Sweet 25

By hellothenana

129K 9.5K 2.3K

Ada tiga hal yang sangat Tata benci di dunia ini. Yang pertama Lavender-mantannya, yang kedua corona, dan yan... More

Sweet 25 | Prolog
Sweet 25 | Bagian 1
Sweet 25 | Bagian 2
Sweet 25 | Bagian 3
Sweet 25 | Bagian 4
Sweet 25 | Bagian 5
Sweet 25 | Bagian 6
Sweet 25 | Bagian 7
Sweet 25 | Bagian 8
Sweet 25 | Bagian 9
Sweet 25 | Bagian 10
Sweet 25 | Bagian 11
Sweet 25 | Bagian 12
Sweet 25 | Bagian 13
Sweet 25 | Bagian 14
Sweet 25 | Bagian 15
Sweet 25 | Bagian 16
Sweet 25 | Bagian 17
Sweet 25 | Bagian 18
Sweet 25 | Bagian 19
Sweet 25 | Bagian 20
Sweet 25 | Bagian 21
Sweet 25 | Bagian 22
Sweet 25 | Bagian 23
Sweet 25 | Bagian 24
Sweet 25 | Bagian 25
Sweet 25 | Bagian 26
Sweet 25 | Bagian 27
Sweet 25 | Bagian 28
Sweet 25 | Bagian 29
Sweet 25 | Bagian 30
Sweet 25 | Bagian 31
Sweet 25 | Bagian 32
Sweet 25 | Bagian 33
Sweet 25 | Bagian 34
Sweet 25 | Bagian 35
Sweet 25 | Bagian 00
Sweet 25 | Bagian 36
Sweet 25 | Bagian 37
Sweet 25 | Bagian 38
Sweet 25 | Bagian 39
Sweet 25 | Bagian 00
Sweet 25 | Bagian 41
Sweet 25 | Bagian 42
Sweet 25 | Bagian 43
Sweet 25 | Bagian 44
Sweet 25 | Bagian 45
Sweet 25 | Bagian 46
Sweet 25 | Bagian 00
Sweet 25 | Bagian 47
Sweet 25 | Bagian 48
Sweet 25 | Bagian 49
Sweet 25 | Bagian 50
Sweet 25 | Bagian 51
Sweet 25 | Bagian 52
Sweet 25 | Bagian 53
Sweet 25 | Bagian 54
Sweet 25 | Bagian 55

Sweet 25 | Bagian 40

1.6K 127 7
By hellothenana

Terkadang cinta dan kebodohan memang berjalan selaras.

——

Bagian 40 | The Stupid Couple

***


“Gimana?” Tanya Lave. Dengan bangganya dia tengah melihatkan mahakaryanya pada Tata.

Tata mengernyitkan dahinya dalam, sampai-sampai matanya ikut menyipit.

Not bad,” jawab Tata sekenanya.

Sejujurnya, Tata sangat ingin mengatakan bahwa website yang dibuat Lave sangat out of the box seperti permintaannya, bahkan lebih, keren, bagus, aesthetic, ciamik dan apapun itulah, tapi dia gengsi untuk mengatakannya. Ayolah, masa iya mau puji-puji mantan. Nanti dibilang gagal move on lagi. Ya, meskipun belum berhasil total move on-nya. Tapi, kan tetap saja–gengsi.

“Untuk templatenya aku sengaja combain berbagai tone warna biar kesannya colorful sesuai kaya namanya–Coloré. Terus untuk dasarnya aku pakai warna broken white selain karena broken white itu warna netral, sekarang-sekarang ini warna broken white juga lagi ngetrand,” jelas Lave.

Sorry nggak minta pendapat kamu dulu,” lanjutnya. Ia takut Tata tidak menyukai apa yang dibuatnya. Ralat, dibuat dirinya dan dibantu sedikit oleh Blue. Bisa-bisa nanti Blue mengamuk jika tidak diberi credit.

Tata mengangguk-anggukan kepala sebagai jawaban. “Bagus. Gue suka. Thank you,” ucapnya tulus.

Sejujurnya, website baru Coloré memang sangat sesuai dengan selera Tata. Lave benar-benar mengetahuinya dengan baik.

My pleasure.”

“Oh iya, soal penyerangan website lama kamu aku akan urus nanti. Mungkin butuh waktu lumayan. Tapi, aku usahakan secepatnya.”

“Sebenarnya nggak diurus juga nggak masalah. Yang penting sekarang websitenya udah jadi dan launching Coloré nggak jadi diundur,” jawab Tata.

Lave terkesima. “Wow! Like different Tata,” ucapnya.

Lave tahu seperti apa Tata. Rasa-rasanya seperti mustahil jika Tata melepaskan begitu saja orang yang membuat masalah dengannya. Atau sekarang Tata memang sudah berubah? Entahlah. Yang jelas, dulu Tata tidak semudah itu meloloskan orang yang bermasalah dengannya. Dia baru akan meloloskannya jika si Pembuat Masalah itu sudah diberi pelajaran yang setimpal atau bahkan lebih.

“Yaah ... Of course! I'm different Tata,” ujar Tata dengan nada sombong.

Lave memutar bola matanya. “Wow! I'm speechless!” Ucapnya. Lalu tiba-tiba saja dia semakin merapatkan duduknya pada Tata. By the way, mereka tengah duduk di sofa dengan posisi bersebelahan namun berjarak satu space. Corona, harus menjaga jarak. Namun, sepertinya Lave benar-benar tidak percaya dengan yang namanya corona. Dia malah semakin merapatkan duduknya pada Tata. Menghadapkan wajahnya tepat di hadapan wajah Tata. Lalu memegang dagu Tata dan menariknya agar lebih dekat dengan wajahnya. Mungkin jarak mereka sekarang sudah tidak lebih dari lima centi. Meskipun sudah sedekat itu, Lave tetap berusaha mendekat sampai-sampai Tata harus memundurkan tubuhnya agar tidak sampai menempel dengan Lave. Sialnya, Lave malah menarik tubuhnya agar kembali mendekat. Kini, bibir mereka nyaris bersentuhan.

Tak kuat hati berada sedekat ini dengan mantan akhirnya Tata memutuskan untuk memejamkan matanya. Hanya inilah yang bisa ia lakukan. Mundur bukan pilihan yang tepat karena Lave menahan tubuhnya dengan kuat. Kabur? Mana bisa! Gerak saja susah. Menahan napas juga hanya akan membuat dadanya sesak. Jadi, hanya memejamkan matalah yang dapat ia pilih.

“Impossible!” Bisik Lave tepat di depan bibir Tata. Setelah berbisik dia langsung menjauhkan tubuhnya dari Tata dan kembali duduk di sofa tempatnya duduk tadi.

Tata sendiri masih memejamkan matanya. Ia masih berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. Apa Lave menciumnya? Jika iya, kenapa hanya hembusan napasnya saja yang terasa? Kenapa tidak ada lumatan? Apa Lave hanya menciumnya sekilas? Atau menciumnya dengan sangat lembut sampai-sampai tidak terasa apapun?

Tata mulai tersadar ketika mendengar suara tawa. Dia mulai membuka matanya dan mengerjap-ngerjapkannya. Ketika penglihatannya sudah kembali, hal pertama yang dia lihat adalah Lave yang sedang terkikik geli.

“Mikir apa hayo?...” Godanya.

Tata tersenyum kikuk. Ia tidak berani menjawab.

'Sial, gue malu banget. Lagian otak ngapain juga mikir kaya gitu, hah? Jantung juga kenapa detaknya keras banget? Terus mantan juga! Kenapa sialan banget?!' Runtuk Tata dalam hati.

“Ekhem,” Tata berdehem untuk menetralkan detak jantung dan raut wajahnya.

“Gue pulang dulu.” Tanpa menunggu persetujuan dan Lave Tata langsung bergegas keluar dari ruangan Lave. Dia sudah kepalang malu dengan Sang mantan.

Wait ... Princess!

Tak memedulikan panggilan Lave, Tata terus berjalan dengan cepat. “Aduh ... Malu banget gue ya ampun. Pengin tenggelam ke kolam susu aja rasanya,” ujar lirih.

“Dia nggak ngejar kan?” Monolog Tata. Sesekali dia menengok ke belakang. Memastikan Lave mengejarnya atau tidak.

Fyiuuhh ... Syukurlah.” Tata merasa sangat berayukur dan lega disaat yang bersamaan setelah sampai di area parkir luar Arkiell Corporation. Dia benar-benar merasa seperti mendapatkan udara bebas karena Lave tidak mengejarnya.

“Oh shit mobil gue!” Tata mengacak rambutnya kasar. Ia baru ingat jika tadi mobilnya. “Dasar bodoh! Bodoh! Bodoh! Bisa-bisanya gue lupa.” Tata memukuli kepalanya dengan brutal.

“TATA YOU'RE SO STUPID!” Teriak Tata pada dirinya sendiri.

Tata semakin merasa frustasi ketika mengetahui fakta jika ponselnya mati total. Jika seperti ini, mau pulang naik apa dia? Tidak bisa meminta tolong orang rumahnya untuk menjemput. Tidak bisa juga memesan kendaraan online. Harus bagaimana dia sekarang? Masa minta tolong mantan? Kan nggak mungkin.

“Naik.”

Tata mendongak ketika sebuah mobil berhenti tepat di depannya yang sedang berjongkok. Terpampanglah sebuah mobil Range Rover berwarna putih.

Meskipun sudah mengetahui jika ada mobil yang berhenti tepat di depannya, Tata tetap enggan untuk bergeser, berdiri ataupun berpindah.

“Naik, Princess!” Terdengar lagi suara yang menyuruhnya untuk naik. Namun, Tata masih tetap enggan. Terlebih lagi pemilik suara tersebut adalah mantannya.

“Udah mau maghrib loh,” bujuk Lave yang tetap diacuhkan Tata.

Merasa diacuhkan, Lave akhirnya membuka pintu dan keluar menghampiri Tata. Sedari tadi dia memang berbicara melalui jendela mobil yang terbuka.

Tak kehabisan ide Lave mulai mencoba menakut-nakuti Tata. “Katanya kalau maghrib suka ada wewe gombel loh,” ujarnya.

“Jangan aneh-aneh deh!” Protes Tata. Dia memang setakut itu dengan hantu.

“Serius. Ada pocong juga yang suka nunggu di gerbang,” balas Lave dengan nada dramatis. Biar kesan horornya semakin terasa katanya.

Dengan cepat Tata berdiri dan masuk ke dalam mobil Lave. “Ayo pulang!”

Lave terkekeh melihat tingkah Tata. Segitu takutnya Tata dengan hantu. Tapi, bagaimanapun juga dia harus berterimakasih pada wewe gombel dan pocong. Karena berkat mereka, Tata jadi mau pulang dengannya.

“IH CEPETAN! LELET DEH!” Teriak Tata. Kepalanya menyumbul dari jendela mobil.

Dengan cepat Lave berjalan ke sisi lain mobilnya.

“Iih ... Cepetan!” Perintah Tata.

“Sabar dong, Princess,” balas Lave dengan tangan yang sibuk mengaitkan pengait seatbealt.

“Mau langsung pulang?” Tanya Lave ketika mobil sudah mulai berjalan.

“Iyalah. Emang mau kemana lagi!” Jawab Tata jutek. Sudah kembali ke mode macan dia.

Selanjutnya hanya diisi keheningan. Baik dari Tata maupun Lave tidak ada yang berniat membuka pembicaraan satupun. Hingga akhirnya di tengah perjalanan mulai terdengar rintik hujan menghujami atap mobil. Kian lama suaranya kian mengeras.

“Eeh, hujan?” Monolog Tata.

“Mau neduh dulu?” Tanya Lave.

“Ngapain neduh? Kan pakai mobil,” jawab Tata bingung.

“Ah, iya.” Lave tersenyum kikuk dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sial! Dirinya benar-benar malu. Berada disatu mobil yang sama dan duduk bersebelahan dengan Tata memang sangat tidak baik untuk jantung dan konsentrasinya. Padahal tadi dia sempat mencium Tata, tapi anehnya groginya tidak sebesar sekarang. Rasa groginya sekarang seperti naik berjuta-juta kali lipat.

“Gimana sih!”

Selanjutnya hanya suara rintik air yang terdengar. Lagi-lagi mereka berdua kembali diam dan menciptakan keheningan.

“Ya ampun tambah deras,” gumam Tata saat mendengar suara rintik hujan yang semakin keras dan juga saat melihat banyaknya titik air di kaca depan mobil Lave.

Tata menghela napas lega. 'Untung aja pulang bareng mantan,' gumamnya dalam hati.

'Eeh, maksudnya kalau pulang sendiri naik ojek kan pasti kehujanan,' ralatnya dalam hati pula.

Padahal kenyataannya, seorang Arsyinta Xabira Ananta tidak mungkin naik ojek meskipun di saat-saat terdesak sekalipun.

***

Tbc–

Emang kalo deket-deket mantan atau gebetan suka mendadak stupid. Kadang-kadang juga jadi lola kaya sinyal 3G.

Continue Reading

You'll Also Like

2.2M 243K 44
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
1.6M 72.8K 52
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
640K 127K 43
Reputation [ rep·u·ta·tion /ˌrepyəˈtāSH(ə)n/ noun, meaning; the beliefs or opinions that are generally held about someone or something. ] -- Demi me...
4.6M 172K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...