DARK & DANGEROUS

By _redflag_

274K 15.4K 6.5K

[ T A M A T ] "Kim Taehyung memasuki hidupku seperti petir dalam kegelapan...." Jennie Kim merupakan gadis pe... More

01 : HYBE Corp.
02 : YG Plus
03 : Rahasia Kelam
04 : Tong Sampah
06 : Kekasih Baru
07 : Paparazzi
08 : Nine One Hannam
09 : Berita Panas
10 : Rasa Cemas
11 : Mimpi Buruk
12 : Awal Permainan šŸ”ž
13 : Dua Ronde šŸ”ž
14 : Ruang Kerja šŸ”ž
15 : The Hill šŸ”ž
16 : Lift šŸ”ž
17 : Makan Malam
18 : Makan Siang šŸ”ž
19 : Perasaan šŸ”ž
20 : Mainan Plastik šŸ”ž
21 : Curiga
22 : Si Manis
23 : Pengusiran
24 : Rahasia Taehyung
25 : Penyelidikan
26 : Terima Aku šŸ”ž
27 : Bersama šŸ”ž
28 : Dugaan šŸ”ž
29 : Octagon Club šŸ”ž
30 : Penolakan šŸ”ž
31 : Meminta Izin šŸ”ž
32 : Music Video
33 : Serangan
34 : Api Unggun šŸ”ž
35 : Pribadi
36 : Terikat
37 : Status Baru šŸ”ž
38 : Ulah Minzy
39 : Ucapan Selamat
40 : Pesta Pernikahan
41 : Best S*x Ever šŸ”ž
42 : Istri Galak šŸ”ž
43 : Suami Manja
44 : Hamil ?!
45 : Satu Hari šŸ”ž
46 : Satu-Dua
47 : Empat-Enam
48 : Delapan šŸ”ž
49 : Kelahiran
50 : Lelah
51: Rahasia Balik Meja šŸ”ž
52 : Wallbanger šŸ”ž
53 : Balita
54 : Gadis Kecil šŸ”ž
55 : Ahli Belanja
56 : Kekasih Aeri šŸ”ž
57 : Pemberontak
58 : Double Kill šŸ”ž
59 : Hidup Baru
60 : Everyday šŸ”ž
Extra Part

05 : Pertemuan Pertama

3.4K 298 37
By _redflag_

Namjoon bekerja tepat waktu.

Direktur Informasi Internal itu baru saja meletakkan map berisi informasi lengkap gadis bernama Jennie Kim di meja Sang CEO.

Melihat itu, Taehyung meninggalkan sejenak pekerjaannya.

"Kamsahamnida."

Namjoon tersenyum, keluar dari Ruang Direktur Tertinggi Perusahaan.

Taehyung meraih map bening itu dan mengeluarkan semua kertas-kertas informasinya.

Data diri lengkap. Nama orang tua, dan...

"Yang Hyun-suk?!"

Ia membaca ulang identitas gadis itu.

"Jadi dia anak tiri dari pendiri YG Entertainment? Tapi kenapa malah Bo Kyung yang menggantikan jabatan CEO itu, bukannya Jennie Kim?"

Taehyung lanjut membaca informasi lengkap tentang gadis yang sudah berani mengotori mobilnya itu dan lari dari tanggung jawab.

Ia mengangkat kedua alisnya ketika membaca berita-berita mengenai Jennie Kim.

"Menjalin hubungan dengan Kai EXO? Gila."

Ia tersenyum miring, lanjut membaca judul-judul artikel itu.

"Hmm... Jadi hubungan mereka telah kandas dua Minggu yang lalu.."

"Tapi kenapa dia hanya menjadi Asisten Manager, kalau ayah tirinya pendiri YG?"

Taehyung sedikit mengernyit, membaca fakta-fakta latar belakang keluarga gadis itu.

Mendadak, ia terdiam. Jantungnya bagai diserbu ribuan panah.

"Dia anak tunggal.. Orang tuanya bercerai karena faktor finansial, lalu ibunya menikah dengan Yang Hyun-suk."

Pria yang merupakan satu dari sepuluh pria terkaya di dunia itu merenung.

Tanpa sadar, ia membandingkan kisah keluarga Jennie dengan latar belakang keluarganya sendiri.

"Dia mirip denganku.."

Pria itu menghela nafas panjang, lanjut membaca fakta-fakta itu.

Termasuk fakta bahwa Jennie Kim merupakan.....

"Anak di luar pernikahan."

Taehyung menyungging senyum miring. "Hmm menarik. Apa dia tidak tau tentang fakta ini?"

Ia membaca informasi mengenai kedua orang tua kandung dari anak tiri Yang Hyun-suk itu.

"Jennie Kim.. Lahir di Seoul pada tanggal 16 Januari. Sedangkan orang tua kandungnya baru menikah pada tanggal 10 Agustus. Itu artinya saat ibunya sudah mengandung selama 4 bulan.."

Taehyung menyipitkan mata, merangkai fakta selanjutnya.

"Kim Daeshim... Bisa jadi dia adalah pria yang mencintai ibunya dan sedia bertanggung jawab, walaupun janin itu bukan darinya."

Ia membenahi posisi duduknya. "Dan wanita nakal itu menerimanya, karena ayah asli Jennie tidak mau bertanggung jawab."

Pria itu kembali membaca fakta-faktanya.

"Perceraian ketika Jennie Kim masih berusia 10 tahun, lalu menikah dengan Yang Hyun-suk pendiri sekaligus CEO YG Entertainment..."

"...Memiliki dua sahabat lelaki bernama Mino dan Jiyong yang telah bersama sejak kecil."

Taehyung berhenti, mengerutkan kening. "Jiyong? G Dragon, Leader dari Big Bang itu?"

Ia membuka halaman berikutnya, dan langsung melihat dua foto lelaki itu disana.

"Hmmm benar. Jadi GD adalah sahabat gadis itu."

Taehyung lanjut membaca informasi lengkap mengenai gadis yang sudah mengotori mobilnya yang seharga 10 miliar itu.

Sampai di informasi pribadi, ia menaikkan alis, lalu tersenyum merekah.

Lihatlah, badan informasi perusahaannya berhasil menemukan alamat rumah orang tua Jennie, beserta alamat apartemen gadis itu, juga alamat dan nomor telepon kantornya.

"Hmmm well well well... Jadi Yang Hyun-suk memberikan apartemen mewah kepada anak tirinya itu. Menarik sekali. Dia benar-benar menawarkan kekayaan untuk anak tunggalnya."

Ia mengusap dagunya. "Tapi kenapa dia hanya menjadi Asisten Manager itu benar-benar membingungkan. Pasti ada maksud tertentu."

Sejujurnya, Taehyung merasa tersinggung oleh fakta itu.

Sebenarnya mereka hampir sama.

Sama-sama anak dari CEO perusahaan besar di Korea Selatan.

Namun bedanya, Taehyung mendapat hadiah jabatan dari Sang Ayah untuk meneruskan perusahaan HYBE, sementara Jennie tidak mendapatkan kesempatan itu dari Yang Hyun-suk.

Dan itu membuatnya bertanya-tanya.

"Bagaimana soal saham? Apa dia mendapatkannya?"

Taehyung menarik nafas panjang. "Apa yang kupikirkan?! Dia tentu mendapatkannya."

Ia menutup map bening itu, lalu melemparnya jauh hingga ke tepi meja kerjanya.

Sambil menyungging seringai tipis, pandangannya lurus ke depan.

"Gangnam, Seoul. Hmmm aku harus menemukannya."

Taehyung meraih gagang telepon dan menekan beberapa tombol disana.

Tak lama, ia langsung terhubung dengan Namjoon selaku Direktur Informasi Internal.

"Nee, Tae?"

"Terimakasih atas informasi lengkapnya. Fee-nya akan kutransfer."

"Ah, itu bukan apa-apa. Aku senang membantu. Semoga gadis itu mau bertanggung jawab atas mobilmu."

"Nee. Dia memang harus membayar perbuatannya."

Taehyung menyungging seringai licik, siap dengan boneka barunya.
















***
















Seharian ini, Jennie harus memakai masker kesehatan selama berada luar.

Semalam, merupakan malam yang paling menyakitkan.

Kemarin sore sepulang kerja, ia sungguh terkejut melihat Kwon Jiyong berada di apartemennya, sengaja menunggu kepulangannya.

Pria itu marah besar karena Jennie mematikan ponselnya.

Alhasil, ia dilecehkan dan dihajar semalaman hingga membuat keningnya lebam dan bibirnya robek.

Lalu yang terakhir, Jennie disekap semalaman di kamarnya.

Sudah syukur Jiyong membolehkannya bekerja hari ini.

Itupun karena pria itu harus pergi syuting.

Lagi dan lagi, Jennie tidak mau ada satu orang pun tau tentang hal ini.

Tentang semua yang sudah ia alami selama belasan tau ini.

"Jen?"

Mendengar suara Sang Manager yang tengah memasuki ruangannya, Jennie mengerjap, memutus pikirannya itu.

"Nee?"

Hanbin terdiam sejenak melihat asistennya itu. "Oh? Ada apa? Kenapa kau menggunakan masker dan topi?"

Mendengar itu, Jennie sedikit resah. "Ya, aku flu, jadi.. aku pakai masker untuk keselamatan orang banyak."

"Dan.... Topinya?"

"Uhmmm fashion, Hanbin."

"Ah, arraseo."

Sang Manager meletakkan tumpukan kertas di mejanya.

"Ini daftar iklan dari beberapa artis HYBE Labels. Mereka meminta pemasaran Twice dan Itzy diutamakan. Ditambah Red Velvet sekarang, kurasa karena Leadernya merupakan kekasih CEO mereka, kau tau?"

Jennie menyeringai. "Nee.."

Hanbin tertawa geli. "Kau urus Red Velvet, aku bagian Twice dan Itzy. Dan jangan lupa artis-artisnya yang lain. Juga jangan lupakan artis YG Entertainment."

"Nee.. Arraseo."

"Semoga lekas sembuh, Jennie."

"Kamsahamnida.."

Jennie tersenyum tipis di balik maskernya menatap kepergian Sang Manager dari ruangannya.

Sesaat, ia menghela nafas panjang, memperhatikan seluruh kerjaannya.

Belum selesai distribusi merchandise beberapa artis, sudah ada tumpukan kerjaan lain.

Untungnya ia hanya bekerja di ruangan ber-AC dan kursi yang nyaman, tidak perlu terjun lapangan penjualan.

"Oke. Sebaiknya aku bekerja lebih keras untuk mengabaikan luka ini."

Jennie menghela nafas panjang, menurunkan sedikit maskernya untuk mengambil nafas dengan lancar.

Lalu dengan semangat empat-lima, ia mulai bekerja dengan giat.









"Aku akan mendistribusikan berbagai macam promosi dari Red Velvet setelah kalian beres dengan Merchandise Stray Kids."

Jennie berbicara di telepon sambil mencatat daftar promosi girl group naungan Hybe Labels itu.

"Nee, karena HYBE menuntut distribusi Red Velvet untuk didahulukan."

"..."

"Arraseo. Kamsahamnida."

Telepon ditutup, dan Asisten Manager itu langsung kembali berkutat dengan kertas-kertas dan layar komputernya.

"Hmm... Astro... Kapan mereka comeback.. Biar kulihat.."

Ia melirik layar laptop berulang kali, mencocokkan.

"Astaga. Mepet sekali."

Mendadak, pintu ruangannya dibuka dari luar dan langsung menampakkan dua sosok wanita yang tak lain adalah artis dari agensinya sendiri.

"Ehem!" Lee Ji Eun atau yang biasa dipanggil IU itu berdeham sambil menutup pintu.

Sementara Somi, temannya yang lain itu sudah berlari kecil menghampiri Jennie.

"Jennieeeee!"

"Yaaaa.... Kalian free schedule hari ini?"

"Nee! Menyenangkan bukan, akhirnya aku bisa bersama IU hari ini."

"Dia sebenarnya hampir kencan dengan Daniel, Jen. Tapi kucegah."

Jennie terbelalak mendengar itu. "Mwo? Somi-ah sudah kukatakan berulang kali..."

"Nee... Arraseo.. Kau sibuk?"

"Sangat."

"Jangan terkejut, Somi. Walaupun dia anak Papa, kau harus paham dia hanya Asisten Manager disini."

Jennie menatap kedua solois itu. "Ada apa? Ini masih jam 9."

"Jam 1 aku ada syuting. Jadi kuharap kita bisa makan siang bersama." Ucap Somi.

"Arraseo. Bagaimana kalau kita mengajak Lisa, Rose, dan Yeri? Mungkin Jisoo juga, kalau dia tidak sibuk."

"Tidak ada yang boleh sibuk di jam makan siang, Jennie-ah." IU yang menjawab. "Istirahat tetaplah istirahat."

"Arraseo... Kalau kalian mau, kalian bisa menjemput Jisoo Unnie. Biar aku menyusul Lisa dan Rose."

"Setuju." Jawab Somi cepat. "Sambil menunggu, aku akan ke mall bersama si I-Land ini."

"Oh astaga, aku iri sekali."

IU terkekeh pelan. "Berhentilah bekerja."

"Mianhae. Tapi itu tidak ada di kamus hidupku."

Somi memutar pandangannya, menatap kertas-kertas di meja temannya itu.

"Hm. Sebentar lagi aku comeback, Jennie. Dan aku tidak mau sampai diduakan oleh artis-artis Hybe. Utamakan aku!"

"Dan bulan depan aku rilis album baru." Ucap IU. "Tolong distribusikan secepatnya."

Jennie menyeringai. "Nee... Aku akan melempar daftar kalian di Hanbin saja."

Mendengar itu, kedua solois cantik dari YG Entertainment itu tertawa.

"Dia tega sekali."

"Jinjja... Omong-omong kenapa kau memakai masker?"

"Dan topi."

"Aku sedang terserang flu. Dan untuk topi ini.. just fashion."

"Apakah trend baru memakai topi di ruang kerja, Jennie-ah?" Somi menyipitkan mata.

"Tidak ada yang melarangku, Jeon Somi."

"Tentu saja. Ayo Somi, saatnya belanja."

IU menarik tangan sahabatnya itu, membuat Jennie akhirnya terbebaskan dari kecurigaan Somi.

"Kita pergi dulu, Jennie."

"Nee... Hati-hati."

Pintu ditutup, dan Jennie langsung menghela nafas lega.

Ia lanjut menyelesaikan kerjaannya yang menumpuk.

Telepon kantor yang berada di ruangannya berdering puluhan kali sedari tadi, membuatnya lebih kewalahan.

Jennie melepas sejenak maskernya karena gerah.

Ia menyentuh bibirnya yang terluka, meringis kesakitan.

"Astaga... Sebaiknya aku ke dokter setelah ini."

Mendadak, suara pintu dibuka membuat Jennie terkejut dan langsung memasang kembali masker kesehatannya.

Seorang gadis dengan rambut cokelat lurus memasuki ruangannya.

"Rose?"

Gadis bernama Rose itu tersenyum.

Ia merupakan Manager dari Manufaktur Merchandise.

"Aku membawa daftar merchandise Seventeen."

Jennie tersenyum lega, memperhatikan map bening dengan logo boy grup idol naungan Hybe itu.

"IU dan Somi mengajak kami makan siang. Kau harus ikut."

"Nee... Mereka sudah membuat keributan di ruangan Jisoo Unnie tadi."

"Mwo? Keributan apa?"

"Mamaksanya ikut makan siang."

Jennie terkekeh pelan. "Bukankah permintaan idol harus dituruti?"

"Nah! Somi mengatakan hal itu tadi. Kalimat favoritnya. Dia sudah membuat Jisoo gila, tidak memahami kami sedang sibuk luar biasa."

"Tapi dia benar, refreshing memang perlu, Rose.."

"Nee.. Arraseo.. Dan kenapa kau memakai masker? Tidak seperti biasanya."

"Terserang flu."

"Ahh berita lama. Baiklah, aku harus lanjut bekerja. Jangan lupakan makan siang."

"Nee..." Jennie melirik jam dinding. "Masih satu jam lagi."

Pintu ditutup, tepat ketika telepon berdering nyaring.

Asisten Manager bagian Distribusi dan Penjualan itu langsung mengangkatnya, bersiap dengan jurus kalimatnya seperti biasa.

"Anda mendapatkan peralihan panggilan dari Resepsionis YG Plus."

Itu bukan suara Jennie. Itu suara seorang wanita dari telepon.

"Siapa yang menelfonku lewat resepsionis? Tumben sekali."

Tak lama, suara bariton seorang pria menggema masuk di telinganya.

"Jennie Kim."

Jennie berdesir demi mendengar suara jantan itu, tanpa sadar jemari kakinya berkerut ke dalam.

"Nuguseyo?"

"Kuharap kau tidak melupakan kesalahanmu setelah mengotori mobilku 5 hari yang lalu."

Mendengar itu, Jennie terbelalak.

Ia menelan ludah dengan susah payah, baru teringat soal tong sampah yang tak sengaja ia tabrak hingga menumpahkan isinya ke mobil mewah berwarna putih itu.

"Kau.. kau pemilik mobil itu?"

"Nee."

"Darimana kau tau kalau aku pelakunya? Jangan sembarangan memfitnah, Ahjussi."

Suara geraman terdengar dari seberang, membuat Jennie terpaku sejenak.

"Harusnya kau cukup cerdas untuk mengira ada banyak CCTV di tiap mobil mewah, terutama dengan harga 500 juta won ke atas."

Gadis itu tidak bisa lagi berkata-kata.

Ia memijat pelipisnya. "Bodoh. Harusnya aku tau mobil semewah itu pasti dilengkapi CCTV di bagian luar dan dalam."

Jennie menarik nafas panjang. "Arraseo. Aku benar-benar minta maaf, aku akan meminta maaf langsung padamu. Apa kau bekerja disini? Siapa namamu, aku akan menghampiri ruanganmu."

Diluar dugaan.

Pria dengan suara bariton yang dalam dan berat itu tertawa kecil mendengar ucapannya, membuat Jennie kebingungan.

"Kau akan menghampiriku? Arraseo. Temui aku di Gaon Restaurant sekarang juga."

"Mwo? Kenapa harus di restoran? Dan ini bukan waktunya makan siang, siapa yang membolehkanmu keluar dari kantor sebelum...."

"Aku Kim Taehyung, Pimpinan Eksekutif Tertinggi dari HYBE Corporation."

Potong pria di seberang, membuat Jennie hampir menjatuhkan gagang teleponnya karena jantungnya nyaris berhenti berdetak.

"Omo... Dia.. dia Kim Taehyung? CEO HYBE yang menyebalkan itu? Dia.. dia pemilik mobil itu? Aku.. aku sudah mengotori mobilnya dan lari begitu saja?"

Gadis itu menggigil, mendadak kedinginan.

"Ngghh... Sajangnim.."

"Temui aku di Gaon Restaurant sekarang juga."

"Tapi..."

"Tidak ada penolakan, Jennie Kim. Atau kau akan tau akibatnya. Karena aku mengetahui letak ruang kerjamu, dan alamat apartemen beserta rumah orang tuamu."

Jennie menahan nafas. "Omo.. Apa itu benar? Ottoke..."

"Sebaiknya kau temui aku sekarang juga."

Telfon diputus, dan gagal telepon kantor milik Asisten Manager langsung terjatuh begitu saja dari genggaman.

Jennie merebahkan tubuhnya di sandaran kursi dengan kaku, seperti robot.

"Apa yang harus kulakukan? Omo... Pantas saja mobil itu tidak pernah ada di parkiran kantor. Ternyata milik...."

Ia membelalakkan mata, lalu mengernyit dalam.

"Dan bagaimana dia bisa tau alamat apartemenku? Dan alamat rumah ibuku? Omo... Ternyata benar kata orang-orang. Dia pria yang sangat berbahaya."

"Oh ottoke..."

Jennie menutup wajahnya dengan kedua tangan. Pikirannya penuh.

Ia merengek ketakutan. "Oh, Appa.. Anakmu dalam masalah."

Dengan tekat yang kuat, Asisten Manager itu meraih tas ransel kecilnya dari sofa dan beranjak keluar.

Ia menuju ke ruang kerja Hanbin.

"Hanbin? Aku izin keluar, ada keperluan."

Manager itu mengangkat wajahnya untuk menatap Sang Asisten. "Ah, nee.. Arraseo."

Jennie tersenyum kaku, berjalan masuk ke dalam lift untuk turun ke lantai utama.

Ia melewati resepsionis, yang langsung dihadang oleh Yeri dengan tatapan cemas.

"Jennie! CEO HYBE menelfon dan ingin berbicara denganmu."

"Nee, aku sudah menerimanya."

"Oh, gwenchana?"

"Nee, Yeri. Tenang saja.."

"Oh bagaimana aku bisa tenang, Jennie-ah. Dia itu orang yang sangat berbahaya, dan sekarang kau tengah berurusan dengannya!"

Jennie menghela nafas panjang. Ia tau, dan sekarang ia sudah berkeringat dingin.

"Aniya... Aku baik-baik saja. Kau tenang saja.. Aku pergi dulu."

Ia berjalan menjauh keluar dari area lobi utama.

"Mau kemana kau?" Seru Yeri.

"Menemuinya."

"MWO?!!!!"




















Seorang pria dengan jas merah menyala kembali menyeruput Baekseju sambil melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Hm. Dia terlambat 30 menit."

Ia kembali bersandar di sofa yang sudah ia pesan satu jam sebelumnya.

Untuk seorang Kim Taehyung, pertemuan abal-abal seperti ini saja harus direncanakan matang-matang.

Ia sengaja memilih Gaon sebagai tempat pertemuannya dengan Jennie Kim.

Karena restoran itu berwilayah di Gangnam, cukup dekat dengan apartemen milik gadis yang sudah mengotori mobil mewahnya itu.



Dan yang sedang ditunggu, baru saja turun dari taksi.

"Kamsahamnida.."

Dengan gugup, Jennie berjalan memasuki Gaon Restaurant, memutar pandangannya mencari CEO muda itu.

Dan seketika, ia tertegun.

Bagaimana mungkin ia tidak melihatnya jika Taehyung mengenakan jas semerah darah.

Dengan langkah berat, Jennie berjalan menghampiri satu dari sepuluh pria terkaya di dunia.

Jantungnya nyaris berhenti berdetak melihat tatapan tajam yang langsung tertuju lurus padanya.

Dengan patah-patah, Jennie membungkuk dalam-dalam.

"Duduk." Perintah CEO HYBE itu dingin.

Gadis itu mengambil duduk di hadapan Taehyung dengan merinding, meremas jemarinya yang basah karena keringat dingin.

Pemilik mutlak HYBE Corporation itu menyapu pandangannya menatap gadis di hadapannya itu.

Berbeda ketika ia mendatangi kantor YG Plus, kali ini pakaian Jennie lebih tertutup.

Dan benar-benar tertutup.

Taehyung menyipitkan matanya melihat masker dan topi yang digunakan gadis itu, hingga hanya memperlihatkan sepasang matanya saja.

"Kau sudah membuat seorang CEO menunggu." Ucapnya ketus.

Jennie gelagapan, menunduk dalam-dalam. "Mianhae. Eoh... Jalanan macat."

"Alasan yang bagus. Lain kali aku menyuruh seorang sopir yang akan menjemputmu."

"Eoh? Aniya.. Tidak perlu, Sajangnim. Terimakasih. Maafkan aku."

Taehyung menatap tajam gadis yang tetap menunduk itu.

"Apa kau tidak bertanya bagaimana kabar mobilku?"

Mendengar itu, Jennie gelagapan. "Uhmm.. Mian.. Jinjja mianhae.. Aku tidak tau, aku benar-benar tidak tau."

"Harusnya kau bertanggung jawab, tidak peduli mobil milik siapapun itu, Jennie Kim.. Kau sudah mengotorinya, bahkan kau sudah membuatnya bau! Apa kau tidak melihat kalau mobil bermerk Lamborghini itu berwarna putih?!!!"

Bentakan dari seorang Kim Taehyung sudah berhasil membuat anak tiri dari Yang Hyun-suk itu mengkerut ketakutan.

Hampir saja Jennie menangis. Tapi ia tahan. Ia tidak boleh menangis di hadapan seorang pria, atau mereka akan merendahkannya.

Tapi pria di hadapannya ini sudah membuatnya nyalinya semakin kecil secara otomatis.

"Mian.."

"Apa kira-kira kau bisa mengganti rugi mobilku?"

Mendengar itu, Jennie langsung mendongakkan kepala.

Dan baru sedetik menatap kilatan tajam dari tatapan Taehyung, ia kembali menunduk takut.

"Aku.. aku tidak sanggup, Sajangnim."

"Apa gajimu sebagai Asisten Manager di YG Plus tidak memadai untuk mengganti rugi?"

Jennie memejamkan mata. "Tidak... Maafkan aku, aku sungguh tidak sanggup. Tolong ampuni aku..."

Taehyung terdiam sejenak. "Apa dia sungguh tidak mampu? Bukankah ayah tirinya juga seorang miliarder? Apa dia tidak mendapatkan harta dari Yang Hyun-suk?"

"Lalu bagaimana caramu menggantinya hm?"

Tak ada jawaban.

"Dengarkan aku, Jennie Kim. Untuk mobilnya, aku sudah membeli lagi."

Jennie terkejut mendengar itu. "Astaga... Hanya kotor. Semua orang bisa membersihkannya. Tapi dia malah membeli lagi?!"

"Aku bahkan bisa membelinya ribuan kali." Lanjut Taehyung. "Tapi perihal sikapmu yang tidak bertanggung jawab... Kau harus benar-benar membayar untuk itu."

Tetap tak ada jawaban, dan itu membuatnya semakin gusar.

"Hey, Jennie Kim! Apa kau tertidur? Apa kau pura-pura pingsan ha? Jawab aku!"

"N..nee... Sajangnim.." Jawab Jennie gelagapan.

"Kenapa kau diam saja ha?! Dan kenapa kau menutupi dirimu seperti itu?! Dasar tak tau sopan santun!"

Gadis itu meremas jemarinya resah, mendengar semua amarah dari pria di hadapannya.

"Buka masker dan topimu!"

"M..mwo? Tidak.. Sajangnim..."

"Berbicara dengan orang sambil memakai masker dan topi itu tidak sopan, Jennie Kim. Apa kau tidak pernah belajar soal itu ha?!"

Jennie menelan ludah, tidak berani membuka suara.

"Apa kau tidak tau sedang berhadapan dengan siapa..." Desis Taehyung, membuat gadis itu merinding ketakutan.

"Lepas masker dan topimu itu!"

"Aniya..."

"Aku perintahkan kau untuk melepasnya, Jennie Kim!!"

Cukup sudah. Jennie terisak, tidak bisa menahan tangisnya.

Ia menggeleng perlahan, membuat CEO HYBE itu semakin gusar.

"Jangan membuatku marah, Jennie Kim... Atau aku yang akan membukanya sendiri!"

"Tidak... Jangan lakukan.. Kumohon.."

Taehyung semakin menatap tajam ketika gadis itu menangis terisak, tanpa mau melepas masker dan topinya.

Dengan cepat ia beranjak dari duduknya dan langsung menghampiri Jennie untuk melepas paksa kedua atribut itu.

Gadis itu bergeser mundur dengan takut-takut, hingga tubuhnya berhenti menatap dinding pembatas restoran.

Ia tidak bisa lagi bergerak kemana-mana.

Jennie melindungi bagian wajahnya dengan kedua tangan, berusaha mencegah pria itu untuk melepas paksa topi dan maskernya.

Tapi tentu saja, usaha itu sungguh sia-sia, karena ia tidak tau tengah berurusan dengan siapa.

Dengan kasar Taehyung melepas topi itu dari kepala si gadis, dan melemparnya ke sembarang arah.

Jennie semakin menangis kencang. "Aniya... Hajima, jebal.."

Tapi pria itu tidak peduli, tentu saja.

Dengan tanpa perasaan, Taehyung menarik masker putih dari wajah gadis itu.

Dan seketika ia terbelalak melihat apa yang Jennie sembunyikan.

"Omo.."

Continue Reading

You'll Also Like

422K 45K 53
[END] [M] Bagaimana dengan Obsesi Taehyung pada gadis berumur 19 tahun, bernama Kim Jisoo? Apa yang membuat Taehyung begitu, tertarik akan Jisoo untu...
EX-HUSBAND By L

Fanfiction

83.9K 6K 29
Bos kantormu adalah mantan suamimu? Ini tentang Lisa yang sudah melupakan masa lalunya tapi entah kenapa semenjak bertemu dengan jungkook masa lalu i...
6M 315K 73
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
496 63 5
"Is it better to destroy others to heal yourself??", kalimat yang dalam beberapa tahun terakhir berputar di benaknya. Dirinya memang bukan orang baik...