18. Together another.

165 12 0
                                    

"Rasa kesal jangan sampai menepis habis perasaan yang telah tertanam lama, ingatlah seberapa jauh kita pernah bersama lalu menebar kebersamaan."

______
Stagnation.
______

"Thalia!" panggil Reino mendapati gadis yang berusia lebih tua darinya dua tahun itu berjalan keluar dari supermarket.

"Rei lo disini?" tanya Thalia menatap lelaki berjaket jeans yang melekat ditubuh atletisnya itu.

"Iya nungguin lo." ucap Reino menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Hem, luka lo udah sembuh? Masih pake jaket aja." ucap Thalia sambil menedekat kearah Reino.

"Udah kering, aman kok semuanya." ucap Reino mengacungkan jempolnya.

"Banyak banget luka lo, sampe-sampe lo tutupin pake jaket gitu. Ntar kalo Fay kedinginan kena hujan gimana tuh?" tanya Thalia sambil mengangkat alisnya.

"Nggak usah dibahas, lo habis ngapain? Nyokap lo tadi dirumah gue."

Thalia menyergit, "Ngapain? Lo udah pulang kerumah?"

"Iya udah, gabetah gak ada masakan Momski, lagian sekarang gue juga sibuk buat balapan sama turnamen basket. Perlu makan banyak."

Thalia terkekeh, "Oh jadi gitu? Terus ngapain lo kesini malem-malem?"

Reino tertawa, "Gue mau ngasih ini sama lo, makasih ya udah selalu ada buat gue." ucap Reino mengulurkan kotak berwarna putih berpita itu.

Thalia meraihnya pelan, "Yaelah lebay amat."

"Bukanya nanti aja, sekarang lo mau kemana?"

"Mau pulang, lo nggak kerumah Fay? Gue mau kesana nih, eh tapi kalo kita kesana bareng, dia kan nggak tau kalo kita saling kenal. Dikira PHO gue ntar." ucap Thalia panjang lebar.

Reino hanya menatap datar, lalu menghela nafas panjang. "Lo aja yang kesana, lagian sekarang gue harus keapartemen Fero." putus Reino sambil membenarkan jaketnya.

"Hm yaudah, gue duluan ya." ucap Thalia melambaikan tangan, namun kini ia berhenti berjalan dan menatap Reino yang masih dian ditempat.

Thalia mendekat kearah Reino, mendekat kewajah datar juga penuh pesona itu.

"L-luka dibibir lo, nanti gue obatin." ucap Thalia menyetuh lebam disudut bibir itu. Reino memundurkan langkahnya.

"Makasih, Kak."

* * *

"Nggak mampir Gi? Gue masak loh."

"Masakan gosong nggak tertarik gue." ucap Gio tertawa melihat Fay yang cemberut.

"Badgirl kalo cemberut lucu juga ya?" tanya Gio membuat Fay yang menatap lelaki itu dari kaca mobil yang terbuka jadi tersenyum tipis.

"Modus lo." kesal Fay.

"Yaudah sana gih lo masuk, gue nggak tahu lo yah siapa yang neror lo ntar malem." ucap Gio menakut-nakuti.

Fay menghela nafas, "Setakut apapun gue. Nggak bakal gue biarin lo masuk kerumah gue." ucap Fay memutar bola matanya malas.

"Dih geer."

"Yaudah sana lo minggat, nggak usah kesini-sini nagih utang ya. Gue agak stress hari-hari ini." ucap Fay jujur.

"Iya iya sayang."

Fay tercekat mendengar itu, sesegera mungkin ia memalingkan wajah tak peduli.

Stagnation (Completed)Where stories live. Discover now