10. Pasar malam

791 57 3
                                    


Cowok kejam:

Gue jemput lo jam 8.

Iya.

Begitulah pesan yang dikirimkan Revan untuk Vela. Vela menatap jam kecil yang berada di atas meja belajarnya. Jam baru menunjukkan pukul  19.30. Masih ada waktu 30 menit lagi untuk bersiap-siap.

Vela turun dari ranjang kasurnya dan berjalan menuju lemari pakaiannya. Ia memilih baju yang akan dipakainya nanti. Tentunya baju yang sopan dan tidak terlalu berlebihan.

Setelah selesai berganti pakaian, Vela duduk diatas meja riasnya. Ia memoleskan bedak dan liptint tipis. Ia memang tidak suka berdandan yang terlalu menor dan mencolok.

Setelah siap dengan penampilannya, ia menunggu Revan menjemputnya di teras rumah. Ia duduk disalah satu kursi yang ada di teras rumah Vela. Setelah 5 menit menunggu, akhirnya cowok yang ditunggu pun datang dengan motor besarnya.

Vela membuka pintu pagar rumahnya dan jalan kearah Revan dengan senyum yang terpancar diwajahnya. Revan yang melihatnya pun sedikit terpana dengan penampilan Vela. Hari ini Vela memakai atasan navy lengan panjang dengan bawahan celana jeans hitam panjang. Rambutnya sengaja digerai sehingga lebih terlihat anggun dimata Revan.

Revan sudah siap dengan baju putih polos yang dilapisi jaket bomber berwarna hijau army dan celana panjang hitam. Rambut yang tertata rapi dan tidak lupa dengan jam tangan yang melingkar dipergelangan tangan kirinya. Dimata Vela penampilan Revan malam ini sangat tampan.

"Naik ke motor gue, kita berangkat sekarang" ucapan Revan barusan membuat Vela sadar dari lamunannya dan berhenti menatap Revan.

"I-ya" sahut Vela dengan terbata. Ia segera menaiki motor Revan dan duduk di belakang cowok jangkung itu. Aroma khas Revan mulai tercium oleh indra penciuman Vela, dan itu membuat Vela betah berlama-lama didekat Revan.

Setelah beberapa menit motor membelah jalan raya akhirnya motor Revan berhenti.

"Inikan pasar malem?" tanya Vela dengan raut bahagia.

"Siapa bilang pasar pagi?" ucapan Revan barusan membuat Vela sedikit kesal.

Keduanya berjalan bersisian masuk menuju pasar malam yang ramai. Vela berjalan dengan melihat kearah kanan dan kirinya. Terlihat sebuah wahana, orang berjualan aneka makanan dan mainan, serta kelap kelip lampu yang menghiasi tempat itu. Vela senang berada disini karena sudah lama ia sudah tidak ke pasar malam lagi. Terakhir kali ia ketempat seperti ini saat Vela menginjak usia 9 tahun, sudah lama sekali.

"Van?, gue mau beli gulali, tapi lo yang bayarin, yaa" minta Vela sambil menunjuk kearah tukang gulali disana. Tanpa mendengar jawaban dari Revan, Vela sudah kabur duluan untuk membeli makanan yang ia maksud tadi.

"Vel jangan kabur-kaburan, ntar lo ilang" ucap Revan yang sudah berada di samping Vela. "Emangnya gue anak kecil apa"

"Bayarin gulali gue ya, dompet gue ketinggalan" pinta Vela sambil menyengir kuda.

Setelah membeli gulali, Vela dan Revan menuju tempat duduk yang berada disamping tempat penjual gulali. Vela duduk dan memakan gulali itu dengan nikmat dan melihat-lihat suasana disana. Revan yang berada disampingnya pun hanya melihat Vela yang asyik memakan gulali seperti anak kecil.

[✔] My Only One Where stories live. Discover now