26. Penghilang kesedihan

456 31 0
                                    

Mobil hitam Revan sudah terparkir tepat dihalaman rumah Vela setelah pria paruh baya membukakan pintu gerbang untuk mereka.

Kelima orang berseragam sekolah itu turun dari mobil.

"Kita jengukkin orang sakit ga bawa apa-apa?" tanya Febby ketika sadar tak ada dari mereka yang membawa apapun untuk diberikan Vela.

Naya, Revan, Sam, dan Aldo pun hanya menggeleng polos seakan bukan masalah penting.

"Heh, lo semua niat ga si jengukin Vela? Ayok balik lagi, kita beli buah dulu baru masuk" ucap Febby kesal.

"Udah terlanjur sampe, lagian bukannya dari tadi bilangnya, giliran udah sampe baru bilang" ucap Revan menanggapi.

"Gue kan tadi lupa"

"Udah si santuy aja, bu bos juga ga keberatan kok kalo ga dibawain oleh-oleh" ujar Aldo santai.

"Udah ga usah balik lagi, nanti bilang aja lupa ke Vela" kata Sam.

"Iya Feb, kaya sama siapa aja. Kita kan temennya Vela, jadi biasa aja kali" ujar Naya ikut menanggapi.

"Lo semua tuh–"

"Kalian pada ngapain disini?" ucapan Sean yang baru keluar rumah memotong pembicaraan Febby yang tadinya ingin mengomel pada keempat temannya.

"Eh kak Sean, udah lama kita ga ketemu ya?" ucap Naya dengan suara yang dibuat-buat.

"Haha, iya"

"Ngapain rame-rame kesini? Mau tawuran apa mau ngantri sembako?" ucap Sean bergurau. Membuat semuanya tertawa canggung, karena lawakan Sean yang garing, selain itu juga sebagian dari mereka belum ada yang kenal dengan kakaknya Vela, salah satunya Sam dan Aldo yang baru kerumah Vela dan  baru menjadi teman cewek itu.

"Kita mau jengukin Vela, bang" ucap Revan menjawab ucapan Sean.

"Emang sekolah jam segini udah pada bubar ya? Apa kalian bolos?" tanya Sean penuh selidik.

Kelima orang itu tampak kebingungan, saling melempar tatapan satu sama lain.

Akhirnya Revan yang menjawab, "Iya bang. Tadinya cuma gue doang yang mau bolos, tapi curut-curut ini pada ribet pengen ikut" ucap Revan menjelaskan.

Sean menunjuk satu persatu orang yang ada dihadapannya dengan mata memicing, "Pada nakal ya"

"Nakal sekali gapapa kali, kak" celetuk Naya. Sean hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah teman-teman adiknya itu.

"Btw, gue baru liat lo berdua" Sean menunjuk Sam dan Aldo yang dari tadi hanya diam.

Merasa ditanya, Sam pun menjawab, "Kenalin bang, gue Sam. Temennya Vela" ucap Sam memperkenalkan diri.

"Kalo gue, Aldo. Temen Vela yang paling ganteng" ujar Aldo dengan percaya diri.

Sean mengangguk smbil terkekeh.

"Yaudah gue ke kampus duluan ya. Baek-baek dirumah gue. Jangan pada rusuh. Jangan gangguin Vela juga" kata Sean memperingati, membuat kelima orang itu mengangguk dan menjawab serempak, "Siap!"

Setelah kepergian Sean yang menaiki mobilnya, kelima orang itu masuk kerumah Vela.

Aldo dan Sam yang paling semangat datang kerumah cewek itu karena baru pertama kali mengunjungi kediaman Vela.

"Rumah bu bos lumayan gede juga ya" ujar Aldo takjub dengan melihat-lihat isi dari rumah berwarna putih itu.

"Ga usah norak deh lo, ga usah geratak di rumah orang" ujar Naya lalu menabok tangan Aldo yang memainkan guci besar yang terletak disudut ruangan. "Cuma pegang doang, pelit amat" gerutu Aldo dengan mencebikkan bibir.

[✔] My Only One Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz