DARK & DANGEROUS

By _redflag_

274K 15.4K 6.5K

[ T A M A T ] "Kim Taehyung memasuki hidupku seperti petir dalam kegelapan...." Jennie Kim merupakan gadis pe... More

01 : HYBE Corp.
02 : YG Plus
03 : Rahasia Kelam
04 : Tong Sampah
05 : Pertemuan Pertama
06 : Kekasih Baru
07 : Paparazzi
08 : Nine One Hannam
09 : Berita Panas
10 : Rasa Cemas
11 : Mimpi Buruk
12 : Awal Permainan πŸ”ž
13 : Dua Ronde πŸ”ž
14 : Ruang Kerja πŸ”ž
15 : The Hill πŸ”ž
16 : Lift πŸ”ž
17 : Makan Malam
18 : Makan Siang πŸ”ž
19 : Perasaan πŸ”ž
20 : Mainan Plastik πŸ”ž
21 : Curiga
22 : Si Manis
23 : Pengusiran
24 : Rahasia Taehyung
25 : Penyelidikan
26 : Terima Aku πŸ”ž
27 : Bersama πŸ”ž
28 : Dugaan πŸ”ž
29 : Octagon Club πŸ”ž
30 : Penolakan πŸ”ž
31 : Meminta Izin πŸ”ž
32 : Music Video
33 : Serangan
34 : Api Unggun πŸ”ž
35 : Pribadi
36 : Terikat
38 : Ulah Minzy
39 : Ucapan Selamat
40 : Pesta Pernikahan
41 : Best S*x Ever πŸ”ž
42 : Istri Galak πŸ”ž
43 : Suami Manja
44 : Hamil ?!
45 : Satu Hari πŸ”ž
46 : Satu-Dua
47 : Empat-Enam
48 : Delapan πŸ”ž
49 : Kelahiran
50 : Lelah
51: Rahasia Balik Meja πŸ”ž
52 : Wallbanger πŸ”ž
53 : Balita
54 : Gadis Kecil πŸ”ž
55 : Ahli Belanja
56 : Kekasih Aeri πŸ”ž
57 : Pemberontak
58 : Double Kill πŸ”ž
59 : Hidup Baru
60 : Everyday πŸ”ž
Extra Part

37 : Status Baru πŸ”ž

4.6K 241 196
By _redflag_

Sebuah kapal selam Yacht M7 dari perusahaan Migaloo Submarines telah tiba di permukaan laut Maldives bersamaan dengan datangnya Pendeta yang sudah Arthur hubungi.

Taehyung sudah siap dengan baju pantai yang terlihat santai dan tidak terlalu formal, namun tetap terlihat sopan dan jantan.

Sementara Jennie masih dirias dengan make up yang simple dan rambut yang digulung tidak terlalu rapi.

Setelah selesai, para pelayan resort mengawalnya berjalan keluar, menuju ke pantai tempat dekorasi sudah siap.

Taehyung sungguh tidak main-main meski hanya pernikahan sementara.

Walaupun sederhana, dekorasi itu tetap terlihat indah dengan bunga yang tak berlebihan, dan meja bundar kecil di tengah-tengahnya.

Taehyung tengah berbincang dengan seorang pria berjas hitam tapi yang tak lain adalah seorang Pendeta yang akan mengikat mereka dengan pernikahan yang suci.

"Kita ucapkan selamat datang untuk mempelai wanita, Jennie Kim!" Ucap Arthur selaku pemilik resort menggunakan mic.

Mendengar itu, semuanya menoleh, termasuk Taehyung harus memutar tubuhnya untuk menatap kedatangan Sang Calon Istri.

Ia tidak bisa mengedipkan mata melihat kecantikan dan tubuh molek Jennie.

Gaun putih panjangnya diterpa angin pantai pagi hari, memperlihatkan tubuhnya yang eksotis dan indah.

Riasannya simple dan sederhana, membuat Taehyung semakin terpikat oleh pesonanya yang natural.

Gadis itu tersenyum, berhenti berdiri di hadapannya.

"Wow, Jennie... Kau benar-benar cantik sekali." Bisik Taehyung tanpa bisa mengalihkan pandangannya dari Sang Kekasih.

Jennie semakin tersenyum manis. "Gomawo..."

"Langsung kita mulai?" Tanya seorang Pendeta, yang dijawab anggukan oleh kedua mempelai dan para saksi pernikahan.

"Perkenalkan. Namaku Bapa Michael, yang akan mengikat kalian berdua ke dalam pernikahan yang suci."

Jennie menarik nafas panjang, berusaha untuk tenang walaupun jantungnya sudah berdegup kencang.

Ia memikirkan ayah kandungnya, ibunya, Mino, semua teman-temannya.

Dan terakhir, Taehyung, pria yang akan menemani hidupnya hingga akhir hayat.

Bapa Michael memulai pembukaan dan doa-doa, lalu menyebutkan janji-janji suci pernikahan yang tidak boleh mereka langgar.

Taehyung mulai mengucapkan beberapa janji suci sambil menatap lekat gadis di hadapannya, lalu memasangkan cincin berlian dengan ukiran yang unik, membuat Jennie gemetar melihatnya.

"Aku mencintaimu.."

"Aku juga mencintaimu..."

Bapa Michael mengesahkan pernikahan mereka dan meletakkan dua lembar sertifikat di atas meja bundar.

"Silahkan menandatangani sertifikat pernikahan kalian."

Taehyung gemetar meraih bolpoin dan berusaha mengendalikan tubuhnya agar bisa menandatangani sertifikat itu dengan lancar dan halus.

Jennie mengulum senyum. "Jadi ini yang kau butuhkan.."

"Aku membutuhkanmu, Istriku.."

"Kau sudah mendapatkannya."

Taehyung tersenyum, menandatangani sertifikat itu, lalu giliran Sang Istri yang menandatangani miliknya sendiri.

"Selamat, kalian sudah resmi menjadi sepasang suami istri."

Bapa Michael menyalami mereka bergantian, diikuti oleh semua saksi yang berada disana.

Bahkan, Siwon meneteskan air mata memeluk Bos-nya.

"Astaga... Kau menikah. Aku masih tidak menyangka.."

"Aku mendapatkan gadis yang amat kucintai, Siwon... Terimakasih banyak kau telah menemani seluruh kisahku."

"Aku sangat bangga bisa mendampingimu.."

Taehyung tertawa kecil, mengusap air matanya yang terlanjur jatuh.

Mendadak, sebuah kapal selam berukuran besar tiba-tiba muncul di permukaan, membuat Jennie membelalakkan matanya.

"Itu... Itu kapal selam pribadimu?"

"Nee, sudah ada nahkoda disana. Mau berangkat sekarang?"

"Langsung?"

"Tenang saja, Chagia... Disana sudah tersedia baju untukmu, dan terdapat pelayan untuk menyiapkan makan kita."

"Siwon ikut?"

"Nee.. Tentu."

"Dan Arthur, dan Bapa Michael?"

"Oh tidak... Aku harus menjaga disini.." Ucap pemilik resort itu.

"Dan aku harus pergi, ada pekerjaan yang menunggu." Tambah Bapa Michael.

"Ah begitu... Terimakasih banyak atas semuanya.."

Mereka tersenyum mengangguk sopan.

Taehyung tersenyum, menggandeng Sang Istri. "Ayo, Istriku?"

Jennie mengulum senyum mendengar panggilan baru itu, membiarkan Sang Suami menggandeng tangannya menuju ke tepi dermaga, tempat dimana kapal selam M7 itu sudah merapat.

Pintu terbuka, para pelayan membantu mereka untuk masuk.

Setelah Siwon berada di dalam, pintu kembali tertutup rapat, dan jendela-jendela langsung terbuka.

Mereka melambaikan tangan ke arah pantai, yang dibalas dengan suka ria.

Perlahan, kapal selam Yacht M7 mulai berjalan menjauh dari pantai, menuju ke laut lepas Maldives.

Para pekerja menyambut mereka dengan ramah, siap melayani.

"Hmmmmm aku ingin makan." Ucap Jennie lucu, membuat Taehyung terkekeh gemas.

"Ingin berkeliling dulu, atau langsung makan?"

"Makan, Suamikuuuuuuuuuu aku belum makan dari pagi!"

Sang Suami semakin tertawa gemas, memeluk pinggang Nyonya-nya itu.

"Arraseo... Kajja, Chagia..."

Mereka masuk ke lantai bawah, menuju ruang tengah yang amat luas dengan kaca tebal raksasa yang menunjukkan suasana bawah laut.

"Waaahh indah sekali..."

Jennie sibuk memutar pandangannya sembari mengambil duduk di samping Sang Suami.

Ia melepas gulungan rambutnya, membiarkannya tergerai bebas.

Seorang pelayan menghampiri mereka untuk mencatat pesanan.

"Uhmmm mau hiu!" Ucap Jennie lucu, membuat semuanya tertawa.

Siwon yang sudah menyesap nikmat secangkir kopi di meja seberang, menoleh. "Ambil saja satu hiu lalu goreng sampai matang. Apa kalian tidak akan menuruti kemauan Nyonya?"

Jennie nyengir. "Aniya... Hajima. Aku hanya bercanda. Uhmmmm aku ingin ramen dan soda."

"Baik, kalau Tuan?" Sang Pelayan beralih menatap bosnya.

"Samakan saja. Dan menu ikan bakar, tolong."

"Ditunggu sebentar.."

Mereka tersenyum.

Jennie beranjak berdiri mengamati dunia laut yang indah dan jernih. Sangat memukau.

"Apa kita akan berbulan madu disini?"

"Nee, Chagia.."

Taehyung menghampiri Sang Istri, memeluknya dari belakang.

"Kau menyukainya?"

"Sangat... Beri yang spesial untuk malam pertama."

"Oh tentu. Untuk istriku yang cantik ini.."

Jennie tersenyum manis, menikmati pelukannya.

Tak lama, pelayan tiba dengan pesanan mereka, lalu membungkuk sopan dan berlalu pergi.

Pasangan yang baru saja resmi menjadi suami-istri itu beranjak duduk di sofa dan mulai meraih Ramen mereka.

"Apa Bang Si Hyuk tau soal ini?"

"Dad. Kau harus memanggilnya Dad."

Jennie mengulum senyum. "Apa Dad tau rencanamu ini?"

"Tidak. Kalau pun kuberitau, dia pasti setuju."

"Dia selalu mementingkan kebahagiaanmu ya.."

Taehyung tersenyum tipis, mengangguk kecil.

"Kau menyayanginya?" Tanya Jennie.

"Tentu, Chagia.."

"Bagaimana dengan Eunjin?"

Pria itu menghela nafas panjang. "Aku menyayanginya, tapi...."

"Tapi?"

"Ada rasa bersalah di dalam diriku karena telah meninggalkannya dulu. Itu menghantuiku. Tiap kali melihat Eunjin, aku selalu teringat bagaimana dia menangis histeris memanggilku.."

Jennie menghela nafas panjang, mengusap pundak Sang Suami.

"Kau bisa menebusnya sekarang... Tidak ada kata terlambat."

Pria itu tersenyum manis, membelai pipi Sang Istri. "Terimakasih..."

"Aku yang harus berterimakasih. Ini pertama kalinya kau mengungkapkan perasaan tentang keluargamu.."

"Kau berhak mengetahuinya.."

"Karena aku istrimu."

Taehyung tersenyum lebar. "Cepat habiskan.. Aku tidak sabar ingin menikmati malam pertama kita."

"Dasar."

Jennie mengulum senyum, melanjutkan makan siangnya.






Dua jam berada di ruang tengah, Taehyung mengajak istrinya itu berkeliling menikmati pemandangan bawah laut.

Ikan-ikan berterbangan memutari mereka, juga ada gerombolan lumba-lumba yang membuat Jennie tertawa gemas.

"Ah kiyowo!"

Taehyung terkekeh. "Anak kita akan lebih lucu daripada lumba-lumba itu nantinya."

"Kau ingin memiliki anak?"

"Tentu, Chagia... Kita akan melangsungkan pesta pernikahan di Seoul, tinggal bersama, dan akan memiliki anak.."

Jennie menelan ludah dengan susah payah, senyumnya hilang.

"Aku... Aku merasa tidak pantas untuk hamil."

"Kenapa kau berkata seperti itu?"

"Karena aku selalu mengonsumsi pil itu.."

Taehyung menghela nafas. "Paksaan Jiyong?"

"Nee.."

"Bukankah itu hanya empat tahun sekali?"

"Nee... Sudah tiga kali aku mengonsumsinya. Aku tidak terlalu yakin bisa hamil, Tae.."

"Kapan terakhir kali kau mengonsumsinya?"

"Empat tahun yang lalu."

Taehyung melebarkan matanya. "Tahun ini masanya akan habis, J! Masih ada harapan kau akan hamil."

"Aku tau... Tapi.. rahimku tidak lagi sehat."

"Aigo... Hei.."

Jennie menoleh menatap Sang Suami, membiarkan pria itu memeluk pinggangnya lembut.

"Aku akan berusaha.. Kita periksakan ke dokter, apapun itu.. perawatan, agar kau bisa hamil."

"Bagaimana.. Bagaimana kalau ternyata aku tidak bisa hamil? Apa kau akan meninggalkanku?"

"Tidak. Tentu saja tidak. Kita bisa adopsi bayi kalau kau bersedia."

"Kau bilang kau menginginkan anak.."

"Jennie... Aku jauh lebih menginginkanmu. Kau yang terpenting untukku."

"Ah, gomawo..."

Mereka berpelukan erat.

Taehyung tersenyum manis, membelai lembut rambut Sang Istri.

"Saranghae, Yeobo.."

Jennie sontak tersenyum lebar mendengar panggilan itu.

"Nado saranghae, Nampyon.."

Pria itu tersenyum lebar, memeluknya hangat. "Yeobo... Aku berencana membeli sebuah rumah untuk kita. Bagaimana menurutmu?"

"Mmmmmm aku hanya ikut denganmu."

"Aku sedang meminta izin kepada istriku."

Jennie tertawa. "Ah begitu... Aku baru menyadarinya."

"Astaga.. Kau harus tau, kau adalah perempuan yang sangat tidak peka, Jennie.."

"Aku mengizinkanmu, Tae..."

"Jinjja?"

"Nee... Tentu saja aku mengizinkannya.."

Taehyung tersenyum. "Kajja, kita ke kamar."

"Eoh? Sekarang?"

"Nee, tunggu apalagi hm? Aku merindukanmu.."

"Aku pun tidak sabar. Kajja, tunjukkan padaku kamarnya."

Pria Es yang telah menemukan Mataharinya itu merangkul pinggang Sang Istri dan berjalan ke arah Timur.

Mereka menemukan sebuah pintu hitam gelap.

Taehyung perlahan membukanya, dan udara hangat langsung menyambut.

Kamar itu sangat luas dengan sofa besar berbentuk bulat dan dua bantal tersedia disana.

Dengan nuansa gelap, dan langsung berhadapan dengan dunia laut, kamar itu menjadi luar biasa, ditambah balkon tertutup dengan dua kursi yang saling berhadapan.

Terdapat sebuah sekat di sebelah kanan, dan Taehyung menggandeng tangan Sang Istri kesana.

Bilik itu merupakan tempat tidur yang disengaja dipisah oleh sekat untuk kesan yang lebih privasi.

Jennie tersenyum lebar. "Gila. Apa kita akan bermain disini? Ikan-ikan akan melihat kita."

"Tidak ada yang bisa mengganggu malam pertama kita.."

"Oh, Tae.."

Taehyung tersenyum, menutup jarak mereka dan mulai mencium bibirnya.

Sembari saling melumat, ia mulai melepas tali dress putih panjang itu dan menjatuhkannya di lantai, menyisakan bra putih dan celana pendek.

"Hhmm Cintaku..."

Taehyung turun mencium leher Sang Istri, dan melumatnya dengan nikmat.

Nafas Jennie menderu, tersenyum bahagia. "Astaga... Aku tidak menyangka dia bisa bersikap selembut ini padaku.."

"Tae... Bermain lah dengan lembut, arraseo?"

"Tentu, Yeobo... Aku menyentuhmu dengan penuh kasih sayang... Tidak lagi nafsu yang berkuasa."

"Aku sangat mencintaimu, Tae.."

"Hmmm aku juga.."

Perlahan, Taehyung melepas bra putih itu, lalu melepas seluruh pakaiannya.

Jennie ternganga, nafasnya menderu melihat tubuh jantan di hadapannya.

"Astaga... Kau sangat seksi.."

"Kau lah yang seksi, Cintaku..."

"Aku sangat menyukai tubuhmu.."

"Aku pun menyukai tubuhmu, Jennie.. Kau ingin bermain?"

"Nee.."

Jennie berjongkok dan menangkup penis Sang Suami, lalu memasukkannya ke dalam mulut.

Taehyung mengerang, memejamkan mata.

Ia mengusap kepala wanita itu penuh kasih sayang, membiarkan Jennie menikmati batang besarnya di dalam mulut.

Ia memainkan lidah di ujungnya, membasahinya dengan saliva hingga becek, dan menghisapnya kuat-kuat.

"Ahhhh Jennie..." Desah Taehyung mulai kewalahan.

Ia beranjak duduk di tepi ranjang, dan terus membiarkan Sang Istri memanjakan miliknya.

"Ouhhh J... Teruskan, Chagia.."

Jennie menatap wajah sensual Sang Suami, memijat penisnya sembari mengulum ujungnya.

Ia menggigitnya gemas, lalu menghisapnya kuat-kuat.

Taehyung mendesis, meraih tengkuk istrinya dan mendorongnya kuat hingga tombak besar itu masuk seluruhnya.

"Mmhhhh!" Jennie memejamkan mata, membiarkan pria itu melakukan apapun yang ia inginkan.

"Aahhh cukup, Yeobo... Bangunlah.. Aku ingin memuaskanmu.."

Dengan lembut, Taehyung melepas celana pendek Sang Istri lalu menggendong dan merebahkannya di tengah-tengah ranjang.

Ia langsung menyerang buah dadanya, meremasnya dengan kuat sembari menghisap putingnya.

Jennie menggelinjang, kedua kakinya tidak bisa tenang. "Mmhhh Tae..."

"Ohhh aku sangat merindukanmu, Chagi..."

"Nikmati tubuhku hari ini... Sampai esok.. Ahh~ jangan berhenti.."

Taehyung mengerang mendengar itu, semakin liar melahap payudara Sang Istri yang semakin besar padat.

Ia turun menyapukan lidahnya ke bagian bawah, hingga sampai di mulut vagina Jennie.

"Hmmm Tae..."

"Nikmati, Yeobo.."

Taehyung mulai melebarkan paha Sang Istri dan melahap daerah kewanitaannya.

"Sshhhh ahh Tae...."

"Hmm joah?"

"Mmhhh aku.. aku ingin milikmu.."

"Nee... Jamkkanman, Chagi..."

Taehyung tersenyum lebar, memainkan klitoris wanita itu dengan lidahnya.

Ia memejamkan mata, membuat Jennie semakin menggelinjang geli. "Oh astaga... Perlakuannya berbeda sekali dengan saat awal dulu. Aku menyesal telah menganggap dia bukanlah tipe idealku.."

"Aku akan memasukkan milikku...." Taehyung beranjak menindih tubuh wanita itu dan terkejut melihat Sang Istri menangis.

"Oh~ kenapa kau menangis, Yeobo?"

"Aniya... Aku.. aku sangat bahagia bersamamu.."

"Kau yakin tidak ada hal lain?"

"Tidak ada, Tae.. Aku suka bagaimana kau memperlakukanku dengan penuh kasih sayang seperti ini.."

"Oh Jennie... Tentu saja, kau adalah istriku..."

"Mmhhh masukkan, Chagia..."

Perlahan, Taehyung mengarahkan penisnya untuk memasuki lubang vagina Sang Istri, lalu mendorong pinggulnya ke depan, hingga menyentuh pangkal paha wanita itu.

Jennie mendesah panjang, melumat bibir sensual suaminya.

Taehyung mengerang, menggerakkan pinggulnya dalam tempo sedang.

Nafas mereka saling menderu.

"Tae.."

"Nee...?"

"Saranghae.."

"Oh Yeobo... Nado saranghae.. Jinjja..."

Taehyung semakin mempercepat gerakan pinggulnya, membuat mereka semakin mendesah kuat.

"Menungginglah, J..."

Ia mengeluarkan penisnya dari dalam, membiarkan Jennie memosisikan tubuhnya dengan nyaman.

Nafas Taehyung menderu, menangkup bokong besar itu.

"Astaga, kau sangat seksi, Istriku..."

"Masukkan, Chagi..."

Jennie menggigit bibirnya demi merasakan batang besar itu kembali menumbuk dinding sensitifnya di dalam.

"Sshhh ahhhh...."

"Joah?"

"Nee!"

"Mmhh..."

Taehyung kembali menggoyangkan pinggulnya sembari mencengkeram pinggul Sang Istri, menikmati kulit halus di bawah sana.

"Astaga J... Rasanya aku ingin seperti ini denganmu setiap saat."

"Hanya denganku?"

"Tentu saja, Chagia..."

"Jangan berhenti, Tae..."

Jennie menggigit bibir bawahnya, meremas seprai kuat-kuat merasakan kenikmatan itu.

Ada yang sedikit berbeda, membuatnya sibuk menoleh ke belakang dan mengerutkan kening.

"Kurasa.. emhh milikmu semakin besar.."

"Ah jinjja?"

"Nee.."

"Kurasa milikmu yang semakin sempit, J.."

"Aniya.. Aku yakin milikmu semakin besar.."

"Kau menyukainya?"

"Nee!"

Taehyung tersenyum miring, batang besarnya semakin menumbuk kuat-kuat di dalam lubang kehangatan itu.

Mereka menikmati malam pertama di kapal selam pribadi Yacht M7 milik seorang CEO tersohor di Asia, dengan pemandangan indah bawah laut.

Dan permainan mereka baru selesai di pagi harinya, tepat ketika kapal itu memutar balik menuju ke Pulau Maldives.











***














Jennie menggeliat, dan sesaat meringis kesakitan.

Perlahan, matanya terbuka, dan langsung mendapati wajah tampan Sang Suami yang tengah memeluknya.

Ia tersenyum, membelai lembut kepala pria itu, lalu menyapu pandangan ke arah bawah.

"Taehyung-ah... Bangunlah.."

"Hmmm..."

"Milikmu belum kau lepas dari dalam vaginaku.."

"Hmm.."

"Bangun... Sakit.."

"Hmm biarkan saja menginap, Chagia... Ayo tidur.."

"Aniya... Kita harus sarapan."

Jennie memandang daerah kewanitaannya, lalu perlahan mencabut penis pria itu dari sana.

Ia meringis kesakitan, dan hal itu membuat Taehyung langsung membuka mata.

"Wae? Kau kesakitan?"

"Nee.. Vaginaku sakit.. Panas, perih.."

Pria itu menopangkan tangannya dan menatap Jennie lekat.

"Kita tidak membawa krim untuk Miss V."

"Jadi, bagaimana? Akan terasa sakit jika dibuat berjalan."

"Arraseo.. Pakai cara yang lebih nikmat."

"Hmm?"

Taehyung beranjak ke bagian bawah istrinya, melebarkan kedua paha mulus itu dan langsung mensejajarkan wajahnya dengan mulut vagina Jennie.

Perlahan, ia menjilat daerah kewanitaan itu dengan lembut, membasahinya dengan saliva hingga becek.

Jennie menggelinjang, meremas rambut Sang Suami.

"Sshhh mmhhh Tae...."

"Agar tidak terlalu perih.. Bagaimana rasanya?"

"Sejuk, hangat."

"Hmmm....."

"Mmhhh cukup Tae.. Kita harus sarapan.."

"Kita mandi dulu, arraseo?"

"Nee.. Kajja."

Taehyung membantu Sang Istri beranjak dari ranjang menuju ke kamar mandi.

Mereka berendam air hangat, agar kewanitaan Jennie tidak terasa semakin perih.

Satu jam berlalu, sepasang suami-istri itu keluar dari kamar mewahnya.

Dengan lembut, Taehyung menggandeng Sang Istri, berjalan perlahan-lahan agar daerah kewanitaan Jennie tidak semakin terasa perih.

Namun tepat di ruang tengah, Siwon menghampiri mereka.

"Makan siang?" Tanya Taehyung.

"Maaf, kita harus kembali ke resort, karena jet segera datang."

Jennie mengernyit, menatap Sang Suami. "Kita akan pulang?"

"Nee, jadwalnya Senin siang, agar di hari Selasa kita bisa istirahat sebelum masuk kerja. Bagaimana Chagia? Atau kau ingin makan dulu disini?"

"Ah, gwenchana, kita bisa makan di pesawat."

"Jinjja gwenchana? Kalau Istriku ini lapar, kita makan dulu saja, tidak apa-apa.."

"Aniya, Chagi... Kurasa kita langsung kembali ke Seoul saja, agar bisa segera istirahat di apartemen."

"Arraseo..."

Mendadak, sebuah suara menggema di seluruh bagian awak kapal, membuat mereka terpengarah.

"Dalam hitungan 15 detik, kapal akan merapat di dermaga.."

Pasangan suami-istri itu tersenyum.

Tidak ada yang perlu disiapkan, karena mereka memang tidak membawa apapun ke kapal selam ini.

Tak lama, beberapa pelayan perempuan mengantar mereka ke ruang atas, dimana pintu telah terbuka untuk menuju ke dermaga.

Taehyung, Jennie, dan Siwon keluar dari sana, langsung disambut oleh Arthur.

Jennie sedikit terkejut melihat dua pilot dan dua pramugari sudah berada disana, tersenyum memperhatikan mereka.

Pesawat jet pribadi milik Sang Suami terparkir sempurna, menunggu tuannya.

"Welcome! Bagaimana pengalaman di bawah laut? Tanya Sang Pemilik Resort.

"Luar biasa.." Jawab Siwon.

"Istriku kesulitan berjalan." Ucap Taehyung jahil, membuat semuanya tertawa.

Jennie mengulum senyum, memukul dadanya manja.

"Itu wajar, malam pertama.. Kami sudah menyiapkan makan siang."

Taehyung ternganga, menatap Sang Istri untuk meminta pendapat.

"Bagaimana?"

"Ehmmm baiklah, kita makan disini saja bersama.."

"Arraseo.. Siwon, tolong panggil semua awak kapal selam, kita makan bersama."

Siwon mengangguk patuh, dan kembali memasuki kapal untuk memanggil semua orang disana.

Taehyung merangkul lembut pinggang Sang Istri, membantunya berjalan menuju ke tempat dimana semua hidangan makan siang telah tersedia.

"Sesuai pesanmu, Taehyung.. Aku sudah menyiapkan dua koper besar." Ucap Arthur sembari beranjak duduk di kursi makan.

"Ah, ya. Thank you so much.."

Jennie melebarkan mata, menoleh menatap Sang Suami yang duduk di sampingnya.

"Untuk apa?"

"Membawa semua pakaian yang tersedia di Wardrobe. Itu milik kita.."

"Ah, gomawo..."

"Itu bukan apa-apa."

Mereka semua mulai menikmati hidangan makan siang, sembari berbincang dan diiringi gelak tawa.



3 jam berlalu. Hari mulai sore.

Para pelayan sibuk membereskan sisa-sisa makanan, sementara sepasang suami-istri itu tengah membereskan barang-barangnya di kamar.

Taehyung membawa kopernya ke kamar Jennie, membantu wanita itu berberes, lalu membereskan sendiri barang-barangnya.

"Aku bisa melakukannya sendiri, Tae.."

"Hajima. Aku tidak tega kau meringis terus, kewanitaanmu pasti sakit. Biar aku tanggung jawab."

Jennie tersenyum. "Gomawo, Uri Chagia...."

"Nado saranghae."

Wanita itu tertawa, mengerti maksud Taehyung yang berharap mendapat ungkapan itu.

"Neomu saranghae!"

Pria itu tersenyum lebar. "Ah jinjja?"

"Jinjja..."

"Aku akan mencari rumah untuk kita, kau mengizinkannya kan?"

"Nee. Aku akan memesan cincin kawin untuk kita. Kau mengizinkannya kan?"

"Nee, Yeobo..." Taehyung terkekeh gemas.

Ia menutup dua koper besar milik Sang Istri, lalu menghampiri wanita yang tengah duduk manis di tepi ranjang itu.

"Kajja. Kita keluar.."

"Aku bisa menarik satu koper. Serius."

"Arraseo."

Taehyung menarik dua koper keluar, lalu memanggil pelayan untuk membawa satu koper lagi, dan mereka segera menuju ke tempat pesawat berada.

Siwon sibuk membantu pramugari menyimpan dua kopernya ke bagasi, lalu membantu Sang Bos untuk memasukkan empat kopernya--termasuk milik Jennie.

Setelah pengucapkan salam perpisahan dan terimakasih yang amat sangat, Taehyung menuntun Sang Istri menaiki tangga menuju ke dalam, diikuti oleh Siwon.

Dan seketika, pintu tertutup rapat.

Suasana sejuk langsung menerpa.

Tanpa menunggu apapun lagi, Jennie segera menuju ke lantai atas dan duduk di kursi dengan nyaman.

Para pramugari menyiapkan makanan ringan dan susu untuk Jennie.

Siwon tersenyum jahil menatap pasangan itu.

"Keren. Pulang ke Seoul tiba-tiba jadi Mama Taehyung."

Taehyung tertawa mendengar itu. "Nyonya HYBE sekarang."

"Daripada aku disandera di tengah-tengah pulau seperti itu, lalu kehabisan makanan, dan aku mati kelaparan?" Jawab Jennie.

"Jadi kau terpaksa huh?"

"Tenang saja, aku tetap bahagia. Aku benci kita harus menikah diam-diam. Dasar brengsek."

Taehyung melebarkan mata. "Astaga... Sejak kau resmi menjadi seorang Istri, dosa untukmu menghina Suami."

"Terserah. Brengsek."

"Yak! Jennie, aku harus menghukummu nanti."

"Yak! Vagina-ku sakit gara-gara ulahmu!"

"Berapa jam kalian bermain di malam pertama?" Celetuk Siwon dari seberang sofa.

"16 jam. 37 ronde." Jawab Taehyung. "Aku menghitungnya."

"Astaga... Apa Nyonya Hybe baik-baik saja?"

"Tidak... Kau lihat saja sendiri!" Seru Jennie kesal. "Aku seperti seorang gadis yang baru saja kehilangan perawannya."

"Hei, penisku juga sakit terlalu banyak mengeluarkan sperma, Yeobo."

"Rasakan!"

Taehyung memasang wajah kesal yang lucu, bersikap sedikit manja kepada Sang Istri.

Siwon tertawa renyah, memotret momen langka itu.

Seorang pria paling berbahaya, sedang bersikap manja.

Continue Reading

You'll Also Like

127K 12.2K 42
Seseorang yang melakukan apapun agar sang wanita tetap tinggal Hello, welcome to my story Hope you can enjoyπŸ’ If you like this story, you can fol...
68.4K 4.3K 35
[ TAMAT ] Tidak ada yang tau identitas aslinya, Dan semua orang hanya memanggilnya V. Sejak kecil, V dilatih oleh salah satu keluarga Mafia yang pali...
877K 42.6K 46
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
7.6K 668 8
"jangan.... Jangan bunuh aku aku mohon aku adalah ibu kalian" "kau hanyalah orang yang melahirkan kami tapi bukan ibu kami" "kau sama dengan mereka a...