39. Menghilang?

443 29 0
                                    

Gadis berkemeja putih dengan jeans hitam panjang itu berjalan disepanjang koridor kampus. Tadi saat ia masih dikelas, teman-temannya mengirim chat yang isinya agar menemui mereka dikantin. Alhasil sekarang gadis itu sedang mencari keberadaan teman-temannya itu.

"Vela, sini" Febby melambaikan tangan bermaksud agar Vela menghampirinya.

Langsung saja Vela berjalan cepat kearah Febby dan satu orang lainnya yang berada dimeja itu.

"Lama amat si, lo" ujar Febby ketika Vela sudah duduk disebelah Nisa–teman baru mereka dikampus.

"Tadi ada urusan sama dosen sebentar" jawab Vela. Febby mengangguk paham.

"Pesen makan yuk, gue udah laper ini" ujar Nisa.

"Lagian daritadi bukannya pesen makanan dulu" kata Vela.

"Kan kita nungguin lo bambang! Kurang solid apa coba kita sebagai temen lo?" kata Nisa ngeggas. Memang Nisa ini tipe cewek suka ngeggas, apalagi kalau sudah laper, bertambah galaknya. Namun dibalik sifat itu, ia orang yang perhatian dan humoris.

"Yeee si-mbaknya ngeggas mulu, santuy napa" kata Vela terkekeh. "Yaudah biar gue pesenin aja biar cepet. Lo pada mau makan apaan?" ujar Febby membuat perdebatan singkat itu terpotong.

"Lagi pengen bakso"

"Gue juga"

"Yaudah samain aja semuanya" kata Febby lalu gadis itu pergi untuk memesan makanan.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya pesanan mereka datang. Ketiga cewek itu langsung menyantap bakso masing-masing, apalagi Nisa yang katanya sudah lapar banget, gadis itu terlihat yang paling lahap memakan baksonya, seperti tidak makan selama tiga hari.

Di tengah acara makan-makan yang belum selesai, tiba-tiba saja mereka dikejutkan oleh kedatangan Sam yang langsung duduk disebelah kanan Febby lalu merangkul gadis itu.

"Kok kamu disini? Bukannya sebentar lagi ada kelas?" tanya Febby keheranan menatap pacarnya itu.

"Emang kenapa? Ga boleh datengin pacar sendiri? Lagian aku masuknya masih sepuluh menitan lagi jadi tenang aja" kata Sam sambil mencubit pipi Febby yang menggembung akibat memakan bakso.

"Plis deh kalo mau uwu-uwuan nanti aja. Bikin gue mau muntah tau" kata Nisa galak, tapi maksud gadis itu hanya bercanda.

"Ye bilang aje lu sirik. Jomblo diem aja deh" kata Sam meledek.

"Biarin jomblo yang penting bahagia" ujar Nisa membela diri.

"Diem deh jangan pada berisik, gue lagi makan nih" ujar Vela kesal karena mendengar perdebatan tidak bermutu itu.

"Sensi amat yang ditinggal minggat doi" kata Sam lalu terkekeh membuat Vela menatap Sam tajam.

"Diem ga usah mancing-mancing lo Sam" sunggut Vela.

"Kamu diem deh. Ga tau apa Vela sensitif banget kalo udah bahas si Revan" ucap Febby sambil menabok pelan lengan pacarnya.

"Emang dia belum ngasih kabar apapun gitu sama lo?" ujar Sam kepo.

Vela diam saja yang membuat Sam, Febby dan Nisa tau jawabannya. "Kalo lo masih digituin mending cari cowok lain aja, Vel. Jangan nungguin orang yang ga pasti" ucap Nisa memberi saran.

Vela menoleh cepat kearah Nisa, "Ga akan. Dia pasti bakal balik kok. Gue.. percaya sama dia" ujar Vela namun melemah diakhir. Sebenarnya ada rasa tidak yakin pada dirinya, namun sebisa mungkin Vela harus yakin. Ia percaya pada Revan dan janji-nya.

"Segitu percayanya lo sama dia? Bahkan dia sama sekali ga ngasih kabar ke lo hampir 3 tahun.  Masih percaya lo sama dia?" kata Nisa jengah. Nisa sudah sangat mengenal Vela mengingat ia sudah bersama sejak masuk dikampus.

[✔] My Only One Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang