23. Can't refuse

153 12 0
                                    

"Seberapa besar ketidakmampuanmu ketika dia selalu gagal membuatmu menjauh dari kepahitan ini dengan hal sederhana yang mengesankan."

______
Stagnation
______

Fay menutup mulutnya, mendapati Reino menghajar Gio tanpa henti, terlihat darah segar mengucur disudut bibir Gio, wajahnya tampak babak belur.

Fay menggeleng, hendak melerai namun Reino bersikap seolah tak ingin memberikan celah pada siapapun untuk berhenti menghajar Gio.

"Rei..." panggil Fay frustasi, entah bagaimana keadaan Gio kali ini, lelaki itu tampak meringis tak kuasa membalas Reino.

Dan Reino terus menonjok, memukul bahkan menghajarnya, nampak begitu menyeramkan.

"Rei udah plis." Fay mulai menarik-narik jaket Reino, Fay mengusap wajahnya.

*Bugh.
*Bruak.
*Dugkh

Fay melihat Gio benar-bener megeluarkan banyak darah, Fay menggeram. Menarik lengan Reino untuk berhenti.

"REINO!" teriak Fay menggretak.

Reino yang mendengar panggilan itu menghentikan kegiatannya, lelaki itu berdiri tegap, menendang kaki Gio lalu beralih menatap Fay datar.

"Lo keterlaluan!" Fay mendorong bahu Reino sambil marah.

Reino terdiam sambil menatap gadis yang berjongkok dan menatap Gio ngilu itu.

Gio membuka matanya lalu meringis memegangi perutnya, "Gue nggak papa." ucapnya tanpa terbata-bata.

Fay menggigit bibir bawahnya. "Lo luka parah, kerumah sakit ya?" Fay mulai panik sedangkan Reino masih diam pada posisi yang sama.

"Fay pulang." suara Reino membuat Fay bangkit.

Gadis itu mendorong dan memukul-mukul lengannya, "Pukul gue Rei, pukul gue. Jangan sakitin orang lain, biar gue aja Rei sekalian!" ucap Fay menatap Reino.

Reino mencekal tangan Fay, "Pulang. Ngapain kesini." suara datar itu membuat Fay kesal.

"Lo ngapain kesini? Gue ada urusan sama dia dan sekarang lo malah ngehajar dia?" ucap Fay menahan amarahnya.

Reino berdecih, "Lo belain dia?"

Fay terdiam beberapa detik, gadis itu menggeleng. Tak berniatan untuk menjawab pertanyaan Reino, namun kini mata Fay tertuju pada Gio yang mendudukan dirinya.

Fay sesegera mungkin berjongkok, "Lo masih mau disini?"

"Ayo kita masuk." ucap Gio berusaha mendirikan tubuhnya. Mendengar itu tangan Reino mengepal sempurna.

Fay membantu Gio untuk berdiri, gadis itu menatap Reino yang memperhatikan pergerakannya, lalu perlahan Fay mulai berjalan pelan masuk ketempat yang sangat Reino benci itu.

"Mau kemana lo." ucap Reino menarik bahu Fay.

Fay menghela napas, "Tinggalin gue."

* * *

Reino menatap jelas dimana gemerlap lampu sedang menyinari tubuh semua orang yang berdiri disini. Namun kini matanya tertuju pada objek yang ia sukai memilih singgah ditempat ini.

Reino memperhatikannya dari jauh, menatap sekeliing, entah kemana sekarang Gio pergi, namun Reino akan pastikan pandangannya tak terlepas dari Fay yang tak henti-hentinya meneguk beer tanpa henti.

Reino memijat pangkal hidungnya, kali ini ia harus benar-benar menghindar dari banyak godaan. Jika ia ikut mabuk, lantas siapa yang akan memperhatikan gadis nakal itu?

Stagnation (Completed)Where stories live. Discover now