12. Pesta Pertama Irsiabella Ravelsa (3)

6.9K 1.6K 164
                                    

"Apakah kita melihat bulan yang sama?"

***

Kedatangan Duke dalam acara pernikahan Marquess membuat acara lebih terkendali dan mudah ditebak. Stella menyukuri beberapa hal dan salah satunya adalah bahwa dia tidak lagi menjadi pusat perhatian. 

Regdar bilang, sangat wajar bagi orang-orang untuk mengirim undangan kepada golongan bangsawan yang lebih berkelas, tetapi keputusan untuk menghadiri atau tidak, tetap ada di tangan Sang Bangsawan. Orang-orang di dunia ini pun menganggap kedatangan bangsawan besar adalah hal yang patut disyukuri, padahal kalau di dunianya dulu, mereka akan dicap sombong dan tinggi hati.

Stella melirik orang-orang yang sedang berbaris rapi menyambut kedatangan Duke Archellios. Kedatangan yang disambut semeriah itu membuat perasaan Stella campur aduk. Entahlah, rasanya jarak Stella sangat jauh dengan kerajaan. 

"Kau menikmati pestanya sejauh ini?" tanya Regdar.

Stella menghela napasnya. Rasanya agak tidak bebas, karena setiap hal yang diucapkan Stella harus dipikir masak-masak. Bukan hanya karena menjadi pusat perhatian, tetapi karena Stella tidak yakin bisa menjalankan misi sebagai gadis bangsawan pada umumnya. 

"Kapan kita boleh pulang?" tanya Stella. 

"Kau mau pulang?" tanya Regdar balik. 

Sebenarnya, Stella murni hanya bertanya, tapi mengapa Regdar seolah bersiap-siap minggat dari sana dengan senang hati? Ayolah, mereka sudah bangun pagi-pagi, membenah diri agar terlihat sepantas mungkin dan naik kereta kuda hampir satu jam ..., menyelamati pengantin, mengobrol dan kemudian bersiap pulang bahkan ketika penyambutan Duke baru dimulai? 

"Aku hanya tanya," balas Stella singkat. 

Gadis itu melirik ke arah gerbang dan akhirnya bertemu dengan sosok yang mereka panggil sebagai Duke Archellios. Pria itu sepertinya jauh lebih tua jika dibandingkan dengan Regdar. Pakaiannya terlihat mahal. Stella sampai berani bertaruh bahwa bros dan kalung rantai yang menghias bajunya bisa saja berbuat dari emas dan permata asli. 

Duke Archellious berjalan ke arah Marquess Whistler terlebih dahulu, tentu saja mendatangi Tuan Rumah terlebih dahulu. Karena kalau tidak, pesta ini benar-benar akan terlihat amat kacau. 

Semakin pria itu berjalan mendekati Marquess, semakin jelas pula wajahnya terlihat. Kerutan di wajahnya tak dapat disembunyikan, rambutnya pun telah memutih secara keseluruhan, dan yang paling membuat Stella terkagum adalah warna matanya. Abu-abu. Stella ingat, kata Arlina, itu adalah salah satu warna mata yang langka. 

Namun hal yang membuat Stella lebih penasaran adalah fakta bahwa pria itu hanya datang seorang diri, tidak ditemani sanak keluarga. 

"Ayah, mengapa Duke datang sendirian?" tanya Stella sambil berbisik. 

Regdar berbisik balik, "Nanti baru kita bicarakan," balasnya. 

Stella kesal. Namun, mungkin ada baiknya kali ini mendengarkan saran dari Regdar.

Stella tidak mengerti apa yang sedang mereka semua lakukan di sana; berdiri sambil menyaksikan Marquess Whistler menyambut kedatangan Duke. Sebenarnya kaki Stella mulai pegal, berdiri dengan hak tinggi lima centimeter. 

Kalau tentang korset pakaiannya, dia sudah membiasakan diri sejak memutuskan untuk melanjutkan hidup sebagai Irsiabella. 

"Kakimu sakit?" Regdar bertanya tiba-tiba, seolah bisa mendengar isi hati Stella. 

"Tidak terlalu." 

Jangan sampai Regdar membawanya untuk duduk dan mereka melewatkan penyambutan. Lagipula, tidak lucu jika tiba-tiba Duke Archellios bersedia menunggu hingga semua bangsawan yang hadir di pesta ini menyambutnya, kan? Siapa tahu saja dia gila hormat. 

In Order to Keep THE PRINCESS SurvivesOnde histórias criam vida. Descubra agora