14

40.7K 2.5K 50
                                    

Versi revisi nih...

Ada yang nungguin?

Langsung aja, happy reading 💜

✨✨

Ceklek...

Suara pintu terbuka itu pasti mas Sakha, dan bener saja lelaki dengan kantung mata yang melekat disana sangat menandakan tbuhnya sangat lelah. Jadi pengen peluk, tapi takut. 


Dengan nafas yang masih tersenggal, mas Sakha berjalan dengan cepat ke arahku. Aku kebingungan ada apa dengan mas Sakha, jalannya begitu cepat seakan akan aku ini adalah garis finish dalam sebuah perlombaan. Memang benar sih, mas Sakha seang berlomba memennagkan hatiku, padahal mah sudah menangs ejak awal kok mas.

Mas sakha langsung berhambur memeluk tubuhku dengan tetap menjaga posisinya agar tidak mengenai bagian kaki ku yang terluka. Akhirnya, dia yang meluk duluan, 
Erat, pelukan mas Sakha kali ini lebih erat jika dibandingkan waktu ia menceitakan tentang Angel. 

"Kamu kenapa bisa begini? Kamu buat saya hampir kehilangan akal, Sil" parau mas Sakha. Ya ampun mas, kalau begini aku semakin kasihan sama diri sendiri. Kamu aja sekhwatir ini sama aku, kenapa Bapak tidak?

Aku membalas dengan memanyunkan bibirku," ya, kan namanya musibah mas, yang penting sekarang aku gak apa-apa " balasku sembari tersenyum, dan menguatkan diri. Agar air mata tidak jatuh juga. Jujur ini sakit banget woey, nyeri banget. Tapi aku harus mempertahankan diriku yang sok kuat ini, agar aku tidak terlihat lemah.


Tak 

Mas Sakha menyentil dahiku.

"Dasar anak bandel, ini apa namanya, hmm? " tanya mas Sakha tidak sengaja tangannya malah  menyenggol kaki ku yang terluka. Kok gak ada uwunya sih dokter yang saat ini merangkap jadi seorang yang ingin kenal lebi dekat denganku ini, kenapa tidak seperti konten orang orang di tik tok yang diobatin gitu. Kenapa aku berbeda?  Yang ada  malah mas Sakha semakin membuatku terasa nyeri.


"Awwh, sakit mas... ih. Bukannya di periksa lagi kek atau apa, ini malah makin di buat sakit. Suka ya aku sakit begini? " todongku, aku hendak ingin membalikkan tubuhku, enggan untuk melihat mas Sakha dengan wajah tengilnya. 

"Kalau gak bisa balik badan, jangan di paksa. Makin sakit kan? " ejek mas Sakha dan mengusap rambutku. Malu? gak sih biasa aja. Cuma jadi gak niat deh kalau mau ngambek, konsepnya sudah salah begini.

Pintu terbuka, dan disana sudah ada dokter dan perawat yang masuk. 

Loh, kok ada yang aneh. Kenapa mereka menundukkan kepalanya  kepada, mas Sakha? Hah.. ada apa nih?.

"Saya izin periksa kembali Ny. Sisilia, dok" izin dokter tersebut yang baru datang. Eh, kok dia tahu mas Sakha dokter? padaha mas Sakha hanya mengenakan kemeja saja hari ini, karena mas Sakha datang dari kampus. TEntu saja, ia tidak menggunakan jas dokter kebanggannya. 

Mas sakha melenggang pergi, entah kemana. Padahal, di kepalaku masih banyak pertanyaan yang ingin aku ajukan. Tapi, jika sudah di tinggal seperti ini nanti pasti lupa ingin menanyakan apa. Semoga aku di beri ingatan yang kuat agar mengingat apa ynag ingin aku tanyakan.

✨✨

Selesai diperiksa, aku beristirahat sebentar. Mungkin karena efek obat jadi tidurku lebih nyenyak, di tengah tengah rasa nyeri yang aku rasakan.

Suamiku Dokter ( Tahap Revisi)Where stories live. Discover now