20. The closeness returns.

148 12 1
                                    

"Seburuk apapun situasinya, semua tergantung pada bagaimana kita menyikapinya."

_____
Stagnation.
______

*Uhuk... Uhuk...

Fay terkulai lemas diatas lantai, kini tangannya tak lagi tercengkram kasar, hanya saja sama seperti kondisi kepalanya sekarang, terbaring tak berdaya diatas lantai.

"R-Reino..." gumam seseorang dapat Fay dengar.

"Jadi gini cara lo perlakuin manusia?" hentakan sepatu Reino samar Fay dengar, suara yang tak asing juga ia rindukan.

Anzela memundurkan langkahnya hingga menyentuh pintu apartemennya.

*Brak.

Reino mendorong tubuh Anzela hingga pintu apartemen Anzela terbanting akibat tubuh gadis itu terdorong kebelakang sangat keras.

"AWW SAKIT REI!" teriak Anzela.

Reino berdesis menatap tajam, "Sebenernya ini belum seberapa, tapi gue nggak bisa terlalu kasar sama cewek." ucap Reino mendorong Anzela kelantai.

"Jangan harap apapun dari gue, atau lo yang bakal nyesel nanti." lanjut Reino membuang wajah dan berbalik.

Menatap kebawah, tepatnya seorang Fay benar-benar memejamkan matanya diatas lantai yang dingin ini, Reino berjongkok cepat dan membangkitkan tubuh Fay pelan.

"Fay..." panggilnya menepuk pipi Fay pelan.

Anzela terdiam dalam sungkurnya, ia memperhatikan seberapa cemasnya wajah Rieno saat ini. Tangannya mengepal hebat.

Reino menatap kearah Anzela, "Lo cewek terburuk yang pernah gue temuin." ucapnya sambil menautkan tangan Fay yang penuh darah ke bahunya.

Lelaki itu mulai mengangkat tubuh ringan Fay, berjalan menjauhi gadis yang masih memandang dalam diam.

"Awas lo Fay Aleshia."

* * *

Tangan lemas Fay memegang telapak tangan besar kokoh yang menyentuh pipinya.

Rasanya Fay ingin meloloskan kata 'gue nggak papa' ditengah matanya yang menyipit memaksa untuk terbuka, menatap betapa kencangnya jalan yang Reino terobos saat ini.

Namun sayang, Fay benar-benar merasa lemas karena kabur dari rumah sakit, wajahnya memucat kekurangan banyak darah.

Fay melelapkan matanya, Reino segera memarkirkan mobilnya dirumah sakit, menatap betapa parah keadaan gadis yang terperban ini.

* * *

"Udah tau kenapa tuh anak manja ketabrak?" Leon menatap Reino yang terdiam dari tadi.

"Dia kabur kemarin lo nggak tau alesannya?" tanya Leon lagi.

Reino hanya menghela napas panjang, dan Leon memutar bola matanya malas, untung saja Reino membawa Fay kembali. Jika tidak, maka habislah riawayat Leon dengan Mamanya.

"Bro, Bokap Fay udah hampir sebulan nggak ngasih kabar sama Fay, lo ngerti kan? Dia kesepian banget, mana diskors pula saking bandelnya. Nggak bisa mikir dikit apa? Masa lo percaya dia main dibelakang lo... Lo kan kenal dia lama—."

"Gue punya keputusan gue sendiri." potong Reino masih menatap kedepan.

"Seburuk apapun dia, dia pernah buat lo bahagia, gue harap lo nggak lupa itu."

Stagnation (Completed)Where stories live. Discover now