24. Momories

157 11 0
                                    

"Seberapa jauh kamu memendam masalalu, tak jarang situasi terkadang membuatnya terungkit kembali."

_________

~Fay Aleshia.

Kini langit biru mengiasi pemandangan jendela Fay yang sudah terbuka lebar, sungguh sedikit mengingat. Ia melihat sekilas lelaki yang membuka gorden jendelanya lalu pergi.

Sinar matahari pagi sudah menerobos masuk menyinari pandangan Fay. Gadis itu menajamkan pandangannya, kepalanya sedikit terasa pening.

Fay bangkit dari keranjang tidurnya, menegakan tubuhnya dan berjalan menuju cermin besar berwarna putih itu.

Menatap piyamanya dan sejenak berpikir ada yang aneh. Fay memutar ingatannya ditengah kelemotannya dipagi hari.

"Siapa yang ganti baju gue?" ucap Fay menepuk jidatnya, mengingat-ingat yang terjadi kemarin malam.

Kenapa mendadak amnesia begini sih?

"Sial!" umpat Fay mengacak rambutnya frustasi sambil berlari keluar.

Gadis itu menatap jam dinding, sudah jam 8 lewat 10 jelas ia sudah telat hari ini. Fay menundukan dirinya dikursi makan.

Matanya samar menatap makanan yang sudah tersaji lengkap dimeja makan. Tunggu, bukannya Bi Dewi izin pulang kampung?

Lalu siapa yang memasak? Dan kini pikiran Fay tertuju pada piyama yang ia kenakan.

"Gio?" gumam Fay bergetar.

"Dia ngapain gue semalem?" tanya Fay refleks menyilangkan tangannya didepan dadanya.

"Astaga..." otot tubuh Fay rasanya melemas, gadis itu menjedor-jedorkan kepalnya dimeja kaca itu.

Namun saat itu suara mobil terdengar datang, Fay dengan cepat memundurkan kursinya dan berlari, waspada dengan bahaya yang mungkin saja terjadi.

"Papa—." langkah cepat Fay terhenti mendadak saat ia berlari didepan pintu.

Kepalanya saat ini rasanya ingin pecah, Fay menajamkan pandangannya. Disamping mobil sportnya yang acak adul, terlihat satu mobil mengawal kedatangan Papanya.

Senyum Fay mengembang sempurna, rasanya disamping kekacuan yang ada dalam dirinya. Fay rasanya ingin meledak saking rindunya.

Senyuman indah dari Diandra terpancar, Fay berlari cepat menghampirinya. Namun kini lagi-lagi langkah terhenti saat mendapati supir pribadi ayahnya membukakan pintu penumpang depan.

Nampak seorang wanita yang kira-kira lebih muda dengan Diandra 4 tahun keluar dengan pakaian elegan juga gaya yang modis.

Diandra berbalik dan mengacuhkan Fay begitu saja, memilih berjalan kearah wanita itu dan menggandengnya. Tatapan kesenangan dari mata Fay berubah menjadi tatapan bingung tak mengerti.

Diandra menepuk tangannya, ia baru menyadari Fay sudah berdiri didekatnya. Diandra menepuk bahu Fay dengan senyum dan tawa yang jelas terdengar.

Fay masih diam dalam posisinya, pandangan tajam dan lurus. Kini rasanya jantung nya berpicu semakin cepat, spekulasi buruk benar-benar menghantuinya.

"Fay, Papa kangen sama kamu, kenalin..." Diandra memegang kedua bahu Fay dan mengarahkannya kepada wanita yang tersenyum manis kearahnya.

"Annalyne, calon Mama baru kamu."

* * *

Fay mengendarai mobilnya diatas rata-rata, gadis itu menancapkan gas mobilnya tanpa kendali, pikirannya berantakan.

Stagnation (Completed)Where stories live. Discover now