DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU

By Putriameilia31

34.5K 2.5K 71

Setelah kejadian yang sangat menyakitkan itu, hingga membuatku terpuruk cukup lama. Aku bangkit dan bertekad... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60
Part 61
Part 62
Part 63
Part 64
Part 65
DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU 2
EXTRA PART NEW VERSION
LET GO (FANFIC BTS)
AKHIR YANG TERBAIK (DIMA 2)
AKHIR YANG TERBAIK (CANCEL)

Part 41

70 9 0
By Putriameilia31

Fadil, Putri, Rani, dan Aulia terharu mendengar pernyataan Hesti. Rani dan Aulia menangis karna tidak tahu bahwa sahabatnya memendam pedih yang sangat dalam.

Shinta terduduk di tanah menunduk sambil menangis menyesali perbuatannya.

"Lepaskan dia!" Pinta Shinta lirih namun masih terdengar oleh kedua bodyguardnya. Hesti memejamkan matanya.

"Maksudnya bos? Lepaskan dia ke sungai atau...." tanya salah satu bodyguard dan langsung di sahut oleh Shinta.

"Gue bilang lepaskan dia! Bukan dorong dia!" Jawab Shinta membuat kedua bodyguardnya melepaskan Hesti.

Hesti bernafas lega karna Shinta mengurungkan niat untuk membunuhnya. Fadil, Putri, Rani, dan Aulia kaget mendengar ucapan Shinta yang melepaskan Hesti.

Hesti menyamakan tubuhnya dengan Shinta. Hesti perlahan memegang tangan Shinta membuat Shinta menatapnya.

"Terima kasih kak Shinta..." Ucap Hesti tersenyum pada Shinta.

"Kenapa lo berterima kasih? Gue hampir saja ngebunuh lo Hes." Tanya Shinta heran pada Hesti.

"Terima kasih karna telah menyelamatkan nyawaku. Aku tahu kakak bukan orang jahat, jauh di lubuk hati kakak (menujuk dada Shinta) ada kebaikan di dalamnya." Jawab Hesti membuat Shinta megenggam tangan Hesti yang ada di dadanya sangat erat.

"Maafin gue Hes! Maafin gue.. yang selama ini selalu ngelukain lo. Gue benar-benar minta maaf.... Gue mohon maafin gue!" Ucap Shinta memohon sambil menangis.

Hesti memegang pundak Shinta dan berkata "sebelum kak Shinta minta maaf, Hesti udah maafin kak Shinta."

"Terima kasih Hes.... benar kata Jihan, lo adalah orang yang memiliki hati baik dan tulus. Terima kasih." Ucap Shinta dijawab anggukan oleh Hesti.

Tiba-tiba Jihan datang dengan segerombolan polisi. Hesti kaget melihat segerombolan polisi yang bersama Jihan.

Kedua bodyguard Shinta langsung lari saat melihat ada polisi namun sayang gerak polisi lebih cepat dibandingkan dua bodyguard itu.

"Angkat tangan Shinta! Dan serahkan dirimu pada polisi! Tangkap dia pak!" Pinta Jihan pada Shinta membuat Shinta hanya pasrah karna dia memang pantas mendapatkan itu semua.

Fadil, Putri, Rani, dan Aulia keluar dari persembunyian dan langsung menghampiri Hesti dan Jihan.

Polisi memborgol tangan Shinta dan hendak membawa Shinta ke dalam mobil polisi yang ada di depan gedung tua itu.

"Tunggu pak! Jangan bawa dia!" Pinta Hesti membuat semua yang ada di sana terkejut termasuk Shinta.

"Tapi bu, dia termasuk melakukan tindakan kriminal pada ibu Hesti." Jawab salah satu polisi karna sudah memahami laporan yang diajukan oleh Jihan. Jihan menghampiri Hesti.

"Biarkan dia menerima akibatnya Dr. Hesti!" Ucap Jihan menatap tajam Shinta.

"Gak Jihan. Cabut laporanmu pada kantor polisi!" Pinta Hesti pada Jihan. Rani dan Aulia menghampiri Hesti dan Jihan.

"Gak Hes. Dia pantas mendapatkan ini semua." Sahut Aulia diangguki oleh Rani.

"Gak!! Cabut laporanmu sekarang Jihan! Aku mohon.." ucap Hesti masih bersikukuh melepaskan Shinta.

Putri meminta Fadil mengantarkannya mendekati Hesti.

"Kenapa kak Hesti memintanya untuk membebaskan kak Shinta?? Kak Shinta itu udah jahat sama kakak, tapi kakak masih saja mau menolongnya. Dia orang jahat kak!" Sahut Putri emosi.

"Kak Shinta bukan orang jahat Put. Dia sebenarnya orang baik, tapi karna kesedihannya dia melakukan ini semua untuk meraih kebahagiaannya kembali." Jawab Hesti lembut pada Putri.

Mereka hanya bisa pasrah menuruti perintah Hesti.

"Saya cabut laporan saya mengenai dia!" Ucap Jihan kepada polisi sambil menunjuk Shinta. Polisi melepaskan borgolnya dari tangan Shinta dan Shima langsung memeluk Hesti.

"Terima kasih Hes.... gue salah selama ini menilai lo. Gue pikir lo itu orang yang hanya mementingkan pujian orang lain, makanya lo berbuat baik kepada semua orang. Tapi itu semua salah, lo seperti malaikat yang dikirim Tuhan untuk memberikan kebahagiaan termasuk untuk semua pasien lo." Ucap Shinta masih memeluk Hesti. Hesti tersenyum dan mengelus lembut punggung Shinta.

"Sama-sama. Aku mau kak Shinta berjanji bahwa kak Shinta akan benar-benar menjadi yang lebih baik. Kak Shinta harus pulang, kasihan papa kakak sendiri di sana." Jawab Hesti diangguki oleh Shinta.

Shinta beralih ke Fadil dan Putri.

"Maafin gue Dil... gue pernah manfaatin lo, gue pernah menjadikan lo bank berjalan, gue bener-bener minta maaf.... Put, maafin kak Shinta ya... kalo selama ini kak Shinta selalu menyakiti hati Putri,maafin kak Shinta kalo selama ini gak pernah ngurusin Putri dengan tulus. Maafin kak Shinta Put..." Ucap Shinta pada Fadil dan Putri.

Fadil hanya menjawab dengan anggukan sedangkan Putri memalingkan wajahnya dari Shinta.

Shinta paham tak semudah itu memaafkan perbuatannya yang sudah terlewat batas. Hesti memegang tangan Putri membuat Putri menatap Hesti. Hesti tersenyum dan mengangguk.

"Iya... Putri maafin kak Shinta." Jawab Putri tanpa senyum. Shinta tersenyum mendengar jawaban Putri.

"Terima kasih adek cantik." Ucap Shinta membuat Putri menatapnya dan tersenyum.

Shinta beralih ke Rani, Aulia, dan Jihan.

"Maafin semua perlakuan jelek gue ke kalian... maaf!" Pinta Shinta mendapatkan anggukan dari Rani, Aulia, dan Jihan.

"Gue akan balik besok di penerbangan yang pertama... terima kasih atas semuanya." Ucap Shinta pada ke enam orang di depannya saat ini.

"Kak Shinta... anggap aja kak Fadil dan Putri keluarga kakak..." Sahut Putri tersenyum manis membuat Shinta membalas senyumnya.

"Iya... terima kasih Put. Mau kak Shinta beritahukan ke orang tua Putri gak, kalo Putri sakit? Supaya mereka bisa cepat pulang jagain kamu." Tanya Shinta lembut berbeda dengan Shinta beberapa jam yang lalu.

"Gak perlu kak. Cukup salamin aja ke mama sama papa. Habis ini Putri bakal sembuh kok." Jawab Putri dengan semangat membuat semua yang ada di situ tersenyum.

Mereka semua kembali ke rumah sakit, sedangkan Shinta kembali ke rumah Fadil untuk mempersiapkan kepulangannya ke Malasyia.

Rumah sakit.

Jam menunjukkan pukul 5.00, mereka benar-benar mengantuk. Fadil dan Putri kembali ke ruangan Putri untuk istirahat. Sedangkan Rani, Aulia, dan Hesti kembali ke ruang rawat Hesti.

Dan Jihan kembali ke resepsionis, Jihan memang lebih tahan mengantuk daripada yang lain karna dia sudah terbiasa terjaga setiap malam di bagian resepsionis.

Lima hari setelah kejadian itu semuanya berjalan normal. Shinta pulang ke Malasyia satu hari setelah kejadian itu, sebelum pulang dia menyempatkan diri untuk meminta maaf dan pamit kepada orang-orang yang sudah di sakitinya.

Hesti sudah mulai kembali beraktivitas seperti biasanya karna dia sudah benar-benar pulih, semua pasiennya senang karna Hesti kembali memeriksa mereka. Seperti biasa setiap pagi dia selalu ke ruangan nenek Halimah untuk sekedar menjenguknya.

Aulia lupa menanyakan hasil tes milik Putri dan dia berencana menanyakannya hari ini.

R. Hesti

Aulia langsung masuk karna itu ruangan sahabatnya jadi bebas masuk keluar dari ruangan Hesti.

"Hes, gue lupa mau nanyain hasil tes Putri lima hari yang lalu. Nih berkasnya!" Ucap Aulia menyodorkan berkas ke Hesti dan Hesti menerimanya.

Hesti melihat hasil tes darah Putri, dan memahaminya.

"Putri harus segera dikemoterapi, aku takut nanti kankernya akan naik stadium. Satu minggu lagi siapkan ruang kemoterapi untuk Putri, tepat tanggal 2 Januari akan dilakukan kemoterapi untuknya. Kamu beritahu Dr. Reza ya Aul! Aku akan beritahu kak Fadil dan Putri." Jelas Hesti membuat Aulia mengangguk dan heran.

"Kenapa harus bilang Dr. Reza?" Tanya Aulia membuat Hesti sedikit bingung harus jawab apa.

"Hhmmm.... ya kan, Dr. Reza sahabatnya kak Fadil. Wajar dong kalo harus tahu adik dari sahabatnya akan melakukan kemoterapi satu minggu lagi." Jawab Hesti berbohong.

Hesti bernafas lega saat Aulia percaya kepadanya. Aulia belum sadar bahwa Hesti hanya satu bulan bekerja di sini.

"Maafin aku Aul... karna aku harus berbohong." Gumam Hesti dalam hati.

Aulia keluar bersama Hesti dan mendapati Lutfar sudah di depan pintu R. Hesti.

"Buseett... ngagetin aja lo! Muncul tiba-tiba... kayak jailangkung tau gak!" Ucap Aulia kaget karna tiba-tiba Lutfar sudah ada di hadapan mereka.

"Hes, ikut gue sebentar ya... gue pengen ngomong sesuatu ke lo." Ajak Lutfar membuat Hesti mengerutkan kening.

"Kemana Far?" Tanya Hesti namun Lutfar tidak menjawab dan langsung membawa Hesti ke tempat yang dimaksud.

Sedangkan Aulia ditingalkan sendiri.

"Eee buseett... gue dikacangin! Awas lo ya Far!" Runtuk Aulia.

"Kenapa Dr. Aulia?" Tanya seseorang tiba-tiba di belakang Aulia. Aulia terlonjak kaget dan menghadap ke arah belakang.

Aulia hanya nyengir dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Continue Reading

You'll Also Like

2.2M 118K 53
[PART MASIH LENGKAP] "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan den...
7.4K 729 55
Hahahaha, enak juga jadi anak tunggal ~Arjuna Beberapa tahun kemudian... Ah ternyata bunda masih bisa hamil lagi ~Arjuna
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

1.8M 96.9K 55
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
2.1M 64.8K 74
NOVEL BISA Di BELI DI SHOPEE FIRAZ MEDIA "Bisa nangis juga? Gue kira cuma bisa buat orang nangis!" Nolan Althaf. "Gue lagi malas debat, pergi lo!" Al...