DARK & DANGEROUS

By _redflag_

274K 15.4K 6.5K

[ T A M A T ] "Kim Taehyung memasuki hidupku seperti petir dalam kegelapan...." Jennie Kim merupakan gadis pe... More

01 : HYBE Corp.
02 : YG Plus
03 : Rahasia Kelam
04 : Tong Sampah
05 : Pertemuan Pertama
06 : Kekasih Baru
07 : Paparazzi
08 : Nine One Hannam
09 : Berita Panas
10 : Rasa Cemas
11 : Mimpi Buruk
12 : Awal Permainan ๐Ÿ”ž
13 : Dua Ronde ๐Ÿ”ž
14 : Ruang Kerja ๐Ÿ”ž
15 : The Hill ๐Ÿ”ž
16 : Lift ๐Ÿ”ž
17 : Makan Malam
18 : Makan Siang ๐Ÿ”ž
19 : Perasaan ๐Ÿ”ž
20 : Mainan Plastik ๐Ÿ”ž
21 : Curiga
22 : Si Manis
23 : Pengusiran
24 : Rahasia Taehyung
25 : Penyelidikan
26 : Terima Aku ๐Ÿ”ž
27 : Bersama ๐Ÿ”ž
28 : Dugaan ๐Ÿ”ž
29 : Octagon Club ๐Ÿ”ž
30 : Penolakan ๐Ÿ”ž
31 : Meminta Izin ๐Ÿ”ž
32 : Music Video
33 : Serangan
34 : Api Unggun ๐Ÿ”ž
35 : Pribadi
36 : Terikat
37 : Status Baru ๐Ÿ”ž
38 : Ulah Minzy
39 : Ucapan Selamat
40 : Pesta Pernikahan
41 : Best S*x Ever ๐Ÿ”ž
42 : Istri Galak ๐Ÿ”ž
43 : Suami Manja
44 : Hamil ?!
45 : Satu Hari ๐Ÿ”ž
46 : Satu-Dua
47 : Empat-Enam
48 : Delapan ๐Ÿ”ž
49 : Kelahiran
50 : Lelah
51: Rahasia Balik Meja ๐Ÿ”ž
52 : Wallbanger ๐Ÿ”ž
53 : Balita
54 : Gadis Kecil ๐Ÿ”ž
55 : Ahli Belanja
57 : Pemberontak
58 : Double Kill ๐Ÿ”ž
59 : Hidup Baru
60 : Everyday ๐Ÿ”ž
Extra Part

56 : Kekasih Aeri ๐Ÿ”ž

3.1K 170 249
By _redflag_

"APPA.....!!!!"

Taehyung sontak tersedak mendengar teriakan itu. "Mwo?! Yakkk! Tidak bisakah kau santai saja eoh?!"

"Cepat aaaaaaa!!!!" Aeri menangis kencang, mencak-mencak mencengkeram rambut panjangnya. "Aku terlambat...!!!"

"Harrsshhhh jinjja!"

CEO HYBE yang telah berumur 41 tahun itu terpaksa menghentikan sarapannya dan beranjak ke ruang tengah.

Aeri menyerahkan sisir pink-nya kepada Sang Appa. "Tolong ikat rambutku!"

"Sialan. Appa tidak bisa. Minta tolong saja pada Eomma."

"Yak! Cepatlah.....!!!! Nanti aku terlambat!"

"Sialan. Tidak ada yang berani menghukummu. Laporkan saja padaku."

"Tidak. Aku tidak kenal padamu."

"Brengsek."

Aeri tertawa keras, memperhatikan rambut panjangnya yang tengah diikat oleh Sang Appa.

"Aigo.... Appa tidak bisa. Sungguh."

"Dasar payah."

"Sialan kau!" Taehyung melotot, membuat anak gadisnya tertawa puas.

"Kenapa malah tertawa?!"

"Kau lucu."

"Hei, kau harus tau, kau adalah perempuan kedua yang berani padaku."

"Siapa yang pertama?"

"Eomma-mu."

Aeri semakin tertawa keras. "Yak! Appa takut istri ya........?"

"Tentu saja!" Taehyung mencondongkan tubuh dan berbisik pada anak gadisnya. "Kalau Appa tidak dapat jatah, bagaimana eoh?"

"Jatah makan?"

"Jangan pura-pura bodoh, Aeri. Kau bukan gadis yang polos."

"Didikanmu, Appa."

"Ini jaman modern. Sudah biasa seperti itu. Kau memiliki kekasih?"

"Nee."

Taehyung terkejut mendengar itu. "Jinjja?"

"Eoh."

Aeri menatap kembali dirinya di cermin, dan terbelalak melihat hasil ikatan Appa-nya. "YAK! Apa yang kau lakukan?"

"Mwo?!"

"Ekor kuda-nya tidak simetris, Appa....!!!!!"

"Aigo.... Merepotkan sekali kau itu." Taehyung menarik ikat rambut pink dari kepala si gadis, membuat rambutnya tergerai bebas.

"Kenapa malah dilepas?!" Protes Aeri.

"Sudah. Seperti ini saja."

"Aku gerah!!!"

"Hei, dengarkan Appa. Perempuan dengan rambut tergerai lebih terlihat seksi. Kekasihmu pasti suka."

"Ah jinjja?"

"Nee. Sudah, begini saja."

Aeri tersenyum merekah, mengizinkan Appa-nya kembali ke meja makan untuk menyelesaikan sarapannya yang tertunda.

Gadis itu bergabung dengan Taehyung, tepat ketika Nyonya mereka menuruni tangga.

"Aeri? Belum sempat mengikat rambut?"

"Tidak usah, Eomma."

"Tumben sekali?"

"Karena lebih seksi, kata Appa."

Jennie terbelalak, menatap tajam Sang Suami.

"Tae...? Kau mengatakan......"

"Eomma tenang saja.." Potong Aeri sambil terus menikmati sarapannya. "Appa tidak mengatakan Aeri seksi. Hanya bilang, bahwa semua perempuan dengan rambut tergerai, lebih terlihat seksi. Apalagi Eomma."

Taehyung mengulum senyum, mengedipkan mata ke arah anak gadisnya yang sudah tersenyum lebar.

Jennie menghela nafas. "Kalian itu.. Terkadang bertengkar, terkadang juga terlihat kompak."

"Aku baru saja selesai bertengkar dengannya, Yeobo."

"YEOBO!" Teriak Aeri, sengaja menggoda Appa-nya. "Yeobo Yeobo Yeobo..."

"Iri? Bilang, Bos!" Sewot Taehyung.

"Ani...! Aku juga punya!"

"Hei, kalau sampai kekasihmu itu memanggilmu dengan sebutan Yeobo, kugampar dia."

"Kekasih?!" Jennie terkejut, menatap mereka tajam, meminta penjelasan.

Aeri terdiam, menatap Sang Appa dengan mata kucingnya, meminta pembelaan.

Taehyung menghela nafas. "Dia punya kekasih."

"Aku pikir kita teman!" Cerca si gadis.

"Kecuali urusan kejujuran. Kau mau aku tidak diberi......"

"Nee...!" Potong Aeri. "Beri saja dia jatah, Eomma. Menderita sekali rasanya tanpa jatah-jatah itu!"

"Tentu saja."

Jennie menghela nafas, mengusap keningnya. "Aeri... Kau serius, sudah memiliki kekasih?"

"Teman sekelas."

"Aeri.. Kau sudah kelas tiga. Sebentar lagi kau ujian, dan harus tes masuk Sekolah Menengah Atas. Apa tidak sebaiknya kau fokus pada hal itu?"

Aeri menunduk terdiam, mengetahui maksud dari ucapan Eomma-nya.

Taehyung menghela nafas, juga terdiam. Tidak bisa berbuat apa-apa untuk membela anak gadisnya.

"Begini saja. Aeri... Kalau kau berhasil di tes masuk Sekolah Menengah Atas itu, Eomma akan mengizinkanmu untuk memiliki kekasih." Ucap Jennie, tidak tega melihat raut sedih di wajah anaknya.

"Nee... Aeri akan berusaha."

"Aigo... Begini sajalah!" Celetuk Taehyung. "Kau hanya boleh memiliki kekasih yang lebih tampan, gagah, dan kaya daripada aku. Sanggup?"

"Sayangnya itu tidak ada." Ucap Sang Istri sembari tersenyum manis.

"Ada! Banyak...!" Seru Aeri. "Kata siapa tidak ada? Kim Taehyung adalah pria terjelek yang pernah kutemui."

"Yak! Jinjja!" Taehyung melotot, membuat gadis itu tertawa puas. "Sini kau!"

"Shireo!"

Aeri berlari keluar dari rumah. "Siwon Ahjussi....!!!! Antar Aeri ke sekolah....! Aeri sedang alergi Tae-Tae!"

Jennie tertawa keras mendengar suara teriakan anak gadisnya, apalagi melihat wajah Sang Suami yang sudah melotot tak berdaya.

"Sialan dia memang."

Taehyung meneguk habis air mineral, lalu beranjak berdiri bersama istrinya.

Ia merangkul mesra pinggang ramping Jennie, berjalan santai ke halaman rumah.

"Yeobo... Apa yang akan kau lakukan di rumah?"

"Ehmmmm tidak ada."

"Kajja, temani aku ke kantor."

"Eoh? Sebentar, aku siap-siap dulu."

"Tidak perlu... Kau hanya perlu duduk di pangkuanku sepanjang hari."

"Kurasa lebih nyaman jika......"

"Penisku berada di dalam tubuhmu." Potong Taehyung, membuat Sang Istri tertawa.

Jennie memukul manja dada bidangnya. "Kau tidak pernah berubah."

"Aku tidak akan berubah."

Mereka saling melempar senyum, menuju ke mobil mewah Maybach Exelero.

"Kenapa Appa pakai mobil itu?!" Seru Aeri dari jok belakang mobil limosin hitam. "Apa Appa tidak akan menjemputku nanti?"

"Shireo. Aku sedang merajuk padamu."

"Yak! Dasar kekanak-kanakan! Ya sudah, Aeri akan pulang bersama kekasih Aeri nanti."

Taehyung terbelalak mendengarnya, beralih menatap Siwon di jok sopir mobil limosin itu. "Siwon, perketat penjagaan!"

"Ya kabur dooooooong!" Aeri tertawa keras, menjulurkan lidahnya.

Mobil limosin mewah berwarna hitam itu berangkat terlebih dahulu, agar si nona kecil tidak terlambat.

Sementara sepasang suami-istri yang telah 15 tahun menikah, sedang menikmati pemandangan kota Seoul, tanpa perlu takut terlambat.

"Terkadang aku ingin menjadi Aeri, mengulang masa lalu. Bersekolah... Sepulangnya, masih harus mengerjakan tugas-tugas sialan hingga larut malam." Ucap Taehyung, sembari membelai lembut kepala Sang Istri yang bersandar di otot bisepnya.

"Benar-benar pembodohan. Aku menyesal telah mengerjakan tugas sekolah dulu."

"Kalaupun kita tidak mengerjakannya, mereka tidak mungkin memecat kita dari sekolah kan?"

Mereka tertawa bersama.

"Kau ingin membeli sesuatu, Yeobo..?" Tanya Taehyung lembut.

"Ehmmm tidak."

"Arraseo, kita beli makanan ringan untuk di kantor."

"Kantormu tidak menyediakan makanan ringan?"

"Aku terlalu malas memesan pada OB."

"Dasar pemalas."

"Sialan. Kau baru aja mencela CEO sebagai orang yang pemalas."

Jennie tertawa, mengecup lembut pipi tegas Sang Suami.

Taehyung tersenyum manis, membelai mesra tubuh istrinya.

Mereka melanjutkan hari-hari, dengan Aeri yang selalu paham keadaan.












***













Jennie meletakkan potongan kue tart di atas meja dapur, lalu berjalan menghampiri Sang Suami yang tengah berkutat dengan MacBook-nya.

"Aeri belum selesai?" Tanya Taehyung lembut, menarik pinggang wanita itu dan mendudukkannya di pangkuan.

"Belum... Dia masih sibuk dengan kamar barunya."

"Astaga..."

Mereka tertawa bersamaan, berpelukan mesra.

Aeri resmi menginjak umur 17 tahun kemarin.

Dan sebagai hadiah, Taehyung memberinya kesempatan untuk mengubah interior kamar sesuai kemauannya.

Karena selera Aeri berubah lagi--bukan bulu-bulu.

"Eomma...! Appa....!"

Baru saja dibicarakan, suara gadis itu menggema di seluruh sudut ruangan.

"Nah, anak gadismu memanggil."

Taehyung menutup sedikit layar MackBook-nya, lalu menggendong tubuh Sang Istri menaiki tangga menuju ke lantai dua.

"Kajja. Kita lihat seperti apa selera kamarnya sekarang.."

Jennie tertawa kecil. "Turunkan aku.."

"Tidak akan, Mama Taehyung.."

"Dasar kau itu."

Pria itu menurunkan tubuh Jennie ketika mereka sampai di kamar si gadis.

Tepat ketika membuka pintu, pasangan suami-istri itu terpana.

"Wow... Kali ini Appa menyukai seleramu." Ucap Taehyung.

"Bagaimana? Keren?" Ucap Aeri ceria seperti biasanya.

Pria itu mengangkat jempol sebagai jawaban.

"Ini warna Appa-mu, Aeri." Ucap Jennie. "Dark and Dangerous."

"Jinjja?!"

"Kau nyaman disini?" Tanya Taehyung, sembari berkeliling melihat-lihat.

"Nyaman! Kalau aku bosan, ganti lagi."

"Sialan. Terserahmu saja."

Aeri terkekeh pelan, kembali mengetik sesuatu di ponselnya.

Jennie yang menangkap hal itu, menghela nafas. "Aeri..."

"Nee, Eomma?"

"Apa kau masih memiliki kekasih?"

"Nee."

"Sejak di Menengah Pertama itu?" Tanya Taehyung.

"Nee, Appa."

"Siapa dia?"

"Ehmm... Jung Jae-Hyun."

"Bawa dia kesini."

Kedua perempuan itu terkejut mendengar ucapan Taehyung.

"Mwo? Appa serius?" Tanya Aeri.

"Tentu. Bawa dia kesini. Kau sudah berumur 17 tahun, sudah boleh membawa kekasih ke rumah."

"Ehmmmm weekend nanti, acara ulang tahun Sumin, teman Aeri. Dan Jaehyun ingin menjemput."

"Bagus. Biarkan dia menjemputmu kemari."

"Appa tidak akan mengasarinya kan?" Selidik Aeri.

"Tidak akan. Tenang saja. Hanya ingin mengenalnya."

Gadis itu tersenyum lebar. "Terimakasih, Appa!"

Jennie tersenyum melihat interaksi mereka.

Walaupun sering bertengkar dan saling menggoda, terkadang Sang Suami dan anak gadisnya itu juga kompak dan sehati.

"Ya sudah... Eomma dan Appa keluar dulu. Aeri baik-baik disini.." Ucap Jennie.

"Nee, Eomma.."

Taehyung tersenyum miring, merangkul pinggang Sang Istri dan berjalan keluar dari sana.

Mereka menuju ke kamar untuk merapikan tempat duduk, bermanja-manja sambil menonton televisi.

"Ahh akhirnya kita bisa lebih banyak mendapat waktu berdua." Ucap Taehyung, memeluk hangat tubuh istrinya di atas ranjang, tidak ingin lepas.

"Chagi.."

"Hmm?"

"Bagaimana kalau hari weekend besok kita juga menghabiskan waktu bersama?"

"Di.... The Hill?"

"Ide yang bagus."

Taehyung tersenyum. "Arraseo. Biar kuatur bagaimana Aeri nanti."

"Apa rencanamu?"

"Nanti kau juga tau.."

"Aku cemas.. Aku takut Aeri... Astaga.. Dia memiliki kekasih."

"Aku paham maksudmu, Yeobo.."

"Apa dia akan melepaskan kesuciannya?"

"Itu.. sangat disayangkan. Tapi dia tidak mungkin menjadi perawan tua."

"Aku tau."

"Kita pastikan saja Jaehyun akan menikahinya, jika benar dia adalah lelaki yang merenggutnya."

"Dan.... Kalau tidak?"

"Akan kumakan habis dia."

Jennie terkekeh gemas, menggeliat manja di dalam dekapan Sang Suami.










Akhir pekan akhirnya tiba.

"Aeri..." Taehyung mengetuk pintu kamar anak gadisnya.

"Nee?!" Aeri berseru dari dalam.

"Setelah dari pesta, kau langsung ke rumah nenek?"

"Nee!"

Jennie tersenyum, menggandeng tangan kekar suaminya untuk menuruni tangga.

"Biarkan dia menginap di rumah Eomma, Chagi.."

"Nee. Minta tolong saja pada Jaehyun untuk mengantarnya, agar kita langsung menuju ke The Hill."

"Sudah tidak sabar eoh?"

"Tentu saja."

Taehyung tersenyum, menarik dagu Sang Istri dan melumat bibirnya lembut.

Tepat sampai di ruang tengah, bel pintu rumah berbunyi.

"Itu pasti Jaehyun." Ucap Jennie.

"Kajja."

Taehyung berjalan mendahului, membuka pintu rumah mereka,

Dan sesaat terkejut melihat sosok lelaki dengan kemeja putih berdiri disana.

"Annyeonghaseyo.." Pemuda itu membungkuk sopan.

"Kau Jaehyun?" Tanya Jennie.

"Nee.."

"Silahkan masuk."

Jaehyun tersenyum manis, menunjukkan lesung pipinya yang dalam, dan matanya yang tampan.

Mereka duduk berhadapan di ruang tamu.

Taehyung menatapnya tajam. "Aku terkejut rupanya kau tampan juga."

Jaehyun menunjukkan barisan giginya yang rapi, tersenyum malu-malu. "Tidak setampan Ahjussi."

"Sialan.. Jangan memanggilku seperti itu. Panggil saja Appa, sama seperti Aeri."

"Bolehkah?"

"Tentu."

Jaehyun mengangguk patah-patah, merasa kikuk.

"Kau kekasih Aeri?" Tanya Jennie.

"Ehmm nee....."

"Panggil dia Eomma." Ucap Taehyung, membuat pemuda di hadapannya semakin salah tingkah.

"Apa kau mencintai Aeri?"

Pertanyaan Sang Suami membuat Jennie menghela nafas. "Astaga, dia mulai. Semoga saja tidak separah dia mengintrogasi Juno dulu."

"Nee... Aku mencintai Aeri.." Jawab Jaehyun.

"Sejak kapan?"

"Sejak.. Masa Sekolah Menengah."

"Kalian sudah menjalin hubungan saat itu?"

"Awalnya tidak.. Aeri tidak ingin bermain cinta. Jadi.. Aku memendam perasaanku sendiri. Tapi... Menginjak bangku kelas 3, dia menerimaku."

Jennie tersenyum. "Berapa lama kalian menjalin hubungan?"

"Dua tahun."

"Dan apa saja yang sudah kalian lakukan?" Selidik Taehyung, membuat Sang Istri menghela nafas.

Jaehyun mengerutkan kening, tidak mengerti. "Mwo...? Kami tidak melakukan apapun.."

"Bohong."

"Aku bersumpah. Aeri... sangat cantik. Aku ingin selalu menjaganya, tidak ingin merusak."

"Dia tidak sepertimu, Tae! Berhenti bertanya yang macam-macam!" Bisik Jennie penuh penekanan.

Taehyung menghela nafas. "Sepulang dari pesta, tolong antar Aeri ke rumah neneknya. Dia akan memberitau jalannya."

"Nee.. Baik.."

"Tadaaaaaa!"

Seruan dari tangga membuat mereka terpengarah, dan langsung terpana melihat dandanan Aeri.

"Wah.... Anak Eomma cantik sekali." Jennie tersenyum lebar. "Tidak perlu bantuan lagi eoh?"

"Tidak perlu, Eomma. Aku bisa merias diri sendiri."

Taehyung menyapukan pandangannya dari atas ke bawah, lalu mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa tidak pink?"

"Yak! Appa!"

"Apa dresscode-nya memang hitam putih?"

"Nee.." Jaehyun yang menjawab.

"Itu bagus. Kau sudah menyiapkan baju-bajumu?"

"Sudah, Eomma." Aeri menunjukkan koper kecilnya. "Aeri akan dua hari di rumah Nenek kan?"

"Nee.."

"Arraseo. Nikmati saja waktu berdua kalian."

"Mau berangkat sekarang?"

"Nee.."

Aeri memeluk kedua orang tuanya secara bergantian, lalu tersenyum manis menatap Sang Kekasih.

"Tolong jaga Aeri baik-baik." Ucap Taehyung, sebelum melepas kepergian mereka.

Pasangan suami-istri itu terpana melihat mobil yang dipakai oleh Jaehyun.

Pininfarina Sergio Ferrari berwarna merah.

"Wow... Dia masih 17 tahun." Ucap Taehyung.

"Mungkin milik ayahnya?"

"Memalukan."

"Tandanya dia berusaha memberikan yang terbaik untuk Aeri!"

"Semoga saja."

Mereka saling tersenyum melambaikan tangan.

Persis mobil mewah itu tak lagi terlihat, Taehyung langsung menggendong tubuh Sang Istri menuju ke kamar.

"Aaakkkhhhhhhh! Tae...!"

"Kajja kita berbulan madu selama dua hari. Aigo.... Aku tidak akan membiarkanmu istirahat selama itu!"

"Sialan.. Jangan seperti itu."

Mereka tertawa kecil bersamaan.

Taehyung memungut kontak mobil dan ponselnya, sementara Jennie mengambil tas kecil, lalu pergi dari rumah.

Setelah pintu terkunci rapat, mereka memasuki mobil Bugatti Divo dan menuju ke The Hill.

Tak perlu memakan waktu lama, karena mereka tetap berada di Distrik Hannam-dong.

Tak sampai 3 menit, mobil itu berhenti di halaman The Hill.

Taehyung membukakan pintu untuk Sang Istri dan merangkul pinggangnya mesra, berjalan memasuki lift menuju ke lantai 4.

Tepat ketika pintu apartemen tertutup, pria itu langsung menggendong tubuh Jennie dan membawanya ke kamar.

"Tae.....!"

"Hmm? Mwo...?"

"Tidak sabar eoh?"

"Aku sangat tidak sabar."

Taehyung membanting keras pintu kamar dan langsung merobohkan tubuh Sang Istri di tengah-tengah ranjang.

Ia merobek seluruh pakaian Jennie dengan kasar, membuangnya ke segala arah, lalu melepas pakaiannya sendiri.

"Akhh! Tae... Jangan kasar."

"Nee..."

Taehyung mengangkat kedua kaki Sang Istri dan langsung menggesekkan penisnya ke bibir vagina itu.

Tubuh Jennie langsung menegang, spontan mencengkeram seprai erat-erat.

"T..Tae... Foreplay dulu.."

"Kurasa tidak perlu, Chagi... Kita bisa melakukan foreplay sembari bermain.."

Taehyung memainkan lidahnya dengan seksi melihat daerah kewanitaan Sang Istri sudah basah dan becek.

Ia mengumpulkan cairan kental itu sebagai pelumas, lalu perlahan mulai memasukkan penisnya ke dalam lubang vagina Jennie.

"Sshhh aaahhhhhhh!" Wanita itu menegang sempurna, berusaha mengatur nafasnya yang sudah memburu.

Taehyung mengerang, mencengkeram kaki Sang Istri. "Sempit sekali, Jennie..."

"Sialan. Punyamu yang terlalu besar."

Pria itu menyungging senyum miring. "Sshhh joah?"

"Nee.."

"Haaarhhhhh Jennie...."

Taehyung mulai menggerakkan pinggulnya maju-mundur, membuat tombak itu bergerak keluar-masuk di dalam, menggesek dinding-dinding sensitif disana.

"Sshhh mmmhhhh....."

Jennie menggigit bibir bawahnya, tubuhnya bergetar di atas ranjang, menerima tusukan demi tusukan.

"Aahhhh Tae..."

Taehyung menurunkan kaki Sang Istri dan langsung menindihnya, meremas payudaranya kuat-kuat.

"Ssshhhh uhhhh J.... Besar sekali hm?"

"Aaahhhh Taehyung-ah....!"

"Joah hm?"

"Joah! Jinjja joah... Jangan berhenti.."

"Sshhhh.. Menungging, J.."

Taehyung mengeluarkan penisnya dan memutar tubuh wanita itu hingga dalam posisi menungging.

Jennie mencengkeram tepian sandaran kasur, melengkungkan tubuhnya ke bawah sementara tombak besar itu kembali memasuki lubang kewanitaannya, menusuk kuat-kuat.

"Aahhhh Tae..."

"Ohhh sialan, Jennie... Kau sangat seksi!"

Taehyung meremas bokong besar itu, menamparnya berulang kali, lalu kembali meremasnya kuat-kuat.

"Ohhh Tae!"

"Arghhhh Jennie....."

"Mmhhh!"

"Ouhhh shit.."

Jennie hanya bisa mendesah keras, menyerah utuh pada Sang Suami.

"Ohhh Tae..."

"Sialan! Aku tidak mau berhenti, J... Aku serius." Geram Taehyung.

"Jangan berhenti.. Akkhh~"

Jennie terkejut ketika tiba-tiba pria itu menjambak rambutnya ke belakang, membuat kepalanya tertarik ke belakang dan tubuhnya semakin melengkung.

"T...Tae...!"

"Sialan... Jennie...! Arrghhh!"

"Ohhhhh Chagi...."

"Shit!"

Taehyung menunduk, semakin mengeraskan temponya. "Arghhh!"

"Tae..!"

"Tahan.. Tahan sebentar, Yeobo.."

"Aaahhhhhh!"

"Uhh shit!"

Pria itu menunduk, meremas payudara Sang Istri sembari semakin mempercepat gerakan pinggulnya.

"Jennie... Aakkhh! Aaaaarghhhhhhhhh!"

"Ohhhhhh!"

Taehyung menjatuhkan tubuhnya memeluk erat-erat Sang Istri, sembari meremas payudara besar itu, telah mencapai puncak kenikmatannya.

"Aahhhh Istriku..."

"Hmmm...."

Jennie mengeluarkan penis besar Sang Suami dari dalam lubang vaginanya, lalu memutar tubuh dan beralih mendorong tubuh Taehyung hingga pria itu terkunci di sandaran kasur.

Jennie kembali memasukkan tombak besar itu dan mulai menggerakkan pinggulnya dengan nikmat.

Taehyung mengerang, mendesis. "Sshhhh arghhhhhh....."

Ia mencengkram pinggul Sang Istri, membantu menggerakkannya dengan keras dan tegas.

Mereka menikmati hari yang panjang tanpa Aeri.

Hanya berdua.

Continue Reading

You'll Also Like

75.9K 10.5K 42
[M] "Just need to obey, then your life will be free from punishment."
EX-HUSBAND By L

Fanfiction

83.8K 6K 29
Bos kantormu adalah mantan suamimu? Ini tentang Lisa yang sudah melupakan masa lalunya tapi entah kenapa semenjak bertemu dengan jungkook masa lalu i...
3.6K 366 23
(Cover by pinterest) (Spin Off dari cerita SadaJiwa) "Lo selalu tarik ulur gue Rajni. Gue bingung sebenernya perasaan lo untuk gue gimana sih?" Ini...
495 63 5
"Is it better to destroy others to heal yourself??", kalimat yang dalam beberapa tahun terakhir berputar di benaknya. Dirinya memang bukan orang baik...