23#

12.8K 1K 153
                                    

WARNING! Ada adegan ehem-ehemnya. Tapi gak terlalu parah sih. Kebetulan udah buka, jadi readers yang 15 tahun ke atas boleh baca😁

Si gadis musim semi menatap hampa depannya. Air mata membekas di wajahnya. Siapapun yang melihat pasti mengiranya sedang patah hati dan nyatanya hal itu benar.

Cita-citanya sedari dulu adalah untuk memenangkan hati pujaan hatinya, Uchiha Sasuke. Ia telah berusaha keras, begitu banyak pengorbanan yang dilakukannya demi mendapatkan Sasuke. Namun ampaknya usahanya hanya berakhir sia-sia, atau mungkin sama sekali tidak membuahkan hasil. Nyatanya selama ini Sasuke tidak pernah sekalipun memiliki perasaan lebih padanya. Perasaan yang selalu didambakan nya itu malah dimiliki oleh perempuan lain. Perempuan yang bahkan tidak pernah sekalipun berusaha untuk menarik perhatiannya.

Sakura iri. Ia sangat iri pada Hinata. Tanpa perlu melakukan apapun, wanita itu dapat menarik perhatian Sasuke. Sedangkan dirinya? Sangat menyedihkan. Berbagai usaha Ia lakukan, namun Sasuke tetap tidak memiliki perasaan yang sama dengannya.

Tangan Sakura terkepal erat. Ia merasa dunia ini tidak adil. Mengapa harus Hinata? Wanita itu tidak menginginkan Sasuke, tapi kenapa dia yang mendapatkan nya. Bahkan Hinata kini sedang mengandung anak Sasuke, sesuatu yang Sakura impikan sedari dulu.

Memikirkan hal itu membuat emosi Sakura memuncak. Ia benci Hinata. Sangat benci. Wanita itu telah merebut Sasuke darinya.

Sakura bukanlah wanita penyabar. Ia juga bukan wanita yang berhati lapang. Sesuatu yang diinginkannya harus bisa didapatkan nya, bagaimanapun caranya. Satu-satunya yang diinginkannya saat ini adalah Sasuke, tapi si jalang itu telah merebutnya.

Sakura tersenyum licik. Otak cerdasnya tengah memikirkan berbagai rencana untuk menyingkirkan Hinata. Akan Ia tunjukkan siapa yang lebih berhak mendapatkan Sasuke.

****

"Nghh..." Suara lenguhan pelan membangun kan seorang pria yang hampir memasuki alam mimpi. Kedua mata berbeda warnanya terbuka seketika. Ia menghampiri dengan cemas orang yang terbaring di ranjang ruangan ini.

"Hinata, kau sudah sadar?" Tanyanya pada wanita cantik itu.

"Sa...suke-kun." Matanya mengerjap perlahan, berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke penglihatannya.

"Dimana...dua bayi kita?" Hal itulah yang Hinata tanya pertama kali saat tersadar.

Sasuke tersenyum. Ia gengam tangan kecil wanitanya lalu dikecup nya dengan lembut. Hinata pun merona mendapatkan perlakuan seperti itu.

"Mereka baik-baik saja, Hinata."

"Syukurlah!" Hinata bernafas lega. Mata bulannya berbinar bahagia. Ia sangat senang dua bayinya baik-baik saja.

Hinata hendak bangun. Sasuke pun membantunya. Dia memperlakukan Hinata dengan sangat hati-hati, takut Hinata kesakitan karena baru melahirkan semalam.

"Apa kau lapar?" Tanya Sasuke. Hinata menggelengkan kepalanya.

"Aku haus." Ucap Hinata. Dengan sigap Sasuke mengambil segelas air untuk Hinata.

"Apa yang kau butuhkan lagi?" Sasuke tampak bersemangat untuk melayani Hinata. Hinata terkikik geli. Menurutnya sikap Sasuke saat ini sangat manis, membuatnya tampak imut seperti seekor kucing.

"Kau manis sekali!" Hinata tidak tahan untuk tidak mencubit pipi mulus Sasuke.

"Aku ini mengkhawatirkan mu tahu." Sasuke cemberut. Ia menggembungkan sebelah pipinya tanda merajuk.

"Kenapa kau bisa semanis ini?" Kembali Hinata mencubit pipi Sasuke gemas.

"Aku hanya seperti ini padamu." Ucap Sasuke.

Not PresumedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang