#9

10.5K 957 49
                                    

Seorang pemuda kuning yang dikenal sebagai pahlawan dunia shinobi, berlarian kesana kemari dengan wajah kesalnya. Walaupun tampak kesal tapi beberapa sapaan warga Konoha tetap disahutinya dengan ramah. Tak juga menemukan seseorang yang dicarinya, Naruto pun berhenti berlari bagaikan orang bodoh. Yang benar saja, dirinya sekarang adalah sang pahlawan. Seharusnya Ia bisa menjaga imagenya sedikit. Tapi gara-gara manusia menyebalkan itu harga dirinya lagi-lagi jatuh dengan tidak elitnya.

"Ck...dasar Teme menyebalkan!" Umpat Naruto yang kini berjalan ke tempat asalnya, yaitu Ramen Ichiraku.

Mendapati kabar jika sang rival akan kembali ke desa, di pagi-pagi buta dengan suhu dibawah 20°C Naruto dan Sakura dengan tidak sabarannya menunggu kedatangan Sasuke di gerbang desa Konoha. Sekitar dua jam mereka menunggu dengan melawan hawa dingin yang menusuk kulit. Apalagi kondisi Naruto yang masih terkantuk-kantuk tapi dipaksa bangun oleh Sakura. Wanita itu begitu kejam menyeret dirinya sampai ke gerbang Konoha. Beruntung warga Konoha masih tertidur di rumah mereka masing-masing. Setidaknya harga diri Naruto sedikit terselamatkan pagi tadi.

Setelah Sasuke tiba saat matahari sudah menampakkan dirinya, mereka berdua pun langsung menemani Sasuke ke ruang Hokage. Selama satu jam mereka melepas rindu, kemudian sang Hokage menyuruh Naruto dan Sakura keluar dari ruangannya karena ingin membahas sesuatu yang penting pada Sasuke. Mereka berdua pun langsung menurutinya.

Saat menunggu di luar, Sakura mengusulkan rencana untuk membuat pesta kecil-kecilan di apartemen Sasuke. Naruto pun langsung menyetujuinya. Mereka berdua pun membagi tugas. Selagi Sakura menyiapkan kejutan di apartemen Sasuke, Naruto bertugas untuk mengalihkan waktu Sasuke agar tak kembali ke apartemennya sampai jam tiga sore. Tapi ini baru jam satu siang dan dirinya telah kehilangan jejak Sasuke. Sepertinya pria itu sadar jika Naruto hanya membuang-buang waktunya dengan mengajaknya kesana kemari tanpa arah dan tujuan yang jelas. Sasuke yang mulai merasa muak dengan tingkah konyol rivalnya itu langsung melarikan diri saat Naruto lengah.

"Naruto, dimana Sasuke-kun?" Naruto terkejut mendapati Sakura yang berada di ramen Ichiraku. Bukankah seharusnya dia berada di apartemen Sasuke mempersiapkan pestanya?

"Lee bilang kau dan Sasuke-kun pergi ke Ichiraku, tapi dimana Sasuke-kun?" Tanya Sakura lagi yang tak mendapati tubuh pria yang dicintainya disisi Naruto.

"Sakura-chan, kenapa kau disini? Lalu bagaimana pestanya?" Bukannya menjawab pertanyaan Sakura, Naruto malah balik bertanya lagi. Sakura pun bersidekap bangga. Naruto pasti akan terkejut mengetahui pestanya selesai lebih cepat dari waktu yang diperkirakan.

"Semuanya sudah siap. Untung saja ada Hinata yang membantuku." Mendengar nama Hinata membuat mata Naruto berbinar senang.

"Benarkah? Jadi Hinata yang memasak semua makanan nya, kan?" Pertanyaan Naruto terdengar seperti hinaan di telinga Sakura. Perempatan siku-siku pun muncul di dahi Sakura. Apakah masakannya begitu buruk sampai Naruto berekspresi bahagia saat mengetahui bukan dirinya yang memasak?

"Kau menghinaku?" Tanya Sakura dengan ekspresi marah tertahan. Menyadari kesalahannya, membuat Naruto langsung menggeleng-gelengkan kepalanya takut.

"Ti-tidak...ma-masakanmu e-enak."

Glek!

"E-enak sekali." Tak masalah berbohong asalkan nyawamu selamat. Batin Naruto yang merasa ketar ketir sendiri membayangkan rasa masakan Sakura yang pernah membuatnya diare tujuh hari tujuh malam.

***

Mata kelam Sasuke memperhatikan wajah tertidur Hinata. Ekspresi nya terlihat dingin namun hatinya tengah menahan segala perasaan yang tak pernah dirasakannya. Perlahan jarinya menelusuri wajah ayu Hinata yang sedikit memucat.

Not PresumedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang