Brakk" Brakk"
Bughhh" Bughhh"
Plakk" Plakk"
.
Ruangan kamar jihyo berantakkan akibat amukan dari Seo johnny yang baru saja tidak sengaja mengetahui bahwa bayi kesayangannya itu kini hamil,
Ini kerana kejadian tersebut didengar oleh seorang maid dan sudah menjadi bualan seisi mansion tersebut, tidak hanya itu jaemin sama jeno juga diberi hukuman kerna menutup mulut mengenai hal yang benar-benar mengejutkan ini
Tatapan tajam johnny seolah-olah mencengkam jihyo yang sedari tadi terkaku dipojok dinding kamarnya, jujur dia ketakutan bila melihat amukan sang daddy yang gak main-main saat ini
.
"Siapa banjingan itu"bentak johnny membuatkan bahu jihyo terhenjut kerna kaget
"A....ku gak tau, daddy"ujar jihyo terbata-bata
.
Brakkk"
Pasu yang dihias cantik di atas meja kini dihempas sehingga berkecai dilantai, melihat hal itu jihyo lagi-lagi kaget kerna johnny kini melangkah mendekat dengannya
.
"Kau masih mau bercanda, Seo jihyo? "Sinis johnny menatap tajam ke wajah mulus jihyo
"Da...ddy, aku benar-benar gak tau. Aku gak ingat apa-apa "ujar jihyo dengan nada gentar, dia benar-benar takut sama daddynya ini
.
Tap"
Tangan jihyo ditarik paksa oleh johnny lalu ditolak kasar kekasur
.
"BILANG!"pekiknya lagi
"....."
"Masih mau tutup mulut? Atau mau aku paksa buat dibuka mulutnya? "Bentak johnny lagi
"Hiks.... Hiks... Aku gak tau, aku benar-benar gak sadar"rintih jihyo dengan tangisan yang tersedu-sedu kerna ketakutan
"Huh~ini pasti kerana kau sering bermain di club bukan? Kau mabuk dan wajarlah kau gak ingat apa-apa "sinis johnny menatap lamat kewajah jihyo
.
Jujur jihyo tidak percaya bahwa johnny bakal ngomong seperti ini, iya dia memang benar bermain di club tapi tidaklah sehingga menjual maruah dan kehormatannya
.
"Kau dan mama mu sama saja"bentak johnny menbuatkan jihyo terbungkam
.
Kalimat ini bagaikan bomm yang meremukan dihati jihyo dan benar-benar membuatnya murka, air matanya langsung dihapus lalu bangkit dari kasur membalas tatapan mencengkam johnny barusan
.
"Apa kau bilang? Cuba katakan sekali lagi"lirih jihyo perlahan namun bisa didengar oleh johnny soalnya jarak antara mereka sangat dekat
"Yang mana? Ahh sepertinya kalimatku benar-benar membuatkan kau marah"sinis johnny menatap lamat wajah memerah milik jihyo disertai dengan benjolan urat persis sepertinya saat marah
"Katakan saja sekali lagi,aku bakal pastikan kau menyesal sehingga kehujung hayatmu"ujar jihyo tanpa gentar
.
Johnny turut terbungkam lama, menghadam kata-kata puteri semata wayangnya ini. Jujur puterinya gak main-main sehingga dilubuk hatinya juga merasakan getaran
Tatapan datar jihyo menatap lurus kearah manik tegas sang daddy yang masih terbungkam saat ini,
.
"BILANG!"bentak jihyo namun tidak dibalas oleh johnny
"Huh~sudahlah untuk hari ini,kepalaku pusing semua kerna ulahmu"balas johnny ingin melangkah keluar
"Sepertinya aku mengerti maksudmu dad, baiklah aku bakal pergi kalau kau gak terima aku dan bayi ini. Walaupun aku juga gak tau apa aku bisa menerima bayi ini atau gak, aku juga gak tau siapa papa dari bayiku. Maaf kerna membuatmu pusing "ujar jihyo mengeluarkan tasnya untuk berkemas buat pergi
.
Melihat jihyo sudah nekad, johnny tetap tidak menghiraukannya malah tetap melangkah keluar dari kamar jihyo tanpa memalingkan wajahnya
Hati jihyo lagi-lagi hancur berkeping bila melihat kepergian sang daddy gak mau perduli mahupun kasihan padanya lagi. Yang dia harapkan saat buntu seperti ini adalah pelukan dan dorongan dari johnny namun lelaki yang bergelar daddynya malah pergi dan tidak memaling sama sekali
Tubuhnya yang lemas kini dijatuhkan dikasur diiringi dengan air matanya yang mengalir deras dipipi,
.
"Ini keterlaluan! semua orang membenciku kernamu"
.
Jihyo menatap perutnya yang masih lagi kempis kerna kandungannya masih awal
.
"Apa yang patut aku lakukan? Apa aku harus membuangmu ? Atau kita mati bersama saja?"
.
Jihyo kembali tergelam dalam pemikirannya saat ini, jujur dia benar-benar gak ingat kejadian tersebut bahkan wajah pemuda itu juga tidak diingat olehnya
Ceklek"
Pintu kamarnya dibuka oleh seseorang, terlihat sosok pemuda berkulit tan mendekat kearah jihyo yang masih terbungkam di kasur
Tidak lupa dengan mata sembab dan pipi yang masih basah kerna cecair jernih yang mengalir tidak berhenti-henti di pipinya
Plak"
Jari haechan menjentik dahi jihyo dengan manja membuatkan mata sembab itu menatap lamat kearahnya
.
"Jangan fikirkan hal aneh ya~,kan masih ada aku disini"ujar haechan dengan senyuman memekar kearah jihyo
.
Jujur senyuman milik haechan seolah-olah matahari yang menberikan kehangatan dihati jihyo membuatkan air mata gadis mungil itu lagi-lagi mengalir malah lebih deras sehingga terdengar suara esakannya
"Hiks..... Hikss"
Tangan jihyo langsung merangkul leher haechan lalu menyembabkan wajahnya pada bahu bidang pemuda tan tersebut dengan tangisan yang menjadi-jadi
Tangan kekarnya melingkari tubuh mungil yang sangat dicintainya sejak dulu lalu mengusap-usap belakang jihyo dengan lembut
.
"Noona gak usah takut atau khawatir ya, kalau mereka masih gak bisa terima keberadaan bayi dalam kandungan noona ini biar aku saja yang menjaga noona sama bayinya. Aku gak akan tinggalkan noona jadi jangan menangis lagi ya"pujuk haechan lembut
.
Jihyo malah menangis semakin kencang kerna kata-kata itu, jujur dia gadis yang beruntung kerna punya seorang dongseang seperti haechan
Ada disaat dia benar-benar hancur dan ditempat yang paling dibawah, dimana suasana hatinya benar-benar hancur dan sedih
.
"Sudah dulu tangisnya, nanti bayinya juga bakal sedih"ujar haechan masih mengusap belakang jihyo yang kini semakin tenang didalam dakapan haechan
.
Entah kenapa mata jihyo semakin layu didalam pelukan hangat haechan sehingga akhirnya dia benar-benar tertidur namun tidak sesekali melepaskan pelukan haechan
Haechan juga merasa aneh soalnya jihyo terdiam secara tiba-tiba membuatnya menoleh sedikit buat melihat jihyo, barulah dia sadar yang bayi mungil itu sudah tertidur
Dengan perlahan mengubah posisi jihyo berbaring di kasur membuatkan gadis mungil itu sadar
.
"Jangan pergi "rintih jihyo membuatkan senyuman haechan lagi-lagi memekar
"Iya udah, aku bakal disini aja"ujar haechan mengusap surai halus milik jihyo
.
Tangan mungil itu kembali melingkar dipingang haechan yang duduk disisi kasur buat menemaninya ,takut haechan pergi lebih baik dipeluk sampai dia bangun
.
"Takut aku pergi ya? "ujar haechan dibalas anggukan dari jihyo yang sedari tadi mengunci tubuh kekar haechan
"Hahaha! Noona imut banget, jadi kekasih aku aja mau gak? "Ujar haechan membuatkan jihyo menatapnya dengan tatapan gak percaya
"Jangan mengodaku, kau masih baby tau"ujar jihyo pelahan mendusel wajahnya di pinggang haechan
"Gemas banget ya! Siapa yang bayi sekarang hm~"goda haechan lagi membuatkan jihyo berdengus
"Ihh diam gak? aku mau tidur"rengek jihyo membuatkan senyuman haechan lagi-lagi memekar
"Iya²,tidur nyenyak ya bayi imut sama bayi kecil"ujar haechan pelahan segaja menyebut dua bayi tersebut
.
Jihyo hanya tersenyum mendengar hal ini dan dalam masa yang sama dia perlahan-lahan dapat menerima bayi yang masih kecil didalam kandungannya itu
••••••••••••••••••••••••••••••••••
Hmmm~siapa daddy bayi didalam kandungannya jihyo yaaaaaa??
🤔🤨😐😑🙄
👉👈