#14

10.3K 943 87
                                    

Kraakk

"Kyaaa!" Hinata menjerit karena dahan yang dipijaknya patah. Tubuhnya pun kehilangan keseimbangan. Namun saat dirasa tubuhnya hendak berbenturan dengan tanah, seseorang menangkapnya.

"Perhatikan langkahmu, Hyuuga!" Bentak orang itu. Hinata pun terkejut mendengar bentakan itu. Ia tadi terlalu hanyut dalam lamunannya sampai tidak memperhatikan langkahnya. Kecerobohannya itu bisa membahayakan nyawa bayinya. Hinata pun merutuki dirinya dalam hati.

"M-maafkan aku." Lirih Hinata merasa bersalah. Ia menundukkan kepalanya dalam tidak berani menatap wajah Sasuke.

Sasuke menghela nafasnya kasar. Untung saja tadi dirinya dengan sigap menangkap tubuh Hinata. Jika terlambat sedikit saja, entah apa yang terjadi pada wanita ini dan bayinya.

Sasuke melihat sekitar untuk memastikan hutan ini dalam keadaan aman. Setelah dirasa aman, Sasuke membawa tubuh Hinata ke sebuah pohong lalu menurunkannya disana. Sudah lima jam mereka berlari tanpa henti, pastinya wanita Hyuuga ini kelelahan.

"Kita beristirahat disini." Ucap Sasuke pada Hinata. Hinata pun menganggukkan kepalanya patuh.

Sasuke mengambil tempat di pohon sebelah Hinata. Ia menyandarkan tubuhnya di batang pohon tersebut lalu memejamkan kedua matanya. Setelah Sasuke menutup matanya cukup lama, Hinata pun memberanikan dirinya melirik Sasuke. Tadi pria itu sudah menyelamatkan dirinya tapi Ia belum mengatakan terima kasih.

Hinata mengeluarkan dua kotak bekal yang ada di dalam tasnya. Ia ingin memberikannya satu kepada Sasuke sebagai ungkapan terima kasihnya. Tapi dirinya begitu takut untuk berbicara pada pemuda itu.

"Ada apa?" Sasuke tiba-tiba mengeluarkan suaranya. Hal itu pun membuat Hinata terkejut.

Sasuke membuka kedua matanya lalu melirik ke arah Hinata. Hinata pun reflek menundukkan kepalanya sembari memeluk kedua kotak bekalnya dengan erat. Sasuke menatap aneh wanita di sebelahnya. Tadi Hinata melirik-liriknya tapi sekarang malah menundukkan kepalanya. Sasuke pun menghela nafasnya pelan. Ia ingat kata Tsunade jika Hinata adalah wanita yang tidak mengatakan apa yang diinginkannya pada orang lain. Jadi, dirinya disuruh lebih inisiatif pada wanita itu.

"Apa kau membutuhkan sesuatu?" Tanya Sasuke lagi. Tapi Hinata hanya menggelengkan kepalanya pelan.

"Kalau membutuhkan sesuatu jangan sungkan mengatakannya padaku!" Hinata mengangguk pelan. Setelah itu Ia melihat Sasuke kembali memejamkan matanya.

Hinata mengigit bibir bawahnya cemas. Bagaimana cara memberikan makanan ini pada Sasuke? Rasanya sangat tidak sopan jika dirinya makan sendirian. Setidaknya Ia harus menawarkannya pada Sasuke.

"A-ano U-Uchiha-san." Panggil Hinata yang membuat Sasuke kembali membuka matanya.

"A-apa k-kau l-lapar?" Hinata masih menundukkan kepalanya. Kedua tangannya meremas-remas dua kotak bekal yang ada di pangkuannya. Melihat itu membuat satu sudut bibir Sasuke tertarik tipis.

"Berikan padaku!" Perintah Sasuke. Hinata pun mendongakkan kepalanya dan menatap Sasuke bingung.

"Bekal itu, berikan satu padaku!" Ulang Sasuke dengan perkataannya yang lebih jelas. Ia paham jika Hinata berniat menawarkan bekalnya, tapi wanita itu terlalu takut untuk mengatakannya. Alhasil, Sasuke lah yang memintanya duluan.

"B-baiklah." Hinata berjalan menuju tempat Sasuke lalu menyodorkan satu kotak bekalnya kepada pemuda itu. Saat menyerahkannya pun Hinata juga tidak mau menatap wajah Sasuke. Hal itu sedikit membuat Sasuke merasa kesal. Ia tidak suka Hinata mengabaikannya. Entah mengapa dirinya pun tidak tahu itu. 

Setelah Sasuke menerimanya, Hinata hendak berbalik ke tempat semulanya. Namun Sasuke menahan pergelangan tangan Hinata. Hinata pun melirik tangannya yang digenggam Sasuke. Lalu mata rembulannya berpindah melihat wajah Sasuke. Pemuda itu menatapnya dengan raut datarnya, membuat Hinata tidak dapat membaca apa yang ada dipikirannya.

Not PresumedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang