04

56.3K 3K 69
                                    

Balik lagi dengan dokter ganteng disini. ✨✨

Happy reading lop 💜

✨✨

Hari yang ditunggu telah tiba, tepat pada hari ini, hari Senin semua akan dimulai. Hari pertama kuliah offline tatap muka. Bisa kelihatan yang glowing glowing di kamera.

30 menit aku sudah berangkat dari rumah, yang sekiranya sampai kampus hanya membutuhkan waktu 20 menit itu pun kalau lambat dan macet.

Tidak ada halangan di perjalanan, semua aman terkendali. Sampai kampus pun aku dalam keadaan sehat Wal afiat. Bertemu dengan orang orang lama, tapi baru tatap muka pertama kali rasanya pasti canggung. Tapi karena aku anaknya tidak tahu diri, jadi aku gak ada malu malunya untuk menyapa mereka satu persatu.

Terdengar derap langkah yang semakin besar menuju kelas kami, membuat kami semua terdiam. Dan ternyata derap langkah tersebut, datang dari langkah dosen kami.  Tidak ada yang berbicara, perempuan cantik yang kami ketahui adalah ibu Erien memberikan pembekalan praktik.

Pembeklan dimulai dari etika dan tata tertib berada disana, terlebih kita ada seorang tamu. Kemudian dilanjutkan dengan beberapa pembagian, salah satunya pembagian kelompok dan siapa ketua di masing-masing kelompok tersebut.

" Jadi, yang gelombang kedua apakah sudah menunjuk siapa ketua kelompok yang akan bertanggung jawab selama kalian berada di sana? " Ibu Erien memperhatikan kami semua. Yang buat aku makin terkejut, mereka semua menunjuk aku. Aku?? Kenapa aku, aku tidak berani mengambil resiko yang seperti ini. Hey.!!!

" Sisil aja Bu, dia yang biasa nanganin ketika kelas online " ujar yang lain mengikuti.

Nama aku yang disebut pun, hanya bisa diam. Apa yang bisa aku lakukan jika sudah begini, berarti mereka mempercayai aku. Ya udah mending aku terima saja.

" Ketua kelompok silahkan maju, dan perkenalkan nama lengkap terlebih dahulu. "

Aku maju kedepan, tidak ada kegugupan. Apa yang perlu di gugupin, tidak ada lelaki disini.

"Selamat pagi, perkenalkan nama saya Sisilia Oktaviana Muzil. Bisa dipanggil Sisilia. Saya sebagai ketua kelompok gelombang kedua. "

"Baik jadi nanti disana, Sisilia selaku ketua kelompok harus memperkenalkan diri juga disana. Kemudian, sebagai ketua Sisil juga memiliki beberapa tanggung jawab, ya. Salah satunya menjadi perantara antara mahasiswa dengan dosen disini, dan perantara kelompok kalian dengan dokter pembimbing.  Jangan lupa sopan santunnya nanti di sana harus dan wajib di jaga " peringat bu Erien memberi tahu.

" Nggih, baik ibu. Terima kasih ibu" aku menundukkan kepalaku.

" Silahkan duduk di tempatnya semula."

Aku duduk kembali di kursi kebangsaan ku yang tadi.

✨✨✨

Ada rasa gugup sedikit, hanya sedikit saja. Bukan hanya karena bertemu dengan dokter, tetapi yang aku takutkan adalah belajar Cadaver.

Aku yang dari tadi masih sibuk mengabsen mahasiswi yang lain dan pengambilan dokumentasi tidak sempat memperhatikan dokter didepan.

Sehingga suara bariton, yang perasaan sudah pernah aku dengar membuyarkan kegiatanku.

" Siapa ketua kelompoknya? Silahkan ke depan " perintahnya.

Aku menarik nafas,  menenangkan jantung ku, inget yang didepan suami orang. Ucapku menguatkan diri.

Suamiku Dokter ( Tahap Revisi)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon