APOLLO AND ARTHEMIS

Aphrodite_Themis

336K 41.1K 6.1K

( Ada VERSI CETAK) . . "Kau harus jadi milikku, pangeran kecil!" "Tidak mau! Kau itu kaisar mesum!" . Kisah... Еще

PROLOG
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3 - Godaan Pertama
Chapter 4 - ARES
Chapter 5 - Aku ingin pangeran kecil itu!
Chapter 6 - Serahkan Pangeran Jaejoong!
Chapter 7 - Syarat Aneh
Chapter 8 - Kaisar itu menyukaimu...
Chapter 9 - Apa maumu, Kaisar Jung?
Chapter 10 - Aku Gila Karena Kau, Kim Jaejoong
Chapter 11 - Cari Pangeran Jaejoong!
Chapter 12 - Syarat Kedua
Chapter 13 - Ini Semua Gara-Gara Anda!
Chapter 14 - Bucin
Chapter 15 - Kembalikan Ciuman Pertamaku!
Chapter 16 - Istana Megah
Chapter 17 - Selamat datang, Hwangtaehu Jung
Chapter 18- Ambisi Permaisuri Byun
Chapter 19 - Aku Menunggu Pangeran Nakalku, Bukan Selir Baru...
Chapter 20 - Kaisar Mesum
Chapter 21 - Aku Ingin Apollo
Chapter 22 - Singkirkan Pangeran Arthemis!
Chapter 23 - Aku Membencimu, Kaisar Jung
Chapter 24 - HADES
Chapter 25 - Perebutan Istana Dalam
Chapter 26 - Selir Penghasut
Chapter 27 - Amukan Permaisuri
Chapter 28 - Dayang Rong, Cambuk Dia!
Chapter 29 - Lepaskan Pangeran Kim sekarang juga!
Chapter 30 - Kejatuhan Permaisuri Lee
CHAPTER 31 - Teman Baru atau Pangeran Iblis?
Chapter 32 - Penghuni Medusa
Chapter 33 - Bantu atau Singkirkan?
Chapter 34 - Surat Rahasia
Chapter 35 - Selir Ming
Chapter 36 - Rayuan Ular
Chapter 37 - Darah dan Kesetiaan
Chapter 38 - Air Putih
Chapter 39 - Perdebatan Pertama
Chapter 40 - Kelicikan Pangeran Hades
Chapter 41 - Medali Apollo
Chapter 42 - Paviliun Medusa
Chapter 43 - Drama dan Siasat Licik
Chapter 44 - Perjanjian Muslihat
Chapter 45 - Aku Setuju, Daegun Kim
Chapter 46 - Dia Membunuh Pangeran!
Chapter 47 - TARTAROS
Chapter 48 - Amukan Hwangtaehu!
Chapter 49 - Bertemu Sang Hwangtaehu
CHAPTER 50 - Bertemu Sang Hwangtaehu 2
Chapter 51 - How Dare You!
Chapter 52 - Berikan Apollo padaku!
Chapter 53 - RACUNI DIA
Chapter 54 - GOOD BYE, DAEGUN KIM
Chapter 55 - SIASAT SANG HWANGTAEHU
Chapter 56 - Bunuh Sang Daegun!
Chapter 57 - Yong Jun
Chapter 58 - Pertengkaran Pertama
Chapter 59 - TARTAROS
Chapter 60 - Rencana Pembunuhan
Chapter 61 - Panggil Kaisar Jung!
Chapter 62 - Tutup Istana Dalam
Chapter 63 - Takdir Buruk Yong Jun
Chapter 64 - Kekacauan Istana Dalam
Chapter 65 - Kelicikan Pangeran Jungs
Chapter 66 - Amarah Sang Kaisar
Chapter 67 - Tipu Muslihat
Chapter 68 - Topeng Baik Hati
CHAPTER 69 - Pangeran Kim Sadar!
CHAPTER 70 - Rencana Gila Pangeran Jung!
CHAPTER 71 - Permainan Berbahaya
Chapter 72 -Pertarungan Siasat
Chapter 73 - Kita Semua Akan Mati!
Chapter 74 - Rencana Kejam Hwangtaehu
Chapter 75 - Ambisi Mengerikan Pangeran Arthemis
Chapter 76 - Pangeran HADES
Chapter 77 - Putra Mahkota Asli
Chapter 77 - Sang Kaisar VS Sang Hwangtaehu
Chapter 78 - BUNUH PERMAISURI BYUN
Chapter 79 - Pengadilan Terbuka
Chapter 80 - Kematian Kim Jin Hee
Chapter 81 - Airmata Kyuhyun
Chapter 82 - Ambisi Mengerikan Ibu Suri
Chapter 83 -Jangan Berani....Berhenti!!
Chapter 84 - Temukan Stempel Itu Secepatnya!
Chapter 85 - Dasar Pangeran Terkutuk!
Chapter 86 -Konfrontasi Menggerikan Pangeran Jaejoong
Chapter 87 - RAMUAN MENGGERIKAN
Chapter 88 - Kekejaman Sang Daegun
Chapter 90 - KEKECEWAAN RAJA ARTHEMIS
Chapter 91 - I'M A KING
Chapter 92 - Amarah Keji sang Hwangtaehu
Chapter 93 - Perseteruan Kaisar dan Ibusuri
Chapter 94 - Menaklukan Pangeran Jung

Chapter 89 - CINTA BUTA HWANGTAEHU JUNG

239 29 1
Aphrodite_Themis

INI VERSI BUKU
.
.

Author : Anya / AphroditeThemis

Genre : Saeguk / Intric / Drama / Revenge / Murder

Rate : 21 +

PS : Ada VERSI CETAK.

.

.

KINGDOM, ROYALTY, LOVE AND WAR
.
.

ATHENA

Suasana ruang istirahat pribadi hwangtaehu sore ini terasa begitu mencekam dan terlalu tenang hingga membuat kedua namja muda yang sedang duduk didepan yeoja yang masih terlihat cantik itu mulai gelisah. Usai menceritakan semua yang sudah mereka lakukan dengan antusias, sang hwangtaehu malah memasang ekspresi dingin dan bukannya memuji mereka seperti biasanya. Diam-diam, Jung Changmin melirik bingung pada kembarannya yang juga terlihat tidak mengerti dengan reaksi ibunda mereka kali ini.

"Apa ada yang salah dari yang sudah kami lakukan? Kenapa eomma menatap kami seperti itu dan tidak mengatakan apapun?" Chansung akhirnya menyerukan kebingungannya karena Changmin terus saja memberi isyarat padanya. Ide aneh itu memang berasal darinya, jadi wajar jika dia yang harus bertanggung jawab!

Jujur hal pertama yang ingin dilakukan Jung Heechul saat mendengar semua cerita kedua putra kembarnya ini adalah dia ingin menampar kuat wajah sombong keduanya. Namun, itu sesuatu yang sampai mati pun tidak akan dilakukannya. Heechul terlalu menyayangi keduanya hingga tidak akan pernah menyakiti mereka meski untuk itu, dia harus berusaha kuat mengendalikan amarah yang sedang berkobar dalam dirinya. Semua rencana yang disusunnya dengan rinci hancur dalam sekejab dan sekarang dia harus bisa menemukan solusi terbaik dari masalah tak terduga ini.

"Kenapa tidak kalian katakan ini dari awal?"desisnya tajam sembari menatap dingin pada wajah tampan kedua putranya yang terlihat tidak mengerti. "Apa kalian tahu sebesar apa kesalahan yang kalian lakukan kali ini?" dengan kesal Heechul memukul kuat meja yang menjadi penghalang antara dirinya dan kedua pangeran muda yang sedang saling melirik bingung sebelum menggeleng cepat dengan ekspresi polos yang hanya mereka tunjukkan dihadapannya.

Kemarahan yang terlihat di mata tajam sang hwangtaehu membuat Changmin tidak bisa lagi menahan dirinya yang mendadak merasa gelisah untuk ikut bertanya juga. "Eomma, tidak suka Pangeran Arthemis itu bisa memberikan seorang putra mahkota bagi Apollo? Bukankah itu alasan eomma menentang keputusan sang kaisar untuk menobatkannya sebagai permaisuri?" Mereka memang melakukan rencana yang terbilang sangat beresiko itu karena tidak ingin sang kaisar pada akhirnya akan kembali memilih salah satu selirnya untuk mengandung seorang penerus Apollo.

"Aku tidak pernah peduli pada pangeran muda yang ambisius itu!"sergah sang hwangtaehu dingin sambil beranjak dari tempatnya duduk dan mulai mondar mandir dalam ruangan yang dipenuhi buku itu. "Tapi, kalian berdua....Ya Tuhan, kalian sudah mengacaukan semua rencanaku! Sang kaisar sudah sepakat denganku untuk mengangkat salah satu dari kalian sebagai putra mahkota Apollo yang nantinya akan menjadi Kaisar Jung selanjutnya!"

Wajah Jung Changmin dan Jung Chansung sontak berubah pias saat mendengar semburan kemarahan sang hwangtaehu yang selama ini selalu bersikap sabar pada setiap ulah nakal mereka. Sepertinya kali ini mereka memang benar-benar mengecewakan yeoja yang sudah membesarkan mereka dengan penuh kasih dan bahkan selalu memprioritaskan mereka dibandingkan sang kaisar. Selama ini mereka memang selalu mematuhi setiap perintah sang hwangtaehu namun tidak pernah terbersit sekali pun dalam pikiran mereka jika saudari ibu kandung mereka ini ingin salah satu dari mereka untuk menjadi Kaisar Apollo.

Perlahan Changmin yang sudah lebih dulu mengatasi rasa terkejutnya berdiri dan langsung menghampiri sang hwangtaehu yang terlihat sedang menatap datar kearah halaman Athena yang dijaga ketat. "Mianhe, kami hanya berpikir ingin memberikan kejutan. Tidak sekali pun kami bermaksud mengacaukan semua rencana, eomma. Sungguh...."gumamnya lirih dengan ekspresi menyesal sambil memeluk tubuh ramping sang hwangtaehu dari samping.

"Semua itu kami lakukan demi eomma. Kumohon, jangan marah..." Chansung segera ikut menimpali ucapan kembarannya seraya meraih jemari sang hwangtaehu dan meremasnya ringan sebelum sedikit membungkuk untuk mengecup sayang pipi yeoja yang sudah terlihat lebih tenang itu.

Untuk sesaat Heechul memejamkan matanya dan menghembuskan nafas frustasi sebelum mengulurkan tangannya untuk memeluk tubuh besar kedua putra kesayangannya yang terlihat sangat menyesal. "Ya, kalian benar-benar sudah mengejutkanku! Sekarang mulailah berdoa jika ramuan sialan itu tidak akan berhasil"desisnya dingin sembari menatap tajam pada kedua putranya yang meringis kecil. "Untuk saat ini tetaplah bersikap seperti biasanya tapi, jika nanti Pangeran Arthemis itu berhasil mengandung dan melahirkan seorang putra mahkota maka tugas kalian selanjutnya adalah memanfaatkan hutang budinya pada kalian dengan sebaik-baiknya."

"Itu mudah sekali, eomma."sahut Changmin cepat dengan seringai lebar dibibirnya karena dia tahu pasti cara untuk menekan Pangeran Jaejoong yang sifat sama liciknya dengan mereka itu. "Lagipula aku yakin sekali dia tidak akan bisa berbuat banyak karena jika dia berhasil memiliki seorang putra maka, Cho Kyuhyun, pengawal kesayangannya itu akan menjadi milikku!"cetusnya ringan sambil mengabaikan tatapan tajam Chansung yang terus memberinya isyarat untuk tidak bicara apapun lagi.

Walau terlihat tak acuh namun sebenarnya Changmin berusaha membaca perubahan emosi diwajah sang hwangtaehu yang terlihat menggeras. Dia memang sengaja mengungkap hubungan terlarang yang sedang terjalin antara dirinya dan Cho Kyuhyun walau menurut Chansung itu tindakan yang sangat bodoh. Dia hanya tidak ingin apa yang dialami Ming Zi terulang lagi pada Pengawal Arthemis yang mulai disukainya itu karena walau selalu menimpahkan semua nasib buruk yang dialami dayang malang itu pada Permaisuri Lee, namun dalam sudut hatinya yang terdalam, Changmin tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Awalnya sang kaisar dan sekarang salah satu putra kesayanganku yang menyukai seorang namja muda! Apa semua ini terjadi karena kutukan biksu itu?", batin sang hwangtaehu seraya menatap tajam dan penuh selidik pada wajah Changmin yang terlihat tenang.

Merawat dan membesarkan kedua pangeran muda ini dengan tangannya sendiri membuat hwangtaehu Jung tahu pasti apa yang sekarang ada dalam pikiran Changmin yang sedang membalas tatapannya dengan sorot mata penuh arti. Walau tidak terucap, namun ibusuri Apollo ini tahu apa yang diinginkan salah satu putra kembarnya sekarang. Sepertinya, untuk kali ini Heechul harus bersikap lebih lunak karena sampai mati pun dia tidak akan pernah rela kehilangan kedua putra kesayangannya ini!

"Ck, eomma pikir kau akan terus menutupinya."

Sambil tersenyum penuh arti, Jung Heechul mengusap sayang rambut panjang putranya sebelum menatap tajam pada keduanya dan kembali bersikap serius. "Dengarkan aku, Changmin. Lakukan apapun yang kau mau dengan pengawal Arthemis itu tapi tetap ingat, aku ingin kau atau Chansung menikahi Putri Arcadia begitu penobatan kalian sebagai jenderal perang dilaksanakan! Daratan Andalusia ini harus berada dibawah kekuasaan kita, apapun caranya!"

Chansung yang melihat Changmin sudah siap untuk protes pada perintah hwangtaehu, langsung mencengkram kuat lengan kembarannya dan memberinya isyarat untuk tidak menguji kesabaran sang ibusuri lagi. "Eomma tidak perlu khawatir tentang hal itu. Kami pasti bisa mencapai semua impian besar anda. Percayalah!"seru Pangeran Jung yang bertubuh tinggi besar itu dengan senyum menyakinkan dan kilat penuh ambisi di kedua bola matanya yang sepertinya membuat sang hwangtaehu merasa sangat puas.

"Kau saja yang menikahi putri itu! Aku tidak mau!"desis Changmin sepelan mungkin tanpa peduli pada geraman kesal Chansung yang langsung menginjak kuat kakinya.

.

.

ARES

"Setelah menjadi Permaisuri Jung aku ingin kau tinggal di..."

Tanpa menunggu sang kaisar menyelesaikan ucapannya, Jaejoong langsung melepaskan pelukan intim Penguasa Apollo itu dari tubuhnya dan beranjak duduk tanpa peduli pada rasa sakit dibeberapa bagian tubuhnya. Sepasang matanya sudah mendelik tajam pada namja bertubuh kekar yang masih berbaring santai di ranjangnya yang berantakan. Malam ini, sang kaisar memang datang agak larut ke Ares karena menurutnya, ada masalah penting yang sedang terjadi di perbatasan utara Apollo. Sang kaisar mendapat kabar dari salah satu panglima perangnya jika Menteri Go baru saja terbunuh karena serangan yang tak terduga dari prajurit kerajaan Arcadia.

"Tidak! Aku mau tetap di istana Ares dan jangan harap anda bisa memaksaku untuk tinggal di pavilliun Hestia! Sampai mati pun aku tidak akan pernah sudi tinggal di tempat Lee Saera pernah hidup dengan sombong sebagai Permaisuri Jung!"

Dengan berani Jaejoong mengeluarkan protesnya, jika apa yang dijanjikan kedua Pangeran Hades itu padanya terbukti benar maka hanya tinggal menunggu waktu saja untuknya menguasai bukan saja sebagian Apollo melalui kekuasaan yang diberikan sang kaisar tapi dia juga akan memiliki seluruh kerajaan besar ini ditangannya melalui putra mahkota yang nanti akan dilahirkannya. Walau untuk mencapai semua impiannya itu, mungkin Jaejoong harus mengorbankan pengawal sekaligus sahabat terbaiknya, Cho Kyuhyun yang sedang diincar oleh Pangeran Jung Changmin yang sungguh licik dan tak punya perasaan itu.

"Ck, dasar pangeran nakal!" dengan gerakan yang begitu menggoda perlahan sang kaisar ikut beranjak duduk ditengah ranjang mewah mereka, tangannya juga refleks kembali merengkuh tubuh telanjang Jaejoong hingga kembali masuk dalam pelukannya. "Dengar dulu ucapanku sampai selesai, chagiya. Jangan menyelanya!" Yunho berdesis tajam walau kilau dimatanya menunjukkan jika dia tidak benar-benar marah pada sosok indah yang sudah melingkarkan kedua kaki jenjang yang menggoda itu disekeliling pinggangnya.

Suara tajam itu tidak membuat Jaejoong takut sedikit pun, sebaliknya dia malah memukul dada bidang sang kaisar yang masih berselimut keringat dan juga dihiasi beberapa tanda yang dibuatnya tadi dengan kasar. "Anda sendiri yang membuatku takut, Yang Mulia! Gubuk menyedihkan milik Lee Saera itu tidak akan pernah layak untukku!"gerutunya cepat sambil mengangkat tinggi dagunya dengan gaya sombong.

Melihat bibir merah pangeran nakalnya yang sudah merengut lucu dengan wajah sombong yang membuat terlihat semakin menawan itu, Yunho terkekeh pelan sebelum tiba-tiba saja menarik kepala namja cantik itu. Dengan sedikit kasar dilumatnya kuat belahan bibir merah yang selalu membuat gairah dalam dirinya seakan tidak pernah terpuaskan. "Ughhh...Yang Mulia...Jangan..Hmm.." Terkejut dengan serangan tak terduga itu membuat Jaejoong refleks memekik dan memukul bahu sang kaisar dengan kesal sebelum mulai membalas ciuman itu dengan sama hangatnya.

Untuk sesaat tidak ada yang bicara dalam kamar mewah itu, hanya desahan kecil dan erangan tertahan yang terdengar dari kedua sosok yang sudah sibuk berciuman panas sambil kembali saling mencumbu dan membelai setiap bagian tubuh mereka yang masih terasa lembab dan sangat sensitif. Pangeran Arthemis yang berparas seindah malaikat itu mengerang tertahan saat dirasanya mulut sang kaisar yang terasa sepanas api sudah kembali menjilat dan mengisap kuat tonjolan kecil didadanya. Tidak sampai 1 jam yang lalu mereka baru saja bergumul panas dan berbagi kehangatan namun sekarang gairah itu kembali menyerbu dengan sama kuatnya seperti badai di musim panas.

Tanpa melepaskan bibirnya dari perut ramping yang sedang diciumnya lembut, sang kaisar yang sudah kembali berada diatas tubuh polos dengan kulit sepucat pualam itu kembali membuka kedua kaki jenjang pangeran nakalnya. Meletakkannya diatas kedua bahu kekarnya sebelum perlahan menurunkan kepalanya untuk mencumbu bagian kesukaannya dari seluruh tubuh indah miliknya ini. Lidahnya mengecap pelan bagian yang terus berkedut menggoda dan terlihat sedikit memerah karena ulahnya yang tidak sabaran tadi.

Jilatan yang terasa geli dan mulai membakar seluruh tubuhnya itu membuat Jaejoong yang tidak mampu lagi menahan desahannya memilih menggigit kuat bahu sang kaisar yang sedang dipeluknya kuat. Dia mungkin akan mati jika namja arogan yang sedang sibuk menjelajahi bagian bawah tubuhnya ini tidak segera berhenti menggodanya. Semuanya terasa menyiksa, nikmat sekaligus memancing gairah yang seolah terpendam dalam dirinya.

"Jeonha....Akhhh...Yang Mulia...Akuuu..."pekiknya tertahan dengan mata yang terpejam rapat saat jemari sang kaisar yang sudah menggantikan lidahnya yang sepanas api baru saja menyentuh sesuatu dalam dirinya. 'Oh, dewa...Ughh aku..." Jaejoong tidak mampu lagi melanjutkan ucapannya saat mulut hangat itu sekarang melingkupinya dan menghisapnya kuat sedangkan jari panjang itu terus bergerak tanpa henti memasukinya.

Belum hilang semua rasa terkejut dan nikmat membara yang membuat seluruh tubuhnya gemetar hebat, sang kaisar yang seolah tidak kehabisan energi malah sudah dengan ganas kembali melumat kuat bibirnya lagi. Membagi sesuatu yang membuatnya merasa begitu malu sekaligus sangat nakal. Jaejoong bahkan tidak berani membuka kedua matanya saat tangan besar yang baru saja memberi kenikmatan itu sekarang menangkup dan mengusap lembut pipinya yang terasa begitu panas.

"Kau terasa semanis dan sehangat madu, nae sarang..."goda sang kaisar sambil menyeringai kecil saat melihat pangeran tercintanya yang terus saja menundukkan kepalanya untuk menghindari tatapan matanya.

Ini bukan kali pertama mereka memadu kasih namun tetap saja sosok seindah malaikat dalam pelukannya ini merasa malu, reaksi alami yang membuat hati Yunho merasa begitu senang karena dibalik semua sifat licik dan egois Jaejoong, masih tersimpan sisi polos yang selalu membuat Yunho jatuh cinta dan ingin melindunginya dari semua orang yang mungkin berencana menyakitnya.

"Jangan menatapku seperti itu, Jung Yunho! Aku sedang malu sekali! Tadi, kau itu..." ucapan Jaejoong terhenti dan dia kembali mengalihkan pandangan matanya kearah mana pun, asal bukan pada wajah tampan sang kaisar yang sedang tersenyum penuh arti padanya.

Jantung Jaejoong berdebar begitu kencang saat mengingat janjinya pada sang kaisar siang tadi. Janji nakal yang bahkan sampai saat ini belum berani ditepatinya. "Aku bahkan belum....Jeonha, aku...Maksudku..." walau udara malam ini terasa dingin namun Jaejoong merasa seluruh tubuh terutama wajahnya panas. Dia tidak mampu mengungkapkan apa yang ada dalam kepalanya. Semua terasa begitu memalukan meski harus diakuinya, dia suka dengan semua perlakuan intim namja yang sedang membelai lembut rambut panjangnya.

Dalam hati Yunho tertawa melihat pangeran tercintanya yang sedang salah tingkah dengan wajah merona indah. Tidak ingin membuat Jaejoong merasa lebih malu lagi, akhirnya namja yang sudah berpengalaman itu memutuskan untuk bicara sesuatu yang pasti akan membuat pangeran nakalnya ini kembali bersikap agresif. "Hestia memang tidak pantas untuk pangeran tercintaku. Tempat itu terlalu sepi dan penuh kesuraman sedangkan aku ingin permaisuri cantikku ini hidup dalam gelimangan harta dan kebahagiaan."gumamnya dengan suara rendah sementara tangannya sekarang beralih membelai punggung halus yang terasa begitu lembut di jemarinya yang kasar.

"Tidak boleh lagi ada kesedihan apalagi airmata untuk calon permaisuriku."sambung Yunho lagi dengan nada tegas sambil menangkup wajah cantik Jaejoong yang sekarang sudah membalas tatapannya. "Tanpamu disisiku, aku akan mati, nae sarang..."bisiknya penuh cinta sembari mengecup mata indah pangeran nakalnya yang sudah berbinar bahagia.

Malu yang tadi sempat dirasakan Jaejoong dalam sekejab berubah menjadi rasa bahagia yang menyebar diseluruh tubuhnya walau dia tetap memilih menunjukkan raut wajah kesal pada sang kaisar yang sedang memeluknya. "Jangan mencoba merayuku, jeonha. Aku hanya takut anda memaksaku untuk..."

"Bukankah aku sudah berjanji tidak akan pernah memaksamu melakukan sesuatu yang tidak kau sukai, chagiya?" kali ini sang kaisar-lah yang menyela ucapan Jaejoong dengan suara tegas. "Besok adalah hari penobatanmu sebagai Permaisuri Apollo dan setelah itu, aku ingin kau tinggal bersamaku di istana utama Apollo."tambahnya sambil menatap tajam wajah cantik sang pangeran yang terlihat begitu terkejut mendengar keputusannya.

Tinggal bersama sang kaisar di istana utama Apollo adalah sesuatu yang bahkan tidak pernah berani diimpikan Jaejoong selama ini. Hatinya perlahan berdebar kencang antara rasa bahagia dan takut yang mulai mewarnainya. "Bagaimana dengan istana Ares? Aku sudah menyukai tempat ini, apalagi anda sengaja membangunnya untukku."serunya dengan suara lirih, berusaha memancing apa lagi yang akan dikatakan Penguasa Apollo yang sudah membuatnya melakukan semua perbuatan terlarang yang mungkin akan membuat Raja Kim tidak mau memaafkan apalagi menerimanya lagi.

"Istana Ares tetap akan menjadi milikmu, bahkan kita bisa tinggal di kedua istana secara bergantian jika kau mau." Yunho mengatakan semua itu dengan nada ringan seolah apa yang diputuskannya bukanlah sesuatu yang besar dan pasti akan memancing reaksi keras dari beberapa pihak yang masih memegang kuat tradisi kerajaan.

Untuk sesaat Jaejoong terdiam dan memainkan jarinya di sekitar dada berotot sang kaisar yang dipenuhi bercak merah. "Apa semua itu mungkin, Yunnie-ya? Bukankah sudah menjadi peraturan tak tertulis di kerajaan mana pun jika seorang kaisar dan permaisuri harus tinggal terpisah di 2 istana yang berbeda?"ujarnya pelan sambil menaikkan pandangan matanya hingga tatapannya yang dipenuhi keraguan bertemu dengan tatapan tajam namja arogan yang sudah mengubah seluruh jalan hidupnya.

"Tapi, aku tidak akan mengikuti peraturan kaku itu, pangeran nakal. Sedetik pun aku tidak mau kau tidak hilang dari pandanganku."tegas sang kaisar tanpa mau dibantah yang membuat Jaejoong langsung memeluknya erat dan melabuhkan beberapa kecupan kecil dibibir hati yang tidak pernah ragu memberinya kenikmatan itu.

Tangan Jaejoong juga sudah melingkar erat di leher kekar sang kaisar,"Semoga anda tidak menyesalinya, Yang Mulia Jung." Bibirnya menyeringai nakal saat dia naik keatas pangkuan sang kaisar yang tertawa geli melihat tingkahnya yang kekanakkan walau kedua tangan besar namja itu juga langsung memeluknya lembut. "Begitu aku tinggal bersama anda, maka tidak akan ada lagi waktu untuk anda melirik yeoja lain! Aku akan mengawasi anda setiap saat tanpa lelah!"desisnya tajam dengan mata yang mendelik lucu.

"Aku sungguh tidak sabar lagi menunggu pangeran cantik ini mengganggu hidupku yang terasa sangat membosankan."sahut Yunho tak acuh diikuti seulas senyum lebar yang jarang sekali ditunjukkannya pada siapa pun.

Baru saja Jaejoong akan menggoda sang kaisar lagi saat seraut wajah dingin dengan senyum licik yang sedikit menakutkan itu terlintas dibenaknya. "Bagaimana dengan pendapat sang hwangtaehu? Beliau pasti akan menentang keras keputusan anda ini."tanyanya khawatir dengan ekspresi sendu.

"Apa sekarang kau mulai takut padanya, nae sarang?"ejek sang kaisar dengan nada menggoda yang langsung mendorong Jaejoong menggeram marah padanya. "Sekarang lupakan masalah ibusuri..."seru Yunho tiba-tiba dengan ekspresi serius. "Katakan padaku apa yang sudah kau lakukan tadi sore di Hades? Kedua Pangeran Jung itu berulah lagi? Apa mereka melakukan sesuatu padamu?" tidak ada lagi tawa atau pun sorot mata menggoda dalam wajah tampan Penguasa Apollo itu.

Melihat tuntutan dalam sepasang mata tajam itu membuat Jaejoong menggerutu tanpa suara sebelum menghela nafas kesal. "Ck, sudah kuduga kau pasti akan memata-mati semua tindakanku. Dasar kaisar jahat!"desis Jaejoong marah walau bola matanya malah bersinar bahagia dan bahkan dengan berani dia mencuri sebuah kecupan kecil dari bibir hati sang kaisar yang mulai melengkung membentuk senyuman yang ditujukan khusus untuknya.

"Jangan menghindar dari pertanyaanku, chagiya. Apa yang kau lakukan di Hades?"

Tahu percuma saja dia berusaha mengelak karena sang kaisar pasti tidak akan berhenti sampai menemukan jawaban yang diinginkannya membuat Jaejoong memutuskan untuk mengatakan sebagian dari kebenaran yang terjadi di Hades. "Mereka memberitahuku sesuatu yang sangat menakutkan, jeonha."gumamnya pelan dengan sorot mata takut karena jujur saja, Jaejoong sendiri masih tidak bisa membayangkan bagaimana caranya dia yang jelas-jelas seorang namja mengandung seorang putra mahkota untuk Apollo.

"Apa maksudmu? Sesuatu seperti apa? Mereka berusaha mengancammu?"desak Yunho yang tiba-tiba saja mulai merasa khawatir karena tidak biasanya Jaejoongie-nya yang arogan dan pemberani terlihat takut seperti yang dilihatnya sekarang ini.

Seraya mengabaikan perasaan gelisah yang sebenarnya terus memenuhi hatinya sejak kembali dari Hades, Jaejoong merebahkan kepalanya dibahu lebar sang kaisar yang selalu siap menerima semua keresahannya,"Aku akan mengatakannya, Yang Mulia tapi kumohon berjanjilah untuk tidak melakukan apapun pada mereka sekarang."pinta Jaejoong dengan suara yang begitu lirih dan tatapan memohon yang baru kali ini ditunjukkannya.

"Sebelum aku berjanji, katakan dulu apa mereka menuntut sesuatu darimu?"

Melihat kilau kejam dalam sepasang mata gelap sang kaisar membuat setitik takut kembali mulai muncul dalam hati Jaejoong yang tanpa sadar semakin kuat memeluk tubuh telanjang namja arogan yang sudah berjanji tidak akan menolak semua permintaannya. "Jika aku mendapatkan apa yang kuinginkan 3 bulan dari sekarang, maka aku harus menyerahkan Kyuhyun, pengawal pribadiku itu pada Pangeran Jung Changmin untuk selamanya!"

"Perjanjian apa itu? Pengawal Cho bukan barang!"desis Yunho marah dengan suara kasar meski tangannya tetap memeluk lembut tubuh polos yang terasa gemetar itu. Dia tidak pernah mengerti jalan pikiran kedua adiknya yang selalu menganggap semua hal bisa mereka permainkan sesukanya.

Kemarahan Yunho sungguh mewakili apa yang sedang Jaejoong rasakan,"Aku tahu itu, Yunho-ya. Ini yang membuatku merasa dilema. Disatu sisi, aku ingin sekali apa yang mereka janjikan itu terwujud tapi disisi lain, aku tidak ingin Kyuhyun pergi dariku karena permintaan kejam Pangeran Changmin yang pasti hanya ingin mempermainkan hati pengawalku!" isak tertahan mulai mewarnai suara Jaejoong yang bergetar sedangkan tangannya dengan kasar menghapus airmata yang ternyata sudah membasahi pipinya.

"Aku tidak ingin Kyuhyun semakin menderita lagi setelah apa yang dialaminya beberapa hari yang lalu! Bagaimana bisa aku mengorbankan sahabat sekaligus pengawal yang paling kusayangi itu hanya demi kepentinganku, Yang Mulia? Ini tidak adil untuknya!" selain sang daegun, Kyuhyun-lah orang yang terpenting sepanjang masa kecil Jaejoong yang dipenuhi rencana jahat Permaisuri Byun yang tidak lelah berusaha membunuhnya.

Rahang Yunho mengetat, airmata yang membasahi wajah cantik pangeran nakalnya berhasil memancing kemarahannya. Jika tidak ingat Jaejoong sudah memintanya berjanji tadi, ingin sekali Yunho pergi ke Hades sekarang juga dan langsung memberi pelajaran keras pada kedua pangeran kesayangan hwangtaehu Jung itu. Bagaimana mungkin sang hwangtaehu memaksanya untuk menyerahkan 2 wilayah perbatasan terpenting Apollo pada kedua namja muda yang sungguh licik dan tak berperasaan itu?

"Kedua adikku itu memang sudah sangat keterlaluan kali ini. Tapi, aku yakin sekali apapun yang mereka katakan padamu, mereka pasti sudah punya rencana besar dibalik semuanya!"

"Mianhe, aku tidak bisa mengatakan semuanya sekarang tapi percayalah, Yang Mulia semua ini kulakukan agar kita bisa bersama selamanya. Aku takut sekali suatu hari nanti, hwangtaehu akan memisahkan kita atau mungkin meminta anda untuk menemui salah satu selir itu agar Apollo bisa memiliki seorang putra mahkota!"

Mendengar setiap untaian kalimat Jaejoong yang aneh dan ditambah sorot gelisah bercampur takut dalam mata bulat yang biasanya penuh percaya diri itu hanya membuat Yunho semakin curiga dengan apa yang sebenarnya terjadi. "Apa maksud semua ini? Apa hubungan kedua adikku yang punya seribu satu siasat licik itu dengan penerus Apollo?", batin Yunho dalam hati walau ekspresi wajahnya tetap terlihat tenang karena dia tidak mau pangeran nakalnya yang sudah terlihat kalut semakin takut.

"Jangan pikirkan semua hal bodoh itu, chagiya. Aku bersumpah hwangtaehu atau siapa pun juga tidak akan bisa memisahkan kita sebelum melangkahi mayatku. Untuk masalah penerus Apollo, kau juga tidak perlu terlalu memikirkannya lagi karena aku dan hwangtaehu sudah menyepakatinya." Yunho tersenyum menenangkan sambil mengusap lembut pipi halus pangeran nakalnya yang terasa basah karena airmata.

Bukannya lega mendengar kata-kata sang kaisar yang sedang menghiburnya itu, sebaliknya Jaejoong malah merasa marah dan langsung berusaha melepaskan pelukan kuat Penguasa Apollo itu dari tubuhnya. "Jadi, kau akan memilih salah satu selir itu untuk mengandung putra mahkota Apollo yang diharapkan sang hwangtaehu?"tanya Jaejoong dengan wajah berang dan suara marah yang tidak bisa disembunyikannya.

Setetes airmata bahkan sudah kembali mengalir dari pelupuk matanya yang terasa semakin panas. Semua yang begitu ditakutinya mungkin akan segera terjadi. Ternyata, posisi permaisuri tidak membuat segalanya menjadi sesuai dengan impiannya. Benar kata kedua Pangeran Jung itu, suka atau tidak dia adalah seorang namja dan sang kaisar akan membutuhkan seorang yeoja untuk melahirkan putra mahkota yang sangat dibutuhkan kerajaan sebesar Apollo.

Ya Tuhan, bagaimana bisa Jaejoong diam dan membiarkan satu-satunya namja yang sangat dicintainya ini tidur dan memberi kenikmatan pada yeoja lain? Dia tidak rela membagi apa yang sudah menjadi miliknya pada orang lain dengan alasan apa pun!

"Jangan menangis, nae sarang. Apapun yang kau pikirkan itu tidak akan pernah terjadi!"

Dengan lembut Yunho menghapus airmata yang membasahi pipi sepucat pualam milik sosok indah yang membuatnya rela kehilangan segalanya. Demi bisa bersama Jaejoong seumur hidupnya, Yunho bahkan tidak peduli jika Apollo yang diperjuangkannya dengan darah dan keringat akan jatuh ke tangan salah satu adik kembarnya yang licik itu. "Tidak akan ada selir karena aku sudah setuju jika nantinya salah satu dari Pangeran Jung yang akan menjadi putra mahkota sekaligus penerus tahta Apollo."

Mendengar suara tegas sang kaisar itu serta merta membuat Jaejoong berhenti menangis, terlebih saat dia membayangkan Apollo yang sedang diperjuangkannya dengan susah payah ini pada akhirnya malah akan jatuh ke tangan kedua pangeran licik yang sudah menjebak dan memanfaatkannya itu. "Sepertinya kedua Pangeran Hades itu belum tahu kesepakatan antara Yunho dan hwangtaehu Jung. Jika mereka tahu, pasti mereka tidak akan memberiku ramuan aneh itu!", pikir Jaejoong dalam hati seraya dengan cepat mulai memikirkan langkah apa yang akan dia lakukan selanjutnya.

"Menyerahkan Apollo yang selama ini anda perjuangkan mati-matian pada salah satu Pangeran Jung yang licik itu? Apa anda yakin, jeonha? Mereka itu akan..."

Sang kaisar tergelak kecil melihat wajah ragu calon permaisurinya. "Jika kau bertanya hal yang sama 1 tahun yang lalu, maka dengan tegas aku akan kujawab, sampai mati pun aku tidak akan pernah menyerahkan Apollo pada siapa pun. Sejak kecil aku sudah bertekad dan berjuang keras untuk merebut kembali kerajaan ini dari kaisar terdahulu yang sudah membunuh appa-ku."

Sambil bicara dengan suara pelan, Yunho membelai lembut rambut panjang Jaejoong yang tergerai menutupi punggung telanjangnya yang terasa selembut sutra. Walau tetap diam mendengarnya bicara, namun Yunho tahu Jaejoong pasti sedang merasa bingung apa maksud semua ucapannya ini. "Namun sekarang, aku tidak peduli pada semua ini karena kau'lah yang terpenting dalam hidupku! Bukankah sudah kukatakan tadi? Tanpa dirimu, aku pasti akan mati!"

"Kalau aku memang yang terpenting dalam hidup anda, maka bolehkah jika aku ingin agar Yang Mulia Jung yang sangat kucintai ini tetap mempertahankan kedudukan dan juga kekuasaannya sebagai Kaisar Apollo apapun yang akan terjadi nanti?" Jaejoong yang bisa melihat tatapan bertanya dalam sepasang mata gelap sang kaisar segera melanjutkan ucapannya dengan nada yang semakin yakin. "Karena hanya dengan kekuasaan yang kau miliki sekarang, aku yakin tidak ada seorang pun yang akan berani mempertanyakan hubungan kita ini."

Ambisi dalam suara lembut yang masih terdengar parau itu memancing tawa kecil dibibir Yunho yang dengan gemas memeluk tubuh polos kekasih hatinya itu. "Jika itu yang kau inginkan, maka itulah yang akan terjadi, permaisuriku! Aku akan memaksa salah satu dari Pangeran Jung untuk segera menikah dan kemudian menyerahkan anak mereka sebagai putra mahkota."

"Jika janji kedua iblis Hades itu benar terjadi, maka Apollo hanya akan menjadi milik anak yang kulahirkan! Peduli setan dengan semua pandangan aneh yang mungkin akan kuterima dari penghuni istana dalam!", tekad Jaejoong sambil diam-diam menyeringai kecil.

.

.

Note Author : repost sambil reread dan lagi-lagi gw gk menyangka bisa menulis karakter segila hwangtaehu jung wkwk. Karakter yang semoga hanya ada dalam fiksi ya.

Продолжить чтение

Вам также понравится

Kanala? iya_saja

Художественная проза

5.6K 290 11
ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH.. Selamat datang di cerita pertama saya... Follow sebelum baca yaaa,terimakasihhh ••••• ⚠️PLAGIAT JAUH JAU...
1.8M 84.6K 52
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
The Villain? (DRARRY) llaen yyun

Любовные романы

16.5K 1.2K 31
Hari itu, saat rapat para Death Eater di lakukan di kediaman Malfoy, Harry datang dengan sambutan baik dari Bellatrix dan di perkenalkan sebagai angg...
menjadi debu || sasunaru Sabaku_99

Любовные романы

11.8K 1.2K 13
apa yang bisa dibenarkan dari seorang pemerkosa? sasunaru, naruhina, sasusaku. drama, angs, yaoi/gay, 17+