shani dan gito masuk bersama, gito mengantar shani kembali ke ruangannya. Setelah itu, gito berencana pergi ke ruangan bundanya sebelum balik ke markas.

"Yaudah cici masuk gih." Ucap gito.

"Kamu masih disini atau mau balik ke markas to?" Tanya shani.

"Aku mau singgah bentar ci ke ruangan bunda, setelah itu baru ke markas mau ketemu komandan." Jawab gito tersenyum.

"Yaudah, jangan lupa kabari cici nanti ya. Cup." Ucap shani lalu mencium pipi gito.

Gito yang mendapat serangan dadakan hanya mematung, sedangkan shani terkekeh melihat ekspresi kagetnya gito.

"Yaudah to, cici masuk ya." Ucap shani.

"I-iya ci, kalau gitu aku ke ruangan bunda dulu ci." Ucap gito yang masih gak percaya sama ciuman dadakan dari shani.

Shani pun masuk ke ruangan kerjanya, sebentar lagi dia akan memulai konsultasi bersama pasiennya.

Lalu gito, dia pergi menuju ruangan bundanya. Karena dia ingin mampir, soalnya selama di perjalanan menuju rumah sakit. Kathrin selalu menelepon gito untuk cepat datang ke rumah sakit.

"Assalamu'alaikum, orang ganteng dateng." Ucap gito memberi salam saat masuk ke ruangan bundanya.

"Wa'alaikumsalam." Balas indah, kathrin dan gita.

"Loh heh, kok kalian berdua disini?" Tanya gito pura-pura kaget.

"Gak usah drama deh bang." Balas kathrin kesal.

"Ya kan abang nanya dek." Ucap gito cengengesan.

"Abang habis darimana?" Tanya sang bunda.

"Habis makan siang bun." Jawab gito sambil duduk di sofa dekat kathrin.

"Makan siang sama ci shani bun, biasa bang gito mau pdkt sama ci shani dengan alasan makan siang." Jelas gita dengan bercandain gito.

"Heh tuh mulut lemes amat jadi cewek." Ucap gito kesal.

"Kalau mau pdkt sama shani juga kita gak masalah kok bang." Kali ini indah yang bicara.

"Ini lagi, bunda juga ngapain ikut jailin gito sih." Balas gito cemberut.

"Gak cocok bang muka kamu cemberut gitu." Cibir bundanya lalu terkekeh menatap wajah gito.

"Lagian, abang jadian sama shani aja bunda setuju." Ucap indah yang mendekat ke anak-anaknya untuk duduk di sofa.

"Jadian apaan sih bun? Orang gito sama ci shani cuma makan siang biasa aja kok." Elak gito.

"Pacaranlah bang, gitu aja masih nanya jadian apaan." Ucap kathrin kesal.

"Gini ya, abang itu gak mau pacaran. Pacaran itu ribet mending langsung nikah." Ucap gito dengan santainya.

"Yaudah mau kapan nikahnya?" Tanya indah begitu antusias.

"Kapan-kapan bun, lagian gito masih fokus ke kerjaan. Belum lagi gito harus jalanin tugas negara, makanya gito belum mikirin nikah saat ini bun." Jelas gito yang mencoba memberi pengertian kepada sang bunda.

"Bang, jangan gantung perasaan anak orang. Seriusin kalau benar serius, kalau gini namanya abang gantungin perasaan shani." Ucap indah dengan lembut.

"Bukan gitu bun, gito gak mau pacaran karena 1. Gito gak mau kalau terjadi masalah lalu putus, yang ada kita jadi asing seakan gak saling kenal satu sama lain. Kalau kita pacaran, terus gito terlalu fokus sama tim gito. Yang ada kita ribut, shani butuh waktu bareng gito dan gak bisa gito kabulin. Terus shani merubah sikapnya ke gito secara perlahan karena gito susah ada waktu untuk dia, setelahnya kita ribut dan egois satu sama lain. Yang jadi korban hubungan kita, lalu bakal berujung putus dan asing satu sama lain. Itu yang buat gito masih belum mau pacaran bun. Makanya gito inginnya langsung menikah, walaupun bukan ci shani yang jadi pasangannya gito gak papa bun." Jelas gito ketidakinginan dia untuk berpacaran dan hanya mau langsung menikah.

Indah yang mendengar itu paham maksud tujuannya gito, dia juga gak bisa maksa gito untuk memperjelas hubungan gito dan shani. Karena indah tahu kalau gito sudah buat keputusan, gito tidak akan merubahnya sedikit pun.

"Terus mau sampai kapan abang sama ci shani begini?" Tanya kathrin.

"Sampai ci shani minta abang menjauh dari dia, baru abang pergi menjauh dari hidupnya." Balas gito yang menatap ke arah kathrin.

"Ya abang pun secepatnya buat keputusan, kalau memang mau nikah yaudah kasih tahu sama ci shani." Ucap gita.

"Nikah itu kalau di ucapkan gampang git, tapi menjalani itu yang susah. Nikah itu sakral dan bukan main-main, karena abang ingin pernikahan itu sekali seumur hidup." Jelas gito yang membuat gita mengangguk paham.

"Yaudah, abang jangan pernah sakitin shani. Shani itu sudah bunda anggap anak sendiri, kalau sampai abang buat nangis shani. Bunda gak segan-segan buat hukum abang." Ucap indah dengan tegas.

"Abang juga gak bakal melakukan itu bun, toh abang juga mau menjaga dia bukan mau merusak dia." Balas gito dengan tegas juga.

"Baguslah bang, bunda akan selalu pegang ucapan kamu." Ucap indah.

"Iya bun, abang akan jaga shani." Balas gito.

Mereka asik ngobrol diruangannya indah, sampai jam menunjukkan pukul 5 sore. Gito yang ingin pulang bareng keluarganya, malah mendapat panggilan.

Pov telepon

Letnan satu aran

Hallo bang, kenapa?

Git kamu dimana?

Lagi di rumah sakit bang.

Datang sekarang ke barak,
Ada yang harus kita sampaikan git
Sekarang jangan nanti-nati lagi

Baik bang, aku sekarang gerak kesana.

Oke git kamu tunggu.

Tuttt.

Telepon langsung di matikan sepihak sama aran, gito pun masih merasa aneh kenapa aran menyuruhnya ke barak sekarang.

"Bun, abang gak ikut pulang bareng kalian ya." Ucap gito.

"Kenapa bang?" Tanya kathrin.

"Abang harus ke markas sekarang, ada hal penting yang harus abang kerjakan." Balas gito.

"Yaudah abang hati-hati dijalan ya." Ucap indah.

"Iya bun, abang pamit bun. Assalamu'alaikum." Ucap gito sambil mencium pipi indah, gita dan kathrin.

Gito langsung keluar ruangan bundanya, dia berlari buru-buru dan berpapasan dengan shani.

Tapi gito gak menghiraukan itu, dia langsung berlari menuju lift yang mau tertutup. Sedangkan shani, dia mau ke ruangan indah untuk pulang bareng karena ditelepon sama gita.

"Assalamu'alaikum." Ucap shani masuk ke ruangan indah.

"Wa'alaikumsalam." Balas mereka bertiga.

Shani masuk lalu menyalam indah, shani masih bingung kenapa gito tadi buru-buru.

"Bun, gito tadi kenapa buru-buru gitu?" Tanya shani.

"Gak tau shan, bunda juga heran setelah gito menerima telepon dia langsung pergi buru-buru menuju markas katanya." Jelas indah dan shani hanya menggangguk saja.

Mereka bertiga pun bergegas pulang, dan sama-sama turun menuju parkiran.

Sedangkan disisi gito, sekitar 25 menit perjalanan. Dia sudah sampai ke markas dan menjalankan mobilnya menuju barak mereka.

Sesampainya di depan barak, gito langsung masuk dan menemui pasukan 404 delta yang lagi ngobrol.

"Sorry sorry gua lama nyampenya." Ucap gito.

"Santai aja to, lagian jenderal masih rapat." Balas aran.

"Ini sebenarnya kenapa? Kok kalian tampak serius banget mukanya?" Tanya gito.

"Git, kali ini kita harus berangkat ke Afganistan. Kita dipanggil untuk menjalankan misi kali ini, perang kembali pecah disana. Sebulan setelah pulangnya tim 202 eagle, maka itu kali ini tim kita bakal kesana." Jelas freya semuanya.

"Apa kalian yakin mau berangkat?" Tanya gito.

"Yakin git, sudah cukup 2 bulan untuk kita istirahat karena kejadian dulu. Sekarang kita siap untuk pergi kesana." Ucap cristian dengan keyakinan tegasnya.

"Bagus deh, gua legah dengarnya." Ucap gito.

"Kalau gitu git, lu ganti baju dulu sana. Sebentar lagi kita akan menemui jenderal abimana, sekalian anggota baru untuk tim kita sudah berada di kantor beliau yang sedang menunggu jenderal selesai rapat." Ucap freya menyuruh gito ganti baju.

"Oke kak, gua ke dalam dulu ganti baju." Balas gito pergi meninggalkan temannya.

Skip

Gak lama, mereka semua pergi menuju ruangan jenderal abimana yang telah selesai rapat.

Tok

Tok

Tok

Tok

Gito mengetuk pintu ruangan sang jenderal. "Masuk." Begitulah balasan dari dalam. Tim gito pun masuk setelah dipersilahkan oleh jenderal abimana.

"Lapor jenderal, tim 404 delta telah hadir dan siap menerima arahan dari jenderal." Ucap gito melapor.

"Laporan diterima, kalian silahkan duduk di sofa." Ucap sang jenderal mengajak tim delta duduk.

"Baiklah gito, kamu tahukan kenapa saya memanggil kalian semua kemari?" Tanya jenderal abimana.

"Siap tahu jenderal, kami akan diberangkatkan untuk tugas negara ke Afganistan karena pecahnya kembali perang disana." Ucap gito.

"Yes benar, kalian akan berangkat lusa kesana dan akan bergabung dengan pasukan lain yang sudah berada disana terlebih dahulu. Kalian siap untuk berangkatkan?" Jelas sang jenderal dan juga bertanya kesiapan pasukan gito.

"Siap jenderal, kami siap berangkat kesana." Jawab tegas gito.

"Baiklah saya suka ketegasan kalian untuk siap berangkat kesana." Ucap jenderal abimana sedikit legah.

"Selanjutnya, untuk pasukan yang kamu minta. Saya sudah menyiapkannya, dia sudah hadir disini dan siap bergabung bersama kalian." Lanjut jenderal abimana.

Gito dkk yang sejak tadi tidak menyadari kehadiran salah satu anggota yang diminta gito beberapa saat yang lalu.

"Kamu tidak menyadari kehadiranku wahai komandan pasukan 404 delta." Ucap olla yang sudah duduk di dekat mereka.

"Adriolan Sinambela, akhirnya kamu datang juga. Maaf saya tidak menyadari kehadiranmu." Ucap gito yang baru menyadari olla disana.

"Tidak masalah letnan, hal itu wajar karena komandan berdiskusi denganmu tentang misi kalian." Ucap olla memaklumi keadaan itu.

"Baiklah gito, kalian akan berangkat lusa dan persiapkan semuanya. Saya harap kalian kembali seperti kalian berangkat." Ucap sang jenderal mengulurkan tangannya.

"Siap jenderal, kami akan kembali seperti kami berangkat jenderal." Balas gito sambil menerima uluran tangan jenderal abimana.

"Letnan dua adriolan sinambela, silahkan bergabung dengan pasukan letnan dua freygito. Kamu akan menjadi anggota 404 delta sesuai permintaan letnan gito. Kamu juga akan menjalankan misi bersama mereka." Jelas jenderal abimana soal posisi olla.

"Siap jenderal." Balas olla dengan tegas.

"Kalau begitu kami izin pamit jenderal, kami akan mempersiapkan segalanya." Ucap gito dan pamit kepada jenderal abimana.

"Baik letnan, silahkan persiapkan semuanya." Balas sang jenderal.

Pasukan 404 delta pun keluar darisana, begitu juga dengan olla yang mengikuti gito beserta pasukan delta lainnya.

Mereka langsung menuju barak tim, disana mereka berkumpul seperti biasanya.

"Baik, kalian sudah mengenal beliau pas di kantor jenderal. Dia sekarang yang akan menjadi bagian keluarga 404 delta mulai saat ini." Ucap gito.

Semua anggota mengganggukkan kepalanya tanda mereka paham.

"Baik letnan olla, kamu akan menjadi bagian tim ini mulai sekarang dan seterusnya. Kita semua keluarga dan saling membantu satu sama lain, kalau ada masalah ceritalah kepada kami karena kita semua keluarga." Jelas gito.

Olla pun paham, "Baik letnan gito saya paham, kalau begitu sekali lagi perkenalkan nama saya Letnan dua infanteri Adiolan Sinambela. Kalian bisa memanggil saya olla." Ucap olla memperkenalkan dirinya.

"Saya aran. Saya letnan satu." Ucap aran menyalam olla.

"Saya freya, saya sama seperti aran letnan satu." Ucap freya berganti menyalam olla.

"Saya rian, saya berpangkat kopral kepala letnan." Ucap rian menyalam olla.

"Saya cristian panggil saya tian, saya berpangkat kopral satu letnan." Ucap cristian menyalam olla.

"Salam kenal semuanya, mohon bantuannya dan bimbingannya untuk misi kali ini." Ucap olla.

Mereka selesai berkenalan dan istirahat sebentar. Karena hari sudah malam, mereka juga mempersiapkan barang mereka sebelum pulang ke rumah masing-masing.

Dari semua anggota 404 delta, cuma gito yang tidak memilih tinggal di asrama kecuali ada acara penting yang mengharuskan dia tinggal disana.

Malam itu gito balik kerumahnya, dia langsung beristirahat sesampainya disana. Karena dia sudah merasa capek.

"Assalamu'alaikum." Ucap gito.

"Wa'alaikumsalam bang." Ucap mereka bersamaan.

Karena saat gito masuk, bunda, ayah dan adiknya sedang berkumpul di ruang tamu sedang ngobrol dan menonton.

"Abang makan malam dulu gih." Ucap sang bunda.

"Abang langsung ke kamar aja bunda, mau bersih-bersih biar langsung tidur. Capek banget soalnya bunda." Ucap gito.

"Yaudah sana langsung istirahat aja bang." Ucap gracio.

"Iya yah." Balas gito dan berjalan menuju kamar.

Saat jalan menuju ke kamar, gito sempat berhenti sebentar. "Oh iya, besok ada yang harus gito bicarain sama kalian." Ucap gito lalu pergi jalan ke kamarnya.

Bunda, ayah dan kedua adiknya gito pun sedikit heran. Karena tiba-tiba gito besok ingin ngobrol sama mereka.

Sesampainya di kamar, gito langsung menuju kamar mandi untuk mandi. Selesai mandi, gito langsung merebahkan badannya untuk istirahat. Tapi sebelumnya dia mengirim pesan ke shani.

Pov chat.

Cici sempurna

Ci, besok kalau gak sibuk.
Besok ke rumah ya ci, ada yang ingin gito
Sampaikan kepada cici.

Maaf juga ci baru ngabarin.

Iya to, gpp kok.
Besok cici bakal kerumah.

Iya ci.

Read.

Gito langsung meletakkan hpnya, dia memejamkan matanya. Gak lama memejamkan mata, gito langsung menuju alam mimpinya.





































































Sekian untuk kali ini..

Jangan lupa kritik, saran dan votenya..

Terimakasih semuanya...




Continua a leggere

Ti piacerà anche

49.6K 7.2K 22
Zee yang selalu menjadi prioritas Gracia namun Gracia selalu sibuk oleh pekerjaannya, bagaimana Zee menanggapi itu?
189K 17.9K 45
Azizi, gadis kecil yang terpisah dari keluarganya akibat tersesat di salah satu tempat rekreasi. Ia tumbuh bersama anak anak jalanan, sekarang telah...
3.8K 193 8
~NOVEL TERJEMAHAN~ 隨身空間在末世 Pengarang: Yun Jian Xian Lai Jenis: Tanmei doujin Status: Selesai Pembaruan terakhir: 23 Februari 2021 Bab terakhir: 80‧Ba...
136K 13.1K 32
"Kemana pun kalian pergi. Sejauh manapun kalian melangkah pergi. Kalian akan tetap pulang. Kemana? Tentu saja ke Rumah. Tetapi bagaimana dengan aku?"...