DARK & DANGEROUS

By _redflag_

274K 15.4K 6.5K

[ T A M A T ] "Kim Taehyung memasuki hidupku seperti petir dalam kegelapan...." Jennie Kim merupakan gadis pe... More

01 : HYBE Corp.
02 : YG Plus
03 : Rahasia Kelam
04 : Tong Sampah
05 : Pertemuan Pertama
06 : Kekasih Baru
07 : Paparazzi
08 : Nine One Hannam
09 : Berita Panas
10 : Rasa Cemas
11 : Mimpi Buruk
12 : Awal Permainan šŸ”ž
13 : Dua Ronde šŸ”ž
14 : Ruang Kerja šŸ”ž
15 : The Hill šŸ”ž
16 : Lift šŸ”ž
17 : Makan Malam
18 : Makan Siang šŸ”ž
19 : Perasaan šŸ”ž
20 : Mainan Plastik šŸ”ž
21 : Curiga
22 : Si Manis
23 : Pengusiran
24 : Rahasia Taehyung
25 : Penyelidikan
26 : Terima Aku šŸ”ž
27 : Bersama šŸ”ž
28 : Dugaan šŸ”ž
29 : Octagon Club šŸ”ž
30 : Penolakan šŸ”ž
31 : Meminta Izin šŸ”ž
32 : Music Video
33 : Serangan
34 : Api Unggun šŸ”ž
36 : Terikat
37 : Status Baru šŸ”ž
38 : Ulah Minzy
39 : Ucapan Selamat
40 : Pesta Pernikahan
41 : Best S*x Ever šŸ”ž
42 : Istri Galak šŸ”ž
43 : Suami Manja
44 : Hamil ?!
45 : Satu Hari šŸ”ž
46 : Satu-Dua
47 : Empat-Enam
48 : Delapan šŸ”ž
49 : Kelahiran
50 : Lelah
51: Rahasia Balik Meja šŸ”ž
52 : Wallbanger šŸ”ž
53 : Balita
54 : Gadis Kecil šŸ”ž
55 : Ahli Belanja
56 : Kekasih Aeri šŸ”ž
57 : Pemberontak
58 : Double Kill šŸ”ž
59 : Hidup Baru
60 : Everyday šŸ”ž
Extra Part

35 : Pribadi

3.1K 194 51
By _redflag_

Jennie semangat bekerja di hari Kamis.

"Aku harus menyelesaikan semua pekerjaanku... Karena besok aku berlibur!"

Ia tersenyum lebar penuh kegembiraan ketika tiba-tiba pintu ruang kerjanya terbuka dan menampakkan Sang Manager yang langsung berjalan menghampirinya.

"Jangan bilang ada tambahan pekerjaan."

"Kau beruntung, karena jawabannya tidak ada."

Jennie tersenyum. "Ada apa?"

"Taehyung menelfon kantor dan meminta izin untukmu libur selama tiga hari."

"Ya. Besok, Senin, dan Selasa."

"Oh, wow. Ada apa?"

"Dia mengajakku berlibur."

"Dalam rangka apa?"

"Uhmm.... Video ciuman itu."

"Astaga..." Hanbin tertawa kecil. "Kau konyol."

"Jadi... Aku izin. Boleh ya?"

"Tiga hari? Itu dilarang dalam hal berlibur. Tapi kalau CEO itu yang meminta, aku yakin Bo Kyung pun akan mengizinkanmu."

Jennie terkekeh pelan. "Gomawo..."

Hanbin tersenyum lebar, turut berbahagia. "Selesaikan pekerjaanmu hari ini, agar kau bisa bersenang-senang besok, tanpa beban apapun."

"Aku tidak akan membawa beban."

Manager itu menepuk pelan bahu asistennya, lalu kembali berjalan keluar dari sana.

Jennie tersenyum, melanjutkan pekerjaannya.




Pukul 7 malam, Asisten Manager itu baru menyelesaikan pekerjaannya.

Sambil berkutat dengan handphone, ia memasuki mobil limosin dan dalam sekejap Siwon langsung mengantarnya kembali ke The Hill.

"Kupikir Taehyung akan menjemputku." Ucap Jennie.

"Maaf... Taehyung sedang menyiapkan barang-barang yang harus dibawa untuk besok."

Gadis itu menghela nafas panjang. "Astaga... Kupikir dia akan lembur hari ini."

Siwon tersenyum. "Tidak. Dia memikirkanmu."

"Aku sangat merasa bersalah sudah pulang larut malam."

"Aku yakin Taehyung tidak akan marah."

20 menit perjalanan, mobil limosin itu berhenti di halaman gedung utama The Hill, dan Jennie langsung turun dari sana.

"Apa Taehyung menyuruhmu untuk mengantar kami besok?"

"Nee."

"Arraseo. Pulanglah.. Istirahat. Terimakasih, Siwon."

Pria itu mengangguk sopan, lalu kembali masuk ke dalam limosin mewah yang segera menghilang dari Hannam.

Jennie buru-buru menuju ke lantai empat dan memasuki apartemen yang resmi ia tinggali bersama Sang Kekasih.

"Taehyung-ah?"

Sesaat, gadis itu ternganga ketika memasuki kamar utama.

"Aigo... Mian, jinjja mianhae.."

Taehyung menyeringai sambil menutup koper besar miliknya.

"Coba cek dulu, mungkin ada barang yang kurang."

Jennie mengecek isi koper berisi penuh barang-barangnya. "Hanya ini?"

"Tidak perlu terlalu banyak.. Sudah ada pakaian untuk kita disana."

"Jinjja?"

"Nee, aku sudah mempersiapkan semuanya."

"Astaga... Terimakasih, Chagia..."

Taehyung tersenyum, memeluk erat tubuh Sang Kekasih.

"Kau lelah? Lapar? Bagaimana pekerjaanmu, beres?"

"Beres semuanya. Dan aku ingin makan. Aku akan memasak.."

"Ada makanan di dapur. Aku memesannya. Mianhae, aku lapar dan tidak ingin merepotkanmu. Agar kita bisa segera istirahat."

Jennie tersenyum, mencium bibir sensual pria itu. "Gomawo, Chagia... Kajja, temani aku makan malam."

Taehyung mengulum senyum, membiarkan gadis itu menarik tangannya menuju ke dapur.

Jennie menghabiskan seluruh makanan itu, dan meneguk air mineral dalam jumlah yang banyak.

"Kau lapar, huh?" Sang Kekasih menahan tawa melihat gadis itu kalap.

"Aku sangat lelah setelah bekerja seharian.."

"Aigo... Kajja, kau harus mandi lalu kita istirahat oke?"

"Apa kau sudah mandi?"

"Belum, Chagi.. Aku menunggumu."

Jennie tersenyum, membiarkan Sang Kekasih merangkul pinggangnya dan berjalan kembali ke kamar.

Mereka berendam air hangat dengan nyaman selama 30 menit, lalu memakai baju tidur dan lompat ke atas ranjang.

"Kemari... Aku ingin memelukmu.."

Taehyung merentangkan tangan kirinya sebagai bantal untuk Sang Kekasih, lalu memeluk pinggangnya dengan hangat.

"Tidur yang nyenyak.."

Jennie tersenyum, mulai memejamkan matanya, menenggelamkan wajahnya di leher pria itu.

"Saranghae, Taehyung-ah.."

Taehyung tersenyum mendengar itu, tubuhnya merinding seketika.

Ia semakin mengeratkan pelukannya, tidak ingin lepas.

"Nado saranghae, Jennie... Jinjja saranghae.."

Mereka saling menyungging senyum manis, dan tertidur lelap dalam posisi berpelukan.



***




Pukul 8 pagi, Taehyung tidak menemukan Sang Kekasih di sampingnya.

Ia menarik nafas panjang, meregangkan otot-ototnya dan beranjak turun dari ranjang, menatap dua koper besar telah siap.

"Chagia...?"

Tidak ada jawaban.

Taehyung menuruni tangga dan tersenyum lega melihat gadisnya itu tengah menyiapkan sarapan.

Jennie terpengarah ketika mendengar suara langkah kaki tengah menghampirinya di meja makan.

"Hei? Sudah bangun? Bagaimana tidurmu, nyenyak?"

"Nyenyak.." Taehyung memeluknya dari belakang. "Kenapa tidak membangunkanku?"

"Mianhae... Kau tidur sangat pulas, aku tidak tega membangunkanmu.."

"Kupikir kau akan tidur lebih lama karena terlampau lelah, Chagia.."

"Aniya... Duduklah, kita sarapan.."

"Arraseo.."

Taehyung beranjak duduk di kursi makan bersama Sang Kekasih, dan mulai menyantap sarapan mereka.

"Jam berapa jadwal keberangkatan kita?" Tanya Jennie.

"Bebas." Jawab pria itu singkat.

"Mwo? Bagaimana bisa?"

"Kita pakai jet pribadi-ku."

Jennie ternganga mendengar itu. "Kau.. kau punya jet pribadi?"

"Tentu saja, untuk bepergian."

"Dimana?"

"Gimpo Airport."

"Astaga... Jadi kita kesana?"

"Nee.. Aku sudah memesan pilot dan co-pilot."

"Pukul berapa?"

"Bebas, Chagia... Santai saja."

Jennie menarik nafas panjang.

20 menit, sarapan telah tandas.

Mereka mandi bersama lalu bersiap untuk berangkat.

Tak lama, Siwon datang dan membantu menarik kedua koper itu memasuki lift dan menuju ke lantai utama.

Jennie duduk bersebelahan dengan Sang Kekasih di jok baris kedua, sementara koper mereka berada di jok belakang.

Tanpa menunggu apapun lagi, mobil limosin mewah itu meluncur membelah jalanan menuju ke daerah Gangseo-gu.

2 jam perjalanan, akhirnya mobil memasuki lahan Bandara Internasional Gimpo, dan terus melaju masuk ke dalam.

"Kita masuk? Apakah boleh?" Tanya Jennie.

"Tentu. Karena Siwon juga akan ikut kesana."

"Aigo... Selamat berlibur, Siwon."

Bodyguard itu tersenyum mengangguk. "Aku tidak akan mengganggu liburan kalian. Hanya memantau."

"Aku tau.."

Tak lama, mobil limosin itu memasuki sebuah garasi dan berhenti disana.

Siwon membantu Taehyung mengeluarkan dua koper besar itu, lalu menuju ke sebuah lahan tempat dimana dua orang pilot dan dua orang pramugari menunggu mereka.

Jennie ternganga melihat sebuah jet berwarna putih sudah bersiap disana.

"Astaga, Kekasihku..."

Ia mengikuti Taehyung dan Siwon untuk lebih mendekat menuju ke jet pribadi itu.

Para pramugari dan pilot menyambut mereka hangat, memperkenalkan diri dan membantu meletakkan dua koper besar di garasi.

"Apa Siwon tidak membawa koper?" Tanya Jennie.

"Tidak perlu... Sudah tersedia baju disana."

"Ah, arraseo.."

"Kajja, Chagia.." Taehyung menggandeng tangan Sang Kekasih untuk menaiki anak tangga dan masuk ke dalam.

Melihat interior yang mewah menyambut mereka, Jennie dibuat terbungkam.

Terdapat kursi penumpang sebanyak lima baris ke belakang, yang bisa memuat sampai 30 orang, dengan tangga menuju ke lantai atas.

Mereka berjalan ke belakang, dan menemukan sebuah kamar mandi di sebelah kiri dan meja bar kecil di sebelah kanan, juga terdapat tangga untuk menuju ke lantai atas.

"Setelah kamar mandi disana ada dapur." Taehyung menunjuk bilik bagian kiri, lalu beralih menunjuk bagian kanan.

"Dan di balik gorden itu tempat istirahat pramugari, obat-obatan, dan alat keperluan lainnya."

Jennie mengangguk paham, menengadah menatap tangga. "Aku ingin melihat lantai atas."

"Kajja.."

Mereka menaiki anak tangga menuju ke lantai dua, dan seketika gadis itu terpana demi melihat apa yang ada di hadapannya.

"Astaga, Tae... Hidupmu dipenuhi oleh kemewahan."

Taehyung tersenyum. "Kau menyukainya?"

"Nee.."

"Disini ada dua kamar. Satu untuk kita, dan satu untuk Siwon. Kau mau melihatnya?"

"Nee.."

Mereka berjalan melewati meja dan kursi, hingga menemukan sebuah pintu berwarna hitam.

Perlahan, Taehyung membukanya, dan udara hangat langsung menyambut mereka.

Kamar itu cukup luas untuk seukuran pesawat jet, dengan king bed size yang berada langsung di bawah.

"Kau menyukainya?"

"Nee!" Jawab Jennie cepat.

Pria itu tersenyum. "Mau istirahat? Perjalanan kita masih jauh.."

"Kau bahkan belum mengatakannya padaku, kemana kita akan berlibur.."

"Kejutan, Chagia..."

Jennie tersenyum, melempar tas kecil berisi ponsel, dompet, dan pasport untuk berjaga-jaga.

Ia mengalungkan tangannya di leher Sang Kekasih, lalu mencium bibirnya lembut.

"Katakan padaku, apalagi yang kau punya yang tidak kuketahui.."

"Kau akan terkejut jika aku mengatakannya."

"Jebal... Aku berhak tau."

Taehyung tersenyum. "Kapal selam pribadi di Maldives, Helikopter pribadi di Gimpo, dan MRT pribadi."

Jennie benar-benar dibuat tergagap. "Kau gila... Biar aku tebak. Kita akan berlibur di Maldives, dan kau akan mengajakku menikmati pemandangan bawah laut dengan kapal selam pribadimu kan?"

Taehyung menggeleng. "Tidak. Itu di lain waktu saja. Aku yakin, kau akan menyukai liburan kita."

"Apa yang kau bicarakan? Tentu saja aku menyukainya.."

Mereka saling melempar senyum, berpelukan mesra.

"Aku ingin makan, Chagia.." Ucap Jennie. "Perjalanan panjang membuatku lapar."

"Kajja, kita makan."

Taehyung menggandeng tangan Sang Kekasih menuju ke meja-kursi yang amat nyaman di lantai atas.

Ia membuka tirai jendela untuk menikmati pemandangan dari atas sini, sembari memanggil para pramugari untuk melayani mereka.

"Uhmmm aku ingin kentang goreng, gyeran ppang, corndog, burger, dan pasta." Ucap Jennie, membuat Sang Kekasih ternganga.

"Astaga... Benar kata Mino. Kau itu monster."

"Oh ya, dan minumannya Coca Cola, susu, dan air mineral. Ah, dan lima susu pisang!"

Pramugari itu segera mencatatnya, dan beralih menatap pemilik jet pribadi. "Sajangnim?"

Taehyung menghela nafas. "Kentang goreng dan Soju saja."

"Arraseo.. Ditunggu sebentar."

Jennie tersenyum, dan menoleh memandang Sang Kekasih.

"Kenapa hanya itu?"

"Aku tidak terlalu lapar.. Apa kau mematikan ponsel?"

"Nee. Tidak ada yang boleh mengganggu liburan kita. Kau juga kan?"

"Nee, Chagia.. Tentu."

Mereka menikmati pemandangan sembari menunggu pesanan datang.

Hampir satu jam, kedua pramugari baru mengantar semua makanan dan minuman mereka.

"Ehmm mianhae.."

Taehyung menyeringai, baru akan menegur mereka sebelum akhirnya Sang Kekasih berbicara terlebih dahulu.

"Gwenchana... Aku memesan banyak, tentu saja kalian butuh waktu."

"Kamsahamnida.."

Kedua pramugari itu membungkuk sopan, lalu pergi dari hadapan pasangan itu.

Taehyung tersenyum, membelai lembut pipi chubby kekasihnya. "Daebak."

Jennie meraih burger dan menggigitnya, mulai menikmati semua makanan yang ia pesan, sementara Sang Kekasih menyomot satu per satu kentang goreng pesanannya, sembari sesekali meneguk Soju.






Tiga jam berada disana, Pria Tertampan di Dunia itu menguap lebar, melirik arlojinya.

Pukul satu siang lebih lima belas menit.

"Chagia, aku ingin istirahat.."

Jennie yang tengah menikmati susu pisang, menoleh. "Eoh? Arraseo.."

Ia beranjak berdiri dan menggandeng tangan Sang Kekasih, berjalan menuju ke kamar mereka setelah membuang botol susu terakhirnya.

Taehyung menutup pintu hitam itu dan langsung mendorong tubuh gadisnya hingga terjatuh di atas ranjang.

"Tae? Mmhh~"

Pria itu langsung menindih lalu melumat bibir ranum Jennie dengan posesif, lalu melepas bajunya dengan cepat.

"Tae? Kupikir kau ingin istirahat.."

"Sambil menyusu.. Aku ingin berada di belahanmu.."

Gadis itu tersenyum, membiarkan Taehyung menangkup kedua payudaranya lalu mengulum putingnya dengan nikmat.

Ia merebahkan tubuhnya dengan posisi menyamping, dan menyembunyikan wajahnya di belahan Sang Kekasih.

"Mmhhh Tae..."

"Jangan mendesah, Chagi... Atau kita akan bermain.."

"Ani.. Aku juga ingin tidur.."

"Arraseo..."

Taehyung memijat lembut buah dada sebelah kiri Sang Kekasih, sembari menghisap puting bagian kanannya.

Jennie mulai memejamkan mata sembari mengusap lembut kepala pria itu.

20 menit Taehyung menyusu, mereka pun jatuh tertidur tanpa merubah posisi.





***







Jennie mengerjap, membuka mata.

Ia menyapu pandangannya, dan menatap Sang Kekasih masih tertidur lelap.

Mendadak, pintu diketuk dari luar, membuat Jennie segera turun dari ranjang dan sedikit membuka daun pintu itu.

Seorang pramugari tersenyum menatapnya.

"Maaf, mengganggu waktu istirahat. Kami sudah sampai di tempat tujuan, dan akan segera mendarat."

"Ah nee, terimakasih.."

Pramugari itu tersenyum mengangguk sopan, dan berlalu dari sana.

Jennie berjalan menghampiri Sang Kekasih dan berusaha membangunkannya.

Tak lama, Taehyung membuka mata sembari meregangkan otot-ototnya.

"Hmm? Wae-yo?"

"Bangun, kita sudah sampai."

"Ah, arraseo.."

Jennie membantu pria itu beranjak dari ranjang, lalu mereka berdua keluar dari kamar.

Siwon sudah duduk rapi di kursi, menunggu pesawat landing.

"Kalian sudah bangun."

"Dimana kita?" Tanya Jennie.

"Maldives."

Gadis itu terkejut mendengar jawaban Sang Bodyguard, dan langsung menatap tajam ke arah Taehyung.

"Kau bilang kita bukan berlibur di Maldives!"

"Kejutan, kan?"

Jennie memukul pundaknya gemas. "Dasar."

Ia mengintip lewat jendela kecil, dan ternganga melihat sebuah pulau yang dikelilingi oleh lautan.

"Astaga... Kita akan kesana?"

"Nee..."

"Sangat indah.. Kau akan mengajakku berkeliling dengan kapal selam kan?"

"Tentu, Chagia.."

Tak lama, jet pribadi itu mulai merendah dan akhirnya mendarat dengan hati-hati di lahan kosong yang sudah disiapkan.

Taehyung membantu Sang Kekasih untuk turun dari sana, yang langsung disambut oleh pemilik resort yang akan mendampingi mereka.

"Welcome!"

"Happy to see you, Arthur!" Seru Sang CEO dengan senyum sumringah, menerima uluran pria di depannya.

Siwon menuruni anak tangga dan mengambil dua koper dari bagasi yang dibantu oleh para pilot dan pramugari.

Mereka pamit pergi dan akan kembali di hari Senin malam.

Setelah pesawat jet itu lepas landas dan pergi dari sana, mereka baru berjalan menyusuri pantai menuju ke resort yang sudah disediakan.

"Kamar sudah siap. Kalian pasti lelah." Ucap Arthur.

"Thank's a lot. Dan oh ya, perkenalkan, ini Jennie Kim. Kekasihku."

Jennie tersenyum, membungkuk sopan.

"Ah... Aku salah satu kolega Taehyung. Kau adalah perempuan pertama dan ia ajak kemari."

"Perempuan satu-satunya, Arthur." Tambah Taehyung, membuat pria itu tertawa kecil.

"Aku terkejut kau bisa merasakan jatuh cinta. Tentu saja, dia yang pertama dan terakhir untukmu."

Jennie tersenyum manis. "Sedang bisa bertemu dengan pemilik resort ini. Aku tidak sabar ingin berkenalan dengan pengunjung yang lain.."

"Kau boleh memanggilku Arthur, sama seperti Taehyung. Dan... Apa yang kau bicarakan? Tidak akan ada pengunjung lain, Jennie... Ini adalah pulau pribadi. Taehyung memesannya khusus untukmu."

Jennie sungguh terkejut mendengar itu. "Sungguh kah? Berapa tarifnya per malam?"

"80 ribu dollar (lebih dari satu miliar rupiah)"

Gadis itu terdiam sejenak, menghitungnya dalam bentuk satuan won.

"93 juta won?! Astaga... Itu satu malam. Berapa jika untuk 3 malam?!"

"Jika butuh sesuatu, panggil saja aku." Ucap Arthur.

Taehyung tersenyum mengangguk. "Terimakasih."

"Selamat menikmati liburan.."

Pria pemilik resort itu tersenyum, dan berlalu dari hadapan Miliader itu.

Jennie masih tidak bisa berkata apa-apa setelah mengetahui tarif yang harus dikeluarkan oleh Sang Kekasih untuk liburan mereka.

Taehyung menarik nafas panjang, membiarkan Siwon menuju ke kamarnya sendiri, lalu ia menggandeng tangan Jennie menuju ke suite mereka.

"Uhmmm butuh bantuan untuk membereskan barang-barang?"

Gadis itu terpengarah, baru tersadar dari pingsan dadakan.

"Tidak.. Aku ingin makan malam.."

"Ah ya, sebentar lagi tersedia. Aku.. aku ingin istirahat."

"Nee, kau istirahat saja..."

Taehyung tersenyum kikuk, menarik kopernya menuju ke kamar lain.

Jennie ternganga sejenak melihat itu, lalu memperhatikan kamarnya sendiri.

"Apa.. apa dia tidak tidur disini?"

Ia berjalan menuju ke kamar lain yang baru saja dimasuki oleh Taehyung, namun pria itu sudah menutup pintunya.

Jennie menelan ludah, tidak menyangka mereka akan tidur terpisah.

"Sejak kapan? Apa aku membuat kesalahan?"

Ia menatap nanar koper besarnya di lantai, lalu beranjak duduk di tepi ranjang.

Nafsu makannya hilang.

"Kenapa Taehyung tiba-tiba menarik diri?"

Jennie mengerutkan kening, menatap pintu kamar yang tertutup itu.

"Aku tidak menyangka kita akan terhalang oleh sekat kamar seperti ini.. Ada apa sebenarnya denganmu, Tae?"

Sambil menarik nafas panjang, gadis itu memaksakan diri untuk tidur di ranjang dan menutup matanya.

"Semoga besok dia akan kembali.."

Continue Reading

You'll Also Like

422K 44.9K 53
[END] [M] Bagaimana dengan Obsesi Taehyung pada gadis berumur 19 tahun, bernama Kim Jisoo? Apa yang membuat Taehyung begitu, tertarik akan Jisoo untu...
4.6M 172K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
5.9M 313K 73
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
7.6K 668 8
"jangan.... Jangan bunuh aku aku mohon aku adalah ibu kalian" "kau hanyalah orang yang melahirkan kami tapi bukan ibu kami" "kau sama dengan mereka a...