01.|•Stagnation•|

749 50 115
                                    


'Mereka yang menyadari sebuah inti permasalahan, namun tidak akibatnya'

________
Stagnation
________



"Percuma punya pacar kalo lo nggak pernah romantis sama gue!" ucap Fay berdecak sebal.

Bagaimana tidak? Pacarnya yang digandrungi banyak cewek itu benar-benar tak pernah melakukan hal romantis! Sama sekali.

Padahal Fay ingin merasakannya.

Tapi kini batas kesabaran gadis itu sudah habis, Fay akan membuat Reino melakukan hal itu. Sedikit saja.

Ciuman misalnya...

Reino mendegus, "Gue romantis, lo aja yang gak nyadar!"

"Romantis pala lo botak?!" kesal Fay tak habis pikir, romantis dari mana? Dibelai saja tidak pernah, malah Reino itu sering menjitak kepala Fay.

"Gue nggak botak! Nih rambut" Reino menundukkan kepalanya.

Fay menggeram kesal, rasanya ingin melempar lelaki kejurang, "Lo kenapa sih?! Gue serius, cepet lo romantis sekarang!" decak Fay mencak-mencak.

"Gue serius juga PE'A! Muka lo tuh dari tadi ngelawak"

Mendengar itu dengan cepat Fay sepatu Reino dan lelaki itu memundurkan langkahnya, lalu meringis.

"Hrrh... Tolol... Mau romantis?! Oke" geram Reino membalikkan wajahnya, membenarkan kerah tanpa dasinya lalu berbalik lagi kearah gadis itu.

"Hai sayang!" ucapnya melambaikan tangan, melihat wajah tampan itu menyapa, Fay menggembangkan senyumannya.

Ini langka, sungguh baru kali ini kata sayang terucap, selama lima tahun menjalin hubungan, melas sekali.

Namun harapan itu musnah saat Reino tiba-tiba menadahkan telapak tangannya dibawah dagunya, lalu menujukkan wajah seakan ingin muntah.

Hah apa-apaan? Fay benar-benar ingin melemparkan sepatu nya kearah wajah kekasih menyebalkan itu.

Gadis itu mengepalkan kedua tangannya.

Sabar, Reino begitu tampan.

Perlu diketahui, Reino memang anti dengan kalimat semacam itu, ini seperti hal yang membuatnya merasa geli sendiri jika melakukannya.

"Gak, gue ngomong apaan tadi?! Sayang? Gue tarik, males" Reino mengedikkan bahunya, ogah!

Rasanya didalam tubuh Fay sudah panas dingin, Reino brengsek! Fay mengumpat habis-habisan.

"Kalau lo nggak bisa serius! Lebih baik kita udahan sampe sini" Fay menghela nafasnya.

Fay benar-benar kesal dengan Reino. Yang tidak pernah peka! Yang selalu membuat semua perkataan gadis itu seperti lelucon!

"Lebay! Gitu aja ngambek, lo tuh harusnya to the point. Mau lo apa deh sekarang? Ayo gue turutin!" ucap Reino mendongakkan wajah Fay yang tertunduk.

"Ya romantis!" gretak gadis itu menggeram.

"Romantis itu banyak macem nya, lo mau gue ngelakuin itu semua disini?! Gila lo" sembur lelaki itu lalu diam dan menatap Fay dalam-dalam.

Gadis itu mengedipkan matanya, sialan tatapan Reino memanah begitu saja, kini beberapa pasang mata sudah mulai mengarah pada mereka.

"K—."

"Apa?! Oh itu?" potong Reino mengerutkan keningnya lalu menyunggingkan bibirnya pelan dan tertawa kecil.

Fay terdiam, wajah serius Reino membuat keinginan harapan menjadi sebuah kenyataan itu nyaris memembus presentase seratus persen.

"Hm, tapi ada prosesnya dikit" ucap Reino menyisir rambutnya dengan jari-jarinya kebelakang, sialan tampan sekali.

Fay yang melihat rasanya ingin mati, eh ralat...

Terjun kejurang saja.

Tatapan membunuh itu menggetarkan tubuhnya.

Dan kini Fay dibuat kaget lagi, Reino menarik tubuhnya dan membawanya dalam pelukannya, Fay masih terdiam, jantungnya berdegub tidak karuan.

Ini proses.

"Ini bukan kemauan lo, tapi ini awalan buat ngabulin permintaan lo" bisik Reino menelusuri dan menguasai pendengaran Fay.

Woi ah?! Mereka berdua benar-benar gila, saking gugupnya Fay lupa jika ini ditengah koridor, sialan! Ini semacam tontonan dipagi yang mengiris hati para penggemar.

"H-hah... aku—." Fay terdiam gugup tanpa membalas pelukan Reino.

Reino melepaskan pelukan itu cepat, lalu mengeraskan wajahnya, membuatnya tampak lebih serius dan menawan.

"Mending diem dulu" ucap Reino sambil menajamkan manik mata indahnya.

Fay terdiam seribu bahasa lagi, jantungnya berdegub berkali-kali lipat melihat Reino menatapnya penuh tepat didepan wajahnya.

"Oke, nikmati" putus Reino cepat.

Fay membatin, apa Reino akan melakukannya? Ah tidak mungkin. Dia tukang PHP! Jangan dipercaya.

Reino menarik tangan Fay lagi untuk lebih mendekat, lalu mengelus pipi gadis itu pelan dan perlahan wajah Reino mulai menguasai penglihatan Fay.

Ah benar akan terjadi?

Rasanya oksigen didalam tubuh Fay benar-benar menipis, hingga sulit untuknya bernapas dengan baik, lelaki ini nyaris membunuhnya.

Argh... Reino benar-benar mendekat nyaris tanpa jarak.

Dan kini jarak itu benar-benar terkikis habis bertepatan saat Fay memejamkan mata dan merasakan sebuah gesekan lembut menyentuh permukaan bibirnya

*cup

TBC

I expects you to leave a trail in the comments column and press the Vote button!

Note:

Cerita kali ini aku bakal bikin setiap chapter itu panjang ya, jadi kemungkinan cerita ini nanti chapternya nggak terlalu banyak.👌🏽😻

Stagnation (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang