30. Panda

113 5 0
                                    

"Seberapa banyak perbedaan pada proses pun, hal yang diharapkan akan selalu sama."

"Heh si tukang biang onar, kamu sakit?" Pak Deren mengetuk meja Fay.

Vania menepuk jidatnya, bisa-bisanya Fay memasang earphone dan menaruh kepalanya diatas tas yang ia taruh diatas meja.

Disamping itu Leon, Fero dan Reino sedang tertawa terbahak-bahak setelah dikeluarkan oleh guru PPKN mereka, mereka bertiga teryduk sedang mabar dikursi belakang.

"Heh!" Pak Deren menggebrak meja.

Fay merasa kaget, namun kagetnya tak membuatnya membuka mata.

Sialan, pura-pura tidur aja dah. Biar dikira pingsan bisa sekalian tidur diUKS kan lumayan.

Fay memejamkan matanya, menetralkan ekspresi wajahnya sebisa mungkin.

Cepet minggat ah!

"FAY ALACIA!" teriak Pak Deren membuat siswa-siswi menebak pasti apa yang akan terjadi.

"Bego!! Bangun dodol." ucap Vania menggerakan bahu Fay pelan. Fay semakin geram, rasanya ingin melek tapi ia tak sanggup mendengar ceramah jika tercyduk pura-pura tidur.

Pak Deren menarik earphone Fay namun adanya ponsel gadis itu malah yang terjatuh, Pak Deren mengambil ponsel Fay. Menatap notifikasi yang mucul diantaranya.

Bertebaran sekali.

"Nih anak mau main-main sama saya... " Pak Deren mulai tersenyum sinis, lalu terkekeh meledek, berancang-ancang memberikan trik agar Fay mau membuka matanya sekarang. "KAMU ADALAH PELANGI BAGIKU—."

"ASTAGA ANJ—."

"PAK!" Fay langsung bangkit dan berteriak, Pak Deren yang tekejut dan langsung menujuk wajah Fay.

"NAH KAN BOHONGIN SAYA LAGI KAN KAMU?" teriak Pak Deren.

"Tuh tau." ucap Fay merampas ponsel dari tangan Fay.

"Kaget saya baca notifikasinya? Mau saya bacaiin lagi? Biar jadi dongeng temen-temen kamu supaya bisa tidur juga?!" gretak Pak Deren.

"Buset-buset, ngapa tuh bocah." Leon marik tangan Reino dan Leon untuk menatap dibalik pintu. Mereka tak sengaja lewat didepan kelas Fay.

"Asik pertunjukan premium." ucap Fero berbisik sambi menepuk tangannya kecil.

"Troublemaker girl banget pacar." ucap Reino menggeleng dan ikut mengintip.

Wajah Fay tampak biasa saja bahkan begitu datar, "Keeenakan dibacain dongeng—."

"Diam kamu!" Pak Deren melotot.

"Hm..."

"Yes akhirnya, Matematika jadi pertunjukan drama."
"Akhirnya, teruskan."
"Sambil divideo kayaknya seru nih."
"Terkadang pertujukan ini merilekskan hati."

"Sekarang—."

"Saya ngantuk Pak, nggak liat mata saya udah kayak mata Panda? Lucu imut begini?" ucap Fay membuat Reino melotot.

Panda? IMUT?

Leon menabok bahu Reino sambil menahan tawa melinat ekspresi Fay, "Keterlaluan tuh bocah, lucu banget."sahut Fero tertawa.

Pak Deren menggeleng dan meggeram, "Bisa-bisanya kamu—."

"Maaf Pak ini fakta, saya ngantuk jadi saya pengen izin ke UKS." ucap Fay menarik bantal yang ada ditasnya.

Semua yang ada dikelas melotot, kenapa membawa? Bantal... Panda.

"MAU NGAPAIN KAMU? NGAPAIN BAWA BANTAL! DISEKOLAH BUAT BELAJAR JANGAN SEENAKNYA KAMU." Pak Deren sudah kehabisan kesabaran.

Stagnation (Completed)Where stories live. Discover now