18#

10.3K 944 64
                                    

Hari demi hari, minggu demi minggu telah berlalu. Tidak terasa sudah satu bulan Sasuke dan Hinata tinggal di desa Tsukigakure. Kini kandungan Hinata pun telah memasuki usia enam bulan. Hanya tinggal menunggu sekitar tiga bulan lagi sampai bayi Uchiha lahir ke dunia ini.

Hari ini adalah jadwal Hinata untuk memeriksa kandungannya. Ia sudah bersiap-siap dari tadi. Sekarang dirinya hanya tinggal menunggu Sasuke yang masih membersihkan diri di kamar mandi.

Selama sebulan tinggal bersama, Sasuke begitu perhatian pada Hinata. Dia selalu menjaga Hinata dua puluh empat jam. Tidak pernah sekalipun Sasuke meninggalkan Hinata dalam waktu yang lama. Jikalau pun Sasuke memiliki keperluan mendesak yang mengharuskannya pergi dalam waktu yang lama, dia pasti akan menitipkan Hinata pada tetangga sebelahnya.

Sasuke juga melarang Hinata untuk melakukan pekerjaan rumah. Sebagian pekerjaan rumah yang biasa Hinata kerjakan di ambil alihnya. Terkecuali memasak. Terakhir kali Sasuke mencoba memasak, dia hampir membakar rumah ini.

Semenjak perut Hinata tampak semakin membesar, Sasuke selalu menyuruh Hinata untuk beristirahat. Bahkan walau Hinata tidak lelah sekalipun. Dia merasa ngeri setiap melihat Hinata yang bergerak kesana kemari sembari membawa beban di perutnya. Berlebihan memang, tapi itu adalah bentuk kekhawatiran Sasuke pada Hinata dan calon anaknya yang belum lahir.

Sasuke telah menyudahi kegiatan mandinya. Ia keluar dari kamar mandi hanya dengan mengenakan handuk untuk menutupi bagian bawahnya. Sehingga tubuh bagian atasnya terpampang dengan jelas di hadapan Hinata.

"S-Sasuke-kun, m-mana bajumu?" Hinata yang tanpa sengaja melihat pemandangan tersebut langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya.  

"Aku lupa mengambilnya." Jawab Sasuke santai kemudian berlalu memasuki kamar.

Hinata menghela nafasnya pelan. Lalu mengusap dadanya yang berdebar dengan hebat. Ini memang bukan pertama kalinya Hinata melihat tubuh telanjang Sasuke, tapi tetap saja dirinya merasa malu walaupun sudah pernah melihatnya beberapa kali.

Tidak lama kemudian Sasuke keluar dari kamar. Dia telah siap dengan pakaian santainya. Baju kaos warna hitam berkerah lebar dan berlengan panjang dipadukan dengan celana panjang warna abu-abu. Walaupun pakaiannya biasa saja tapi jika Sasuke yang mengenakannya membuat pakaian itu tampak luar biasa.

Hinata tanpa sadar terus memperhatikan wajah Sasuke. Ternyata benar apa yang dikatakan Sakura dan Ino, Sasuke ini sangatlah tampan. Wajahnya terpahat dengan sempurna. Tidak ada satupun cela yang Hinata temui di wajah Sasuke. Sepertinya saat menciptakan rupa Sasuke, Tuhan terlalu banyak memberinya kelebihan.

Sasuke menampilkan seringaian tipisnya. Ia sadar jika Hinata sedari tadi memperhatikannya. Jika perempuan lain Sasuke pasti akan merasa risih. Tapi jika Hinata, dirinya entah kenapa merasa senang.

Sasuke berjalan mendekati Hinata. Seringaian tipis masih menghiasi wajah tampannya. Melihat itu pun, Hinata sontak memundurkan tubuhnya sampai punggungnya menabrak dinding di belakangnya. Sekarang Hinata tidak bisa pergi kemanapun.

Sasuke mendekatkan wajahnya ke arah Hinata. Seringaiannya semakin lebar saat melihat wajah gugup Hinata. Sangat manis! Batin Sasuke. Hinata semakin menundukkan kepalanya. Ia tidak berani melihat wajah Sasuke. Apalagi dengan kondisi wajahnya yang sepertinya sudah sangat memerah ini.

"Menikmati pemandangan, eh?" Bisik Sasuke tepat di telinga Hinata. Dia bahkan sengaja menggoda kulit leher Hinata dengan terpaan nafas panasnya.

"S-Sasuke-kun." Hinata mendorong tubuh Sasuke menjauh. Lalu Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Sasuke tertawa pelan melihat pemandangan tersebut. Menggoda Hinata menjadi salah satu hobinya akhir-akhir ini. Wajah memerah Hinata itu sangat menggemaskan. Membuatnya tidak tahan untuk tidak menggodanya.

Not PresumedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang