18

35.4K 2K 35
                                    

Bagaimana kabarnya hari ini ?
Semoga sehat ya 💜

Walaupun cerita ini masih sangat tidak jelas, tapi aku berusaha buat memberikan yang terbaik💜

Happy reading💜

✨✨✨

"Siapa?" tanya mas Sakha yang masih berusaha mencari tahu siapa lelaki tersebut. Mulutku enggan untuk menceritakan, bukan karena aku belum melupakannya tetapi karena jujur aku terlalu muak untuk menceritakan betapa jahatnya lelaki itu. 

Mataku menatap kearah mas Sakha, agar mood pagiku tidak terlalu rusak hanya karena kejadian tidak sengaja pagi tadi. 

"Bukan siapa-siapa, mas." jawabku. 

Mas Sakha tidak percaya, terlihat dari gurat wajahnya yang tidak yakin dengan jawabanku. 

"Kamu yang cerita, atau saya yang cari tahu sendiri, Sisil." jelas mas Sakha, membuatu bungkam. 

"Jangan sekarang, aku butuh waktu mas". 


✨✨

Melewati pagi ke malam, begitu saja seterusnya sampai tidak terasa tiba tiba sudah akan memasuki  UAS. Perasaan baru kemarin deh jadi maba, eh ternyata sekarang sudah mau naik semester. 

Bentar lagi semester dua, terus semester tiga. Yang artinya, pada semester itu sudah legal jika ada yang berminat ingin menikah. Jadi, sistem di tempat aku berkuliah, jika belum semester tiga, itu belum boleh nikah.

Sering membahas tentang dunia pernikahan, padahal aslinya takut.  Lah, masa iya aku nikah yang hanya bermodal bisa masak nasi goreng sama buat brownis aja. Pengen banget pinter masak kayak Ibu, tapi ya gitu terhalang banyak hal. 

Meskipun besok aku sudah mulai UAS, karena kebiasaan yang tidak patut untuk di contoh semenjak SMA aku selalu menggunakan metode SKS (Sistem Kebut Semalam), jadi untuk siang harinya aku hanya rebahan dulu. Lebih tepatnya rebahan, diiringi mengerjakan laporan.

Meskipun besoknya UAS, laporan tetap terus  berjalan. Belum lagi revisi. Jangan tanya sudah berapa kali aku mengeluh ke mas Sakha, ujung ujungnya bakalan dikasih nasihat begini "Nikmati aja prosesnya, nanti kalau kamu sudah bisa lewati ini semua, kamu pasti bakalan kangen masa yang kamu keluh kan sekarang".

Respon aku ketika mendengar nasihat mas Sakha, tentu saja "TIDAK" aku tidak akan sama sekali rindu hal yang menguji kesabaran ku ini.  Ya kali, aku bakalan kangen masa pusing 7 keturunan,  puyeng, mual dan muntah gini , semua hanya karena laporan.

Tiap kali lihat lembaran milik ku yang di coret indah, muncul lah rasa malas yang menjalar di sekujur tubuhku. Belum sempat mikirin belajar, aku memilih scroll tik tok dulu. Ya, anggap lah sebagai selingan, agar aku tidak semakin mual dengan drama perkuliahan ini.

Lama  kelamaan tarik ulur tik tok, kok gak terasa ya sudah 2 jam aku berselancar disini, untung chat dari mas Sakha menyadarkan ku.

dr. Sakha pembimbing :
Nanti kalau ada gojek yang nelfon, langsung diangkat terus keluar ya. Bunda tadi kirimin makanan. Saya gak bisa anterin langsung, saya masih ada kerjaan.

Masih memikirkan hendak ingin membalas pesan tersebut bagaimana, ingin menolak tapi bapak gojeknya sudah jalan. Kelamaan mikir, yang ada bapak gojek sudah berada di depan kos ku.

Suamiku Dokter ( Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang