Sweet 25

By hellothenana

129K 9.5K 2.3K

Ada tiga hal yang sangat Tata benci di dunia ini. Yang pertama Lavender-mantannya, yang kedua corona, dan yan... More

Sweet 25 | Prolog
Sweet 25 | Bagian 1
Sweet 25 | Bagian 2
Sweet 25 | Bagian 3
Sweet 25 | Bagian 4
Sweet 25 | Bagian 5
Sweet 25 | Bagian 6
Sweet 25 | Bagian 7
Sweet 25 | Bagian 8
Sweet 25 | Bagian 9
Sweet 25 | Bagian 10
Sweet 25 | Bagian 11
Sweet 25 | Bagian 12
Sweet 25 | Bagian 13
Sweet 25 | Bagian 14
Sweet 25 | Bagian 15
Sweet 25 | Bagian 16
Sweet 25 | Bagian 17
Sweet 25 | Bagian 18
Sweet 25 | Bagian 19
Sweet 25 | Bagian 20
Sweet 25 | Bagian 22
Sweet 25 | Bagian 23
Sweet 25 | Bagian 24
Sweet 25 | Bagian 25
Sweet 25 | Bagian 26
Sweet 25 | Bagian 27
Sweet 25 | Bagian 28
Sweet 25 | Bagian 29
Sweet 25 | Bagian 30
Sweet 25 | Bagian 31
Sweet 25 | Bagian 32
Sweet 25 | Bagian 33
Sweet 25 | Bagian 34
Sweet 25 | Bagian 35
Sweet 25 | Bagian 00
Sweet 25 | Bagian 36
Sweet 25 | Bagian 37
Sweet 25 | Bagian 38
Sweet 25 | Bagian 39
Sweet 25 | Bagian 40
Sweet 25 | Bagian 00
Sweet 25 | Bagian 41
Sweet 25 | Bagian 42
Sweet 25 | Bagian 43
Sweet 25 | Bagian 44
Sweet 25 | Bagian 45
Sweet 25 | Bagian 46
Sweet 25 | Bagian 00
Sweet 25 | Bagian 47
Sweet 25 | Bagian 48
Sweet 25 | Bagian 49
Sweet 25 | Bagian 50
Sweet 25 | Bagian 51
Sweet 25 | Bagian 52
Sweet 25 | Bagian 53
Sweet 25 | Bagian 54
Sweet 25 | Bagian 55

Sweet 25 | Bagian 21

1.5K 127 9
By hellothenana

Now Playing | Roxette - Listen to Your Heart

What ever you wanna do. That should come from the bottom of your heart.

- Anonim -

——

Bagian 21 | Petuah Daddy

***


Akhirnya, setelah dua hari mendekam di kamar Tata keluar juga. Sebenarnya masih enggan untuk keluar, tapi, rasa lapar menggerogoti perutnya dengan sangat kuat. Dua hari terakhir Tata hanya memakan snack-snack yang ada di mini pantrynya saja. Itupun hanya snack seperti, ciki dan keripik-keripikan. Bukan snack seperti snack bar ataupun wafer dan roti-rotian yang mengenyangkan. Sungguh, Tata sangat rindu pada nasi. Ingatkan, meski memiliki darah bule dan pernah lama tinggal di luar negeri Tata tetap lahir di Indonesia. Nasi tetap makanan pokoknya. Tanpa nasi, hidupnya terasa hampa. Mungkin, seperti istilah, sayur tanpa garam.

Ting!

Pintu lift terbuka. Tata keluar dan berjalan menuju meja makan. Demi Tuhan, ia benar-benar merasa seperti selebriti papan atas saat semua orang yang ada di meja makan memusatkan atensi kepadanya. Seperti slogan Miss Indonesia, semua mata tertuju padamu. Harusnya, tadi ia mengenakan kacamata hitam dan menggerai rambutnya.

"Ekhem!"

Dehemanan dari Tata membuat semua orang tersadar dan kembali ke dunia nyata. Padahal sebenarnya, tujuan Tata berdehem bukan itu. Tapi, untuk menghilangkan rasa kikuk yang dideritanya.

"Ya, Tuhan! Anak gadis Mommy!" Anne langsung bereaksi heboh saat Tata menarik kursi di depannya.

Tata diam saja. Ia terlalu malas untuk menanggapi kehebohan Mommy-nya.

"Are you okay?" Tanya Marco membuka percakapan.

"Karena bilang i'm okay itu percuma. So, i'm not okay. But, today i'm better," balas Tata.

"Syukurlah." Marco beranjak dari duduknya kemudian mengusap kepala putrinya halus.

"Makan, Kak!" Anne memberikan piring berisi nasi dan lauk pauk pada Tata.

"Thank you, Mom."

Selanjutnya hanya ada suara dentingan sedok dan garpu yang beradu dengan piring. Mereka makan dengan tenang. Mengikuti peraturan yang sudah ada.

"Gimana?" Tanya Marco pada Tata setelah menyesap tegukan terakhir kopinya.

Tata meraih gelas berisi air putih di depannya lalu meneguknya hingga isinya tersisa setengah sebelum kemudian menjawab, "hidup harus tetap berjalan mau bagaimanapun keadaannya, Dad."

"Apa yang akan kamu lakukan?" Tanya Marco lagi.

"Tetap. Aku akan tetap melanjutkan Colorè," jawab Tata dengan tegas.

"Kamu akan tetap meneruskan renovasi ruang bawah tanah?" Anne ikut menimpali.

"Eeem ... Yes! Kalau di butik masih ada saham Reveninna, aku nggak enak," jawab Tata.

Daniell ikut bertanya, "bukannya butik itu punya, lo?"

"Emang punya gue. Tapi ada saham Reve disitu," jelas Tata.

"Berapa persen sih saham, dia?" Tanya Daniell sambil menyuapkan sendok terakhir dari makan siangnya hari ini.

"Sepuluh persen."

"What? Only sepuluh persen?" Kaget Daniell. "Lagaknya kaya penguasa padahal-" Daniell tidak bisa melanjutkan ucapnya.

"Cukup Daniell! Daddy nggak pernah mengajarkan kamu untuk seperti itu." Peringat Marco dengan nada tegas.

"Sepuluh persen itu banyak. Kamu, belum tentu punya saham sepuluh persen dengan hasil kerja kerasmu sendiri," lanjutnya.

Daniell menunduk. "I'm sorry, Dad."

"Jangan diulangi!" Tegas Marco

"Okay?" lanjutnya sambil menepuk pundak Daniell yang duduk disebelahnya.

"Iya, Dad."

"Kamu serius mau buat kantor baru?" Tanya Anne memastikan.

"Serius, Mom!"

"Padahal kamu bisa pakai butik loh, Kak. Maksudnya, itu kan butik kamu. Perihal saham Reveninna, Mommy pikir itu bukan masalah. Lagian, pemegang saham terbesar di butikmu itu kamu dan Arash," jelas Anne.

"I know, Mom. Tapi, ada masalah lain yang lebih besar," balas Tata.

"Apa?" Tanya Anne penasaran.

"Corona," jawab Tata.

"Bukannya sekarang masih psbb?" Lanjutnya.

"YA AMPUN CORONA!" Teriak Anne, Marco dan Daniell bersamaan.

Tata hanya membalas dengan tawa sumbang yang terdengar begitu menyedihkan. "Ha-ha."

"Satu hal yang harus kamu ingat, Kak. What ever you wanna do, that should come from the bottom of your heart. Okay?"

"Okay, Dad! I will."

"By the way, thank you and love you!" Tambah Tata.

"My pleasure and love you too babygirl."

"Okay, jadi kapan mau mulai?" Tanya Anne memecah keharuan.

"Now!" Ucap Tata lantang.

"Fighting!" Marco memberi semangat pada Tata, Si anak gadis kesayangannya. Kesayangan soalnya, Daniell kan bukan gadis.

"Anyways, Mommy merestui kalau misal Daniell mau kamu jadiin model."

Sepertinya membuat Daniell kesal bukan suatu hal yang buruk, pikir Tata dalam hati. "Of course, Mom! Daniell harus mau jadi wajah untuk Colorè. Siapa tahu nanti ada agensi model yang tertarik terus nawarin Daniell buat gabung,” ujarnya.

"Sembarangan. Ogah! Kagak mau gue ikut begitu-begituan!" Tolak Daniell mentah-mentah.

"Harus mau! Ini-perintah!" Titah Anne dengan menekan ucapannya.

"Mom..." Rengek Daniell.

Sebenarnya percuma, mau Daniell nangis guling-guling di lumpur kaya anak kecil yang nggak dibolehin beli es krim sama mamanya sekalipun, tetap nggak akan pernah bisa melunturkan titah Kanjeng Ratu Nyai Roro Anne Ananta Wong. Titah Anne adalah mutlak. Tidak bisa diganggu gugat.

"Udah-udah, lebih baik sekarang kita makan. Kasihan cacing-cacing di perut Tata, dari kemarin belum dikasih makan," ujar Marco menengahi.

"Daddy..." Rengek Tata tak terima.

Hal itu memicu tawa semua penghuni meja makan termasuk Mbok Surti yang sedang menyajikan ayam kecap–makanan favorit Tata.

"Hahaha..."

***

Tbc–

Hi, Poppins! Happy weekend!

Sebenarnya, weekend nggak weekend rasanya sama aja, ya nggak sih? Iya, kan? Iya, dong! Maksa nih, wkwk.

Tolong beri dukungan untuk cerita ini dengan cara vote dan komen. Kalau mau share juga boleh. Boleh banget malah. Silakan di share ke sosial media, teman, sahabat, keluarga, tetangga dan siapapun.

Sampai jumpa selanjutnya!

Continue Reading

You'll Also Like

189K 7.7K 27
Apa yang kamu lakukan ketika suamimu masih mencintai mantan kekasihnya? khusus pembaca dewasa dan mengandung plot twist. tokoh akan tegas pada waktu...
440K 899 14
WARNING!!! Cerita ini akan berisi penuh dengan adegan panas berupa oneshoot, twoshoot atau bahkan lebih. Untuk yang merasa belum cukup umur, dimohon...
240K 9.8K 31
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
1.2M 106K 25
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...