02

84.2K 3.7K 71
                                    

✨✨

Memulai kuliah dengan daring, dimasa covid ini. Rasanya aneh banget. Semuanya serba online, dimulai dari pendaftaran, seleksinya, perkenalan antar mahasiswa dengan dosen , dan sekarang proses belajar mengajarnya.

Mau gimana lagi, yang merasakan bukan cuma di Indonesia saja, namun seluruh dunia merasakannya.

Banyak hal yang terkena dampak dari covid ini. Banyak cafe yang di tutup dan sebagainya. Ditambah kisah asmaraku juga ikut di tutup dengan naas :(.

Setiap selesai perkuliahan aku mengamati rekan-rekan ku, yang ada saja membuat story wa seperti ini:

"Capek daring, maunya kuliah offline " ya jujur saja, mungkin bagi mereka capek. Tapi kalau yang hobinya rebahan kayak aku, malah seneng. Suka aja gitu, berdiam diri dirumah seharian.

✨✨✨✨

Menjalani perkuliahan sudah memasuki bulan ke enam, terasa sangat singkat.

Ngezoom setiap hari udah bukan hal yang asing, sama seperti siang ini. Pukul 14.00 malah stand by di depan laptop. Sedepp banget rasanya. Yang tadinya ngantuk, malah makin ngantuk banget.

" Jadi, Minggu depan kalian  mulai praktik cadaver di fakultas kedokteran unizar. Persiapkan diri kalian dari sekarang. Pembimbing kalian langsung dari dokter unizar "

Seketika mataku yang tadinya sayup sayup, ingin tidur langsung terbuka lebar. Kupingku yang mulai tertutup langsung kebuka lebar juga ...Apaaa... Apaaa..apa nih Miskah????

Hal yang aku takutkan terjadi kan. Ya ampun, bagaimana nasib rebahanku. Dan juga, beberapa drakor yang belum selesai. Perpustakaan wattpad ku juga belum selesai semua kubaca. Belum lagi koleksi AU ku di twitter. Aaaa mau menangis.

Beberapa dari rekan kelas ku, langsung ribut di grup wa. Ternyata bukan hanya aku saja yang belum siap, tetapi sebagian besar juga merasa belum siap.

Aku memiliki teman, panggil saja Piti. Teman kampus yang aku kenal hanya melalu ponsel saja. Dan belum bertemu sekali pun. 

Sembari mengerjakan tugas rasanya ada yang mengganjal. Ternyata aku masih memikirkan hari pertama kuliah offline dan bertemu dengan teman kelas.

Yang tadinya cuma lihat mereka lewat zoom besoknya malah ketemu langsung. Ditambah bertemu dengan entah berapa dokter yang akan menjadi pembimbing kami disana.

✨✨

Aku mengambil benda pipih di atas meja, karena tidak tahan dengan kajanggalan di hati. Gelisah dan takut menjadi satu. Di zoom saja, ada beberapa dosen yang membuatku takut apalagi bertemu aslinya. Apakah aku kuat?.

" Piti, asli aku besok takut. Mana pembingnya langsung dokter. Selama daring otakku isinya zonk. " ujarku ke Piti di seberang sana.

Aku mendengar suara terbahak Piti, ingin rasanya ku banting nih anak kalau di depan ku sekarang ada dia.

" Eeeh jijima, jangan merendah untuk meroket, itu hal yang tidak baik. Gak boleh insecure juga. Joss ajalah. Mayan kan besok disana, siapa tahu dapet dokter muda "

" Hahahaa... Aku juga mikirnya gitu pit, tapi langsung sadar diri aja " balasku dengan ketawa.

" Hayookk berani.. jangan berhenti.. " balasnya malah dengan lagu.

Salah satu kenapa aku bisa satu server sama Piti adalah ini, apapun kondisinya kita selalu menguatkan. Jangan insecure. Padahal aslinya sama sama insecure, tapi tidak apa apa. Semua akan berlalu.

" Paling aman, nanti kita nikung halus. Kita minta di sepertiga malam "

" Kan aku sudah bilang, jangan berhenti jijima. Mari kita mencari. Mumpung masih sama sama jomblo "

Suamiku Dokter ( Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang