5#

11.3K 883 43
                                    

Seorang kunoichi cantik bernetra lavender sedang menyusuri sebuah pasar malam. Pasar malam tersebut baru dibuka tiga hari yang lalu. Hinata hanya sendirian mengelilingi tempat tersebut. Ia enggan membawa seseorang untuk menemaninya agar bisa bebas melakukan apapun yang dirinya suka. 

Hinata menghampiri sebuah gerai yang menjual kue cinnamon rolls. Ini adalah gerai makanan ke tujuh yang sudah Ia kunjungi. Mungkin karena Ia sedang berbadan dua, Hinata jadi sering merasa lapar. Seberapa banyak pun Ia makan perutnya tetap tidak pernah merasa kenyang.

Setelah menerima makanannya, Hinata langsung mencari tempat duduk. Ia melihat sekeliling sampai menemukan sebuah bangku kosong. Hinata pun menghampiri bangku tersebut dengan riang.

"Kita sangat beruntung, Nak." Ucap Hinata sembari mengusap pelan perutnya.

Hinata melahap kue cinnamon rolls nya dengan wajah berseri. Ini adalah kue kesukaannya. Rasanya sangat manis dan lembut ketika di gigit. Setelah habis tiga potong kue, Hinata berniat untuk membelinya lagi. Namun sebuah deheman dari belakang membuatnya terkejut. Hinata pun membalikkan tubuhnya perlahan.

"Ts-Tsunade-sama!" Jantung Hinata seakan berhenti berdetak. Di belakangnya, mantan Hokagenya menatapnya dengan raut tajam. Seketika tubuh Hinata pun bergetar ketakutan.

Senju Tsunade, mantan dari Godaime Hokage itu sudah sedari tadi berada di belakang Hinata. Saat melihat kunoichi itu berada disini, mulanya Ia hanya ingin menyapa dan mengajak Hinata untuk menikmati pasar malam ini berdua. Namun alangkah terkejutnya Tsunade saat melihat Hinata tiba-tiba mengelus perutnya dan mengatakan kata 'Nak' diujung kalimatnya. Pikirannya pun mulai melayang entah kemana. Ia mencoba menampik pikiran anehnya namun melihat beberapa perbedaan di tubuh Hinata, Tsunade pun berniat untuk mencari tahu.

Tsunade memutari bangku yang Hinata duduki. Ia mengambil tempat di sebelah kunoichi Hyuuga itu. Terlihat jelas jika Hinata memang menyembunyikan sesuatu. Wajahnya berubah pucat dan tubuhnya bergetar takut. Tsunade pun mulai membenarkan spekulasinya tadi.

"Jelaskan padaku!" Perintah Tsunade dengan nada bicaranya yang dingin. Hinata enggan mengeluarkan suara, Ia memilih bungkam. Kini perasaan takut menghampirinya. Satu orang sepertinya telah mengetahui kehamilannya dan orang itu adalah sang Godaime Hokage. Apa yang harus Ia lakukan untuk melindungi bayinya?

Tsunade memperhatikan Hinata yang menundukkan kepalanya sembari memainkan ujung jaketnya dengan gelisah. Dia seperti tengah bergelut dengan pikirannya sendiri. Tsunade pun menghela nafas kasar. Hinata adalah gadis yang lembut dan rapuh, seharusnya Ia bisa bersikap lebih baik kepadanya. Bertanya dengan nada dingin dan kasar seperti itu hanya akan menekan batin perempuan Hyuuga ini.

Tsunade meraih satu tangan Hinata dan mengusapnya dengan lembut. Hinata pun menengadahkan kepalanya menatap mantan pemimpin desanya itu takut-takut. Melihat wajah cantik Godaime Hokagenya berubah lunak membuat perasaan takutnya tadi sedikit memudar.

"Hinata." Panggil Tsunade dengan nada yang lembut.

"Katakan semuanya! Aku ingin kau jujur padaku." Hinata meneguk ludahnya susah payah. Sepertinya Ia tidak bisa berbohong kepada mantan pemimpin desanya ini. Hinata pun meraih kedua tangan Tsunade dan menatapnya dengan penuh permohonan.

"K-kumohon j-jangan b-beritahu s-siapapun, Tsunade-sama." Tsunade tertegun mendengarnya. Itu bukanlah kalimat yang ingin Ia dengar. Namun, dirinya mencoba untuk mengerti. Hinata adalah seorang perempuan lugu yang memiliki hati bak malaikat. Tsunade yakin jika kejadian yang menimpa dia memiliki alasan dibaliknya.

"Kenapa kau ingin menyembunyikan nya?" Tanya Tsunade penasaran. Ia mulai memikirkan segala kemungkinan yang ada.

"K-karena a-aku ingin m-melahirkannya." Tsunade mengangguk paham. Ia sudah mengira jika seperti itulah jawaban dari seorang perempuan seperti Hinata.

Not PresumedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang