ke-TIGAPULUH-tiga

682 56 0
                                    






"Dinginnnn."

Setelah Marissa berucap seperti itu sambil memeluk Rizal dari belakang, tiba tiba Rizal menggerak gerakan kepalanya. Tak hanya kepala, tangannya juga ikut bergerak seperti sedang menarikan tari daerah.

"Lu kenapa anjir kayak yang kesurupan." Ucap Marissa sambil melepaskan pelukannya.

"Duhh gue ketempelan setan tadi."

"Kan tadi gue yang meluk lo- wah parahh lu nyamain gue sama setan. LO DIKASIH MAKAN APAAN SIH NYEBELIN SUMPAH PENGEN GUE GOROK." Teriak Marissa emosi.

"Aww mau dong digorok." Jawab Rizal sambil tersenyum lebar dan mengedipkan sebelah matanya.

"Sialan pergi lo, jijik gue liatnya."

"Entar kalo gue pergi, lo sama siapa?"

"Sama Adam lahhh. Ya kan Dam?"

"Masih aja lu." Ucap Tata sambil mengusap seluruh wajah Marissa dengan cepat.

"Puihh tangan lo asin Ta."

"Hufftt dinginnyaa." Ucap Tata sambil meniup kedua telapak tangannya. Padahal ia sudah memakai hoodie, tapi tetap saja dingin.

Tadi pagi, Tata mengajak kedua saudaranya keluar untuk sekedar jalan jalan pagi. Tak lupa juga mereka mengajak Marissa dan Rizal -yang asik saling menjahili sepanjang jalan-.

Resa mengambil tangan kanan Tata, Adam mengambil tangan kiri Tata dan masing masing memasukkannya ke dalam saku hoodie mereka.

"Anget?" Tanya Resa.

"Anget sihh, tapi ga gini jugaaa." Jawab Tata sambil melepaskan kedua tangannya.

"Aww sakit bego! Rizal bego!" Ringis Tata sambil mengusap kepalanya, Rizal menarik rambutnya tadi.

"Lu kenapa sih hobi banget usilin ade gue hah? Mau gue apain lu. Dam hajar Dam." Ucap Resa sambil memegang kedua tangan Rizal ke belakang.

"Apalo? Berani lo sama gue?" Tanya Rizal pada Adam.

"Berani dong, segini doang akhh kecil." Jawab Adam sambil seperti membuang sesuatu yang kecil pada telunjuk dengan ibu jarinya.

Bugh

"ANJERR LU NONJOKNYA BENERANNN."

"Berani kan gue?" Tanya Adam bangga, tapi setelahnya berlari karena Rizal mengejarnya.

"Hee bocah sini lo."

"AMPUNN BANG GUE KAN DISURUH BANG RESA." Ucap Adam setelah berhasil ditangkap oleh Rizal.

"Lephasinn bang shesek sumpahh."

"Lepasin ga adek gue."

"Ahh iya iyaa yaudaa aaaaaaa." Rizal berteriak karena Tata menarik telinganya.

"Lepasinn tangan lo dari abang gue." Ucap Marissa sambil menarik rambut Tata.

Terus saja seperti itu sampai kebodohan mereka hilang -untuk sementara- karena salah satunya mengaduh kelelahan.

.



.



.


"Dede Ghiaannnnn."

Sekarang rumah nenek kedatangan keluarga yang lainnya. Salah satunya Ghiano Alevandra, anak laki laki berumur dua tahun yang memiliki pipi chubby yang sangat amat Tata suka. Tapi Ghian sering menangis jika melihat Tata, karena Tata yang sering tidak berhenti mencium pipinya -bukan sering, lebih tepatnya selalu-.

"Kangen banget sama Ghiaannnn." Ucap Tata sambil terus mencium pipi anak laki laki yang dipanggil Ghian tersebut.

"Mamaaaaa."

"Ehh Ghian jangan nangis sayangg uuuuu." Ucap Tata menenangkan, tapi masih terus saja mencium pipinya.

"Kamu itu kebiasaan, jangan nangis jangan nangis tapi masih aja dibikin nangis." Ucap mama dari Ghian.

"Biarin biar nangisnya makin kenceng."

"Ohh hey broo."

"Widihh tinggi lo udah mau ngalahin gue nih."

"Iyadongg, btw kangen bangetttt." Ucap Tata sambil memeluk satu orang saudaranya ini.

"BUBARR BUBARR WOYY!"

"Apaan sih Sa ganggu aja, pengen dipeluk? Sini aku peluk."

"Najis."

Itu Rizky, saudara Tata yang sangat amat berbanding terbalik dengan Rizal. Ia baik, pengertian walaupun sedikit jahil, ia adalah kakak Ghian. Rizky ini sering membuat Resa dan Adam merasa terasingkan oleh Tata. Tak hanya Resa dan Adam, bahkan Rizal pun merasa begitu. Ia baik kepada Marissa dan Tata, juga Ghian tentu saja.




"Ghian kok gituu, sama kak Adam mau tapi sama kak Tata gamauu." Ucap Tata saat melihat Adam bermain bersama Ghian di teras rumah. Adam memang seperti itu, mudah membuat semua anak kecil melekat padanya. Berbeda dengan Tata yang terlebih dahulu membuat mereka takut.

"Mana mau Ghian sama macan."

"Rizal bacot! Sana pergi!"

"Huu dasar monyet berbulu macan."

"RIZAL GILAK!"

"Gue bilangin papah gue ya lo." Ancam Rizal. Ia bisa mengadu karena orang tuanya sudah datang hari ini.

"Dih aduan lo dasar bocah."

"Gue bocah lu apaan hah anak tuyul."

"OHH SECARA GAK LANGSUNG LO BILANG BOKAP NYOKAP GUE TUYUL? WAH PARAHH LU LAKNAT."

"Dih misah misah aja kali, lo doang yang terlahir berbeda. HAHAHAHA papa mengapa Tata berbeda, lebih kayak tuyul."

"Sialan."

"Eh ngomong kasarrr. OMM TATA NGOMONG KASAR NIH OMM."

"RIZALL GILAK MATI AJA SANAA!"





























Gaje ya?

Sebenernya aku lagi mager magernya, lagi gak mood, lagi mumet, lagi resah, lagi gelisah, lagi merana.
LEBAY LO LEBAYYY

Jadi kemungkinan part selanjutnya bakalan aku UP lebih LAMAAA dari biasanya sampe ini otak nyambung lagi.

Tapi aku usahain gak lebih dari seminggu...

Thanks for readingg!!

  ❣❣❣

The Perfect SiblingsWhere stories live. Discover now