39

25.5K 1.2K 18
                                    

Apa nih, lapak sebelah sepi😶

Spam komen dongs, kalau ga, aku mau ghosting kalean lagi🤨

bercanda ding 🤟

Happy reading 💜

***


Sedikit kesal dengan tingkah laku mas Sakha sejak tadi, posisi tidurnya tidak berubah padahal sudah lebih dari sejam sepeti ini. “ Mas, udah ih. Aku mau tidur ” aku berusaha menyingkirkan wajah mas Sakha yang tidak berhenti berbincang dengan perutku. Tangannya tidak tinggal diam, ikut aktif mengelus dan kadang karena terlalu gemes malah berpindah dan mencubit lenganku.



“Tidur aja, gak ada yang larang kamu, Sil. ” balasnya dengan wajah datar.

“Aku bagaimana bisa tidur, kalau mas gak bisa diem. Terus juga mas tidurnya dibawah nempelin wajah ke perutku, gimana ceritanya aku bisa tidur mas?? ” Jadi disini, aku tidak melarang mas Sakha berperilaku seperti ini. Mengingat mas Sakha sudah sangat amat menantikan momen ini. Tapi, ya ampun. Aku tidak bisa tidur mas ..!!

Mas Sakha menatapku, mengangkat wajahnya. Namun, masih enggan beralih dari tempat posisi ternyamannya.

“Sekarang kamu sudah percaya, kan? ” tanya mas Sakha tiba tiba dan aku hanya memasang wajah polos karena bingung arti dari pertanyaan mas Sakha apa. Paham dengan wajahku yang penuh tanda tanya, mas Sakha melanjutkan pembicaraannya.

“ Waktu kamu kefikiran apa yang dikatakan oma,  kamu gak bisa hamil lagi” jelas mas Sakha. Aku tersenyum kecut, jika mengingat kejadian itu.

Ya sudahlah, yang terpenting sekarang aku mengandung. Apapun yang dikatakan Oma, anggap saja angin lalu.

Mengingat kejadian waktu itu, aku menurunkan kedua tanganku menuju perutku dan mengelusnya ringan disana. Seolah tengah berkomunikasi berdua saja dengan bayiku.

Mas Sakha tidakmau kalah, ia menempelkan kupingnya ke perutku.

“Ajak Papa dong, kalian lagi bahas apa?.” Rengek mas Sakha.

Aku terkekeh, kemudian berusaha menyingkirkan kepala mas Sakha yang masih setia berada disamping perutku. Tidak terima diperlakukan seperti itu, mas Sakha memeluk perutku erat yang membuatku kewalahan untuk mengusir wajah mas Sakha.

“ Mas, ampun dehhh, aku gak bisa nafas kalau begini!!”

“ Maaf sayang, mau kerumah sakit? ” ujarnya langsung dengan nada khawatir dan segera menjauhkan wajahnya di perutku. Lalau berpindah mensejajarkan wajahnya dengan wajahku.

“ Nah, jika sudah sejajar gini kan nyaman mas, ga perlu kerumah sakit. ” ujarku dan langsung memeluk leher mas Sakha. menyembunyikan wajahku di curuk lehernya. Mas Sakha menepuk pundakku, menghirup aroma rambutku. Seketika aku tersadar, aku belum keramas. Aku langsung menjauhkan diri.

“Kenapa?” heran mas Sakha.
Aku tersenyum, lalu menyengir dan membalas, “ Aku belum keramas ”
Mas Sakha tertawa mendengar pengakuanku, namun kembali ia meraih tubuhku agar berada di dalam pelukannya.

Suamiku Dokter ( Tahap Revisi)Where stories live. Discover now