23

37.7K 1.8K 19
                                    

Suasana pagi di rumah mas Sakha sangat sejuk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Suasana pagi di rumah mas Sakha sangat sejuk. Ya, karena saat ini kami berada di halaman belakang milik mas Sakha. Rumput yang lebat dan terawat, pohon mangga, dan berbagai pohon lainnya untung saja tidak ada pohon pisang. Dan ada lapangan untuk bermain basket juga.

Taman belakang yang seluas ini, di sertai berbagai macam wahana permainan anak kecil yang sengaja di penuhi mas Sakha, semata- mata hanya untuk Angel. Apa Angel tidak lelah, dan jenuh main sendiri tetapi wahana permainannya lumayan banyak?.

Ketika aku bertanya ke mas Sakha jawabannya, agar Angel lebih betah berdiam di rumah. Namun, yang namanya anak kecil pasti membutuhkan teman untuk bermain. Itulah sebabnya, Angel mendesak untuk dibuatkan Adik. 

Disepanjang sarapan tadi, tidak hentinya Angel membicarakan tentang adik. Mungkin jika bayi bisa dibuat dengan tepung, hari ini permintaan Angel pasti aku turuti.

Aku memperhatikan Angel yang sedang main ayunan di ikuti mas Sakha, sedangkan Bunda dan Ayah sedang berduaan di kursi taman.

Fokus ku juga terbagi, selain memperhatikan mas Sakha dan Angel ada yang lebih menarik juga untuk aku perhatikan, yaitu Bunda dan Ayah. Selain Angel yang beruntung memilik Papa seperti mas Sakha, tidak kalah juga mas Sakha lebih beruntung di lahir kan dan dibesarkan dari keluarga yang saling menyayangi seperti Bunda dan Ayah.

Di usia yang sudah terbilang menua dan usia pernikahan yang sudah sangat lama, namun terlihat dari kedua pandangan satu sama lain sangat dan sangat masih saling menyayangi. Kenapa orang lain kok memiliki orang tua, yang sangat betah saling menyayangi, dan tetap saling memberi cinta kepada pasangannya. Kenapa orang tua ku berbeda, belum genap usia ku dilahirkan satu tahun, cinta mereka sudah tidak bisa di pertahankan. Ah, ya sudahlah memang takdirnya seperti itu.

Keluarga mas Sakha sangat harmonis,  itulah sebabnya, pribadi mas Sakha yang penuh kasih sayang. Walapun disamping itu, sikapnya yang dingin masih melekat pada diri mas Sakha. Tapi tidak mengurangi, betapa rasa kasih sayang terpupuk sangat dalam di diri mas Sakha.

Apa boleh aku berharap akan tetap bersama seperti ayah dan bunda dengan mas Sakha? Saling mencintai setiap harinya sampai usia kami menutup?.

Entah, sejak kapan mas Sakha di belakangku, dan memeluk leherku. Menghirup aroma rambutku, kemudian mas Sakha membisikkan sesuatu ke telingaku yang membuatku merinding, akibat bisikkannya.

"Kelihatannya seru banget perhatiin Bunda sama Ayah? Sampai gak kedip gitu dari tadi. " tanya mas Sakha, dan malah menggigit telingaku pelan. Aku tetap kaget, dengan perlakuan mas Sakha. Namun, aku tetap dengan posisiku, dan mengelus telapak tangan mas Sakha yang tetap sedia memeluk leherku.

"Seru banget, bahagianya nular sampai sini" balasku, dengan atensiku tetap ke Ayah dan Bunda. Dikarenakan jari mas Sakha yang tidak diam, aku menggigit jari tersebut. Bukannya kesakitan, mas Sakha malah memasukkan kelima jarinya ke mulutku. Membuat aku malah tersedak.

Suamiku Dokter ( Tahap Revisi)Where stories live. Discover now