ke-ENAMPULUH-dua

470 47 0
                                    






Tata sedang berjalan menuju kelasnya. Setelah kembali dari kamar mandi tadi, Resa dan teman temannya sudah tidak ada di kantin. Mereka masuk ke kelas, mungkin.

Ketika ia sedang berjalan, terlihat segerombolan orang berkumpul di tengah lapangan. Tata tidak tahu ada apa, tapi yang pasti orang orang berkumpul dan ada juga yang terburu buru tak ingin tertinggal untuk melihat.

"Eh ini ada apa sih?" Tanya Tata pada salah satu siswi seangkatan yang lewat di depannya.

"Itu, katanya ada yang berantem." Ujar siswi tersebut, dan Tata hanya mengangguk dan mengucapkan terima kasih.

Tata mengangkat bahunya acuh dan melanjutkan pergi ke kelasnya, sebab ia tak terlalu tertarik dan tak ingin tahu urusan orang lain.

Tata pergi menaiki tangga untuk sampai ke kelasnya. Namun ketika melihat ke dalam kelas, Resa dan teman temannya tidak ada di sana.

Ia melihat Fadil yang berjalan tergesa gesa ke arahnya.

"Dil, pada ke mana sih?" Tanya Tata.

"Mereka ada kok, lo ikut gue dulu sebentar." Ujar Fadil seraya menarik tangan Tata pelan.

"Mau ke mana sih? Kak Resa mana?"

"Ya makannya lo ikut gue dulu sebentar." Jawab Fadil dan menarik Tata ke kelasnya.

Sampai di kelas Fadil, ternyata Resa tidak ada di sana. Tata mendengus kesal. Fadil hanya modus dengan menarik tangan Tata tadi.

"Apaan sih ah modus banget idup lo! Gue tanya kak Resa mana?"

"Tapi lo jangan marah dulu!" Pinta Fadil.

"Gue gak marah daritadi elah."

"Resa-"

"Eh bentar, hp gue mana sih gue lupa. Bentar, gue cari dulu di kelas." Ujar Tata dan pergi untuk mencari handphone-nya.

"Ta, bentar dulu Ta gue mau ngomong nih." Ucap Fadil seraya mengikuti Tata.

"Bentar doang, nanti hp gue ilang gimana?"

"Ta-"

Namun ketika sampai di depan kelas, Tata melihat ke arah lapangan, di mana orang orang sedang berkumpul. Jelas sekali dari atas sana jika ada dua orang sedang melawan satu orang lainnya.

Tapi tunggu...

Mata Tata melebar, tangannya terangkat untuk menutup mulutnya yang terbuka. Tata benar benar terkejut dan tak bisa melakukan apapun selain diam di tempat.

"KAK RESAA!! ADAM!!" Akhirnya Tata berteriak dan bergegas pergi kembali ke lapangan.


"MANA BUKTI OMONGAN LO BANGSATT!!"

"KALO NIAT LO MAIN MAIN GAK USAH LO BANYAK NGOMONG BAJINGANN!!"

"SA BIARIN GUE NGOMONG DULU!" Balas orang tersebut pada Resa.

Karena ucapannya tak bisa membuat Resa berhenti, ia juga membalas Resa dan meninju wajah Resa. Ketika Adam datang menghampiri dengan niat yang sama, orang tersebut yang sudah sama sama tersulut emosi beralih meninju wajah Adam.

Tata menerobos masuk ke dalam kerumunan demi sampai ke hadapan orang orang yang sedang berkelahi. Ia menahan air matanya agar tidak jatuh. Tata harus melerai kedua saudaranya terlebih dahulu.

"MATI AJA LO SIALAN! BERHENTI LO MUNCUL DI DEPAN GUE!" Teriak Resa yang tak henti hentinya melontarkan kata kata kasar, seraya terus meninju wajah lawannya.

"SA GUE-"

"HALAH BACOT!!" Balas Adam yang juga melakukan hal yang sama dengan Resa, menghajar orang di depannya.

"KAK RESAA!! ADAM!!" Teriak Tata lagi. Namun keadaan tak berubah, tetap saja orang orang di depan sana berkelahi.

Akhirnya, ketika tangan Resa terkepal di atas dan siap untuk meninju wajah seseorang yang sudah tersungkur di tanah, Tata diam di hadapan Resa dengan ekspresi yang tidak bisa dijelaskan.

Resa terkejut, namun tetap saja berusaha meraih wajah lawan di depannya. Ia menyingkirkan Tata dan meninju wajah lawannya sekali lagi.

"KAK RESA UDAHH!!" Teriak Tata lagi.

Tata menarik Resa sekuat tenaga, namun Adam malah mengambil alih pekerjaan Resa yang terhalang. Adam dengan emosinya yang meluap luap ikut meninju orang tersebut.

"ADAM UDAH! STOP ADAMM!"

Tata menarik tubuh Adam untuk berdiri di hadapannya. Ia melihat wajah adiknya yang memerah karena marah, dan nafasnya memburu tak beraturan. Matanya juga sangat amat memperlihatkan bahwa Adam sedang tersulut emosi. Adam tak pernah terlihat semarah ini, Tata ingin menangis karenanya.

"KAK RESA STOP!"

Tata menarik tangan Resa dan menautkan jarinya di antara jari Resa. Di sisi lain Adam masih saja tak mau mendengarnya. Adiknya itu akan menghajar orang tersebut lagi dan lagi, jika saja ia tak mendengar Tata yang memanggilnya lirih.

"Adam..." Panggil Tata yang lebih pelan dan lebih lemah dari sebelumnya.

Adam diam dan menatap mata kakaknya yang sudah berkaca kaca. Baiklah, Adam diam. Ia tak ingin membuat kakaknya menangis karena ulahnya.

Tata melepaskan tautan tangannya dengan Resa. Hendak pergi menuju orang yang sudah terduduk di tanah, namun Resa menarik tangannya.

"Diem, atau kakak pukul dia lagi!" Ujar Resa yang menekan kata katanya.

"T-tapi Marcel-"

"Ta!"

Akhirnya Tata memberi kode pada teman temannya yang ternyata ada di barisan paling depan, untuk membantu Marcel. Lalu ia menarik tangan kedua saudaranya menuju UKS.

Ketika sedang berjalan ke UKS, Tata tak menggubris panggilan dari kedua saudaranya yang berjalan di belakangnya. Ia diam dan tak ingin berbicara sama sekali dengan kedua saudaranya tersebut.

"Ta, dengerin dulu coba." Ujar Resa, namun Tata tak memperdulikannya sama sekali.

"Ta!"

Resa mengacak rambutnya frustasi, sedangkan Adam diam mengerti keadaan hati Tata.

"Ta!" Panggil Fadil.

"Lo lagi, ngapain lo di sini? Pergi sana!" Usir Tata.

"Jahat banget Ta sama gue." Ujar Fadik seraya diam di hadapan Tata.

"Minggir, gak usah lo ngalangin gue ah!"

"Tapi Ta-"

"Minggir cepetan! muka gue perih bego!" Ujar Resa ikut mengusir.

"Ya siapa suruh lo adu jotos."

"MINGGIR BURUAN BANYAK BACOT BANGET!" Resa menarik Fadil agar menyingkir.

"Hih, ngegas kok dibagi bagi!"



























Rela gak muka Resa sama Adam bonyok?:(

Btw monmaap agak kasar ya bahasanya

Jangan ditiru teman temann...

Thanks for readingg

Jangan lupa tinggalkan jejak

  ❣❣❣

The Perfect SiblingsWhere stories live. Discover now