APOLLO AND ARTHEMIS

By Aphrodite_Themis

339K 41.5K 6.1K

( Ada VERSI CETAK) . . "Kau harus jadi milikku, pangeran kecil!" "Tidak mau! Kau itu kaisar mesum!" . Kisah... More

PROLOG
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3 - Godaan Pertama
Chapter 4 - ARES
Chapter 5 - Aku ingin pangeran kecil itu!
Chapter 6 - Serahkan Pangeran Jaejoong!
Chapter 7 - Syarat Aneh
Chapter 8 - Kaisar itu menyukaimu...
Chapter 9 - Apa maumu, Kaisar Jung?
Chapter 10 - Aku Gila Karena Kau, Kim Jaejoong
Chapter 11 - Cari Pangeran Jaejoong!
Chapter 12 - Syarat Kedua
Chapter 13 - Ini Semua Gara-Gara Anda!
Chapter 14 - Bucin
Chapter 15 - Kembalikan Ciuman Pertamaku!
Chapter 16 - Istana Megah
Chapter 17 - Selamat datang, Hwangtaehu Jung
Chapter 18- Ambisi Permaisuri Byun
Chapter 19 - Aku Menunggu Pangeran Nakalku, Bukan Selir Baru...
Chapter 20 - Kaisar Mesum
Chapter 21 - Aku Ingin Apollo
Chapter 22 - Singkirkan Pangeran Arthemis!
Chapter 23 - Aku Membencimu, Kaisar Jung
Chapter 24 - HADES
Chapter 25 - Perebutan Istana Dalam
Chapter 26 - Selir Penghasut
Chapter 27 - Amukan Permaisuri
Chapter 28 - Dayang Rong, Cambuk Dia!
Chapter 29 - Lepaskan Pangeran Kim sekarang juga!
Chapter 30 - Kejatuhan Permaisuri Lee
CHAPTER 31 - Teman Baru atau Pangeran Iblis?
Chapter 32 - Penghuni Medusa
Chapter 33 - Bantu atau Singkirkan?
Chapter 34 - Surat Rahasia
Chapter 35 - Selir Ming
Chapter 36 - Rayuan Ular
Chapter 37 - Darah dan Kesetiaan
Chapter 38 - Air Putih
Chapter 39 - Perdebatan Pertama
Chapter 40 - Kelicikan Pangeran Hades
Chapter 41 - Medali Apollo
Chapter 42 - Paviliun Medusa
Chapter 43 - Drama dan Siasat Licik
Chapter 44 - Perjanjian Muslihat
Chapter 45 - Aku Setuju, Daegun Kim
Chapter 46 - Dia Membunuh Pangeran!
Chapter 47 - TARTAROS
Chapter 48 - Amukan Hwangtaehu!
Chapter 49 - Bertemu Sang Hwangtaehu
CHAPTER 50 - Bertemu Sang Hwangtaehu 2
Chapter 51 - How Dare You!
Chapter 52 - Berikan Apollo padaku!
Chapter 53 - RACUNI DIA
Chapter 54 - GOOD BYE, DAEGUN KIM
Chapter 55 - SIASAT SANG HWANGTAEHU
Chapter 56 - Bunuh Sang Daegun!
Chapter 57 - Yong Jun
Chapter 58 - Pertengkaran Pertama
Chapter 59 - TARTAROS
Chapter 60 - Rencana Pembunuhan
Chapter 61 - Panggil Kaisar Jung!
Chapter 62 - Tutup Istana Dalam
Chapter 63 - Takdir Buruk Yong Jun
Chapter 64 - Kekacauan Istana Dalam
Chapter 65 - Kelicikan Pangeran Jungs
Chapter 66 - Amarah Sang Kaisar
Chapter 67 - Tipu Muslihat
Chapter 68 - Topeng Baik Hati
CHAPTER 69 - Pangeran Kim Sadar!
CHAPTER 70 - Rencana Gila Pangeran Jung!
CHAPTER 71 - Permainan Berbahaya
Chapter 72 -Pertarungan Siasat
Chapter 73 - Kita Semua Akan Mati!
Chapter 74 - Rencana Kejam Hwangtaehu
Chapter 75 - Ambisi Mengerikan Pangeran Arthemis
Chapter 76 - Pangeran HADES
Chapter 77 - Putra Mahkota Asli
Chapter 77 - Sang Kaisar VS Sang Hwangtaehu
Chapter 78 - BUNUH PERMAISURI BYUN
Chapter 79 - Pengadilan Terbuka
Chapter 80 - Kematian Kim Jin Hee
Chapter 81 - Airmata Kyuhyun
Chapter 82 - Ambisi Mengerikan Ibu Suri
Chapter 83 -Jangan Berani....Berhenti!!
Chapter 85 - Dasar Pangeran Terkutuk!
Chapter 86 -Konfrontasi Menggerikan Pangeran Jaejoong
Chapter 87 - RAMUAN MENGGERIKAN
Chapter 88 - Kekejaman Sang Daegun
Chapter 89 - CINTA BUTA HWANGTAEHU JUNG
Chapter 90 - KEKECEWAAN RAJA ARTHEMIS
Chapter 91 - I'M A KING
Chapter 92 - Amarah Keji sang Hwangtaehu
Chapter 93 - Perseteruan Kaisar dan Ibusuri
Chapter 94 - Menaklukan Pangeran Jung
Chapter 95 - My Dearest Daegun Kim
Chapter 96 - THE NEW ERA BEGIN
Chapter 97 - King from Arcadia
Chapter 98 - Mulut Tajamnu Perlu Diberi Pelajaran
Chapter 99 - Ambisi Hwangtaehu Jung yang Menggerikan
Chapter 100 -Sang Daegun Terbunuh! Dia Sudah Mati!

Chapter 84 - Temukan Stempel Itu Secepatnya!

216 35 8
By Aphrodite_Themis

INI VERSI BUKU
.
.

Author : Anya / AphroditeThemis

Genre : Saeguk / Intric / Drama / Revenge / Murder

Rate : 21 +

PS : Ada VERSI CETAK.

.

.

KINGDOM, ROYALTY, LOVE AND WAR

.
.

HADES

"Bagaimana kau bisa menghilangkan barang sepenting itu? Ibunda akan marah besar jika tahu hal ini! Coba ingat kapan terakhir kali kau menggunakannya?"

Sambil menikmati sarapan paginya dengan santai, Jung Chansung menatap tajam kesibukan kembarannya yang sejak tadi sibuk membongkar seluruh ruang tamu kediaman mereka dengan wajah tegang dan sedikit panik. Dari tempatnya duduk, Chansung terus menatap penuh selidik pada sosok jangkung Changmin yang dirasanya sedikit berubah sejak 3 hari yang lalu, tepatnya setelah Changmin kembali dari pavilliun kecil tempatnya menghabiskan malam dengan pengawal Pangeran Arthemis yang berwajah dingin itu.

Sikap saudaranya menjadi sedikit aneh dan pendiam walau mungkin para dayang dan pengawal Hades tidak ada yang menyadari perubahan kecil itu. Namun, Changmin adalah saudara kembarnya, jadi Chansung bisa dengan mudah merasakan perubahan sikap itu terlebih beberapa kali dia mendapati saudaranya itu sedang melamun dan tersenyum sendirian dengan tatapan menerawang, seperti sedang memikirkan sesuatu atau mungkin, seseorang!

Jika semua ini memang berhubungan dengan Cho Kyuhyun, maka tidak akan kubiarkan Pangeran Jaejoong yang licik berhasil memperdaya kembaranku melalui pengawalnya itu, tekad Chansung dengan tangan yang terkepal erat menahan emosinya.

"Diam dulu, Chan! Biarkan aku mencarinya. Aku yakin sekali stempel itu pasti ada di suatu tempat dalam istana ini atau mungkin di kamarku."sergah Changmin kesal sambil memijit kuat pelipisnya yang terus berdenyut karena semalaman dia terus memikirkan dimana stempel pemberian ibusuri miliknya.

Sambil menghela nafas frustasi, Changmin melangkah kakinya menuju jendela besar yang menghadap kearah kolam ikan yang menggelilingi istana Hades walau matanya menatap jauh kearah pavilliun kecil yang menjadi tempatnya menghabiskan malam selama 3 hari terakhir ini. "Apa mungkin dia yang sudah mengambilnya?", sudah puluhan kali pertanyaan yang sama itu melintas dalam benaknya namun Changmin terus berusaha mengabaikannya dengan mencari stempel miliknya di seluruh sudut Hades.

Pagi itu, pertama kali dalam hidupnya Changmin terbangun dengan tubuh segar dan senyum lebar yang tersungging dibibirnya. Namun dalam sedetik, semua perasaan bahagia itu berubah menjadi kemarahan saat dia tidak bisa menemukan Cho Kyuhyun yang seharusnya masih tertidur dalam pelukannya. Dengan penuh emosi dan tanpa peduli pada ketelanjangannya, Changmin mencari namja yang sudah menghabiskan malam dengannya itu ke semua ruangan dalam pavilliun namun sosok yang sudah membuatnya merasa penuh gairah hidup itu tidak terlihat dimana pun.

"Jika memang kau yang mengambilnya, maka akan kupastikan kau harus membayar mahal tindakanmu itu, Kyunnie.", geram Changmin dalam hati sambil berjalan cepat kearah pintu keluar pavilliun diiringi tatapan tajam penuh curiga kembarannya. "Chan, aku harus pergi sebentar untuk mengambil stempel itu! Jika ibunda datang, jangan katakan apapun..."

Jarang sekali Chansung mendengar Changmin memohon sesuatu. Sial, sepertinya rencana licik Pangeran Jaejoong yang mengumpankan pengawalnya pada Changmin kali ini berhasil dengan baik. Jika sekarang perhatian Changmin teralih dari tujuan utama mereka yang hampir tercapai maka hwangtaehu yang sudah sangat berharap mereka akan menduduki posisi sebagai jenderal perang diwilayah barat dan utara pasti akan marah besar.

"Lakukan apa saja untuk mendapatkannya lagi, Chwang."seru Chansung akhirnya dengan suara berat seraya meredam emosi yang tiba-tiba dirasakannya. Sampai detik ini pun dia masih tidak bisa percaya jika kembarannya sekarang juga tertarik pada seorang namja, sama seperti sang kaisar yang tergila-gila pada Pangeran Arthemis yang licik itu.

Walau tidak menyukai fakta itu namun Chansung tetap akan mendukung Changmin dan pilihannya. Kali ini hwangtaehu Jung tidak boleh lagi menyingkirkan sosok yang dicintai kembarannya, apa yang terjadi pada Ming Zi tidak boleh terulang. "Kau tentu masih ingat bukan apa artinya stempel itu bagi orang yang memilikinya?" kilau tajam dalam sepasang mata Changmin yang menatapnya dengan dingin itu sudah menandakan jika kembarannya belum lupa arti dari sepasang stempel yang diberikan ibusuri khusus untuk mereka berdua.

"Walau apapun yang akan terjadi nanti, aku tidak akan pernah lupa, Chan! Kau tidak perlu mengingatkanku!" Changmin berdesis tajam seraya membalas tatapan penuh arti yang ditujukan Chansung padanya. "Aku juga bersumpah tidak akan ada yang bisa menghalangi tujuan utama kita dan kau juga tahu, aku tidak mungkin mengecewakan eomma."

Seringai tipis perlahan mulai terulas dibibir tebal Jung Chansung yang dengan santai meneguk teh dicangkirnya. "Bagus sekali jika kau tidak lupa."ucapnya santai dengan ekspresi datar walau kilau dimatanya menyorotkan sesuatu yang lain. "Tapi, akan lebih bagus lagi jika kau bisa memastikan namja Cho itu berada dibawah kendalimu! Jadi, kita akan punya informan di Ares!"sambungnya tepat sebelum Changmin menghilang dari pintu pavilliun mereka.

"Liu Yen! Keluarlah!" begitu dayang berwajah oriental itu berjalan keluar dari balik pintu kamar pribadinya, Chansung sontak melepaskan semua topeng diwajahnya yang sekarang terlihat sedingin es. "Kau sudah menemukan mata-mata itu?"tanyanya langsung pada yeoja yang sudah berdiri dihadapannya.

Sambil menahan debaran jantungnya, Liu Yen mengangguk cepat,"Sudah menjadi mayat dan Seulgie sudah membakarnya! Tidak akan ada bukti, Yang Mulia."jawabnya dengan suara datar tanpa emosi.

.

.

APOLLO PALACE

Selama 3 hari ini Jaejoong merasa begitu kesal karena dia masih diharuskan mengkonsumsi obat mengerikan dari tabib Hwang yang membuat perutnya terasa semakin mual dari hari ke hari. Firasatnya terus mengatakan jika ada sesuatu yang aneh dengan cairan berwarna hitam yang diminumnya itu walau sang kaisar terus saja berusaha membujuknya untuk minum dan mengatakan jika segalanya akan baik-baik saja.

Bagi Kaisar tampan dan arogan yang sedang memeluknya lembut ini, yang terpenting adalah Pangeran Arthemis-nya harus selalu sehat agar bisa tampil menawan di hari penobatannya sebagai Permaisuri Apollo yang baru!

"Sampai kapan aku harus minum cairan menjijikkan ini, jeonha?"protes Jaejoong kesal saat dayang kepercayaannya menyodorkan padanya sebuah botol kecil berisi cairan hitam pekat yang aromanya selalu membuatnya harus menahan mual.

Sambil berjalan keluar dari ruang kerja pribadi sang kaisar di istana utama Apollo yang dijaga ketat, Boa harus menahan senyum gelinya saat matanya tanpa sengaja melihat ekspresi mual diwajah cantik pangeran kesayangannya yang sedang duduk manja dipangkuan sang kaisar yang memeluk tubuh ramping itu dengan lembut. Penguasa Apollo yang selalu bersikap dingin itu bahkan tersenyum kecil, sepertinya sama sekali tidak merasa keberatan waktu kerjanya diganggu oleh sosok manja yang terus saja mengeluh tentang rasa dan aroma obat dari tabib Hwang yang dibencinya.

"Hanya tinggal beberapa botol kecil, Permaisuri Kim. Bersabarlah, bukankah anda merasa lebih sehat setelah meminumnya? Lihat, pipimu bahkan terlihat lebih berisi dan merona merah, cantik sekali!"goda Yunho dengan senyum lebar sambil meletakkan sepucuk surat yang baru saja dibacanya agar kedua tangannya bisa bebas memeluk pangeran nakalnya yang sedang merengut kesal.

Dengan malas Jaejoong memutar bola matanya saat mendengar Yunho memanggilnya dengan gelar yang tak lama lagi akan tersemat didepan namanya. Hanya tinggal 2 hari sebelum seluruh kerajaan matahari yang makmur ini akan berada dalam kekuasaannya walau tidak dipungkiri, Jaejoong harus tetap bersikap waspada pada sang hwangtaehu dan juga kedua Pangeran Jung yang licik dan sudah berani mengancamnya itu.

"Saat ini aku belum menjadi permaisurimu, jeonha."ujarnya pelan sambil menyembunyikan wajahnya yang memerah didada bidang sang kaisar sementara tangannya memukul ringan bahu Penguasa Apollo yang malah tertawa kecil itu.

Tidak sekali pun Yunho merasa bosan melihat setiap ekspresi diwajah namja cantik yang duduk nyaman dipangkuannya ini. "Sejak kita bertemu di medan perang itu, kau sudah menjadi penguasa sekaligus permaisuri dalam hatiku, Kim Jaejoong dari Arthemis."bisiknya tegas dengan tatapan penuh cinta sementara tangannya menangkup lembut wajah menawan pangeran nakalnya yang sudah menyeringai senang.

"Sekarang minum obat ini untukku, nae sarang..."bujuk sang kaisar lagi dengan sabar sementara tangannya membuka botol kecil berisi cairan hitam yang beraroma tajam itu.

Refleks Jaejoong menutup kuat hidungnya saat aroma itu masuk ke hidungnya, dia juga langsung menggeleng kuat tanpa peduli jika sang kaisar mungkin akan menertawakan sikap kekanakkannya lagi. "Tidak mau! Obat menjijikkan itu membuatku merasa mual dan selalu ingin makan. Anda mau aku menjadi gemuk? Ck, anda jahat sekali, Yang Mulia!"gerutunya sambil mencoba turun dari pangkuan sang kaisar walau namja tampan itu langsung menahan tubuhnya agar tidak bisa bergerak.

"Turunkan aku, Yunnie-ya. Kau pasti sudah lelah bekerja dari pagi!"pinta Jaejoong yang mendesah kecil saat Yunho malah memeluknya semakin erat sebelum melumat kuat bibirnya hingga dia terdiam. "Hm, aku sudah duduk terlalu lama dipangkuanmu." alasan Jaejoong lagi saat tautan bibir mereka lepas walau tangannya malah melingkari leher kekar sang kaisar yang sedang tersenyum simpul itu dengan posesif.

Melihat rona merah di pipi sepucat pualam milik pangeran nakal yang sudah membuatnya jatuh cinta ini membuat Yunho bahagia dan bisa melupakan sejenak semua masalah kerajaan yang terasa semakin pelik. "Kau terlihat lebih mempesona dengan pipi yang berseri-seri ini, nae sarang."bisiknya parau sembari kembali memagut lembut mulut Jaejoong yang terbuka untuk mendebatnya.

"Aku tidak..."protes Jaejoong menghilang saat dirasanya ada cairan pahit yang mengalir masuk ke dalam mulutnya. Matanya berkilat marah saat menangkap sinar puas dalam sepasang mata tajam sang kaisar yang terus menciumnya dengan cara yang membuatnya tidak bisa bergerak sedikit pun hingga mau tak mau, akhirnya Jaejoong menelan cairan pahit yang dibencinya itu. "Kau curang, Jung Yunho! Licik sekali!" marahnya dengan nafas yang sedikit tersenggal saat ciuman mereka terlepas.

Tangan besar Yunho terulur untuk mengusap sedikit saliva yang mengotori sudut bibir pangeran cantiknya yang sedang berdumel marah. "Tapi sekarang kau menyukainya rasa obat itu, bukan? Bibir merahmu membuat obat itu terasa semanis madu."godanya sambil mencuri satu kecupan lagi dari bibir sang Pangeran Arthemis yang sedang mencibirnya.

Melihat mata bulat Jaejoong yang mendeliknya dengan kesal kembali membuat Yunho tergelak pelan sebelum merengkuh lembut tubuh ramping pangeran nakalnya. "Sekarang kita bukan hanya berbagi kebahagiaan saja, chagiya tapi juga rasa pahit dari obat tabib Hwang yang mengerikan."bisiknya tegas sambil membelai rambut panjang sang pangeran yang hanya ditata sederhana. Beberapa hari ini, Kwon Boa, dayang utama Ares memang selalu mengeluh jika dia sulit sekali membujuk Jaejoong untuk minum obat. Karena itu, Yunho terpaksa menggunakan cara licik ini.

"Akhirnya kau setuju denganku, Yunnie-ya! Aku benci obat itu!" semua kata-kata indah sang kaisar menghangat hati Jaejoong yang sekarang berdebar halus. "Jadi, kumohon jangan paksa aku lagi untuk meminumnya." sambil tersenyum riang Jaejoong sudah kembali memeluk manja tubuh besar sang kaisar yang sangat dicintainya dan melupakan semua kekesalannya yang tadi sempat dirasakannya.

Senyum nakal dibibir merah alami itu memang selalu berhasil meluluhkan hatinya, Yunho mendesah kalah sebelum akhirnya ikut tersenyum dan dengan sedikit kasar meraup bibir tipis itu sebelum mulai memangutnya, kali ini dengan kuat dan penuh gairah yang sejak tadi sudah ditahannya. Suara terkesiap Jaejoong terdengar begitu manis ditelinga Penguasa Apollo itu, terlebih saat tubuh ramping sosok seindah malaikat itu tanpa sadar sudah semakin merapat padanya.

Dari jarak sedekat ini, Yunho bisa menghirup aroma manis yang memabukkan itu dari seluruh tubuh indah yang sudah menjadi candu baginya. Tanpa Kim Jaejoong yang licik dan mempesona ini dalam hidupnya yang membosankan, mungkin dia saat ini akan duduk diatas kuda hitamnya dan sibuk menaklukan kerajaan kecil lainnya hanya untuk memuaskan semua gairahnya.

"Sampai kapan pun, kau hanya milikku..."bisik sang kaisar dengan suara parau yang terdengar begitu arogan saat melepaskan sebentar tautan bibir mereka untuk mengambil nafas, tangannya mengusap lembut pipi Jaejoong yang bersemu merah sebelum kembali menyatukan bibir mereka.

Ini memang bukan ciuman pertama mereka, namun debaran dan rasa itu selalu membuat Jaejoong merasa jika dia orang yang paling beruntung di muka bumi karena dicintai oleh sosok kejam yang sangat ditakuti ini. "Eughh...Kau juga hanya milikku, Yang Mulia!"desisnya tajam sebelum dengan semangat membalas ciuman panas sang kaisar yang sekarang sedang menggigit dan menghisap pelan bibirnya.

Desahan kecil yang terus ditahannya akhirnya lolos dari belahan bibir Jaejoong yang sudah berdenyut saat lidah nakal kaisar tampan yang sudah bersumpah akan selalu melindunginya ini menerobos dalam mulutnya dan mulai bergerak liar. Rasa menggelitik dan panas yang begitu menggoda itu membuat Jaejoong mencengkram kuat bahu lebar namja yang tak segan membunuh ratusan orang hanya deminya itu.

Perlahan tangan sang kaisar juga mulai menyusup masuk dan bergerak liar dalam hanbok Jaejoong yang ternyata sudah terbuka lebar tanpa disadarinya. Jemari nakal itu berkeliaran didadanya yang terasa begitu sensitive dan memanas saat kulit kasar sang kaisar terus saja menyentuhnya. Bibir dan lidah sang kaisar yang sepanas api juga mulai bergerak turun untuk memberi tanda kepemilikannya di leher jenjang dan juga dada sepucat pualam milik pangeran nakalnya yang sedang mendongakkan kepalanya keatas dengan mata sayu yang sudah berselimut gairah.

"Akhhh...Yunnie, berhenti! Kita ada...Para dayang eughh bisa..." suara lirih Jaejoong yang terus berusaha bicara diantara desahannya sontak menghilang sedangkan nafasnya hampir saja terputus karena sang kaisar tiba-tiba saja sudah berdiri sambil mengendongnya dan sekarang malah mendudukkan Jaejoong diatas singgasananya. Baru saja Pangeran Arthemis itu akan membuka mulutnya untuk protes dan bertanya saat dia merasakan remasan kuat dibagian selatan tubuhnya yang begitu mengejutkan dan membuat pipinya langsung terasa panas membara.

Tanpa peduli pada ekspresi bingung, terkejut dan juga semburat malu di wajah rupawan sosok indah yang sedang menatapnya dengan mata bulat yang berkilau itu, Yunho berbisik tajam ditelinga yang berhiaskan anting mungil itu. Tangannya juga mulai bergerak cepat melepas semua lapisan kain yang masih membalut tubuh ramping pangeran tercintanya sebelum perlahan berlutut diantara kaki jenjang yang sesaat lalu masih melingkari pinggangnya.

"Ini hadiah kecil karena kau sudah minum obat pahit itu untuku, Permaisuri Kim..." seringai kecil yang membayang dibibir hati sang kaisar seperti sedang menjanjikan sesuatu yang sangat nakal.

Bola mata Jaejoong melebar dan jantungnya seakan melompat keluar saat melihat apa yang sedang dilakukan oleh Penguasa Apollo yang sesaat yang lalu masih sibuk meremas dadanya dan sekarang sudah berada diantara kakinya untuk melakukan sesuatu yang bahkan tidak pernah terbayangkan oleh Jaejoong dalam mimpi terliarnya. Kaki Jaejoong yang dicengkram kuat oleh tangan kekar itu terasa lemas dan tak mampu bergerak sedikit pun. Keringat juga mulai membanjir seluruh tubuhnya yang gemetar hebat saat hisapan kuat, jilatan menggoda dan juga rasa basah bercampur nikmat dari lidah sepanas api itu mulai membuat darahnya terasa memanas.

"Eughhh...Apa yang kau lakukan, jeonha? Ishhh...Ohhh...Disana!" sekuat tenaga Jaejoong mengatup rapat bibirnya yang hampir saja mendesah kuat saat mulut panas dan jari nakal Penguasa Apollo yang masih berlutut diantara kakinya itu bergerak semakin cepat. Dia takut dan malu sekali membayangkan jika para dayang atau pengawal yang sedang berjaga disekeliling ruang kerja sang kaisar mendengar suara erangannya. "Itu...Ahkhhh....Lebih kuat! Ughh....Jangan berani berhenti!"perintahnya tanpa sadar dengan suara tajam saat hisapan kuat itu berubah menjadi jilatan seringan kepak sayap kupu-kupu yang membuatnya ingin menjerit.

Sepasang mata dingin Kaisar Apollo itu berkilat penuh kemenangan saat melihat ekspresi penuh gairah diwajah cantik pangeran nakalnya yang terus mendesah dan mengerang sambil sesekali menggigit bibir merahnya sendiri. Sedikit lagi dan Yunho akan memuaskan sosok yang bahkan membuatnya rela berlutut dan melakukan hal tergila yang tidak akan pernah mau dilakukannya pada semua mantan selirnya. Kedutan yang diikuti cairan hangat itu akhirnya memenuhi mulutnya setelah beberapa menit, tanpa ragu namja berwajah arogan itu menelan semuanya sebelum mulai berdiri dan kembali mengendong tubuh telanjang Jaejoong yang sudah bersimbah keringat untuk duduk lagi dipangkuannya.

Tanpa memberi kesempatan bagi pangeran nakalnya yang sedang terengah-engah dengan mata terpejam rapat, sang kaisar menyatukan lagi bibir mereka lagi dalam ciuman panas yang sedikit kasar. Mungkin Yunho belum akan berhenti jika tidak merasakan pukulan kuat didadanya yang juga masih berdebar kencang. "Kau pasti sudah gila, jeonha...Tadi itu...Aku malu sekali...Ya Tuhan, bagaimana jika ada yang mendengarnya..." suara marah Jaejoong terdengar lirih dan sedikit parau, mungkin karena tadi dia terus mengerang dan mendesah.

"Aku memang gila karena kau, nae sarang..."geram sang kaisar sambil membelai rambut Jaejoong yang sedikit lembab dan berantakan sementara namja cantik itu sudah menyembunyikan wajah dilehernya. "Jangan pernah merasa malu dengan apa yang kita baru lakukan, chagiya. Saranghae, pangeranku..."

Dengan sedikit memaksa, akhirnya Yunho mengangkat wajah cantik sang pangeran yang ternyata sudah memerah sempurna dan membuat terlihat semakin menggairahkan. Jika saja ini bukan ruang kerja, mungkin dia tidak akan ragu untuk menuntaskan semua hasratnya yang terpendam pada tubuh indah yang sudah penuh dengan ukiran cintanya ini.

Wajah Jaejoong terasa memanas saat dia membalas tatapan penuh arti sang kaisar yang sedang menyeringai nakal padanya. "Nado saranghae, jeonha...."bisiknya pelan dengan jantung yang masih berdebar kencang apalagi saat dia mengingat apa yang baru saja dilakukan namja tampan ini pada tubuhnya yang bahkan masih terasa gemetar. Sambil kembali memeluk manja tubuh besar sang kaisar, Jaejoong bisa merasakan jika ada sesuatu yang mengeras dan panas diantara bokongnya. Sepasang matanya kembali terbelalak lebar karena baru menyadari jika tadi yang mendapatkan kenikmatan itu hanya dirinya sendiri.

"Itu...Apa aku harus...Yunnie, aku..." lidah Jaejoong terasa begitu keluh, rasa malu membuatnya tidak mampu melanjutkan lagi ucapannya walau sepertinya sang kaisar yang tiba-tiba saja tertawa lebar dan mencium gemas pipinya itu tahu apa yang sedang ingin ditanyakanya. "Jangan menertawakanku, Yang Mulia!"rajuknya dengan bibir mengerucut.

Lihat, bagaimana mungkin Yunho sanggup marah apalagi berpisah dari sosok indah nan menggemaskan pangeran nakal yang bisa mengubah seluruh suasana hatinya hanya dengan beberapa kata. "Tidak, Joongie. Kau tidak harus melakukan apapun untukku!"gumamnya lembut masih dengan senyum kecil walau kilau dimatanya menunjukkan jika sang kaisar sebenarnya sedang berusaha keras menahan nafsunya.

"Peluk saja aku dan jangan bergerak dulu. Sebentar lagi, aku akan baik-baik saja." dengan gerakan lembut, sang kaisar kembali merengkuh namja cantik yang sedang terkekeh pelan itu untuk bersandar didadanya.

Jika dengan mengorbankan wilayah barat dan utara perbatasan Apollo, aku bisa menjamin keselamatan dan hidup bahagia bagi sosok indah ini, maka aku tidak akan ragu untuk melakukannya, putus Yunho dalam hati.

Sambil menyandarkan kepalanya didada sang kaisar, Jaejoong bisa mendengar jelas debaran jantung namja tampan yang sedang memeluknya hangat ini. Setelah berpikir selama beberapa detik dan membuang semua rasa malu yang masih dirasakannya, Pangeran Arthemis yang selalu egois itu perlahan mengangkat kepalanya dan menatap tajam wajah dingin Kaisar Jung yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu.

"Aku akan melakukannya untuk anda nanti malam!"janjinya dengan suara yang begitu lirih sambil mengerling nakal dan penuh arti pada Penguasa Apollo yang kembali tergelak kecil itu.

.

.

Note Author : Siapa yang nungguin ini dilanjut?

Bakal gw update tiap hari kalau memang banyak yang nungguin.

Continue Reading

You'll Also Like

834 132 6
Titik tertinggi dalam mencintai seseorang adalah ketika kita mengikhlaskannya untuk pergi. Saat takdir menginginkan sebuah perpisahan, kehendak Tuhan...
42.4K 3.4K 20
Saat seorang pria tidak pernah tahu bahwa dirinya sudah menikah walaupun hanya di atas kertas. Jake Ryan begitu marah karena saat ingin menikah denga...
64.5K 12.1K 12
[Private on Special Chapter -Unpub-] "Karena milikku, nafasku. Kamu," -Desario Daniel Aditya. °Another story of Ongniel° Warn: Lokal!Au BxB
10.5K 1K 20
"Aku mati karna suamiku sendiri" Pete jakapan puttha mengalami kehidupan keduanya setelah Mati terjatuh dari tangga oleh suaminya Vegas Kornwit Theer...