21#

9.9K 876 101
                                    

"Hatchiii!" Sasuke mengusap hidungnya yang memerah. Ia menarik selimutnya ke atas, menutupi seluruh tubuhnya yang menggigil kedinginan.

Sasuke merutuki kondisinya sekarang. Karena menempuh hujan semalam, kini dirinya menjadi sakit. Suhu tubuhnya sangat tinggi, hampir mencapai 40°C. Kepalanya pun terasa sangat berat, membuatnya tidak sanggup untuk berdiri.

Sasuke melirik pintu kamar. Kenapa Hinata lama sekali? Dirinya sangat membutuhkan perempuan itu sekarang. Ia ingin tidur sembari memeluk tubuh mungil Hinata. Dengan adanya Hinata disampingnya, tidurnya bisa menjadi nyenyak. Jika tahu Hinata akan selama ini, Sasuke tidak akan melepaskan nya tadi.

Krieett

Pintu kamar terbuka. Senyum Sasuke pun merekah. Orang yang ditunggu nya akhirnya tiba. Hinata datang dengan sebuah nampan di tangannya.

"Maaf membuatmu menunggu, Sasuke-kun." Hinata menampilkan raut bersalahnya. Ia tadi berkata sebentar, namun nyatanya hampir setengah jam dirinya meninggalkan Sasuke.

"Kenapa lama sekali?" Sasuke menampilkan wajah memberengutnya. Persis seperti anak kecil yang marah pada orangtuanya yang tidak menepati janjinya. Hinata pun tertawa kecil, merasa gemas dengan sikap Sasuke. Jika orang lain melihat ekspresi Sasuke saat ini, mereka pasti juga akan merasa gemas seperti Hinata.

"Maaf, tadi ada bahan yang kurang. Jadi, aku harus membelinya dulu." Jelas Hinata. Hinata meletakkan nampan yang dibawanya di atas nakas lalu Ia mengambil tempat di sebelah Sasuke.

"Apa?! Kau tadi keluar?! Tanpa aku?!" Raut Sasuke berubah marah. Hinata pun jadi kelabakan. Apakah Ia salah bicara?

"Dengar, kau tidak boleh kemanapun tanpa aku!" Kecam Sasuke. Matanya yang tadi sendu berubah menjadi tegas.

"B-baiklah." Jawab Hinata takut-takut. Ia tidak ingin membuat Sasuke lebih marah dari ini.

Sasuke menghela nafas pelan. Dirinya sama sekali tidak berniat membuat Hinata takut. Tapi mendengar Hinata yang pergi sendirian tanpa pengawasan nya membuat Sasuke marah. Bagaimana nanti jika terjadi sesuatu yang buruk pada Hinata? Hinata sedang mengandung anaknya. Chakra Uchiha pada bayinya sangat dominan. Sasuke takut jika orang yang menyerangnya semalam malah mengincar Hinata dan bayinya.

"Maaf, aku tidak bermaksud membuatmu takut." Sasuke menarik Hinata ke pelukannya. Wajah Hinata pun terbenam di dada bidang itu. Dapat Hinata rasakan detak jantung Sasuke yang berdetak dengan kuat.

"Aku...tidak ingin kehilangan lagi." Ucap Sasuke sendu. Ia semakin mengeratkan pelukannya pada Hinata. Sangat erat sampai Hinata merasa sesak.

"S-Sasuke-kun." Mendengar nafas Hinata tercekat, Sasuke pun melonggarkan sedikit pelukannya.

"Maaf." Tidak tahu sudah berapa kali Sasuke meminta maaf. Hanya pada Hinata lah dirinya mau menurunkan egonya yang setinggi langit itu.

Kematian orangtua dan Kakaknya memberikan luka yang sangat dalam pada hati Sasuke. Masa lalunya sangat suram, selalu membayang di setiap langkahnya. Sasuke tidak pernah berharap memiliki masa depan yang cerah. Ia juga tidak pernah berharap bisa merasakan kebahagiaan. Dirinya hidup seolah untuk menerima penderitaan. Hal itu membuat Sasuke tidak pernah berharap pada apapun dan siapapun. Tapi semenjak dirinya bertemu dengan Hinata, perlahan hatinya yang terasa kosong pun terisi. Apalagi saat Ia tahu bahwa dirinya akan memiliki bayi. Rasanya Sasuke jadi memiliki harapan, harapan untuk memiliki masa depan yang cerah dan harapan untuk bisa merasakan kebahagiaan.

"Sasuke-kun." Hinata mengelus punggung tegap Sasuke, berusaha untuk membuatnya tenang. Senyum pedih terlukis di wajah Hinata. Tanpa perlu diberitahu, Hinata mengerti dengan jelas apa yang Sasuke rasakan kini.

Not PresumedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang