22#

10.9K 995 160
                                    

"S-Sa...kura-chan." Hinata harap ini hanyalah khayalan nya. Tapi saat sosok itu mendekatinya dan menepuk bahunya,  Hinata sadar jika ini adalah kenyataan. 

"Hinata, aku sangat merindukan mu." Wanita musim semi itu memeluk tubuh Hinata erat, menyalurkan kerinduannya pada sahabat Hyuuga yang sudah lama tidak di jumpainya ini.

Setetes air mata Hinata tumpah, mengalir perlahan melewati pipinya. Bukannya menyambut pelukan hangat itu dengan penuh sukacita, tapi Hinata malah menangis sesegukan di bahu Sakura.

"Hinata, kau kenapa?" Sakura pun menjadi panik melihat Hinata yang menangis. 

"S-Sakura-chan." Hinata menatap Sakura dengan sendu. Rasa bersalah menggerogoti hatinya. Dadanya terasa sesak. Sangat sesak sampai membuatnya sulit bernafas.

"Ada apa Hinata? Apa ada yang sakit? Katakan padaku?" Sakura mengguncang tubuh Hinata. Wajah pucat Hinata membuatnya semakin panik.

"Bernafas lah, Hinata!" Sakura memandu Hinata untuk menetralkan nafasnya. Perlahan namun pasti, nafas Hinata pun kembali berhembus dengan tenang.

"Ada apa, Hinata? Apa ada yang mengganggu pikiranmu?" Kepedulian Sakura hanya membuat perasaan bersalah Hinata semakin kuat.

Mengingat kejadian yang telah dilaluinya bersama Sasuke membuat Hinata merasa sangat hina. Dirinya sangat jahat, begitu teganya mengkhianati teman yang selalu membantunya. Seharusnya Hinata tidak melakukan ini. Seharusnya Hinata tidak membiarkan Sasuke mengambil tempat dihatinya, menggantikan Naruto yang sedari dulu selalu berada disana.

"Hina--"

"Hinata!" Mata emerald Sakura membulat. Apa yang dilihatnya kini? Pria pujaannya berada di depannya saat ini dan yang lebih mengejutkan nya lagi Sasuke dengan raut khawatir menghampiri Hinata, bukan dirinya yang selama ini selalu mengharapkan pemuda itu.

"Sa...suke-kun." Sakura memandang tidak percaya pemandangan di depannya. Apakah dirinya sedang bermimpi? Sasuke yang tidak pernah peduli pada orang lain kini duduk bersimpuh di hadapan Hinata dengan wajah cemas nya. Sakura bahkan tidak pernah menerima perhatian seperti itu dari Sasuke. Tapi Hinata dengan mudahnya membuat pria seangkuh Sasuke berlutut dihadapannya. Sebenarnya ada hubungan apa diantara mereka berdua?

Sakura berusaha berpikir positif. Mungkin kebetulan saja Sasuke berada disini. Sama seperti dirinya yang singgah ke desa ini karena melihat festival yang sangat meriah.

"Apa ada yang sakit? Apa bayi kita mau lahir? Kita harus ke rumah sakit sekarang." Mata Sakura terbelalak lebar, mulutnya ternganga. Ekspresi terkejut tidak dapat ditutupinya. Ia harap telinganya sedang bermasalah.

"S-Sasuke-kun, a-apa yang tadi--"

"Sakura." Sasuke terkejut melihat keberadaan Sakura dibelakangnya. Sejak kapan perempuan itu berada disini?

"Sasuke-kun, apa maksudnya? Bayi...kita? Aku...aku tadi salah dengar, kan?" Sakura menuntut jawaban dari Sasuke. Ia harap pemuda itu akan meluruskan kesalah pahaman nya.

"Sakura-chan, aku--"

"DIAM!" Sakura berteriak dengan keras, memotong ucapan Hinata. Ia tidak mau mendengar penjelasan siapapun, kecuali Sasuke.

"Sasuke-kun." Lirih Sakura. Sasuke hanya diam, menatapnya dengan raut khasnya. Pemuda itu seakan membenarkan apa yang tadi dirinya dengar.

Sakura menatap Sasuke dengan pedih. Hatinya sangat sakit sekarang, seperti disayat-sayat pisau. Sakura berharap Sasuke akan meluruskan kejadian tadi agar dirinya tidak salah paham, lalu memohon maaf padanya. Namun apa yang Ia dapatkan? Ekspresi yang Sasuke tampilkan kini jauh dari apa yang Sakura harapkan. Wajahnya sangat tenang, tidak ada raut bersalah ataupun panik. Lewat ekspresi wajahnya Sasuke seolah mengatakan bahwa apa yang Sakura lihat dan dengar tadi bukanlah kesalah pahaman.

Not PresumedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang