DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU

By Putriameilia31

34.5K 2.5K 71

Setelah kejadian yang sangat menyakitkan itu, hingga membuatku terpuruk cukup lama. Aku bangkit dan bertekad... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60
Part 61
Part 62
Part 63
Part 64
Part 65
DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU 2
EXTRA PART NEW VERSION
LET GO (FANFIC BTS)
AKHIR YANG TERBAIK (DIMA 2)
AKHIR YANG TERBAIK (CANCEL)

Part 24

73 11 0
By Putriameilia31

Keesokkan Harinya.

Lagi-lagi Hesti berangkat sendiri karna Rani sudah berangkat lebih dulu. Hesti keluar dari kost.annya dan melihat ke arah kost.an Rani yang sudah sepi.

"Maafin aku Ran, aku gak bermaksud gak cerita sama kamu. Kamu hanya salah paham, suatu saat nanti kamu akan tau kenapa aku bersikap seperti ini." Gumam Hesti dan beranjak meninggalkan kost.annya untuk berangkat ke rumah sakit.

RS. Jaya Abadi.

Aulia sudah menunggu kedua sahabatnya di bagian resepsionis ditemani Jihan. Aulia melihat Rani datang sendiri tanpa Hesti dan menghampirinya.

"Pagii Aul!!" Sapa Rani dengan sikapnya yang seperti biasa.

"Pagi juga Ran!! Kok lo sendiri?" Jawab Aulia sembari menanyakan kenapa Rani datang sendiri. Rani yang awalnya tersenyum bahagia mendadak hilang senyumnya karna pertanyaan Aulia.

"Ya emang gue sendiri... emang biasanya sama siapa?" Jawab Rani dengan wajah malas membuat Aulia tak percaya akan jawaban Rani.

"Lo ada masalah apa sih sama Hesti?" Tanya Aulia pada Rani.

"Gak ada masalah apa-apa." Jawab Rani santai menutupi emosinya.

"Gak usah bohong lo Ran. Gue kenal lo gak sehari dua hari. Gue kenal lo udah setahun. Gue tau lo nutupin sesuatu dari gue." Ucap Aulia membuat mood Rani pagi-pagi rusak.

"Tanya aja sendiri sama Hestinya.... gue ke ruangan dulu!! Mood gue rusak bahas dia." Jawab Rani meninggalkan Aulia.

"Kalian kenapa sih??? Gak ada yang mau cerita sama gue.... gue tersiksa lihat kalian berantem kayak gini." Gumam Aulia dalam hati.

Hesti tiba di rumah sakit langsung ke R. VVIP 315 Sp. Jantung untuk menemui nenek Halimah dan kakek Hendra. Rafa keluar dari R. VVIP 315 Sp. Jantung setelah memeriksa kondisi nenek Halimah. Assistent Rafa menyenggol lengan Rafa yang sedang fokus dengan kertas yang dipegangnya.

"Apa sih?" Tanya Rafa pada assistentnya.

"Jodoh emang gak kemana ya Dr. Rafa." Jawab assistent Rafa membuat Rafa mengerutkan keningnya.

"Gak jelas banget sih." Ucap Rafa melihat tingkah assistentnya itu.

"Mau diperjelas Dokter??? Tuh ada Dr. Hesti mau kesini!" Jawab assistent Rafa sambil menunjuk Hesti yang tidak mengenakan jas dokternya.

Rafa mengikuti arah tangan assistentnya menunjuk memperlihatkan Hesti yang menggunakan pakaian simple tapi anggun.

"Gitu banget dok Lihatnya..." sahut assistent Rafa membuat Rafa mengalihkan pandangannya.

"Yaudah yuk lanjut periksa pasien lain!" Ajak Rafa.

Rafa dan assistentnya hendak melanjutkan untuk memeriksa pasien lain. Namun diurungkan karna Hesti memanggilnya.

"Dr. Rafa!!" Panggil Hesti pada Rafa.

"Tuh dok, dipanggil!" Sahut assistent Rafa menyenggol lengan Rafa.

"Iya Dr. Hesti? Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Rafa pada Hesti yang sudah ada dihadapannya.

"Gimana keadaan nenek Halimah?" Tanya Hesti.

"Tenang saja Dr. Hesti... nenek Halimah itu orang yang kuat. Jadi keadaan beliau seperti biasa. Baik-baik saja." Jawab Rafa membuat Hesti mengangguk.

"Boleh saya tau penyakit nenek Halimah?" Tanya Hesti pada Rafa karna Hesti memang belum tau jenis penyakit yang diderita Nenek Halimah.

"Nenek Halimah menderita penyakit gagal jantung." Jawab Rafa.

"Gagal jantung?" Tanya Hesti tak mengerti karna dia bukan dokter Sp. Jantung.

"Iya Dr. Hesti.... penyakit yang timbul karena gagalnya jantung dalam menjalankan tugasnya untuk memompa darah ke seluruh tubuh yang berakibat pada gagalnya organ lain untuk menjalankan tugasnya. Dan jenis penyakit nenek Halimah yaitu Gagal jantung sistolik (keadaan dimana otot jantung tidak dapat memompa darah dengan benar mengakibatkan darah yang kaya akan oksigen menjadi lebih sedikit jumlahnya yang dapat diedarkan ke seluruh tubuh)." Jelas Rafa panjang lebar.

"Cara pengobatannya?" Tanya Hesti lagi.

" Ada beberapa cara pengobatan untuk penderita penyakit gagal jantung. Pada dasarnya pengobatan yang dilakukan tidak semata-mata untuk benar-benar mengobati penderita dari penyakit gagal jantung." Jawaban Rafa membuat Hesti mengerutkan kening.

"Maksudnya gak bisa sembuh total?" Tanya Hesti lagi.

"Iya Dr. Hesti.... pengobatan itu hanya bertujuan untuk Mengurangi rasa sakit yang ditimbulkan oleh kerusakan jantung dan membuat jantung menjadi lebih kuat. Serta Memperbesar kemungkinan penderita untuk dapat hidup normal lebih lama." Sahut assistent Rafa yang sedaritadi diam.

"Ya Allah.... saya hanya ingin Dr. Rafa memberikan perawatan yang terbaik untuk nenek Halimah. Saya mohon dokter!" Ucap Hesti membuat Rafa memegang kedua bahu Hesti dan tersenyum.

"Dr. Hesti tenang saja.... saya akan melakukan yang terbaik untuk nenek Halimah." Ucap Rafa membuat Hesti tersenyum.

Sedangkan assistent Rafa mengeluarkan HPnya dan membuka app kamera untuk memotret Rafa dan Hesti.

"So sweet banget sih..." sahut assistent Rafa membuat Rafa tersadar dan menurunkan tangannya dari bahu Hesti.

"Yasudah saya lanjut memeriksa pasien lain dulu ya Dokter..." Pamit Rafa dijawab anggukan oleh Hesti.

R. VVIP 220 Sp. Kanker

Rani dan Aulia memutuskan untuk langsung memeriksa Putri tanpa menunggu Hesti. Karna Rani yakin Hesti tidak akan ke ruangan Putri lagi hari ini. Saat Rani dan Aulia masuk ke ruangan Putri, mereka melihat Putri sendirian di ruangannya.

"Assalamualaikum Putri." Salam Aulia.

"Wa'alaikumussalam kak." Jawab Putri.

"Kok sendirian? Mana nenek lampir... ehh Shinta maksudnya?" Tanya Rani pada Putri.

"Kak Shinta lagi keluar mau ketemu seseorang katanya." Jawab Putri membuat Rani dan Aulia emosi.

"Kan dia disuruh jagain kamu Put... kok malah keluyuran sih!!" Ucap Aulia mulai kesal karna seharusnya Shinta menemani Putri.

"Iya... gue bilangin kak Fadil paling langsung diputusin." Sahut Rani membuat Putri menatapnya.

"Jangan kak... jangan bilangin kak Fadil!! Putri mohon!!" Ucap Putri memohon agar Rani tidak memberitahu Fadil tentang Shinta.

"Kenapa?? Kok kayaknya kamu takut banget kita bakal aduin Shinta ke kak Fadil?" Tanya Aulia melihat wajah Putri ketakutan.

"Gak apa-apa... cuman jangan ngasih tau kak Fadil ya kak!!" Jawab Putri.

"Iya udah... tenang aja!!" Jawab Rani.

Rani dan Aulia mulai memeriksa Putri. Setelah memeriksa Putri, Rani dan Aulia tidak langsung pergi karna nanti kalo mereka pergi, Putri sendirian. Jadi, mereka memutuskan untuk menunggu Shinta kembali.

"Kak Hesti gak kesini lagi ya kak?" Tanya Putri memecah keheningan.

"Kak Hesti ada perlu Put, makanya dia gak bisa kesini buat periksa kamu." Jawab Aulia tersenyum.

"Kenapa kak Hesti akhir-akhir ini jarang ke sini?" Tanya Putri lemas.

"Udahlah Put gak usah dipikirin!! Toh dia udah ngejauh dari kita!!" Jawab Rani mulai emosi kalo membahas soal Hesti. Aulia menatap Rani tak percaya.

"Ran!! Lo kok ngomong gitu sih!!" Sahut Aulia sedikit emosi karna ucapan Rani.

"Apa!! Emang bener kan!! Hesti udah lupain kita... dia ngejauh dari kita tanpa alasan yang jelas!!" Jawab Rani berdiri dari duduknya karna emosi. Putri menangis melihat Rani dan Aulia bertengkar.

"Lo itu salah paham Ran." Ucap Aulia.

"Gue salah paham... ok sekarang lo jelasin kenapa akhir-akhir ini dia gak pernah periksa Putri lagi!! Kenapa akhir-akhir ini setiap pagi dia selalu menghilang!! Ayo jelasin semuanya kalo lo emang anggap gue salah paham sama dia!!" Ucap Rani emosi karna dia kecewa Hesti tidak mau menceritakan apapun padanya.

Aulia hanya diam karna dia memang tidak tau kenapa Hesti akhir-akhir ini menjauh.

"Lo gak bisa jelasin kan.... udahlah Aul!! Dia itu gak pernah anggap kita sahabatnya, dia hanya anggap kita sebagai kacungnya!!" Sahut Rani membuat hati Aulia sakit.

Aulia menatap Rani tak percaya. "Jaga ucapan lo Ran!!" Ucap Aulia sedikit teriak karna emosinya. Mata Aulia memanas, matanya berkaca-kaca.

"Terserah lo Aul!!" Jawab Rani meninggalkan ruangan Putri.

"Gue tau Ran... lo kayak gini karna lo sayang sama Hesti. Lo takut Hesti bakal ninggalin lo." Gumam Aulia dalam hati.

Aulia menghapus cepat air matanya dan beralih memandang Putri yang menangis.

"Maaf ya Put... kita jadi berantem di sini... Putri gak usah nangis ya... kak Rani hanya emosi aja tadi." Ucap Aulia minta maaf karna membuat Putri menangis.

"Iya kak gak apa-apa... jangan berantem ya kak." Jawab Putri menghapus air matanya.

"Iya... yaudah kak Aulia permisi dulu ya... nanti kalo kak Aulia ketemu kak Shinta langsung kakak suruh ke sini." Ucap Aulia sembari meninggalkan ruangan Putri.

Di tempat lain.

Shinta sedang mencari seseorang di sekitaran resepsionis. Shinta bertanya pada Jihan.

"He!! Lo lihat Dr. Ganjen gak?" Tanya Shinta pada Jihan membuat Jihan mengerutkan kening.

"Dr. Ganjen siapa mbak?" Tanya Jihan balik.

"Halahhh yang kemarin mapah cowok yang lagi babak belur." Jawaban Shinta membuat Jihan mengerti siapa yang dimaksud.

"Dr. Hesti maksudnya." Ucap Jihan.

"Ya itulah... gak tau gue siapa namanya. Lo tau gak dia dimana sekarang?" Jawab Shinta.

"Kayaknya belum dateng deh mbak. Soalnya biasanya kalo udah dateng pasti kelihatan lewat sini." Ucap Jihan.

"Yaudah deh gue tunggu di sini aja." Gumam Shinta.

"Emang ada apa ya mbak?" Tanya Jihan hati-hati takut Shinta ngamuk.

"Bukan urusan lo!! Udah mending lo belajar kerja sana yang bener..." jawab Shinta membuat Jihan sedikit ngeri dan menjauh dari Shinta.

Hesti datang tanpa memakai jas dokternya melewati resepsionis. Shinta yang melihat Hesti datang, langsung menghadangnya.

"Eee berhenti lo Dr. Ganjen!!" Teriak Shinta membuat semua orang memandangnya.

"Mbaknya manggil saya?" Tanya Hesti polos.

"Ya iyalah... siapa lagi di sini Dr. Ganjen kalo bukan lo!!" Jawab Shinta menunjuk Hesti tidak sopan. Hesti masih belum paham apa maksud Shinta.

"Maksudnya?" Tanya Hesti bingung melihat tingkah Shinta.

"Kenalin dulu!! Gue Shinta, calon tunangannya Fadil. Dan kita akan tunangan di bulan Februari. Dan lo!! Jangan pernah deketin Fadil lagi!! Jelas!!!" Ucap Shinta sembari memperkenalkan dirinya pada Hesti.

Hesti baru mengerti maksud Shinta.

"Maaf kak Shinta... tapi saya tidak pernah merasa mendekati calon tunangan anda." Jawab Hesti sambil menekankan kata "calon tunangan". Shinta mulai emosi dan menarik rambut Hesti.

"Hee!! Lo itu tau diri dong!! Lo itu siapa di sini, kalo Fadil disuruh beli rumah sakit ini dia bisa aja membelinya!! Jadi lo itu gak cocok sama Fadil!! Ngerti lo!! Jadi mulai sekarang lo jangan pernah deket-deket Fadil lagi!!" Ucap Shinta tetap menarik rambut Hesti membuat Hesti meringis dan tidak bisa melawan.

Jihan yang melihat itu langsung menghampiri Shinta dan Hesti.

"Mbak lepasin gak!! Gak tau sopan santun banget sih!!" Ucap Jihan berusaha melepaskan tarikan Shinta dari rambut Hesti.

"Gak usah ikut campur lo!! Ini urusan gue sama Dr. Ganjen ini!!" Jawab Shinta semakin menarik rambut Hesti.

Continue Reading

You'll Also Like

159K 19.5K 66
Bertugas dimiliter bukanlah hal yang mudah, lebih banyak menghabiskan waktu di lapangan dan jarang pulang membuat Levi menjauhkan pikiran untuk memil...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

1.8M 96.2K 55
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
382K 27.8K 33
Punya suami Pilot enak kali yah? Bisa diajak jalan-jalan terus. Mana gajinya gede banget. Kalau pilot terus ganteng siapa yang tidak mau?
276K 6 1
Airin Delisha adalah perempuan cantik rupa mau pun hatinya ia adalah istri dari Dimas Surya Adhi.kehadiran Airin sama sekali tidak diinginkan oleh Di...