DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU

By Putriameilia31

34.5K 2.5K 71

Setelah kejadian yang sangat menyakitkan itu, hingga membuatku terpuruk cukup lama. Aku bangkit dan bertekad... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60
Part 61
Part 62
Part 63
Part 64
Part 65
DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU 2
EXTRA PART NEW VERSION
LET GO (FANFIC BTS)
AKHIR YANG TERBAIK (DIMA 2)
AKHIR YANG TERBAIK (CANCEL)

Part 55

72 9 0
By Putriameilia31

Setelah Rendra sudah pergi, tiba-tiba ada seseorang yang menarik kerah jas dokter Rafa dan membawanya keluar divisi jantung.

Ternyata orang itu membawa Rafa ke belakang RS yang jarang sekali dilewati orang-orang kecuali karyawan kebersihan RS. Orang itu langsung menonjok wajah Rafa hingga tersungkur dan berdarah di ujung bibirnya.

Rafa memegangi luka di bibirnya sambil meringis karna lumayan keras pukulan dari orang itu. Saat Rafa melihat wajah orang yang memukulnya, dia menatap orang itu tak percaya. Orang itu terlihat sangat marah pada Rafa.

Rumah Singgah anak kanker Bandung.

Hesti sudah dari pagi berada di rumah singgah ini. Di sini dia mengenal anak-anak hebat yang berusaha mempertahankan hidup mereka.

Salah satu anak kanker laki-laki menghampiri Hesti dengan wajah bingung.

"Kakak siapa?" Tanya anak itu memandangi wajah Hesti.

Hesti menyamakan tubuhnya dengan anak itu.

"Hallo adek... nama kakak, kak Hesti. Nama kamu siapa?" Jawab Hesti tersenyum sambil menanyakan nama anak itu.

"Putra." Jawab anak itu yang ternyata bernama Putra.

"Salam kenal ya Putra..." ucap Hesti tersenyum gingsul.

"Kak Hesti juga sakit?? Kalo kak Hesti sakit... bukan di sini, soalnya di sini itu tempatnya anak-anak yang sakit bukan orang besar kayak kak Hesti. Kak Hesti harus ijin dulu ke Bu Ani." Ucap Putra polos.

"Harus ijin ke Bu Ani dulu? Bu Ani itu siapa?" Tanya Hesti bertanya dengan senyum di bibirnya.

"Bu Ani itu pemilik rumah ini." Jawab Putra diangguki oleh Hesti.

"Sekarang anterin kak Hesti ya ketemu bu Ani." Ucap Hesti.

"Ayo!" Ajak Putra menarik tangan Hesti untuk mengantarnya bertemu bu Ani, pemilik Rumah Singgah Anak Kanker itu.

"Bu Ani!" Panggil Putra pada seorang wanita yang terlihat sudah menua sedang berbincang dengan seorang anak perempuan kecil.

"Kamu main dulu ya!" Ucap bu Ani pada anak perempuan itu.

"Bu Ani ini ada kak Hesti. Dia juga sakit tapi ini kan tempatnya anak-anak yang sakit bukan orang dewasa kayak kak Hesti kan bu?" Tanya Putra membuat bu Ani mengalihkan pandangannya pada Hesti yang tersenyum kepadanya.

Bu Ani kembali mengalihkan pandangannya pada Putra dengan senyum.

"Iya Putra. Yaudah kalo gitu ibu ajak kak Hesti dulu ya..." jawab bu Ani diangguki oleh Putra.

"Dahh kak Hesti..." pamit Putra dengan wajah bahagia pada Hesti.

"Dahh Putra...." jawab Hesti tersenyum sambil melambaikan tangannya pada Putra.

"Mari nak ikut ibu!" Ajak bu Ani pada Hesti yang dijawab anggukan dan senyum.

"Perkenalkan, saya Hesti bu. Saya Dr. Sp. Kanker di RS Jaya Abadi cabang Bandung. Saya kesini ingin mengenal anak-anak hebat yang ada di luar sana." Ucap tujuan Hesti ke Rumah Singgah Anak Kanker.

"Ooo nak Hesti seorang dokter? Maaf ya ucapan Putra tadi yang bilang kalo nak Hesti sedang sakit." Jawab bu Ani sambil meminta maaf tentang Putra tadi.

"Tidak masalah bu. Saya mengerti kok... tapi saya mohon jangan bilang ke anak-anak hebat itu kalo saya seorang dokter." Ucap Hesti sambil meminta bahwa bu Ani tidak memberitahukan profesinya pada anak-anak kanker yang ada di sana.

"Kenapa nak?" Tanya bu Ani.

"Karna saya tidak ingin mereka menganggap saya dokter mereka. Saya hanya ingin mereka menganggap saya teman mereka." Jawab Hesti membuat bu Ani tersenyum.

"Ibu tidak akan mengatakannya pada siapapun Dr. Hesti." Ucap Ibu Ani.

"Maaf bu, jangan panggil saya dokter. Cukup panggil Hesti saja." Sanggah Hesti pada ucapan bu Ani yang dijawab anggukan.

RS Jaya Abadi Pusat.

R. Lutfar.

Pintu ruangan Lutfar terbuka karna ada seseorang yang membukanya dan orang itu adalah Lutfi. Lutfar belum menyadari kalo adiknya sudah ada di depannya sekarang.

"Doooorrr!!!!" Teriak Lutfi di hadapan Lutfar membuat Lutfar yang sedang membersihkan lukanya langsung kaget mengangkat wajahnya menatap sang adik.

"Ngagetin aja lo!!" Runtuk Lutfar melanjutkan mengobati lukanya, sedangkan Lutfi kaget saat melihat wajah kakaknya babak belur.

"Kenapa wajah lo babak belur??" Tanya Lutfi penasaran sambil memegang wajah Lutfar, sedangkan Lutfar meringis karna lukanya tersentuh oleh Lutfi.

"Sakit Fi!!" Ringis Lutfar membuat Lutfi melepaskan tangannya dari wajah Lutfar.

"Lo habis berantem?? Tumben.." tanya Lutfi pada lutfy yang masih fokus mengobati lukanya.

"Yeee... lo mah kerjaannya ngeledek mulu! Gini-gini gue juga bisa berantem lah! Emang lo doang apa yang bisa!" Jawab Lutfi membuat Lutfi mengangguk sambil tertawa kecil.

"Berantem sama siapa lo?" Tanya Lutfi lagi.

"Rafa." Jawab Lutfar membuat Lutfi tercengang.

Ya, orang yang menarik Rafa ke belakang RS itu adalah Lutfar.

"Serius lo?? Ngapain lo berantem sama sahabat lo sendiri?" Tanya Lutfi lagi.

"Menurut lo!" Jawab Lutfar.

"Lo udah tahu tentang Hesti sama Rafa?" Tanya Lutfi dijawab anggukan oleh Lutfar.

"Terus.... bener si Rafa pacaran sama Hesti?" Tanya Lutfi lagi.

"Tanya mulu lo! Kayak wartawan!" Runtuk Lutfar mulai capek dengan pertanyaan Lutfi.

"Jawablah Far!! Gue kepo nih!!" Ucap Lutfi penasaran.

"Gak." Jawab Lutfi.

"Ayolahh Far!!!" Mohon Lutfi lagi dengan wajah memelas.

"Kan udah gue jawab tadi!" Ucap Lutfar sedikit emosi.

"Kapan lo jawabnya?" Tanya Lutfi bingung.

"Barusan tadi gue jawab. Gak." Jawab Lutfar.

"Tuh kan! Gue yakin mereka gak akan pacaran karna Rafa udah tahu kalo lo suka sama Hesti jadi gak mungkin dia nikung lo!!" Gumam Lutfi.

Skip malam hari.

"Ha??? Jadi Rafa gak pacaran sama Hesti?" Ucap Rani kaget begitupun dengan Aulia.

"Terus kedekatan mereka?" Tanya Aulia dijawab angkatan bahu oleh Lutfi.

Beberapa menit kemudian

"Kita tanya assistent nya aja!" Saran Lutfi disetujui oleh Rani dan Aulia.

"Tapi setelah bicara sama Dr. Reza aja." Sahut Aulia.

"Yayalah... kan kita udah janjian sama Dr. Reza buat bahas soal kemo Putri." Jawab Lutfi.

Skip setelah rapat tentang kemo Putri.

Divisi Jantung.

Lutfi, Rani, dan Aulia sudah ada di divisi Jantung dan mencari ruangan assistent Rafa.

"Lo tahu ruangannya Fi?" Tanya Aulia.

"Enggak." Jawab Lutfi sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Terus gak ada gunanya dong kita kesini?" Sahut Rani mulai emosi dengan Lutfi.

"Tapi gue tahu ruangan Rafa. Sudah pasti ruangan assistentnya gak akan jauh-jauh dari ruangannya." Ucap Lutfi.

"Tumben lo pinter!" Ucap Rani mengacak rambut Lutfi.

Mereka sudah lama kenal, itu sebabnya mereka sudah seperti sahabat.

"Yeee gue emang pinter kali!!" Jawab Lutfi merapikan rambutnya yang diacak oleh Rani tadi. Sedangkan Aulia hanya tersenyum melihat tingkah kedua teman dokternya itu.

"Yaudah ayo buruan! Keburu malam, nanti udah pulang lagi assistentnya." Sahut Aulia membuat Lutfi melanjutkan langkahnya menuju R. Rafa.

"Ini R. Rafa. Kita cari R. Assistentnya di dekat-dekat sini!" Ucap Lutfi menunjuk ruangan di depannya.

Sedangkan Aulia melihat ruangan yang ada di depan ruangan Rafa.

"Nih ruangannya!" Sahut Aulia membuat kedua temannya itu mengikuti arah pandangnya.

"Assistent Dr. Jantung." Eja Rani membaca kalimat yang terpampang di pintu ruangan itu.

"Ok langsung aja keburu malam." Ucap Lutfi.

Tokkk...tokkk...tokkk...

Pintu terbuka memunculkan seorang wanita yang terlihat bingung saat melihat dokter yang tak dikenalnya ada di depan ruangannya.

"Silahkan masuk dokter!" Ucap assistent Rafa karna tak enak jika harus mengobrol di luar.

Lutfi, Rani, dan Aulia masuk ke ruangan assistent Rafa.

"Ada yang bisa saya bantu dokter-dokter?" Tanya assistent Rafa pada mereka bertiga.

"Kenalin dulu! Saya Aulia, assistent Dr. Sp. Kanker. Yang sebelah saya ini Rani, Dr. Sp. Anastesi. Dan yang laki-laki ini Lutfi, Dr. Sp. Syaraf." Jawab Aulia memperkenalkan dirinya dan kedua teman dokternya.

"Ooo iyaa... saya Angel, assistent Dr. Sp. Jantung. Ada perlu apa dokter-dokter ke ruangan saya? Apakah ada yang bisa saya bantu?" Ucap Angel memperkenalkan diri sambil menanyakan tujuan ketiga dokter itu ke ruangannya.

"Jadi, begini.... kita bertiga hanya ingin bertanya sesuatu pada Dr. Angel. Apakah Dr. Rafa dan Dr. Hesti memiliki hubungan spesial?" Tanya Aulia membuat Angel mengerutkan keningnya.

"Memangnya kenapa dokter?" Tanya Angel balik.

"Cukup dokter jawab ya atau tidak!" Sahut Rani.

"Tidak." Jawab Angel singkat dan jelas. Aulia, Rani, dan Lutfi langsung bernafas lega.

"Terus arti kedekatan mereka?" Tanya Rani.

"Mereka berdua hanya sebatas rekan kerja seperti dokter-dokter." Jawab Angel.

"Tapi kenapa setiap pagi Dr. Hesti selalu menghilang dari ruangannya?" Tanya Aulia membuat Angel berpikir.

Dan kemudian Angel paham kenapa setiap pagi Hesti tidak ada di ruangannya.

"Ooo...Kalo itu Karena Dr. Hesti sedang memantau kondisi pasien lansia yang menderita penyakit gagal jantung. Itu juga termasuk sebab dari kedekatan Dr. Rafa dan Dr. Hesti, karena pasien penderita gagal jantung itu adalah pasien Dr. Rafa." Jelas Angel membuat ketiga dokter di depannya manggut-manggut.

"Apa pasien lansia itu keluarganya Dr. Hesti?" Tanya Lutfi.

"Bukan dokter. Beliau adalah pasien lansia satu-satunya yang hanya ditemani suaminya." Jawab Angel membuat mereka bertiga mengernyitkan dahi.

"Anaknya?" Sahut Aulia dijawab gelengan oleh Angel.

"Kemarin Dr. Hesti membuat kedua anak dari pasien lansia itu ke sini. Entah apa yang dikatakan Dr. Hesti hingga bisa membuat kedua anak pasien lansia yang keras kepala itu mau mengunjungi ibunya." Jelas Angel membuat kedua sahabat Hesti kaget karna perlakuan Hesti kepada pasien lansia itu yang sangat spesial.

"Gila! Hesti sampai rela ngelakuin itu hanya demi orang yang gak dia kenal." Gumam Lutfi masih terdengar jelas.

"Dr. Hesti melakukan itu karna dia sudah berjanji. Sebelum Dr. Hesti pulang ke Bandung, Dr. Hesti akan membawa anak-anak dari pasien itu kembali kepada beliau." Jawab Angel membuat kedua sahabat Hesti menyesal karna sudah kecewa pada seorang manusia berhati malaikat seperti Hesti.

"Kalian salah nilai Hesti! Itu artinya, kalian belum menjadi sahabat Hesti, kalian belum menganggap Hesti sahabat. Karena jika kalian menganggap Hesti sahabat, kalian tidak akan pernah berpikir negatif padanya dan akan mempercayainya." Ucap Lutfi membuat kedua sahabat Hesti menuduk menyesal.

Continue Reading

You'll Also Like

27.7K 1.1K 20
Menceritakan tentang seorang Dokter cantik bernama Tania. Namun ia memiliki kesehatan yang lemah sejak masa kecil dan setelah menjalani operasi jantu...
117K 4.8K 16
Kisah cinta pertama seorang mahasiswi sederhana, pendiam dan pemalu yang jatuh cinta pada seorang mahasiswa yang populer, anak pengusaha dan tidak pe...
1.8M 89.8K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Kita emang nggak pernah kenal, tapi kehidupan yang Lo kasih ke gue sangat berarti neyra Gea denandra ' ~zea~ _____________...
703K 58.1K 77
Fan fiction of Cut Syifa & Rizky Nazar. Don't take it seriously, just enjoy my works! 76 Parts ---