Unspoken Feeling

By dheamtrd

2.2K 1K 1.8K

[Completed] ✔️ "Mulut lo menye-menye terus, kaya buaya," omel Lia. "Ya namanya juga cowok. Terus kalau gue ga... More

Heyyo!
Prolog
01 - Nyebelin
03 - TOD
04 - Pangeran
05 - Curhat
06 - Waiting
07 - Kulit Badak
08 - Seni Budaya
09 - Hotspot
10 - Nanda
11 - Cerita
12 - Kecium Basket
13 - Gambar
14 - Ayo
15 - Pemaksaan
16 - Tanda Maaf
17 - Nonton
18 - Cerewet
19 - Piket
20 - Bulu Tangkis
21 - Drama?
22 - Her first boyfriend?
23 - About him
24 - Ambil nilai lagi
25 - Mayat hidup
26 - Pak Gokil
27 - Rumah Lia
28 - First kiss?
29 - Ibu Lia
30 - Latihan
31 - Hari H
32 - Makasi, AP
33 - Random gurl
34 - Lia's story
35 - Younghoon?
36 - COTY
37 - Just kidding
38 - Awkward
39 - Terjebak
40 - Nanda vs Dewa
41 - Alika
42 - Dia
43 - Be friend?
44 - Perkara surat
45 - Dita & F
46 - Habis ci--
47 - Pacaran?
48 - Mau selingkuh
49 - Taruhan
50 - Sayang
Epilog
Flashback: Our 1st meet

02 - Setan

89 47 32
By dheamtrd

Tak, lo di kelas?|


Lia bosan. Ia masih tak tahu harus dengan siapa. Dita pergi dengan teman lama nya. Sedangkan Rani dan Tiara sedang ekstra.

Sekarang hari sabtu. Hari dimana tak ada pelajaran, namun full dengan kegiatan ekstra. Sedangkan Lia hanya mengikuti 1 ekstra kulikuler minat dan 1 wajib. Yang minat pun ia jarang datang, karena ia sudah kelas 12 dan tak memerlukannya.

Satu-satunya jalan adalah keluar bersama Puspita, sesama manusia gabut.

|Gue di kelas. Gabut?

|Keluar yok😭

Ah, Puspita ini memang pengertian.

Yok gaz|

Tunggu di depan kelas lo|

Puspita adalah salah satu teman dekat lamanya. Kini ia masuk di kelas XII IPA 4. Bersebelahan dengannya. Makanya ia masih sering bertemu dengan Puspita. Namun ia juga masih ga enak kalau langsung nyerobot ke kelas orang.

Sebenarnya Lia masih memiliki 2 orang teman dekat lagi, Santi dan Anindya. Dulu mereka berempat adalah satu kesatuan yang tak bisa terpisahkan. Apabila salah satu dari mereka ke kantin, semua juga pergi ke kantin. Tapi kini mereka terpisahkan oleh kelas. Santi dan Anindya berada di kelas XII IPA 1.

Lia langsung mengunci layar HP-nya, dan bergegas menuju luar pintu kelasnya. Ia menoleh ke kanan kiri, dan akhirnya menemukan Puspita di depan kelasnya. Dan mereka sama-sama sedang mencari satu sama lain.

"Duh, bosen tau," rengeknya pada Lia. Sedangkan Lia hanya terkekeh. "Ya sama, gue juga."

Ia dan Lia sama-sama bosan karena mereka berada di ekstra yang sama. Jadi, ya begitulah.

"Eh lo uda kenal dia ga si? Kenalin, dia Sanis," ujar Puspita sambil memperkenalkan teman disebelahnya itu.

"Ah, hai, aku Avrilia. Panggil Lia aja," sapa Lia ramah dan mengajak Sanis menjabat tangan.

Sanis pun membalas jabatan tangan Lia dan tersenyum.

"Kantin yuk," ajak Puspita lalu dibalas anggukan oleh Lia dan Sanis.

Padahal Lia dan Sanis baru bertemu beberapa jam yang lalu, tapi mereka sudah cukup dekat. Sudah terlihat seperti teman dekat.

"Li, lo gamau masuk ke kelas gue?" Lia menggeleng keras. "Gue gaenak masuk kelas orang."

"Aish, santai aja kali. Di kelas gue sepi."

"Bener kata Puspita, dikelas kita paling cuma ada beberapa orang. Terus sibuk sendiri."

Lia tetap menggeleng. "Justru itu. Kalo sepi bahaya, nanti ada setan."

Puspita langsung menoyor kepala Lia. Sedangkan yang ditoyor itu hanya cengengesan.

"Yaudah kalau gamau, lo tunggu disini dulu. Gue mau ambil air." Lia mengangguk mendengar itu. Dan ia hanya duduk sendiri di depan kelas. Karena Puspita dan Sanis sedang mengambil air.

"Li, sini deh bentar," panggil Puspita dari jendela kelasnya. Lia pun menghampiri Puspita ke jendela. "Kenapa?"

"Masuk bentar, gue mau nanya tugas."

"Hah? Lo bisa-bisanya buat tugas sekarang?!" Heran, Lia tak habis pikir.

"Hehe, gue baru inget ada tugas."

Mau tak mau, Lia masuk ke kelas XII IPA 4. Ternyata ada cukup banyak teman kelasnya berada di kelas XII IPA 4. Wow, Lia baru tahu.

"Bantuin jawab ini."

Lia langsung membantu Puspita untuk menjawab tugasnya. Untung saja Lia mengerti.

"Gue heran banget, kenapa sih kita disuruh ngitung jarak antara murid sama tiang bendera? Penting banget gitu?" omel Puspita sambil menggeleng melihat tugasnya itu.

"Ho'oh, gue juga bingung. Disuruh ngitung tanggal juga. Apa susahnya sih liat di kalender?" balas Lia.

Sedangkan Sanis hanya terkekeh mendengar semua omelan dari temannya itu. Ia memang lebih kalem dari yang lainnya. Tapi, tak sekalem itu.

"Tak, gue keluar ya, udah mau bel," ujar Lia dan mendapat anggukan dari Puspita.

"Huh, feel disana beda banget." Ia pun memasuki kelasnya yang berada disamping kelas Puspita. Enaknya tetanggaan.

Berasa ngunjungin pacar tetanggaan, 5 langkah dari rumah. Kiw.

Tapi sayang sekali, ia tak memiliki pacar.

"Dari mana?"

Lia terperanjak kaget mendengar suara yang tiba-tiba. Padahal ia baru saja mendudukkan badannya. Ah, ternyata Dewa.

"Kelas temen," jawab Lia singkat. Sedangkan Dewa hanya mengangguk mendengarnya.

"Ha? Gitu doang? Terus guna nya dia nanya apaan anjir? Gue makan juga dia," batin Lia.

"AP, lo abis dari IPA 4?"

Awalnya Lia ingin menjawab dengan jujur, namun melihat raut wajah Prasetya yang sedikit berbeda, ia urungkan. Sedikit aja, gapapa.

"Engga. Kenapa, Set?"

Terlihat Prasetya membulatkan matanya dan membuka mulutnya lebar. "SERIUS LO?"

Lia hanya menaikkan alisnya dan menampilkan wajah terkejut, "Emang kenapa?"

"Berarti tadi yang gue liat setan dong??!" Lia mengernyitkan dahinya, "Maksud lo?"

"Tadi gue ke IPA 4, terus liat ada orang mirip kek lo persis."

"Ah, berarti iya tadi lo ketemu setan. Gue kan dari tadi disini."

"Jailin Prasetya nih emang asik banget," batin Lia sambil menahan tawanya.

"Apasih AP, orang tadi dia ke IPA 4, Set."

"DEWA KAMPRET!" seru Lia dalam hati sambil menatap tajam pria itu. Sedangkan pria yang ditatap tajam itu hanya menahan tawanya.

Sungguh, pria macam apa dia ini? Ingin sekali Lia mendorong pria ini ke tengah sawah dan menceburkannya ke dalam lumpur.

"Ah gue kesel banget sama AP," seru Prasetya sambil menidurkan dirinya ke kursi. Sedangkan Lia hanya tertawa terbahak-bahak. Menyenangkan sekali rasanya menjahili temannya itu.

"Jangan ketawa ngakak, nanti kotak tertawanya menciut."

Lia yang tadinya tertawa, langsung diam. Sebenarnya dia juga mau ngakak karena mendengar ucapan Dewa, tapi ia batalkan karena ia sedang kesal dengannya.

"Humor lo receh banget, ga lucu yeu, wle," ledek Lia lalu mengalihkan fokusnya pada HP nya.

"Ga lucu, tapi nahan ngakak," gumam Dewa saat melihat Lia yang berusaha menahan tawanya sambil melihat HP. Padahal Lia hanya menggeser-geserkan layar menu. Tak mungkin kan Lia tertawa ngakak hanya karena menggeserkan layar menu?

Kalaupun iya, humor Lia bener-bener anjlok. Pikir Dewa.

"AP?"

"Hm, Rani? Kenapa?"

"Lo ketawa ngakak kenapa sih?"

Lia yang mendengar itu berusaha menetralkan tawanya. Sebisa mungkin. Walau ia tahu ini susah.

"Ha? Gak, gapapa. Tadi ada yang lucu di HP gue," jawab Lia seadanya. Lebih tepatnya berbohong. Masa iya dia ngaku tertawa karena ucapan Dewa? Gengsi.

"Geser-geserin layar menu lucu ya ternyata," gumam Dewa yang tentu masih bisa di dengar oleh Lia dan Rani.

"Geser-geserin layar menu?" Rani tak mengerti semua ini. Kenapa Dewa bicara seperti itu?

Sedangkan Lia hanya memelototkan matanya pada Dewa. Pria ini, benar-benar tak bisa dibiarkan.

"Bacot." Hanya itu yang bisa Lia katakan pada pria disampingnya itu. Benar-benar menyebalkan menurutnya. Selalu saja.

"Kalian kenapa sih?" Lia hanya menggelengkan kepalanya atas pertanyaan Rani. "Ga ada apa-apa. Everything is fine."

"Fine, fine... Dari Hongkong," sambung Lia dalam hati.

ㅡㅡㅡ

-to be continued-

Thank you, see you!💖

Continue Reading

You'll Also Like

1M 15.3K 27
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
868 175 11
Nathan 💕💕 Aku mau kita putus! |
7M 293K 59
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
20.5K 4.1K 60
Karena sebuah mimpi aneh yang memperlihatkan beberapa kepingan hidup seorang gadis yang sama sekali tak dikenalnya, Putra terpaksa harus menjalankan...