#11

11.4K 1K 152
                                    

Derap langkah terdengar di koridor nan sepi itu. Nafasnya memburu dengan keringat yang bercucuran di pelipisnya. Satu tangannya memukul dinding di sebelahnya dengan perasaan kesal. Uchiha Sasuke lagi-lagi kehilangan sosok bermata rembulan itu.

Sudah seminggu berlalu semenjak wanita Hyuuga itu melarikan diri dari rumah sakit Konoha. Dia sangat ahli dalam bersembunyi dan melarikan diri. Hal itu pun membuat Sasuke diselimuti rasa marah dan kesal. Apakah sebegitu tidak maunya wanita Hyuuga itu bersama dengannya sampai selalu kabur setiap melihat dirinya?

Sasuke mendengus nafasnya kasar. Ia pun berbalik ke ruangan yang dimasuki wanita itu tadi. Tanpa mengetuk pintu ataupun mengucapkan permisi, Sasuke langsung menerobos masuk ke dalam. Wanita berambut pirang yang berada di dalam ruangan itu pun menatap kesal Sasuke. Pemuda minus sopan santun itu telah mengganggu hari-hari tenangnya sebagai pensiunan Hokage.

"Aku harap calon anakmu tidak meniru sifat tidak sopanmu ini." Sindir Tsunade tajam. Namun orang yang disindir hanya menampilkan wajah tidak peduli.

"Aku ingin tahu keadaan anakku." Suka berbasa-basi bukanlah keahlian Sasuke. Ia langsung mengatakan tujuannya datang ke ruangan ini.

"Anakmu baik-baik saja." Jawab Tsunade singkat. Ia malas menjelaskan detailnya. Apalagi kepada pemuda yang sama sekali tidak pernah bersikap sopan kepadanya.

Tsunade kembali melanjutkan pekerjaannya. Ia mengabaikan sosok yang berada di ruangan nya ini. Toh, tanpa diusir nanti pria itu akan pergi dengan sendirinya dari sini.

Tidak ada yang diperlukan nya lagi dari tempat ini, Sasuke pun berniat untuk pergi. Namun sebuah suara ledakan dari arah utara mengejutkan dirinya dan Tsunade. Tsunade langsung berdiri dari kursi kerjanya dan menghampiri jendela di sampingnya. Kepulan asap berwarna merah pun terlihat dari jarak 200 meter.

"Itu adalah..." Belum sempat Tsunade menyelesaikan ucapannya, Sasuke langsung menerobos keluar melalui jendelanya. Tsunade hanya menatap cengo kepergian Sasuke. Kemudian bibirnya menampilkan senyuman tipis. Walaupun tak memiliki tata krama, tapi sepertinya pria itu dapat diandalkan untuk melindungi keluarga barunya.

***

Hinata memegang dinding di sebelahnya dengan nafas tersengal-sengal. Tujuh manusia peledak dihadapannya berhasil Ia kalahkan. Namun masih ada empat lagi yang menuju ke arahnya. Mereka mengincar anak dalam kandungannya. Sebelumnya Tsunade sudah memberitahunya jika manusia-manusia peledak itu awalnya mengincar Sasuke yang merupakan seorang Uchiha. Tapi kini Uchiha tidak hanya pria itu. Bayi dalam kandungannya juga seorang Uchiha. Hinata sama sekali tak menampik fakta itu. Jadi, sepertinya mereka juga mengincar bayinya.

"A-aku tak a-akan membiarkan kalian m-menyakiti b-bayiku." Ucap Hinata lemah. Ia kembali memaksakan dirinya untuk melawan musuh. Namun tiba-tiba Hinata merasakan sakit di perutnya. Ia pun kembali bersandar pada dinding di sampingnya.

Hinata melirik pasrah kepada musuh yang hendak mendekatinya. Ia memeluk dengan erat bayi dalam perutnya. Jika bayinya sampai kenapa-napa, itu merupakan kesalahannya yang tidak dapat melindungi bayinya.

Dua manusia bermata merah itu kini berjarak satu meter dari Hinata. Mereka mengeluarkan kunai dari balik baju mereka. Lalu kunai itu mereka gunakan untuk melukai diri mereka. Darah pun bercucuran dari tubuh mereka. Hinata tahu selanjutnya apa yang akan terjadi. Ia ingin kabur sejauh mungkin tapi tenaganya tak cukup untuk melarikan diri. Alhasil, dirinya hanya menatap pasrah dua tubuh yang hendak meledakkan diri itu sembari berdoa kepada Kami-sama agar mendatangkan keajaiban kepadanya.

WUUUSSS

DUUAARR

Suara ledakan kembali terdengar. Tapi anehnya Hinata sama sekali tak merasakan sakit. Ia pun perlahan membuka mata lavendernya. Alangkah terkejutnya Hinata saat melihat kepulan asap dari radius 20 meter darinya dan tiga manusia peledak lainnya yang telah terkapar di tanah.

Not PresumedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang