EVELYN ANTAGONIST GIRL (END)

By Mocca_bii

473K 22.6K 2.8K

[ Follow sebelum membaca ] ____________________________ Kisah ini menceritakan tentang seorang antagonis. S... More

✨PROLOG✨
CHAPTER 1
CHAPTER 2
CHAPTER 3
CHAPTER 4
CHAPTER 5
CHAPTER 6
CHAPTER 7
CHAPTER 8
CHAPTER 9
CHAPTER 10
CHAPTER 11
CHAPTER 12
CHAPTER 13
CHAPTER 14
CHAPTER 15
CHAPTER 16
CHAPTER 17
CHAPTER 18
CHAPTER 19
CHAPTER 20
💫CAST💫
CHAPTER 21
CHAPTER 22
CHAPTER 23
CHAPTER 24
CHAPTER 25
CHAPTER 26
CHAPTER 27
CHAPTER 28
CHAPTER 29
CHAPTER 30
CHAPTER 31
CHAPTER 32
CHAPTER 33
CHAPTER 34
CHAPTER 35
CHAPTER 36
CHAPTER 37
CHAPTER 38
CHAPTER 39
CHAPTER 40
CHAPTER 41
CHAPTER 42
CHAPTER 43
CHAPTER 44
CHAPTER 45
CHAPTER 46
CHAPTER 48
CHAPTER 49
CHAPTER 50
CHAPTER 51
CHAPTER 52
CHAPTER 53
CHAPTER 54
CHAPTER 55
CHAPTER 56
CHAPTER 57
CHAPTER 58
CHAPTER 59
CHAPTER 60
CHAPTER 61
CHAPTER 62
CHAPTER 63
CHAPTER 64
CHAPTER 65
CHAPTER 66 (END)
✨EKSTRA CHAPTER✨
🥀SEQUEL🥀
INFO!

CHAPTER 47

3.9K 200 35
By Mocca_bii

Up lagi!.
Absen yuk, siapa yang nungguin cerita ini?.

Ujian author udah selesai, jadi mungkin kedepannya bakalan rajin up. Doain aja ya guys....

Ramaikan chapter ini dengan vote dan komen kalian.

Tandai typo!.

Happy reading.....

---

Pagi ini, Evelyn sudah siap dengan seragam abu-abunya. Setelah selesai mengkikat tali sepatu, Evelyn berdiri dan meraih tas sekolahnya. Dilihatnya bayangan tubuhnya dicermin, seketika dirinya tersenyum tipis.

"Gue cantik banget sih, yaampun." Gumamnya dengan lirih.

Evelyn menyentuh luka di pipinya. Luka itu sudah mulai mengering karena Evelyn sering mengobatinya. Kalian ingat luka itu karena apa kan?.

Ngomong-ngomong soal Alisya, Evelyn masih sedikit menaruh curiga pada gadis itu.

"Nanti gue bakalan cek luka itu, kalau ternyata luka itu kayak luka sayatan, berarti fiks Alisya yang udah nyekap gue beberapa hari yang lalu." Ucap Evelyn.

Evelyn mengambil kunci mobilnya dan ponsel diatas nakas, lalu keluar dari kamarnya.

Di perjalanan, hanya ada keheningan didalam mobil yang dikendarai Evelyn. Sesekali Evelyn akan bergumam kecil menyanyikan lagu favoritnya. Dan, setelah berkendara selama sepuluh menit, akhirnya gerbang sekolah sudah terlihat. Evelyn memelankan laju mobilnya, lalu memarkirkannya ditempat khusus kendaraan beroda empat.

***

Evelyn melangkahkan kakinya di koridor yang lumayan sepi, maklum saja, hari masih pagi dan hanya ada beberapa murid yang sudah datang.

Evelyn tidak melangkah menuju kelas, melainkan menuju perpustakaan.

Tidak!. Kalian jangan mengira bahwa disana Evelyn akan membaca buku. Lagian Evelyn tidak akan mau melakukan hal itu. Evelyn kesana hanya ingin numpang tidur. Lumayan kan, perpustakaan adalah ruangan ber-ac, selain itu tempatnya juga tenang dan damai. Jadi itu akan mempermudah tujuan Evelyn untuk tidur tanpa ada gangguan.

Evelyn memasuki ruang perpustakaan tanpa mengucap salam. Lagian belum ada orang yang datang di jam sepagi ini. Gadis itu berjalan menuju bangku belakang dan mendudukkan dirinya disana.

Evelyn mengelurkan earpods dari saku bajunya, dan menaruhnya di telinga sehingga lagu dengan tempo pelan mengalun begitu saja. Evelyn mengubah posisinya menjadi tidur dengan berbantalkan kedua tangannya.

Lihat kan, memang benar apa yang dibilang Evelyn tadi. Ruangan ini sangat tenang sampai bisa membuat Evelyn tertidur dengan cepat.

***

"Elyn dimana?."

Alisya menoleh dan memasang muka sewot. "Ngapain lo nanyain Evelyn? Bukannya lo benci sama dia ya?."

Langit menghela nafas. "Gue udah nanya baik-baik, apa salahnya sih lo jawab." Protes cowok itu.

"Ck, gue nggak bakal baik-baikin orang yang udah sakitin sahabat gue. Dan lo, lo adalah orang yang jadi sebab dari penderitaan yang Elyn rasain. Sekarang gimana rasanya jilat ludah sendiri? Lo nggak ingat peribahasa dari benci jadi cinta? Sekarang lo ngalamin itu kan? Lo udah jatuh cinta sama orang yang sangat lo benci. Lo jatuh cinta sama Elyn."

"Tapi jangan harap gue bakal ada di pihak lo! Mending sekarang stop cari Elyn. Dia udah punya Bian. Harusnya lo ngerti dan berhenti buat ganggu Elyn!."

"Gue nggak bakal berhenti. Gue mau Elyn."

"Dengan mudahnya lo ngomong kayak gitu? Otak lo dimana, hah? Mana mungkin Elyn mau sama cowok bego kayak lo!."

"Lo udah sia-siain cewek setia kayak Elyn. Dan saat dia udah pergi, baru lo sadar kalau kehadiran dia sangat berarti buat lo. Lo emang bodoh, Langit!."

"Ck, ngomong sama lo nggak ada gunanya!." Ucap Langit yang sedari tadi diam. Selanjutnya, cowok jangkung itu berjalan keluar dengan langkah lebarnya.

Langit berjalan menyusuri koridor. Dan saat berjalan disamping perpustakaan, Langit memelankan langkahnya ketika melihat siluet seorang gadis yang menelungkupkan kepalanya di lipatan tangan.

Seketika dirinya tersenyum tipis dan berjalan memasuki ruang perpustakaan tempat dimana gadis itu tidur. Meskipun Langit tidak melihat wajahnya, tapi dirinya yakin jika gadis itu adalah Evelyn.

Langit mendudukkan dirinya di depan gadis itu, memandang wajah tenang Evelyn ketika tidur. Kalau boleh jujur, Langit lebih suka Evelyn dalam keadaan tidur. Karena apa?. Karena jika gadis itu tertidur, maka ekspresi tajamnya tidak lagi terlihat. Dan hanya tergantikan dengan wajah polosnya ketika tidur.

Langit mengatupkan bibirnya, tiba-tiba rasa bersalah datang padanya. Dirinya sekarang sadar bahwa Evelyn hanyalah gadis biasa. Gadis yang bisa menangis dan juga bisa merasakan sakit hati. Apakah selama ini dirinya terlalu menyakiti gadis itu?. Apakah dirinya terlalu kejam kepada seorang gadis biasa seperti Evelyn?.

***

Evelyn membuka matanya saat mendengar suara bel istirahat yang berbunyi. Dirinya menegakkan kepala dan memandang sekitarnya. Sepi, hanya ada Evelyn di tempat ini.

Tatapan Evelyn jatuh pada sebuah susu kotak beserta sebungkus roti rasa coklat. Evelyn tidak mengambilnya, melainkan hanya memandangnya tanpa minat.

Evelyn berdiri dan meraih susu dan roti tersebut, lalu berjalan menuju tempat dimana berada pak Asep -si penjaga ruang perpustakaan- yang tengah membaca sebuah koran di tempatnya.

Evelyn kemudian menyerahkannya kehadapan pak Asep tanpa berucap apapun.

Pak Asep yang melihatnya pun langsung sumringah. "Wah, ini teh buat saya?."

Evelyn mengangguk.

"Wah, makasih neng Evelyn." Ucap pak Asep dengan bahagia.

Evelyn mengangguk sekali lagi lalu berjalan ke kantin untuk mengisi perutnya.

***

Evelyn mendudukkan dirinya di bangku paling pojok. Dihadapannya kini sudah terdapat semangkuk bakso, satu porsi cireng rujak, dan segelas es teh manis.

Saat hendak mulai makan, Evelyn menghentikan kegiatannya saat seseorang datang dan langsung duduk di hadapannya. Ralat- bukan hanya satu orang, melainkan tiga orang.

Salah satu dari mereka mengambil satu cirengnya tanpa meminta izin pada Evelyn. Evelyn yang melihatnya pun murka.

"Lo nggak sopan banget! Itu punya gue, bego!." Ucap Evelyn dengan tidak santai.

"Yaelah, cuma sebiji doang. Pelit banget lo."

"Gue emang pelit, sekaligus jahat!." Ucap Evelyn dengan melirik kearah Langit.

Langit merasa bersalah saat Evelyn mengucapkan kata itu. Apakah ucapannya terlalu menyakitkan sampai diingat oleh Evelyn?.

"Kalian mending pergi aja deh." Evelyn mengusir ketiga cowok itu.

"Nggak mauuuu." Jawab Zico dengan tampang konyolnya.

"Ck, serah lo!." Ucap Evelyn lalu mulai memakan makanannya dan mencoba mengabaikan ketiga manusia yang terus menatap kearahnya.

"Oh iya, kok gue jarang liat Alara ya? Tuh anak kemana, Lang?."  Tanya Zico pada Langit.

Langit hanya mengangkat bahunya acuh seraya terus memandangi Evelyn yang tengah makan.

"Oh iya, pacar lo kemana?." Tanya Zico seraya menatap Evelyn.

"Keluar kota." Jawab Evelyn dengan singkat.

"Keluar kota beneran? Siapa tau disana dia selingkuh. Bisa jadi kan?." Tanya Zico menggoda Evelyn.

Evelyn menampilkan tatapan tajamnya. "Nggak usah ngaco deh!." Ucapnya dengan sarkas.

"Loh, gue kan cuma ngasih tau. Kan bisa aja-"

"Berhenti bahas itu!. Atau kalau enggak, gue pergi dari sini!." Ucap Evelyn memotong ucapan Zico.

Zico melengoskan pandangannya. "Ck, emosian lo!."

"Y."

***

"Lo dari mana?." Tanya Alisya saat melihat Evelyn yang memasuki kelas.

Evelyn duduk di bangkunya dengan santai. "Dari kantin. Tumben banget lo nggak ke kantin."

"Gue lagi diet. Itung-itung hemat uang juga ya kan?." Ucap Alisya seraya menaik turunkan alisnya.

"Ck, pake diet-dietan segala. Badan lo aja udah kurus. Masih mau tambah kurus lagi?." Tanya Evelyn dengan sewot.

"Ya nggak lah!. Gue tuh cuma bercanda. Lo mah nggak bisa diajak bercanda ya!." Ucap Alisya sedikit kesal.

"Nggak!."

"Oh iya, tadi Langit kesini nyariin lo."

"Terus?."

"Dia tanya sama gue. Dan nggak gue kasih tau. Malahan, gue ceramahin dia panjang lebar." Ucap Alisya menjelaskan.

"Oh."

"Oh doang nih? Kayak berasa sia-sia aja gue jelasin. Dan ternyata respon lo cuma kata 'oh' doang." Ucap Alisya lalu kembali memainkan ponselnya.

Evelyn menatap pergelangan tangan Alisya yang masih terbalut plester, dirinya merasa penasaran dengan luka milik sahabatnya itu.

"Em...sya!." Panggil Evelyn.

"Iya?." Tanya Alisya yang mengalihkan pandangannya pada Evelyn.

"Gue boleh lihat luka lo?." Tanya Evelyn dengan hati-hati.

Alisya diam sejenak. Lalu mengangguk dua kali. "Boleh. Lo buka aja. Lagian udah sembuh kok lebamnya." Jawab Alisya dengan santai.

Evelyn menurunkan pandangannya menatap luka Alisya. Tangan gadis itu bergerak pelan untuk menyentuh luka Alisya.

Evelyn meraih ujung plester, lalu membukanya dengan hati-hati.

Setelah luka itu nampak, Evelyn menghembuskan nafas lega. Ternyata Alisya tidak berbohong karena memang benar, luka ini hanyalah luka lebam. Bukan luka sayatan seperti apa yang Evelyn pikirkan.

Evelyn seketika merasa bersalah karena telah curiga terhadap temannya.

"Em....nanti ke mall yuk. Gue yang traktir." Ucap Evelyn tiba-tiba.

Alisya mengerutkan keningnya. "Lo beneran?."

Evelyn mengangguk pasti. "Iya, beneran. Nanti malam gue jemput ya."

Alisya tersenyum senang. "Oke."

-tbc-
.
.
.

Yok, siapa yang kemarin curiga sama Alisya?. Minta maaf sana!. Xixixi.

Bukan Alisya ya guys yang nyekap Evelyn. Alisya itu baiknya beneran. Bukan fake.

.

Seneng banget chapter kemarin yang vote dan komen banyak. Jadi semangat deh updatenya :)

.

Spam 🌻🌻🌻

Spam ☁☁☁

Spam semangat buat aku😊

Spam next!

.

Chapter ini yang komen harus lebih banyak dari chapter yang kemarin. Kalau enggak, aku nggak bakalan up beberapa waktu dulu. Deal ya?.

.

Jangan lupa follow akun author supaya dapat notifikasi kalau cerita ini up, atau kalau aku nulis pengumuman di wall.

.

Segitu dulu dari aku, ada kurang lebihnya mohon maaf. Jaga kesehatan dan sehat selalu😊😄

See you❤❤

-Selasa, 24 Mei 2022

Dari aku, Mocca_bii
🍬🍬

Continue Reading

You'll Also Like

ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.7M 314K 34
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
1.4M 124K 60
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
856K 12.2K 25
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
2.2K 93 48
(SUDAH SELESAI, MASIH LENGKAP, DAN BELUM DI REVISI) 🌼🌼🌼 Menjadi anak piatu bukan 'lah suatu hal yang diinginkan setiap orang. Kehilangan orang yan...