04. Regret it!

253 25 1
                                    


"Aku tak perlu mengekspresikan apapun yang sedang terjadi, karena aku tahu, kepedulian tak akan pernah berpihak."

________

-Fay Aleshia.

Kini Fay benar-benar menyorot mata banyak orang yang melihatnya berjalan dikoridor yang masih nampak sepi ini.

Gadis ini sengaja datang awal, dan kini ia harus menghentikan langkahnya, bertepuk tangan seperti sorakan kemenangan untuk dirinya sendiri.

Itu dia! Sudah datang.

"Heh, iya lo yang cupu tapi belagu." ucap Fay menarik kerah lengan gadis itu hingga gadis yang tetarik itu berjinjit dan menoleh kearah belakang.

"Iketin sepatu gue!" Fay tersenyum miring dan membuat gadis yang menangkap wajahnya itu nyaris tak bergeming sedikit pun.

"Budeg lo?! Cepet iket!" Fay menarik rambut gadis itu hingga gadis itu meringis dan tubuhnya bergetar.

Dan kini Fay mendorong gadis itu...

*Bruk

Tepat sasaran, kini siku gadis itu berhasil tergesek oleh kasarnya lantai koridor sekolah ini.

"Kenapa diem aja?! Hah?!" Fay menatap kebawah, menatap wajah polos yang suka menggoda.

"M-maaf kak" gadis itu kehabisan kata-kata, sialan Fay galak sekali.

"Lo kira maaf bisa bikin tali sepatu gue keiket?!" Fay menggeram dan mengambil ember dipinggir koridor yang berisi air itu lalu menyiramkannya kearah gadis itu.

*Byur.

"M-maaf kak... Maaf" gadis itu mengusap wajahnya yang basah kuyup, dengan cepat ia mendekat kearah sepatu tinggi Fay.

Dan kini ringisan kecil mulai terdengar, gadis itu menangis.

Gadis itu berusaha mengikat tali sepatu Fay sambil menangis tersedu-sedu.

Fay menggeram, menendang tangan gadis itu, lalu menginjak telapak tangannya dengan begitu keras, hingga gadis itu semakin menangis dan mengaduh sakit.

"A-aku iketin tali sepatu kakak..." lirih gadis itu kembali memegang sepatu Fay.

Fay berjongkok dan menarik kerah baju gadis itu hingga gadis itu berdiri dengan tegap.

"LAMBAT!"

Fay menampakkan tubuh gadis itu didinding koridor, gadis kecil itu tertunduk sambil menahan untuk berhenti menangis.

"Maksud lo kemaren meluk-meluk cowok gue apa bangs*t."

Gadis kecil itu tertunduk, "M-maaf kak—."

*Plak

"MAAF?!" Fay menggretak, mengingat gadis kelakuan gadis didepannya ini harus membuatnya menahan amarah hingga kini.

"M-maaf—."

*Plak.

Gadis itu menangis memegang pipinya.

"Sekali lagi lo bilang—."

"Maaf Kak—."

*Bruak!

Fay mendorong gadis itu hingga tersungkur dilantai koridor sangat keras, gadis itu meringis menatap Fay lalu memegang pelipisnya yang mengeluarkan banyak darah.

"Belum puas?!" Fay mengeliling tubuh gadis itu lalu berjongkok lalu mencengkal dagu gadis itu, lalu mencekek lehernya.

Nafas gadis itu tersenggal dan tak dapat berkata-kata.

Stagnation (Completed)Where stories live. Discover now