DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU

By Putriameilia31

34.5K 2.5K 71

Setelah kejadian yang sangat menyakitkan itu, hingga membuatku terpuruk cukup lama. Aku bangkit dan bertekad... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60
Part 61
Part 62
Part 63
Part 64
Part 65
DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU 2
EXTRA PART NEW VERSION
LET GO (FANFIC BTS)
AKHIR YANG TERBAIK (DIMA 2)
AKHIR YANG TERBAIK (CANCEL)

Part 23

74 12 0
By Putriameilia31

"Om Rafa!!" Panggil Aisyah sedikit teriak. Sedangkan Hesti mengikuti arah pandang Aisyah. Rafa yang merasa ada yang memanggil namanya menoleh ke arah suara dan menghampirinya.

"Assalamualaikum Aisyah." Salam Rafa menyamakan tubuhnya pada Aisyah.

"Wa'alaikumussalam om Rafa." Jawab Aisyah tersenyum girang karna bertemu omnya.

"Sama siapa?" Tanya Rafa pada Aisyah

"Sama Dr. Hesti." Jawab Aisyah membuat Rafa mengerutkan kening dan berdiri memandang Hesti.

"Dr. Hesti?" Ucap Rafa saat melihat wajah Hesti.

"Dr. Rafa?" Ucap Hesti saat melihat siapa wajah siapa yang dipanggil om oleh Aisyah.

"Om Rafa udah kenal?" Tanya Aisyah membuat Rafa mengalihkan pandangannya pada Aisyah.

"Iya om Rafa kenal sama Dr. Hesti." Jawab Rafa.

"Maaf Dr. Rafa... Aisyah sudah cukup lama di luar." Ucap Hesti tersenyum pada Rafa. Rafa membalas senyum itu.

"Iya silahkan! Aisyah sehat-sehat yaa..." Ucap Rafa.

"Iya om. Aisyah balik dulu ya... Assalamualaikum." Pamit Aisyah mencium punggung tangan Rafa.

"Wa'alaikumussalam." Jawab Rafa mengacak lembut rambut Aisyah.

"Duluan ya Dr. Rafa..." pamit Hesti tersenyum.

"Iya..." Jawab Rafa membalas senyum Hesti.

Dari kejauhan tanpa mereka sadari ada yang memperhatikan mereka.

"Apakah gue bisa mendapatkanmu Hes?" Gumam seorang itu dalam hati.

R. 32 Sp. Kanker

Ilham mulai merasakan efek samping setelah kemoterapi, dan ibunda Ilham khawatir melihat Ilham yang muntah-muntah.

"Dokter ini kok Ilham muntah-muntah sih?" Tanya ibunda Ilham pada Aulia dan Rani. Rani tidak mengerti soal kanker hanya diam tak menjawab.

"Ibu tenang ya... ini salah satu efek samping setelah kemoterapi dan biasanya dialami selama satu minggu." Jawab Aulia menenangkan ibunda Ilham. Hesti datang dan menjelaskan tentang kemoterapi Ilham pada ibunda Ilham.

"Ibu... kemoterapi ini akan berlangsung 3 kali untuk Ilham dan setiap kemoterapi dilakukan dalam jangka 3 minggu. Tapi mungkin yang akan menangani kemoterapi Ilham yang ke dua bukan saya bu." Jelas Hesti pada ibunda Ilham.

"Tapi saya gak ada biaya untuk kemoterapi Ilham." Jawab ibunda Ilham.

"Hhmm... kalau begitu ibu fokus dulu aja ya ke Ilham. Dia sangat butuh semangat dari ibu." Ucap Hesti. Setelah menjelaskan kemoterapi Ilham pada ibunda Ilham, Hesti permisi untuk ke ruangannya. Begitupun dengan Aulia dan Rani.

Skip

Setelah maghrib Hesti memutuskan untuk pulang ke kost.an, Hesti pulang sendiri karna sepertinya Rani masih salah paham padanya. Saat melewati bagian resepsionis,

"Malam Dr. Hesti!" Sapa Jihan pada Hesti yang sedang berjalan menuju pintu masuk.

"Malam juga S. Jihan!" Jawab Hesti memberhentikan langkahnya.

"Kok tumben sendiri Dr. Hesti? Biasanya bareng sama Dr. Rani?" Tanya Jihan yang melihat Hesti sendiri.

"Iya... Dr. Rani sudah pulang daritadi, sedangkan saya baru selesai sekarang. Jadi saya pulang sendiri deh." Jawab Hesti berbohong tentang Rani pada Jihan.

"Oohh yasudah... hati-hati Dr. Hesti ini udah malam. Apalagi ini Jakarta." Ucap Jihan khawatir.

"Iya S. Jihan terima kasih sudah mengkhawatirkan saya. Saya permisi ya."Jawab Hesti dan meninggalkan Jihan untuk segera pulang.

Saat Hesti berjalan keluar gerbang rumah sakit, tiba-tiba ada yang mencopet tasnya.

"Astaghfirullah.... copet!! Copet!!! Tolong copet!!!" Teriak Hesti sambil mengejar copet yang mengambil tasnya.

Fadil yang sedang membeli makanan di luar Rumah sakit tertabrak dengan seorang yang memakai jaket hitam dan mendengar ada seorang teriak copet.

Fadil menoleh ke arah orang yang menabraknya dan melihat ada tas yang dibawa orang itu sambil berlari. Fadil berdiri dan berlari mengejar copet itu.

"Woyy copet!!! Berhenti lo!!" Fadil berlari sangat gesit sampai bisa menghadang copet di depannya.

"Balikin gak tasnya!!" Ucap Fadil sambil mengulurkan tangannya pada pencopet itu.

"Enak aja lo!! Gak bakal gue balikin tas ini!! Jangan sok jadi pahlawan deh lo!!" Jawab copet itu.

"Ok. Kalo lo gak mau ngasih tuh tas baik-baik. Kita selesaikan secara jantan."ucap Fadil sambil menggulung kemeja panjangnya di atas siku.

"Ok. Siapa takut." Jawab pencopet itu.

Fadil menghajar pencopet itu, dan pencopet itu melawan. Sempat terjadi adu tonjok antara Fadil dan pencopet. Namun fisik Fadil lebih kuat dibandingkan dengan pencopet itu. Pencopet itu terjatuh karna pukulan Fadil.

"Siniin gak tasnya!! Gue hajar lagi lo!!" Ancam Fadil pada pencopet itu.

Dan pencopet itu memberikan tasnya pada Fadil sembari berlari ketakutan saat Fadil hendak memberikan pukulannya lagi. Fadil meringis kesakitan merasakan pipinya yang sakit karna tonjokan pencopet tadi.

"Gilaa!! Sakit banget... keras juga tuh tonjokan pencopet." Keluh Fadil sambil menghapus darah yang keluar dari mulutnya. Hesti berhenti berlari dan memegang dadanya.

"Haduhhh capekk banget... mana sih tuh copet... haduhh di tas itu kan ada atmnya." Ucap Hesti ngos-ngosan sambil mengedarkan pandangan mencari pencopet itu.

Mata Hesti berhenti saat melihat tasnya dipegang oleh seorang pria. hesti menghampiri pria itu, dan mengambil kasar tasnya.

"Alhamdulillah.... akhirnya tasnya ketemu juga..." ucap Hesti bersyukur karna tasnya kembali.

"Hesti??" Ucap Fadil membuat Hesti menoleh ke arahnya.

"Kak Fadil?" Ucap Hesti.

"Itu tas lo yang dicopet?" Tanya Fadil sedikit meringis karna lukanya.

"Iya... kak makasih yaa... udah balikin tas Hesti.... makasiiiihhh banget." Jawab Hesti sambil memegang tangan Fadil. Fadil sempat terdiam melihat Hesti memegang tangannya.

"Kenapa dengan hati ini?" Gumam Fadil dalam hati.

"I-iya..." jawab Fadil meringis.

"Kak itu lukanya?? (Memegang pipi Fadil) Haduhh pasti gara-gara pencopet tadi ya..." ucap Hesti sambil memegang pipi Fadil yang luka. Fadil meringis saat Hesti memegang lukanya.

"Aduhh sakit peakk!!" Rintih Fadil memukul pelan kepala Hesti.

"Sakiitt kakkk!!" Ucap Hesti setelah Fadil memukul pelan kepalanya.

"Ya sama gue juga sakit ini..." sahut Fadil.

"Yaudah ayo kak ke rumah sakit biar lukanya Hesti yang obatin." Ajak Hesti memapah Fadil ke rumah sakit.

Bagian Resepsionis.

Hesti membawa Fadil ke bagian resepsionis untuk mengobati lukanya.

"Kok bisa babak belur gitu sih kak Fadil?" Tanya Jihan pada Fadil yang memegang lukanya karna Hesti masih mengambil kotak P3K.

"Berantem sama copet." Jawab Fadil.

"Berantem sama copet?? Siapa yang dicopet??" Tanya Jihan lagi.

"Awalnya gue gak tau siapa yang dicopet.... eee ternyata Hesti tuh yang dicopet." Jawab Fadil.

"Dr. Hesti dicopet?? Ya ampun... baru aja aku bilangin hati-hati sebelum pulang. Ehh malah kecopetan." Ucap Jihan. Hesti datang membawa kotak P3K dan air minum untuk Fadil.

"Nih kak, minum dulu!" Ucap Hesti menyodorkan minum pada Fadil. Fadil meminum air putih yang diberikan Hesti sekali tegukan. Jihan yang melihat itu menahan tawa.

"Hausss banget ya pakk!!" Goda Jihan pada Fadil. Karna Jihan sudah mengenal Fadil lumayan dekat selama Putri dirawat di rumah sakit ini.

"Yayalah... lo pikir gak capek berantem sama pencopet... lo belum ngerasain sih!!" Jawab Fadil.

"Yaudah deh aku pergi dulu aja.. takut ganggu." Ucap Jihan membuat Fadil dan Hesti malu.

"Apaan sih lo!!" Sahut Fadil sambil melempar tisu pada Jihan.

"Ihh kak Fadil!!" Jawab Jihan.

"Udah-udah.... Jihan tuh ada orang!!" Sahut Hesti menyadarkan Jihan ada orang yang ingin menanyakan sesuatu sepertinya. Hesti duduk berhadapan dengan Fadil membuat Fadil bisa melihat wajah Hesti sepenuhnya.

"Permisi ya kak... Hesti obatin dulu lukanya." Ijin Hesti sebelum menyentuh luka Fadil untuk diobati. Hesti mengobati luka bekas tonjokan pencopet yang ada di bibir Fadil. Fadil sedikit meringis karna sakit.

"Ma-maaf kak... sakit ya..." ucap Hesti.

"Yayalah pake nanya lagi." Jawab Fadil.

Sangking sakitnya dengan spontan Fadil memegang tangan Hesti yang membersihkan lukanya di bibir. Tangan Hesti terhenti karna tangan Fadil menggenggamnya. Hesti terdiam sejenak memandang pria yang terluka karnanya.

Fadil menatap Hesti dalam. Mata mereka bertemu untuk yang kesekian kalinya. Hesti menunduk cepat dan menjauhkan tangannya dari wajah Fadil.

"Ya-yaudah kak.... ayo Hesti antar ke ruangan Putri!" Ucap Hesti menghilangkan kegugupan.

"Terus lo pulang sendiri gitu? Mau dicopet lagi..." jawab Fadil membuat Hesti menunduk takut.

"Gak apa-apa kak... nanti Dr. Hesti dianter sama mang Budi." Sahut Jihan yang sedari tadi memperhatikan dua insan itu.

"Oohh yaudah kalo gitu..." jawab Fadil santai.

"Kak Fadil mau anterin Dr. Hesti ya... biar tau alamatnya terus bisa mampir kesana ya kaaannn...." ejek Jihan membuat Fadil salting.

"Apaan sih lo!! Ngaco ngomongnya!!" Jawab Fadil menutupi kegugupannya.

"Yaudah ayo kak... Hesti anter, keburu malam banget." Sahut Hesti menghentikan obrolan Jihan dan Fadil. Fadil berdiri dan tidak bisa menyeimbangkan badannya hampir terjatuh.

"Sini kak!" Ucap Hesti menarik tangan Fadil dan merangkulkan tangan Fadil pada pundaknya.

Selama perjalanan menuju ke ruangan Putri, Fadil menatap Hesti yang memapah tubuhnya hati-hati. Fadil tersenyum samar. Semua orang yang ada di sana menatap Fadil dan Hesti.

"Liat deh!! So sweet banget tau gak..."

"Mereka berdua cocok."

Itulah kalimat yang diucapkan orang-orang yang melihat Fadil dan Hesti sekarang.

R. VVIP 220

Tok... tokk... tokk...

Shinta bangkit dari duduknya dan membuka pintu. Shinta yang melihat Fadil dipapah wanita lain membuatnya marah. Shinta menarik paksa Fadil sampai-sampai Fadil meringis kesakitan karna Shinta yang menariknya kasar.

"Maaf ya kak sekali lagi." Ucap Hesti minta maaf.

"Iya. Makasih ya Hes." Jawab Fadil yang masih tetap menatap Hesti.

Hesti melirik ke dalam ruangan Putri.

"Putri sudah tidur. Mimpi indah ya Put!" Gumam Hesti dalam hati. Hesti tersenyum tipis lalu pergi meninggalkan ruangan Putri.

"Gue tau lo kangen sama Putri Hes." Gumam Fadil dalam hati. Shinta melihat Fadil yang masih melihat Hesti berlalu.

"Fadil kok liatin dokter itu gitu banget sih!! Jangan-jangan Fadil suka lagi sama dia... awas aja lo ya dokter ganjen!!" Marah Shinta dalam hati.

Continue Reading

You'll Also Like

27.8K 1.1K 20
Menceritakan tentang seorang Dokter cantik bernama Tania. Namun ia memiliki kesehatan yang lemah sejak masa kecil dan setelah menjalani operasi jantu...
131K 13.1K 42
Namanya Pritta Illyana atau Prilly, wanita angkuh dan tak mempunyai tata-krama yang baik berusaha memaksa seorang Dokter spesialis bedah bernama Alfa...
703K 58.1K 77
Fan fiction of Cut Syifa & Rizky Nazar. Don't take it seriously, just enjoy my works! 76 Parts ---
2.2M 120K 53
[PART MASIH LENGKAP] "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan den...