DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU

By Putriameilia31

34.5K 2.5K 71

Setelah kejadian yang sangat menyakitkan itu, hingga membuatku terpuruk cukup lama. Aku bangkit dan bertekad... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60
Part 61
Part 62
Part 63
Part 64
Part 65
DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU 2
EXTRA PART NEW VERSION
LET GO (FANFIC BTS)
AKHIR YANG TERBAIK (DIMA 2)
AKHIR YANG TERBAIK (CANCEL)

Part 16

75 10 0
By Putriameilia31

Rani dan Aulia memeriksa anak yang kemarin tidak mau diperiksa oleh mereka.

"Permisi bu... anaknya diperiksa dulu ya." Ijin Aulia pada orang tua yang duduk di dekat ranjang anak laki-laki itu.

Orang tuanya mempersilahkan Aulia dan rani untuk memeriksa anak itu, namun anak itu menolak lagi.

"Ilham tidak mau diperiksa!!" Teriak anak laki-laki itu yang ternyata Ilham, membuat Putri menoleh ke arah anak itu.

Dan terlihat Hesti yang akan menghampiri ranjang Ilham dengan wajah tenang.

"Anak itu kenapa sih?" Tanya Putri dalam hati dengan memperhatikannya.

"Nanti aku coba tanya kak Hesti aja deh." Gumam Putri dalam hati dan kembali menghadap ke Aisyah dan umi Aisyah yang sedari tadi mengajaknya mengobrol.

"Ran, gimana nih?? Anak ini gak mau diperiksa kita lagi." Bisik Aulia pada Rani yang dibalas dengan angkatan bahu.

"Kenapa Ilham gak mau diperiksa?" Tanya Hesti tiba-tiba datang membuat Aulia, Rani, orang tua Ilham dan Ilham menoleh ke sumber suara.

"Ilham gak mau sembuh ya??" Tanya Hesti dengan wajah tenang menghadapi Ilham yang mulai memalingkan wajahnya dari Hesti.

"Ilham marah ya sama Dr. Hesti?? Maaf ya... kemarin Dr. Hesti gak bisa kesini." Ucap Hesti.

"Dr. Cantik ingkar janji sama Ilham!!" Jawab Ilham sedikit teriak dengan wajah kecewa.

Hesti sedih melihat pasien kecilnya ini kecewa padanya karna telah mengingkari janjinya. Rani dan Aulia saling pandang dengan wajah bingung.

"Dr. Cantikkk??" Ucap mereka bersamaan dengan suara pelan hampir tak terdengar. Mata Ilham masih menatap Dr. Cantiknya dengan kecewa.

"Iya... Dr. Hesti minta maaf. Kan kemarin juga sudah ada Dr. Aulia sama Dr. Rani kesini (Aulia dan Rani tersenyum) ." Jawab Hesti. Mata Ilham mulai berkaca-kaca, Hesti menatap mata itu.

"Ilham gak mau diperiksa sama dokter lain!! Ilham maunya sama Dr. Cantik!!" Ucap Ilham menangis.

"Ya allah... dia begitu kecewa karnaku. Maafkan hamba ya allah karna telah mengingkari janji hamba padanya..." gumam Hesti dalam hati. Hesti menghapus air mata Ilham.

"Iyaa... sekarang kan udah ada Dr. Hesti di sini. Ilham mau kan diperiksa Dr. Hesti." Bujuk Hesti agar Ilham mau diperiksa. Ilham mengangguk tanpa senyum, Hesti mulai memeriksa Ilham.

Setelah memeriksa Ilham, Hesti masih melihat Ilham yang belum tersenyum.

"Kok Ilham gak senyum sih?? Gak seneng ya Dr. Hesti di sini?? Yaudah deh mulai sekarang Dr. Hesti gak bakal ganggu Ilham lagi." Ucap Hesti hendak meninggalkan ranjang Ilham, namun sebuah tangan mungil menggenggam tangan Hesti mencegah untuk tidak pergi.

"Dr. Cantik jangan pergi... Ilham seneng kok Dr. Cantik di sini... Ilham cuman kecewa aja kemarin Dr. Cantik gak kesini... Dr. Cantik jangan pergi yaa..." ucap Ilham mencegah Hesti pergi.

Hesti tersenyum menatap Ilham yang menunduk. Hesti mengangkat wajah Ilham agar melihatnya.

"Ilham maafin Dr. Hesti kan??" Tanya Hesti memastikan yang dijawab anggukan oleh Ilham.

"Senyum dong!" Pinta Hesti. Ilham tersenyum pada Hesti.

Rani dan Aulia bengong melihat Hesti dengan gampangnya membujuk anak laki-laki itu.

"Gilaa!! Pesona Hesti membuat anak itu tersenyum...." gumam Rani yang masih setia melihat Hesti dan Ilham.

"Iyaaa... tapi emang gue akuin sih... wajah Hesti itu menenangkan." Sahut Aulia yang melongo melihat Hesti dan Ilham yang sedang bersenda gurau.

Skip

Hesti, Putri dan kedua sahabat Hesti sudah keluar dari R. Anak Sp. Kanker, mereka akan menuju ke R. VVIP 220 untuk mengantar Putri agar bisa istirahat.

Selama perjalanan mereka mengobrol, Putri sudah bisa menerima penyakitnya dan dia akan berusaha untuk sembuh seperti apa yang dikatakan Hesti padanya. Rani dan Aulia sudah berkenalan dengan Putri tadi waktu mereka selesai memeriksa Ilham.

"Kak Hesti, anak lelaki yang murung tadi itu siapa sih? Kok kayaknya manja banget sama kak Hesti." Tanya Putri menghilangkan rasa penasarannya.

"Anak itu namanya Ilham, awalnya dia juga gak mau diperiksa sama kak Hesti. Karna dia berpikir dokter di sini jahat." Jawab Hesti.

"Kok bisa mikir gitu?" Tanya Putri lagi.

"Karna dia pernah disuntik dengan jarum sama dokter di sini." Jawab Hesti membuat kedua sahabatnya tertawa.

"Hahaha.... dimana-mana disuntik itu pasti pake jarum. Haduhh anak itu pintarnya...." sahut Rani sambil tertawa, sedangkan Aulia hanya tertawa saja. Putri juga ikut tertawa.

"Oohh iya... ternyata Dr. Cantik yang dia maksud itu lo Hes?" Tanya Aulia membuat Putri bingung.

"Dr. Cantik?" Ucap Putri dengan mengerutkan keningnya.

"Iya... dia manggil aku Dr. Cantik. Udahlah jangan dibahas mulu, kasihan anaknya nanti." Ucap Hesti mengalihkan pembicaraan.

R. VVIP 220

Fadil mondar-mandir menunggu Putri datang, karna dia khawatir sudah cukup lama Hesti mengajak Putri keluar. Bahkan Fadil sudah mengelilingi seluruh rumah sakit tapi tidak juga menemukan mereka.

"Haduhh Hesti bawa Putri kemana sih?? Lama banget!!" Runtuk Fadil yang memutuskan untuk duduk di depan ruangan Putri karna jujur dia sudah capek mondar-mandir.

Saat Fadil menoleh ke arah kiri, dia langsung bangkit.

"Darimana aja sih lama banget?? Gak kasihan tuh sama Putri.... pasti capek dia!!" Cerocos Fadil sambil menatap Hesti tajam membuat Hesti sedikit ngeri.

"Kamu pasti capek ya dek??" Tanya Fadil menyamakan tubuhnya dengan Putri yang duduk di kursi roda.

Putri tersenyum pada Fadil dan berkata "Putri gak capek kok kak... Putri malah seneng tadi diajak kak Hesti dan temannya. Makasih ya kak Hesti.... (Putri menatap dan memegang tangan Hesti yang mendorong kursi rodanya)." Hesti menjawab dengan senyuman dan membalas pegangan tangan Putri. Fadil yang melihat adiknya tersenyum hanya bisa bengong, tak percaya adiknya sudah kembali.

Iya, Putri sudah memutuskan untuk bersikap biasa kepada siapapun, Putri ingin tetap jadi dirinya yang dulu tanpa penyakit. Ceria dan cerewet.

Mata Fadil berkaca-kaca, air matanya hampir jatuh tapi di hapus oleh Putri.

"Iihh kak Fadil kok cengeng sih sekarang!!" Ejek Putri pada Fadil.

Rani kaget melihat Fadil nangis, dia mendekatkan wajahnya pada telinga Hesti.

"Hes, kak Fadil nangis?" Tanya Rani belum percaya kalau Fadil menangis. Hesti hanya mengangguk, Rani beralih ke Aulia.

"Eehh Aul!! Kak Fadil nangis... baru pertama kali gue liat cowok nangis... haduhh pasti hatinya lembut banget, selembut kapas." Bisik Rani pada Aulia dengan memegang dadanya.

"Iihh apa sih Ran!! Lebay banget lo!!" Jawab Aulia yang membuat Rani cemberut.

"Kakak gak nyangka aja, adik kakak sudah kembali. Kakak kangen senyummu itu dek.... Alhamdulillah Ya Allah terima kasih." Ucap Fadil bersyukur menggenggam tangan adiknya erat.

"Uuuhhhh..." ucap Rani dan Aulia serempak dengan spontan memeluk satu sama lain.

Berbeda dengan Hesti yang justru terlihat sedih saat melihat seorang kakak yang sangat menyayangi adiknya.

"kak Devan... Hesti kangen kak!!" Gumam Hesti dalam hati sambil menghapus cepat air matanya yang jatuh.

"Kak Fadil, Putri.... aku permisi dulu!!" Pamit Hesti sambil meninggalkan mereka dengan berlari. Hesti menangis, dia merindukan sosok kakaknya. Dia berhenti di bangku taman rumah sakit.

Hesti POV

Aku duduk di bangku taman rumah sakit. Aku pamit duluan pada kak Fadil, Putri, dan kedua sahabatku karna aku gak pengen mereka tau aku menangis. Nafasku tersenggal karna aku berlari tadi, aku menunduk di dalam tangisku.

"Ya Allah... sampaikan rinduku pada kak Devan." Ucapku pelan dalam tangisku.

"Kenapa kak Devan ninggalin Hesti?? Kak Devan gak sayang sama Hesti!! Kak Devan jahat!!" Ucapku lirih dengan air mata yang mengalir deras.

Aku merasakan ada yang mengelus rambutku, ku hapus air mataku buru-buru dan mengangkat wajahku dengan tersenyum.

"Lo gak apa-apa Hes?" Tanya seorang yang mengelus rambutku ternyata dia adalah Aulia dan Rani yang sudah duduk di sampingku.

"Gak apa-apa kok. Kalian gak pulang?" Jawabku dengan mengalihkan pembicaraan.

"Kita khawatir tadi liat lo lari saat pamit sama kak Fadil dan Putri. Akhirnya kita kejar lo." Ucap Rani justru tidak menjawab pertanyaanku tadi.

"Makasih kalian udah khawatir sama aku. Tapi aku beneran gak apa-apa kok." Jawabku tersenyum.

"Kita pulang bareng yukk Hes!! Kan kita udah selesai periksa pasiennya." Ajak Rani dan aku jawab dengan anggukan.

"Oohh gitu yaa.. yang diajak cuman Hesti, gue gak diajak!! Yaudah gue pulang duluan aja! Bye." Ucap Aulia meninggalkan Rani dan aku di bangku taman.

"Yaudah yukk pulang! Soal Aulia tenang aja... besok juga dia balik lagi. Dia suka bercanda kok Hes." Aku tersenyum bahagia melihat Rani dan Aulia. Aku berharap mereka akan menjadi sahabatku selamanya meskipun suatu saat nanti aku harus balik ke Bandung.

Author POV.

2 minggu sudah Hesti bekerja di RS. Jaya Abadi Jakarta, dia punya banyak teman di sini bahkan dia merasa memiliki keluarga baru di Jakarta. Di sela istirahatnya Hesti duduk di bangku taman RS yang terlihat sepi karna pasien mungkin sudah tidur siang.

Hesti lagi-lagi memikirkan kakaknya, dia melamun hingga tiba-tiba muncul Rani di sebelah kanan Hesti...

"Kok nangis sih?? Aku teriak nihh biar orang-orang pada lihat kamu!!" Ucap Rani dijawab Hesti dengan gelengan keras.

Aulia muncul dari sebelah kiri dan duduk menyandarkan kepalanya ke bahu Hesti.

"Lo gak sendiri kok Hes... Kita akan selalu ada buat Lo, kapanpun dan dimanapun! Ya kan Ran??" Dijawab anggukan oleh Rani.

Hesti tersenyum bahagia melihat kedua sahabatnya yang selalu pengertian padanya.

Hesti berpikir "kalo nanti aku udah pulang ke Bandung, aku pasti sangat merindukan mereka."

"I Love you so much." Ucap Hesti sambil menatap kedua sahabatnya bergantian.

"Lope you too." Jawab Rani dan Aulia memeluk Hesti.

Continue Reading

You'll Also Like

420K 15.8K 70
Pernikahan harus didasarkan atas cinta , namun apa jadinya jika pernikahan kedua insa KEVIN JULIO dan JESSICA MILA ini didasarkan atas perjanjian ked...
131K 13.1K 42
Namanya Pritta Illyana atau Prilly, wanita angkuh dan tak mempunyai tata-krama yang baik berusaha memaksa seorang Dokter spesialis bedah bernama Alfa...
2.2M 69K 74
NOVEL BISA Di BELI DI SHOPEE FIRAZ MEDIA "Bisa nangis juga? Gue kira cuma bisa buat orang nangis!" Nolan Althaf. "Gue lagi malas debat, pergi lo!" Al...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

1.9M 98.9K 55
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...